Anda di halaman 1dari 12

A.

DEFINISI

Menurut Gentur sudjatmiko (2009) Menjahit luka adalah proses


menyatukan dua permukaan atau tepi luka, sehingga menyatu dengan
suatu cara tertentu, biasanya menggunakan instrument dan benang jahit.
Yang akan dibahas selanjutnya adalah menjahit luka yang didapat akibat
trauma. Hecting adalah suatu upaya atau usaha untuk menyatukan jaringan kulit yang
mengalami ruptur maupun diskontinuitas baik yangt disengaja maupun yang tidak disengaja.
(dermawan,2013)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penjahitan


merupakan tindakan menghubungkan jaringan yang terputus atau
terpotong untuk mencegah pendarahan dengan menggunakan benang.

B. ETIOLOGI LUKA
Luka adalah semua kerusakan kontinnuitas jaringan akibat trauma
mekanis.
1. Trauma tajam menyebabkan :
a. luka iris : vulnus scissum/incicivum
b. luka tusuk : vulnus ictum
c. luka gigitan : vulnus morsum
2. Trauma tumpul menyebabkan :
a. luka terbuka : vulnus apertum
b. luka tertutup : vulnus occlusum ( excoriasi dan hematom )
c. Luka tembakan menyebabkan : vulnus sclopetorum.
3. Klasiflkasi luka berdasar ada tidaknya kuman :
a. Luka steril : luka dibuat waktu operasi
b. Luka kontaminasi : luka mengandung kuman tapi kurang dari 8 jam .
(golden period)
c. Luka infeksi luka yang mengandung kuman dan telah berkembangbiak
dan telah timbul gejala lokal maupun gejala umum.(rubor, dolor, calor,
tumor, fungsio lesa).
C. TUJUAN
1. Mempercepat penyembuhan luka.
2. Menyambung jaringan yang mengalami diskontinuitas.
3. Mengurangi atau menekan perdarahan.
4. Mencegah infeksi silang

1
2

5. Mencegah parut luka di kemudian hari menjadi parut hipertrofik


(tebal, gelap, tidak rata), atau keloid (tumbuh terus, gatal, nyeri)
6. Membuat bekas luka halus, tak begitu nyata.
7. Memuaskan pasien dan mengurangi morbiditas.( Deden,
dermawan 2013 )
D. INDIKASI
Adanya luka yang terbuka merupakan indikasi untuk ditutup secara primer (dijahit).:
1. Penyembuhan akan lebih baik dan lebih cepat bila ditutup secara primer bila
dibandingkan dengan penyembuhan sekunder.
2. Bila luka lebih cepat ditutup maka kemungkinan infeksi dan komplikasi akan
berkurang
3. Bekas lukanya lebih bagus.(Gentur sudjatmiko ,2009)

E. PENGENALAN ALAT DAN BAHAN MENJAHIT LUKA


Alat dan bahan yang diperlukan pada penjahitan luka :
1. Alat ( instrumen )
a. Tissue forceps ( pinset ) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps bergigi
ujungnya ( surgical forceps ) dan tanpa gigi diujungnya yaitu atraumatic tissue
forceps dan dressing forceps.
b. Scalpel handles dan scalpel blades
c. Dissecting scissors ( metzen baum )
d. Suture scissors
e. Needleholders
f. Suture needles ( jarum ) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle, bentuk segitiga dan
bentuk bulat
g. Sponge forceps ( cotton-swab forceps )
h. Hemastatic forceps ujung tak bergigi ( pean ) dan ujung bergigi ( kocher)
i. Retractors, double ended
j. Towel clamps.( Deden, dermawan 2013 )

2. Bahan
a. Benang
b. Cairan desifektan : povidon-iodidine 10 % (Bethadine)
c. Cairan Na Cl 0,9 % dan perhydrol 5 % untuk mencuci luka
d. Anestesi lokal lidocain 2 %
e. Sarung tangan
f. Kasa steril.

F. CARA MEMEGANG ALAT


a. Instrument tertentu seperti pemegang jarum, gunting dan pemegang kasa : yaitu ibu
jari dari jari keempat sebagai pemegang utama, sementara jari kedua dan ketiga
3

dipakai untuk memperkuat pegangan tangan. Untuk membuat simpul benang setelah
jarum ditembuskan pada jaringan, benang dilingkarkan pada ujung pemegang jarum.
b. Pinset lazim dipengang dengan tanga kiri, diantara ibu jari serta jari kedua dan ketiga.
Jarum dipegang di daerah separuh bagian belakang.
c. Sarung tangan dipakai menurut teknik tanpa singgung.

Cara memegang alat

G. JENIS JENIS BENANG


1. Benang yang dapat di serap (Absorbable Suture )
a. Alami ( natural )
1. Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya
memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsrobsi secara
dalam waktu 70 hari.
2. Chromic cat gut dibuat dari bahan yang sama denga plain cat gut, namun
dilapisi dengan garam chromium untuk memperpanjang waktu absorbsinya 90
hari.
b. Buatan ( synthetic)
Adalah benang benang yang dibuat dari bahan sintesis, seperi polyglactin,
polyglycapron dan polydioxanone. Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih
lama, yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam 90-120 hari.

2. Benang yang tak dapat di serap ( noabsorbable suture ).


a. Alamiah ( natural )
4

Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera) yang dibuat dari protein
organik bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil
produksi ulat sutera.
b. Buatan (synthetic)
8. Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon. Polyester dan poly
propylene. ( Deden, dermawan 2013 )

H. PERSIAPAN MENJAHIT LUKA


a. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih
b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan bethadine 10 %, dimulai dari bagian tengah
kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.
c. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang terbuka hanya
bagian kulit dan luka yang akan dijahit.
d. Dilakukan anestasi local dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.
e. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan cairan NaCl.
f. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan menggunakan pisau atau
gunting.
g. Luka dicuci ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan NaCl.
h. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu catgut atau
poiiglactin secara simple interrupted suture.
i. Kulit dijahit benang yang tak dapat diserap yaitu silk atu nylon. ( Deden,
dermawan 2013 )

I. TEKNIK MENJAHIT KULIT


Prinsip yang harus diperhatikan :
a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara
halus dengan mencegah truama lebih lanjut pada jaringa tersebut.
b. Ukuran kulit yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besar nya.
c. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi luka. Khusus daerah wajah
2-3 mm
d. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi
luka.
e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar (everted) setelah penjahitan.

1. Simple Interrupted Suture


A. Indikasi : pada semua luka
Kontaindikasi : tidak ada teknikpenjahitan.
Di lakukan sebagai berikut :
1. Jarum ditusukan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90 derajat,
masuk subcutan terus kekulit sisi lainnya.
5

2. Perlu diingat lebar dan kedalam jaringa kulit dan subcutan diusahakan agar
tepi luka yang dijahit dapat mendekat dengan posisi membuka kearah luar
( everted)
3. Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat.
4. Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.

B. Indikasi : luka pada persendian, luka pada daerah yang tegangannya besar.
Konta indikasi : tidak ada
Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan eversi tepi luka dimana
cenderung mengalami inverse. Misalnya kulit yang tipis. Teknik ini dilakukan
sebagai berikut :
1. Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi
lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.
2. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis,
menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang
pertama.
3. Dibuat kesimpulan dan benang diikat.

2. Subcuticuler Continous Suture


Indikasi : luka pada daerah yang memerlukan kosmetik.
Kontra indikasi : jaringan luka dengan tegangan besar.
Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan dermis sehingga
yang terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung
yang dilakukan sebagai berikut :
1. Tusukan jarum pada kulit sekiat 1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah dermis
kulit salah satu dari tepi kulit.
2. Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain, secara
bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudian
dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari ujung luka yang lain.
3. Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi secara
parallel disepanjang luka tersebut.

3. Jahitan Pengunci ( Feston)


Indikasi : untuk menutup peritoneum mendekati variasi kontinyu.
Mendekati variasi kontinyu (lihat gambar)
6

Jenis jahitan

J. PROSEDUR TINDAKAN
1. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
4. Cuci tangan dan keringkan,kemudian pakai sarung tangan steril
5. Menyiapkan alat
6. Bersihkan luka menggunakan cairan antiseptik
7. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril yang lain
8. Jaringan disekitar luka dianastesi
9. Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline(Nacl 0.9%)
10. Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan H2 O2/perl hidrol 10%
kemudian NaCl 0,9%
11. Pasang duk lobang
12. Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukan benang ke lubang
jarum,pada penggunaan jarum melengkung (curved needle) dari arah
dalam keluar.
13. Pegang jarum dengan menggunakan klem, kemudian mulai
menjahit luka.
14. Jika luka dalam sampai jaringan otot, maka jahit lapis demi lapis
(jenis benang disesuaikan dengan jaringan yang robek, contoh: catgut,
chromic, side, dll)
7

15. Ikat benang dengan membentuk simpul.


16. Potong benang, sisakan sepanjang 1mm (untuk jahitan dalam),
0.65cm (jahitan luar)
17. Lanjutkan menjahit luka sampai luka tertutup.
18. Oleskan normal salin/desinfectan pada jahitan.
19. Tutup dengan kassa steril.
20. Pasang plester/hypafix
21. Menanyakan respon pasien
22. Membereskan alat (mencuci alat dan mensteril
23. isasil kembali)
24. Cuci tangan
25. Mencatat kegiatan kedalam lembar catatan keperawatan

K. GAMBAR ALAT-ALAT HEATING


8

Tissue forceps

Scalpel handles
9

Dissecting scissors

Suture scissors
10

Needle holder

Suture needles
11

Sponge forceps

Retractors
12

Hemostatic forceps

Towel clamps

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Pralingga Dewi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Gadar Bu Niswah
    Gadar Bu Niswah
    Dokumen12 halaman
    Gadar Bu Niswah
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Dokumen9 halaman
    Lampiran 1
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma
    Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma
    Dokumen14 halaman
    Askep Kasus Pada Klien Dengan Osteoma
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen4 halaman
    Bab Iii
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Dokumen2 halaman
    Lampiran 1
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan Lamp 5
    Surat Pernyataan Lamp 5
    Dokumen2 halaman
    Surat Pernyataan Lamp 5
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Cover 1-4
    Cover 1-4
    Dokumen1 halaman
    Cover 1-4
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustak3
    Daftar Pustak3
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustak3
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 3, 4
    Lampiran 3, 4
    Dokumen4 halaman
    Lampiran 3, 4
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustak1
    Daftar Pustak1
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustak1
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen3 halaman
    Lamp Iran
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Dokumen3 halaman
    Lamp Iran
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Lembar Observasi
    Lembar Observasi
    Dokumen2 halaman
    Lembar Observasi
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Dokumen3 halaman
    Halaman Pengesahan
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    dian devita
    Belum ada peringkat
  • Pemgantar
    Pemgantar
    Dokumen7 halaman
    Pemgantar
    dian devita
    Belum ada peringkat