ABSTRAK
Distilat asam lemak minyak sawit (DALMS) adalah hasil samping dalam proses
pemurnian minyak sawit kasar. Pada proses pemurnian minyak sawit kasar diperoleh 5%
DALMS dari berat minyak sawit. Selama proses pemurnian, DALMS merupakan produk
samping pada tahap deasidifikasi deodorisasi yang mengandung beberapa bahan senyawa
bioaktif. Berdasarkan data badan pusat statistik Indonesia tahun 2013 jumlah DALMS sebesar
33.6 juta ton. Jumlah DALMS yang melimpah belum dimanfaatkan secara optimal, hanya
dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternakdan sebagian langsung diekspor ke luar negeri.
DALMS banyak mengandung senyawa bioaktif, namun untuk mendapat senyawa bioaktif harus
dilakukan pemisahan terlebih dahulu sehingga dihasilkan fraksi tidak tersabunkan yang
mengandung senyawa bioaktif melalui proses saponifikasi. Sabun yang didapat dari proses
saponifikasi harus memiliki kadar alkali bebas maksimal sebesar 0.1% sesuai standart nasional
Indonesia.
ABSTRACT
Distillate fatty acids of palm oil is a by-product (DALMS) from the refining process of
crude palm oil. On the refining process of crude palm oil obtained 5% DALMS (w/w of palm oil).
It was a side product in the deasidification deodorisation during the purification process which
containing some of bioactive compounds. Based on the Central Bureau of Statistics Indonesia
(2013), the number of DALMS amounted to 33.6 million tons. The big amount of DALMS are
utilized un-optimally. Its only utilized as mixed animal feed and most directly exported to
abroad. DALMS are contained many bioactive compounds, but it must be separate in advance
to be done as unsaponification fraction which contained bioactive compounds. The
saponification process must be obtained the soap with non alkaline levels (maximum of 0.1% )
according to the Indonesian National Standardization.
PENDAHULUAN
Jurnal ini membahas penelitian tentang pemanfaatan distilat asam lemak minyak sawit
(DALMS). Dipilihnya DALMS karena Indonesia sebagainegara produsen kelapa sawit nomor
satu dunia. Selama proses pemurnian minyak sawit dihasilkan DALMS yang merupakan hasil
samping pada tahap proses deasidifikasi-deodorisasi yang mengandung senyawa bioaktif yaitu
vitamin E, fitosterol ,dan skualen. Untuk mendapat senyawa bioaktif harus dilakukan pemisahan
170
Sabun dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit Zulkifli, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 4 p.170-177, Oktober 2014
terlebih dahulu sehingga dihasilkan fraksi tidak tersabunkan yang mengandung senyawa
bioaktif melalui proses saponifikasi. Saponifikasi yang digunakan tanpa penambahan etanol
sebagai pelarut tambahan.
Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya saponifikasi menggunakan pelarut
etanol. Penggunaan etanol akan meningkatkan biaya produksi sabun yang semakin tinggi
sehingga nilai jual produk yang dihasilkan pun akan terlampau tinggi. Disamping itu
penggunaan etanol sebagai pelarut dapat memberikan residu pada sabun murni yang
dihasilkan. Residu tersebut juga mempengaruhi hasil senyawa bioaktif yang didapat.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum proses saponifikasi tanpa
etanol untuk menghasilkan sabun yang murni dan fraksi tidak tersabunkan dari DALMS yang
mengandung senyawa bioaktif. Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi dunia industri
oleokimia maupun industri pangan dan farmasi di Indonesia karena terkandung senyawa
bioaktif dalam DALMS yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Hasil dari jurnal ini menyimpulkan bahwa kondisi optimum proses saponifikasi DALMS tanpa
etanol dapat menghasilkan senyawa bioaktif yang lebih tinggi dibandingkan saponifikasi
menggunakan etanol.
Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan tropis golongan
palma yang termasuk tanaman tahunan. Tanaman ini adalah tanaman berkeping satu yang
masuk dalam genus Elais, family Palmae, kelas divisio Monocotyledonae, subdivisio
Angiospermae dengan divisio Spermatophyta. Nama Elaeis berasal dari kata Elaion yang
berarti minyak dalam bahasa Yunani, guineensis berasal dari kata Guinea yang berarti Afrika.
Jacq berasal dari nama botanis Amerika yang menemukannya, yaitu Jacquine.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan curah hujan
2000 mm/tahun dan kisaran suhu 22-33C. Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi
setelah berumur sekitar 30 bulan. Buah yang dihasilkan disebut Tandan Buah Segar (TBS) atau
Fresh Fruit Bunch (FFB). Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat ketika berumur 3-14
tahun dan akan menurun kembali setelah berumur 15-25 tahun. Setiap pohon kelapa sawit
dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun dengan berat 30-40 kg per tandan tergantung umur
tanaman. Dalam satu tandan, terdapat 1000-3000 brondolan dengan berat satu brondolan
berkisar 10-20 g [1].
pemurnian minyak sawit kasar yang banyak mengandung asam lemak bebas (ALB), yaitu
sebesar 80%. Jumlah DALMS yang dihasilkan dari proses pemurnian minyak sawit di Indonesia
sangat besar dan diprediksikan akan meningkat di tahun-tahun mendatang [4].
Distilat asam lemak minyak sawit (DALMS) dihasilkan dari proses pemurnian fisik
(Physical refining). Pada proses pemurnian fisik diperoleh 5 persen DALMS dari berat minyak
sawit [5]. Selama proses pemurnian DALMS merupakan by-product pada tahap deasidifikasi-
deodorisasi yang mengandung beberapa bahan fitokimia [6].
Saponifikasi
Saponifikasi merupakan salah satu metode pemurnian secara fisik. Saponifikasi dilakukan
dengan menambahkan basa pada minyak yang akan dimurnikan. Sabun yang terbentuk dari
proses ini dapat dipisahkan dengan 30 sentrifugasi. Penambahan basa pada proses
saponifikasi akan bereaksi dengan asam lemak bebas membentuk sabun yang mengendap
dengan membawa serta lendir, kotoran dan sebagian zat warna. Saponifikasi adalah suatu
proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak dengan cara
mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga memmbentuk
sabun (soap stock). [9]
Dalam proses pemurnian dengan penambahan alkali (biasa disebut dengan proses
penyabunan) beberapa senyawa trigliserida ini dapat dihilangkan, kecuali beberapa senyawa
yang disebut dengan senyawa yang tidak tersabunkan seperti yang tercantum dalam Tabel 2.
172
Sabun dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit Zulkifli, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No 4 p.170-177, Oktober 2014