Anda di halaman 1dari 11

Nama : Adrisma juanda putra

Nim : M1B114034 92

Kelompok : 1 Shift 2

Proses Water Softening dan demineraliasasi


Air merupakan komponen yang paling penting bagi kehidupan seluruh makhluk
hidup dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Planet bumi ini hampir 70%
luas permukaannya diisi oleh air, dengan sumber utamanya adalah air laut. Laut dan
sumber-sumber air lain di dalam ini merupakan suatu mata rantai yang membentuk siklus
yang dikenal sebagai daur hidrologi (hydrology cycle). Air yang jatuh ke tanah sebagian
mengalir ke ungai dan dikembalikan ke laut, sedangkan sisanya meresap ke dalam tanah.
Air yang menguap dan meninggalkan permukaan bumi dalam sikulus hidrologi, akan
dikembalikan ke bumi dalam jumlah yang sama. Air yang bergerak dalam suatu siklus
hidrologi akan bersentuhan dengan bahan atau senyawa lain, sehingga bahan-bahan
tersebut terlarut ke dalam air. Jadi pada hakekatnya, tidak ada air alam yang betul-betul
murni.

Kesadahan
Kesadahan atau yang disebut juga sebagai hardness merupakan sifat air yang
disebabkan oleh ion- ion (kation) logam bervalensi dua. Ion-ion tersebut mampu
berinteraksi dengan sabun membentuk kerak air. Kesadahan dalam air terutama disebabkan
oleh ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat, juga ion Mn2+,
Fe2+ serta ion kation lain yang bervalensi 2.Dari tingkat kesadahannya, air dikelompokkan
menjadi dua, yakni air sadah atau air keras dan air lunak. Air sadah atau air keras (hard
water ) adalah air yang mengandung kadar mineral, khususnya ion kalsium dan magnesium
yang tinggi. Pada air sadah, sabun menghasilkan busa yang sedikit atau bahkan tidak sama
sekali. Air dengan kesadahan tinggi ini biasanya terdapat pada air tanah di daerah
berkapur tinggi. Sedangkan air lunak, adalah air yang mengandung kadar mineral yang
rendah. Berikut adalah tingkat kesadahan air
93

Tipetipe Kesadahan
Berdasarkan jenis anion yang diikat, kesadahan dibagi menjadi dua, yakni
kesadahan sementara dan kesadahan tetap.
a. Kesadahan Sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-),
atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) atau
magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Oleh kareana itu, kesadahan sementara ini sering
disebut sebagai kesadahan bikarbonat. Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa
tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan
pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan/atau Mg2+. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Ca(HCO3)2 (aq)CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Mg(HCO3)2 (aq)MgCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
b. Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam
klorida, sulfat, dan karbonat, misal CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2. Air sadah tetap adalah
air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-,
NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2),
kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4, magnesium klorida (MgCl2),
magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung
senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa
dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari
kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut
dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu
94

Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk
mengendapkan ion Ca2+dan atau Mg2+.Reaksi yang terjadi :
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K 2CO3 (aq)MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah
terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari
kesadahan.

c. Analisis Kesadahan
AirAnalisis kesadahan air dapat dilakukan denan titrasi kompleksometri
EDTAdengan indikator EBT. Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis
titrasidimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk
suatukomplekssenyawa. Kompleks senyawa ini disebut kelat dan terjadi
akibat titrandan titratyang salingmengkompleks.Kelatyang terbentuk melalui titrasi terdiri
dari dua komponen yangmembentuk ligandan tergantung pada titran serta titrat yang
hendak diamati.Baik kalsiumatau magnesium dapat bereaksi dengan EDTA membentuk
senyawakompleks. Apabila dalamsuatu sampel air terdapat ion-ion magnesium saja
kemudianditambahkan indikator EBTmaka ion magnesium(II) akan mengikat indikator
EBT (H3In) menghasilkankompleks berwarna merah (Mg-In), apabila larutan magnesium
dititrasi dengan EDTAmaka kompleksMg-In akan terputus dan membentuk kompleks Mg-
EDTA yang lebih stabildaripadakompleks Mg-In, sedangkan In berada dalam keadaan
bebas berwarna biru. Titrasidihentikan ketika warna biru jelas telah terbentuk. Reaksi yang
terjadi :
Mg2+ + HIn2-(biru) MgIn-(merah) + H+
MgIn-(merah) + H2Y2- MgY2- + HIn2- + H+
Ion kalsium(II) juga dapat bereaksi dengan EBT menghasilkankompleks Ca-In,
tetapikompleks ini kurang stabil jikadibandingkan dengan kompleks Mg-In. Sebaliknya
kompleksCa-EDTA lebih stabil jika dibandingkan dengan kompleksMg-EDTA. Indikator
Patton-Reeder adalah indikator terbaik untuk penentuan kalsium dalam air
Asametilenadiaminatetraasetat ( Ethylenediaminetetraacetic acid , disingkat EDTA) adalah
asamkompleks, berupaasam karboksilatpoliaminoyang biasa digunakan sebagai
agensia pengkelatatau ligan beberapa ion atau unsur logam, terutama Fe3+, Mg2+ dan
Ca2+.
95

Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator yang berwarna merah muda, bila
berada dalam larutanyang mengandung ion kalsium dan ion magnesium. Pada keadaan
buffer dengan pH 10,
indikatorini berwarna biru. Senyawa ini memiliki dua gugus fenol yang dapat terionisasi, N
ama lain dari Eriochrome Black T adalah Solochrome Black T atau EBT. Suatu
kelemahan Eriochrome Black T adalah larutannya tidak stabil, dan hanya bisa digunakan
dalam suasana basa. Bila
disimpanterjadi penguraian secara lambat, sehingga setelah jangka waktu tertentu indikator
tidak berfungsi lagi. Sebagaigantinya dapat diganti dengan indikator Calmagite. Indikator
ini stabil dan dalam kebanyakan sifatnyasama dengan Eriochrome Black T .
d.Dampak dampak Air
SadahAir dengan kesadahan tinggi, dimana Ca2+ dan Mg2+ berasal dari
kalsi bikarbonat (Ca(HCO3)2) atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2), kelebihan ion
Ca2+ sertaion CO3- mengakibatkan terbentuknya kerak pada dinding pipa, ceret, panci
yangdisebabkan oleh endapan kalsium karbonat (CaCO3). Kerak ini akan mengurangi
penampang basah pada pipa , ceret, panci dan menyulitkan pemanasan air, memerlukan
bahan bakar yanglebih banyak dalam ketel (boiler ) dan bahkan ketel tersebut akan
96

meledak.

Air sadah juga tidak menguntungkan atau mengganggu proses pencucian


menggunakansabun. Bila sabun digunakan pada air sadah, mula mula sabun harus
berinteraksi lebihdahulu dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air
sadah tersebut,sebelum sabun dapat berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Air sadah
mengendapkananion sabun sehingga mengurangi efektivitas mencuci. Hal ini
menyebabkan boros konsumsisabun. Ketika air sadah bertemu dengan sabun yang terjadi
adalah ion yang dikandung airsadah merusak efek surfaktan dari sabun. Ketika air sadah
bertemu dengan sabun akanmembentuk endapan padat (soap scum)dengan reaksi berikut :
2 RCOONa(aq) + Ca2+(aq) (RCOO)2Ca (s) + 2 NaCl
Hal ini bukan saja memboroskan penggunaan sabun, tetapi gumpalan gumpalan
yang terjadiakan mengendap sebagai lapisan tipis pada alat alat yang dicuci sehingga
mengganggu proses pembersihan dan pembilasan oleh air. Menurut WHO, air yang bersifa
t sadah akan menimbulkan dampak :
1.Terhadap kesehatan dapat menyebabkan cardiovascular disease (penyumbatan
pembuluhdarah jantung) dan urithialis (batu ginjal).
97

2.Menyebabkan pergerakan pada peralatan logam untuk memasak sehingga


penggunaanenergy menjadi boros.
3.Penyumbatan pada pipa logam karena endapan CaCO
4.Pemakaian sabun menjadi boros karena buih yang dihasilkan sedikit.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan
beberapamasalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat
saluran pipadan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga,
dan air sadahyang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar
dihilangkan. Dalamindustri, kesadahan air yang digunaakn diawasi dengan ketat untuk
mencegah kerugian.

e.Proses Pelunakan Air (Water Softening)


Proses pelunakan air adalah proses yang berfungsi sebagai penurunan
konsentrasikalsium, magnesium, dan ion lainnya di dalam kategori air keras (hard water).

f.Chemical Water Softening


Pelunakkan melalui pemberian bahan kimia adalah sama caranya seperti
yangdilakukan pada penanganan kekeruhan (removal of turbidity) dengan koagulasi,
flokulasi,dan sedimentasi.
98

Ada banyak variasi, tetapi proses yang khas adalah melibatkan penambahan
kapur(lime) untuk menaikkan pH air sampai cukup tinggi untuk reaksi yang terjadi pada
senyawakesadahan yang digunakan untuk mengendapkan dari air tersebut. Peralatan yang
digunakan juga menyerupai peralatan penanganan kekeruhan (removal of
turbidity) kapur (lime)ditambahkan pada pengadukkan cepat ( flash mixer ), kemudian
air diflokulasi, dan setelah itusenyawa-senyawa kesadahan (hardness compounds)
menggumpal dan mengendap secaragravitasi di dalam bak sedimentasi.

g.Mechanical Water Softening


Mechanical Water softening ini merupakan porses pelunakan pada air
yangmemiliki kesadahaan cukup tinggi. Proses ini meliputi proses pertukaran ion,
distilasi, pembekuan, osmosis balik, dan elektrodialsis.
Proses pertukaran ion (Ion-Exchange softening)Pada industri yang menggunakan ketel uap,
air yang digunakan harusterbebas dari kesadahan. Proses penghilangan kesadahan air yang
sering
dilakukan pada industriindustri dan yang paling efektif digunakan dalam skala besar adala
m proses pertukaran ion. Proses ini tidak memakan banyak waktu seorang operator.Peluna
kan pertukaran ion adalah sangat efektif pada penurunan kesadahan karbonatdan non
karbonat, dan pelunakan dengan pertukuran ion sering digunakan untukkesadahan non
karbonat yang tinggi dengan total juga mempunyai kerugian. Kalsiumdan magnesium di
(dalam) air kesadahan kurang dari 350 mg/L.
Bagaimanapun, pelunakan dengan pertukaran ion (ion exchange softening) mengandung
mineraldigantikan oleh ion sodium, yang dapat menyebabkan permasalahan kesehatan
karenaair yang dikonsumsi mengandung kadar garam. Penanganannya adalah
pelunak( softner ) harus backwash dengan cara yang sama seperti pada saringan,
danmemberikan imbuhan air, keadaan seperti itu kita kenal dengan nama brine.
Proses pertukaran ion ini dapat menggunakan zat zat berikut :
1.Resin Pengikat Kation dan Anion
Kesadahan ini umumnya dihilangkan menggunakan resin penukar ion.
Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun demikian tidakef
ektif digunakan untuk sekala besar. Resin adalah zat yang punya pori yang besardan
bersifat sebagai penukar ion yang berasal dari polysterol , atau polyakrilat yang berbentuk
granular atau bola kecil dimana mempunyai struktur dasar yang bergabung dengan grup
99

fungsional kationik, non ionik/anionik atau asam. Sering kali resindipakai untuk
menghilangkan molekul yang besar dari air misalnya asam humus,liqnin, asam sulfonat.
Untuk regenerasi dipakai garam alkali atau larutan natriumhidroksida, bisa juga dengan
asam klorida jika dipakai resin dengan sifat asam. Airmelalui suatu saringan yang berisi
resin granular (butiran-butiran kecil). Di dalamsaringan, dikenal sebagai pelunak
( softener ), kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+)di dalam air ditukar (exchanged )
dengan natrium (Na+) dari resin granular dan harus dicampur dengan air sadah untuk
mencegah terjadinya masalahkelunakan (softness) ketika air didtribusikan ke rumah-rumah
penduduk

Demineralisasi
Selanjutnya adalah penerapan teknologi pengurangan kesadahan yang banyak
diadopsi oleh pabrik atau industri dalam skala besar, baik untuk air proses maupun sebagai
bahan baku dalam proses produksinya dan biasa disebut demineralisasi. Sasaran teknologi
ini adalah molekul, atom dan ion berdiameter 10 nm, 1 nm, dan 1 Angstrom.
100

Demineralisasi yang bersinonim dengan desalinasi ini dilaksanakan dengan ion exchange
dan/atau membran semipermeabel. Hanya saja, kedua unit tersebut perlu air yang bebas
koloid, bebas suspended solid, apalagi coarse solid. Seperti tersurat pada namanya,
demineralisasi dengan ion exchanger (resin) ini bertujuan menghilangkan zat padat
terlarut (ionic) di dalam air (dan zat cair lainnya) sehingga banyak diterapkan untuk
memurnikan air (purification), tidak sekadar penjernihan (clarification). Purifikasi hanya
diterapkan untuk kalangan industri demi memperoleh air bebas mineral sebagai air proses,
boiler, atau yang lainnya. Bisa dikatakan, aplikasi utama demineralisasi ialah menyiapkan
air berkualitas tinggi untuk umpan (feed water) boiler. Guna lainnya ialah dalam pabrik
serat sintetis seperti nylon, rayon, dan kain pada umumnya. Begitu pula pabrik komponen
elektronika seperti televisi, komputer, dan farmasi perlu air ultramurni. Bahkan
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dan yang berbahan bakar batubara pun perlu
proses demineralisasi atas air umpannya.
Khusus untuk air boiler, demineralisasinya dilaksanakan dengan ion exchanger
yang terdiri atas cation exchanger (catex, penukar kation) dan anion exchanger (anex,
penukar anion). Dua jenis atau dua tahap penukar ion inilah yang biasanya dipasang seri
dalam dua kolom terpisah. Air bakunya melewati penukar kation dulu, baru kemudian
dilalukan di penukar anion. Tetapi urutan ini bisa saja dibalik, bahkan bisa juga dicampur
dalam satu kolom yang disebut mixed bed atau monobed. Artinya, semua susunan resin
tersebut memiliki kelebihan sekaligus kekurangan, bergantung pada tahap prosesnya,
kualitas media resinnya dan kualitas air baku yang diolahnya.
Ion exchanger tersebut serupa prinsipnya dengan pelunakan air di PDAM. Ion
natrium ditukar oleh ion kalsium dan magnesium dalam jumlah yang ekivalen (setara)
sehingga hakikatnya tidak terjadi pengurangan jumlah zat padat terlarut (dissolved solid) di
dalam air olahan. Oleh sebab itu, kalau air hendak digunakan untuk keperluan boiler atau
farmasi, dll maka ion natrium itu tidak boleh lolos ke kompartemen air olahannya. Sebab,
baik ion kalsium, magnesium maupun natrium memberikan kontribusi yang sama pada
pembentukan zat padat terlarut (dissolved solid). Untuk maksud ini, kationnya lantas
diganti dengan ion hidrogen dan ion hidroksida sebagai pengganti anionnya. Ion hidrogen
dan hidroksida ini akan bergabung menjadi air (H2O) sehingga tidak ada tambahan
padatan terlarut dan tidak mempengaruhi pH.
Satu hal penting, kalau menggunakan air permukaan, maka tahap pengolahan air
seperti yang biasa diterapkan di PDAM wajib disertakan untuk melindungi unit ion
101

exchanger dari sumbatan koloid, SS, coarse solid, dan zat organik. Baru selanjutnya
dipasang sistem demineralisasi. Sistem ini bisa bermacam-macam urutannya. Opsi yang
bisa dan biasa dipasang ialah strong dan weak acid cation exchanger, strong dan weak
base anion exchanger, mixed bed, decarbonator atau vacuum deaerator. Sebagai contoh,
(1) strong acid catex, decarbonator, strong base anex; (2) strong acid catex, weak base
anex, decarbonator, strong base anex. Variasi sistem ini dapat dilanjutkan hingga
mencapai minimal sepuluh sistem. Kalau digabung dengan jenis unit pengolah lainnya
untuk meningkatkan kualitas air olahannya maka jumlahnya akan terus bertambah. Beda
urutan dan beda unit yang dipasang akan mempengaruhi kualitas air olahan.
Pengolahan dengan ion exchanger ini minimal dilaksanakan dalam dua tahap.
Biasanya kation disisihkan dulu lalu diikuti penyisihan anion. Ion exchange yang
mempertukarkan ion di dalam air (larutan) dengan ion lain di dalam media resin banyak
diterapkan untuk menurunkan kesadahan dan penyiapan air umpan ketel. Di dalam
teknologi pengolahan air limbah, pertukaran ion digunakan untuk menyisihkan logam-
logam toksik atau untuk raihan atau recovery metal.

Bahan resin bisa berupa media alami, bisa juga media sintetis. Yang paling banyak
diterapkan ialah resin sintetis karena bagus kinerjanya. Resin ialah senyawa hidrokarbon
tiga dimensi yang berisi gugus fungsional (contoh gugus fungsi ialah: alkohol,
karboksilat, karbonil). Gugus fungsi ini mempengaruhi karakteristik senyawa (campuran)
organik dan di sinilah tertambat ion yang dapat ditukar serta larut di dalam air. Sebagai
media porus, resin mudah tersumbat (fouling). Ion besi dan mangan, juga koloid,
suspended solid dapat menyumbat resin. Apalagi resin dapat dimasukkan sebagai
koagulan yang baik bagi zat padat. Oleh sebab itu, konsentrasi padatan sebaiknya kurang
dari 2 NTU. Mengacu pada angka ini, maka air yang masuk ke resin akan tampak sangat
jernih.

Referensi:
Fadilla, Tria. 2014. Makalah Kesadahan Air (Kimia Unsur).
http://triasuju.blogspot.co.id/2014/10/makalah-kesadahan-airkimia-unsur.html. Diaksses
pada tanggal 19 april 2017.
102

Made Veriska, Ni. 2015. Makalah Proses Pelunakan Air (Water Softening).
https://www.academia.edu/9998213/Makalah_Water_Softening_Pelunakan_Air_. Diaksses
pada tanggal 20 april 2017.
Sugiarto. 1987. Proses demerilisasi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai