Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahan Galian Industri Merupakan Semua Mineral dan Batuan kecuali mineral
logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan akhir industri dan
konstruksi. Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung dari alam. Proses
pengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan alat seadanya atau dengan menggunakan alat yang lengkap. Bahan
galian ini digunakan dalam industri, sebagai bahan baku dalam suatu proses industri
kimia.

Bahan galian yang akan dibahas dimakalah ini adalah, mineral dolomite,
Dolomite adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara
Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) berbentuk tepung dengan rumus kimia
CaMg(CO3)2. Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni
secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau
30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3,
CaMg(CO3)2.Kebanyakan dolomit didapatkan bersama-sama dengan batu gamping.
Oleh karena itu, suatu batuan dikategorikan dolomit atau batu gamping tergantung
dari besarnya kadar Mg yang menggantikan Ca
1.2. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. keterdapatan Mineral dolomite.
2. Sifat fisik atau kimia yang digunakan
3. Sumber daya dan cadangan.
4. Metode penambangan
5. Teknologi Pengolahan
6. Kegunaan

1.3. Tujuan

Adapun tujuan yang dapat diketahui dari rumusan masalah diatas adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui dimana keterdapatan mineral dolomite
2. Mengetahui apakah sifat fisik atau kimia yang dimanfaatkan pada mineral
dolomite.
3. Mengetahui sumber daya dan cadangan mineral dolomite di Indonesia.
4. Mengetahui Metode penambangan yang digunakan.
5. Mengetahui teknologi apa yang digunakan dalam pengolahan mineral dolomite.
6. Mengetahui kegunaan mineral dolomite.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Keterdapatan Mineral Dolomite


Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara
teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4%
CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3,
CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di
alam jarang yang murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-sama
dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan lempung.
Madiapoera, T (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomit yang cukup
besar terdapat di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
dan Madura dan Papua. Di beberapa daerah sebenarnya terdapat juga potensi dolomit,
namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan
batugamping.

Gambar 1. Sebaran potensi mineral dolomite di


Indonesia
Berikut beberapa daerah di Indonesia yang terdapat mineral dolomite:
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam; Aceh Tenggara, desa Kungki berupa marmer
dolomit. Cadangan masih berupa sumberdaya dengan kandungan MgO = 19%.
Provinsi Sumatera Utara; Tapanuli Selatan, desa Pangoloan, berupa lensa dalam
batugamping. Cadangan berupa sumberdaya dengan kandungan MgO = 11-
18%.
Provinsi Sumatera Barat; Daerah Gunung Kajai. (antara Bukit tinggi
Payakumbuh). Umur diperkirakan Permokarbon.
Provinsi Jawa Barat; daerah Cibinong, yaitu di Pasir Gedogan. Dolomit di daerah
ini umumnya berwarna putih abu-abu dan putih serta termasuk batugamping
dolomitan yang bersifat keras, kompak dan kristalin.
Provinsi Jawa Tengah; 10 km timur laut Pamotan. Endapan batuan dolomit dan
batu gamping dolomitan.
Propinsi Jawa Timur; Gn. Ngaten dan Gn. Ngembang, Tuban, formasi batu-
gamping Pliosen. MgO = 18,5% sebesar 9 juta m3, kandungan MgO = 14,5%
sebesar 3 juta m3; Tamperan, Pacitan. Cadangan berupa sumberdaya dengan
cadangan sebesar puluhan juta ton. Kandungan MgO = 18%;
Sekapuk, sebelah Utara Kampung Sekapuk (Sedayu Tuban). Terdapat di Bukit
Sekapuk, Kaklak dan Malang, formasi gamping umur Pliosen, ketebalan 50 m,
bersifat lunak dan berwarna putih. Cadangan sekitar 50 juta m3; Kandungan MgO
di Sekapuk (7,1 - 20,54%); di Sedayu (9,95- 21,20 %); dan di Kaklak (9,5 -
20,8%);
Gunung Lengis, Gresik. Cadangan sumberdaya, dengan kandungan MgO = 11,1-
20,9 %, merupakan batuan dolomit yang bersifat keras, pejal, kompak dan
kristalin;
Socah, Bangkalan, Madura; satu km sebelah Timur Socah. Cadangan 430 juta ton
dan sumberdaya. Termasuk Formasi Kalibeng berumur Pliosen, warna putih,
agak lunak, sarang. Ada di bawah batugamping dengan kandungan MgO 9,32
-20,92%.
Pacitan, Sentul dan Pancen; batugamping dolomitan 45,5 - 90,4%, berumur
Pliosen. Di Bukit Kaklak, Gresik endapan dolomit terdapat dalam formasi batu-
gamping Pliosen, tebal + 35 m dan cadangan sekitar 70 juta m3.
Provinsi Sulawesi Selatan; di Tonassa, dolomit berumur Miosen dan merupakan
lensa-lensa dalam batugamping.
Provinsi Papua; di Abe Pantai, sekitar Gunung Sejahiro, Gunung Mer dan Tanah
Hitam; kandungan MgO sebesar 10,7-21,8%, dan merupakan lensa-lensa dan
kantong-kantong dalam batugamping.

2.2. Sifat fisik/kimia Mineral Dolomit

Mimeral Dolomite berasal dari alam yang mengandung unsur hara


Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) berbentuk tepung dengan rumus kimia
CaMg(CO3)2. Mineral ini lebih sering dimanfaatkan kandungan unsur kimianya,
untuk dijadikan pupuk. Pupuk Dolomite Pupuk Dolomite adalah pupuk magnesium
berkadar tinggi, digunakan baik untuk tanah pertanian, tanah perkebunan, kebutuhan
industri dan bahkan untuk perikanan /tambak.

Dolomit merupakan solusi utama bagi pertanian, perkebunan, dan tambak yang
banyak diusahakan di atas tanah yang bereaksi masam, seperti tanah-tanah di luar
pulau jawa. Faktor yang menyebabkan sehingga tanah-tanah di luar pulau jawa
memiliki tingkat kemasaman tinggi antara lain karena curah hujan yang tinggi, faktor
penggunaan pupuk nitrogen yang berlebihan, asal batuan induk yang memiliki reaksi
masam. Untuk itu pengapuran dan pemupukan dengan Pupuk Dolomit sangat tepat
untuk mengatasi masalah kemasaman dan miskin hara.

2.3. Metode Penambangan

Pada umumnya dolomite terdapat dibawah deposit batu gamping yang


biasaditemukan dalam bentuk bukit. ditinjaudari segi teknik penambangan, bahan
galian ini cukup sulit untuk digali, karena letak endapannya yang berada di bawah
batugamping, sehingga perlu membuat lubang-Iubang mendatar/ terowongan dari
arah tepi bukit. Cara demikian memang cukup mudah, namun mengandung resiko
yang cukup tinggi, karena atap guase waktu-waktu bisa runtuh. Penambangan akan
lebih baik dan aman apabila batugampingyang berada di atasnya ditambang terlebih
dahulu, walaupun untuk menambang batu gamping tersebut cukup sulit, karena
sifatnya yang sangat keras. Untuk deposit dolomit yang letaknya tidak begitu dalam
(kurang dari 2 m), misalnya di pebukitan daerah Kemantren, maka penambangannya
bisa dilakukan dengan sistem tambang terbuka.

Untuk penambangan skala besar pembongkaran dilakukan dengan system


peledakan beruntun dengan dibantu peralatan berat antara lain eescavator dan ripper
(penggaru), sedang untuk penambangan skala kecil dilakukan dengan alat sederhana
antara lain cangkul, ganco,dan sekop. Apabila batu gamping yang terletak di atasnya
tidak keras, pemberaian dibantu dengan membuat sederetan lubang tembak yang diisi
dengan lempung. Sesudah lempung diisikan pada masing-masing lubang lalu
dituangkan air kedalamnya. Akibatnya lempungmengembang dan dengan bantuan
linggis, batu gamping tersebut mudah dibongkar.

Apabila skala penambangannya kecil, system yang diterapkan dalam


kegiatan penambangan adalah system gophering, mengikuti bagian atau jalur batu
gamping yang relative mudah dibongkar. Disamping hal tersebut teknik
penambangan juga mempertimbangkan ukuran atau bentuk pembongkaran yang
diinginkan. Karena mempertimbangkan keselamatan kerja maka system gophering
tidak dianjurkan.

2.4. Teknologi Pengolahan

Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral


dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-
perbedaan sifat fisik bahangalian untuk memperoleh produkbahan galian yang
bersangkutan.Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam
sudah jarangyang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap
untuk dilebur ataudimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani
pengolahan bahan galian(PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai
memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan dari segi ekonomi. Dengan
dipisahkannya antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat proses pemindahan
bahan galian, kita tidak perlu memindahkan zat pengotornya, sehingga jumlah bahan
galian yang dapat kita pindahkan menjadi maksimal dan hal ini akan mempengaruhi
pada cost transportasi pemindahan bahan galian (Hauling) yangsemakin rendah.

Pengolahan dolomit dilakukan dengan cara sederhana, bongkah-bongkah


dolomit hasildari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-
bongkah ini di reduksiukurannya dengan alat pemecah batu dan selanjutnya digiling
untuk mendapatkan dolomityang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu
yang disesuaikan dengan permintaan.Tahap-tahap utama dalam proses PBG dolomite
terdiri dari:
a. kominusi atau reduksi ukuran (comminution)
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
perremukan / pemecahan (crushing)
Penggerusan / penghalusan (grinding)Disamping itu kominusi, baik
peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapatahap, yaitu :
Tahap pertama / primer (primary stage)

Tahap kedua / sekunder (secondary stage)

Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)

Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)1 . P e r e m u k a n /


P e m e c a h a n ( C r u s h i n g ) Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari
bahan galianyang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran
besar-besar (diameter sekitar 100 cm)menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai
ukuran 2,5 cm.Peralatan yang dipakai antara lain adalah :Jaw crusher,
Gyratorycrusher ,Conecrusher , Roll crusher , Impact crusher ,Rotary breaker , dan
Hamme.

Gambar impact crusher dan cone crusher

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik


berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri,sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.Produk
dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).

Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan


(undersize).Saringan
Gambar hand sieve dan rotap

2.5. Prospeksi ekonomi bahan galian dolomit.

2.5.1. Sumber Daya dan Cadangan Mineral Dolomite di Indonesia

Sumber Daya Mineral (Mineral Resources) adalah endapan mineral yang


diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan
geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian
kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang
Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran,
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum,
lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.

Keunggulan Pupuk Super Dolomit


1. Ukuran butir seragam, dan minimal 95% lolos ayakan 100 mesh

Kadar MgO minimal 18%

Daya larut dalam air cepat, sehingga cepat tersedia bagi tanaman

Sebagai pupuk Mg memiliki efektifitas tinggi

Daya tangkal pengasaman cepat

Untuk mencapai produktifitas yang sama hanya memerlukan 60% super


dolomit bila dibandingkan dengan dolomit biasa, sehingga mengurangi biaya
aplikasi pemupukan dan biaya pengiriman

Kegunaan Super Dolomite

1. Penyembuhan : Untuk tanaman, kekurangan Magnesium (Mg) berakibat


sangat fatal. Tanaman yang menderita kekurangan Magnesium ditandai dengan
daun yang menguning, sehingga kehilangan kemampuan menghasilkan CO2,
dengan demikian, pemberian pupuk Super Dolomite akan mampu menambah
unsur hara Magnesium yang diperlukan tanaman tersebut, sehingga warna
daunnya akan menjadi hijau lagi

2. Ameliora :Pada tanah masam atau PH rendah, selain pertumbuhan tanaman


akan terganggu, juga keracunan A1 dan Fe sering terjadi. Dengan pemberian
Super Dolomit, selain dapat menetralisir A1 dan Fe, juga menaikkan PH tanah
sehingga penyerapan unsur unsur hara, N Fosfor (P), K oleh tanaman menjadi
baik

3. Pembenah Pemberian pupuk berbentuk Amonium (UREA/DAP) dan kalcium


(KCL/ZK) yang terlalu banyak, dapat mengakibatkan kekurangan Magnesium
(Mg). Selain itu pupuk nitrogen mempunyai kecenderungan menciptakan
suasana masam. Pemberian pupuk Super Dolomit mampu menetralisir reaksi
tanah yang bersifat masam akibat pemberian pupuk yang berlebihan
2.6. Kegunaan Bahan galian dolomit

1.sebagai bahan konstruksi bangunan

Dolomit yang memiliki ukuran yang lembut atau hancur dapat digunakan bahan
dasar pembuatan jalan, agregat beton, dan aspal.

2. Sebagai bahan pembuatan semen.

Dolomit juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan dasar pembuatan semen
yang dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :

Semen magnesium oksikloridadi atau biasa disebut dengan semen sorel.


Biasanya digunakan untuk lantai gerbong kereta api, lantai dapur, lantai kamar
mandi, maupun digunakan dalam industri polister. Semen ini tidak ahan
terhadap air, sehingga untuk melindunginya agar tetap awet biasanya
dilakukan pemolesan dengan menggunakan terpentin.

Semen magnesium oksisulfat, yaitu jenis semen yang cepat kering (hanya
membutuhkan waktu +/- 10 menit saja). Biasanya digunakan untuk perbaikan
retakan-retakan di jalan raya.

Semen klinker mortar. Pembuatannya adalah dengan cara menambahkan


sekitar 40% dolomit ke dalam semen. Hal ini dapat membantu mempercepat
hidrasi semen.

3. Menetralisasi asam dalam industri kimia

Reaksi dolomit terhadap zat asam juga membuatnya bermanfaat sebagai penetral zat
asam dalam industri kimia, misalnya dalam proyek restorasi sungai maupun sebagai
kondisioner tanah.
4. Sumber magnesium dan kalsium pada pakan ternak

Kandungan magnesium dalam dolomite dapat juga dimanfaatkan sebagai salah satu
sumber kalsium dan magnesium yang aditif untuk pakan hewan-hewan ternak.

5. Fluks dalam industri pengolahan logam

Dolomit dapat berfungsi sebagai batuan induk bagi banyak mewngandung timbal,
seng, dan tembaga. Kandungan senyawa tersebut terbentuk ketika terjadi panas,
solusi hidrotermal asam bergerak ke atas dari kedalaman melalui sistem fraktur yang
bertemu unit dolomitic batu. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pH yang memicu
pengendapan logam dari larutan.

6. Reservoir minyak dan gas

Selama konversi kalsit pada dolomit akan terjadi pengurangan volume. Hal ini dapat
menghasilkan ruang pori dalam batu yang bisa diisi dengan minyak atau gas alam
yang bermigrasi.

7. Bahan dasar pembuatan kaca

Penambahan dolomit pada industri pembuatan kaca bertujuan untuk mempermudah


campuran kaca saat proses peleburan, mencegah detrisifikasi, serta memperpanjang
umur kaca.

8. Bahan dasar pembuatan keramik

Penambahan dolomit dala industri pembuatan keramik bertujuan untuk menurunkan


suhu pemuaian panas massa setelah proses pembakaran yang nantinya keramik tidak
mudah lepas ataupun retak saat dipasang.
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :

1. Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis
mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO.
Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2
atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu.

2. Mimeral Dolomite berasal dari alam yang mengandung unsur hara Magnesium
(Mg) dan Kalsium (Ca) berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg(CO3)2.

3. Pengolahan dolomit dilakukan dengan cara sederhana, bongkah-bongkah dolomit


hasildari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah ini
di reduksiukurannya dengan alat pemecah batu dan selanjutnya digiling untuk
mendapatkan dolomityang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang
disesuaikan dengan permintaan.

Anda mungkin juga menyukai