Anda di halaman 1dari 9

Satuan Acara Penyuluhan

Gagal ginjal akut

Pokok Bahasan : sistem perkemihan


Sub Pokok Bahasan : gagal ginjal akut
Sasaran : pasien dan keluarga pasien
Hari/tanggal :
Waktu :
Tempat :

I. Latar belakang

Ginjal merupakan organ peritoneal setinggi vertebra T-12 sampai L-3.


Masing masing ginjal memiliki panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm dan tebal 2,5-3 cm. Pada
tepi medial terdapat cekungan sebagai tempat masuknya pelvis renalis (pelebaran ureter),
arteri renalis, vena renalis dan sistem limfatik serta saraf.
Ginjal terdiri atas bagian kortek dan medula. Satuan unit fungsional ginjal disebut
dengan nephron. Setiap ginjal terdiri sekitar 1,2 juta nephron. Nephron terdiri dari
glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan tubulus kontortus distal. Yang
kemudian menjadi tubulus koledokus dan bermuara pada pelvis renalis. Urine dialirkan
melalui ureter menuju vesika urinaria (penampung sementara) kemudian dibuang melalui
uretra.
Salah satu kelainan yang terjadi pada ginjal yaitu gagal ginjal akut dimana gagal
ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam membersihkan
darah dari bahan-bahan racun, yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam
darah (misalnya urea).
Gagal ginjal akut dapat berkembang menjadi gagal ginjal yang lebih kronis sehingga
bisa berbahaya bagi diri kita, gagal ginjal akut dapat menyerang siapa saja sehingga perlu
pencegahan yang efektif.

II. Tujuan Umum


Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien dan
keluarga pasien di ruang dahlia RSUD klungkung mengerti dan memahami tentang
penyakit gagal ginjal.

III. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, mahasiswa diharapkan
mampu mengetahui:
1. Pengertian gagal ginjal akut
2. Klasifikasi gagal ginjal akut
3. Penyebab gagal ginjal akut
4. Tanda dan gejala gagal ginjal akut
5. Pengelolaan gagal ginjal akut

IV. Metode
Ceramah dan Diskusi/Tanya Jawab

V. Media
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD

VI. Isi Materi


Terlampir

VII. Proses Pelaksananan

No Kegiatan Respon Waktu


Pasien/Keluarga
1 Pendahuluan: 5 Menit
a. Salam pembukaan - Menjawab salam
b. Perkenalan - Menyimak
c. Mengkomunikasikan - Menyimak
- Menyimak
tujuan

2 - Kegiatan Inti Penyuluhan Menyimak dan


Menyampaikan materi tentang:
memperhatikan
a. Pengertian gagl ginjal
penyuluhan
akut 20 Menit
b. Klasifikasi gagal ginjal
akut
c. Penyebab gagal ginjal
akut
d. Tanda dan gejala gagal
ginjal akut
e. Pengelolaan gagal ginjal
akut
Menanyakan hal-hal
-Memberi Kesempatan Pasien yang belum jelas
dan Keluarga untuk bertanya

3 Penutup -Bersama penyuluh


a. -Menyimpulkan materi yang 5 Menit
menyimpulkan materi
telah didiskusikan
b. -Melakukan evaluasi
penyuluhan
c. Memberikan leaflet
d. -Mengakhiri kegiatan
penyuluhan dengan salam

VIII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : lcd, leaflet, dan Laptop
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Mengerti tentang pengertian gagal ginjal akut
b. Mengetahui klasifikasi gagal ginjal akut
c. Mengetahui penyebab gagal ginjal akut
d. Mengetahui tanda dan gejala gagal ginjal akut
e. Mengetahui pengelolaan terhadap gagal ginjal akut

IX. Evaluasi
1. Prosedur pada akhir kegiatan penyuluhan
2. Jenis : Lisan
3. Pertanyaan Evaluasi
a. Coba bapak dan ibu jelaskan pengertian dari gagal ginjal akut?
b. Coba bapak dan ibu sebutkan klasifikasi gagal ginjal akut?
c. Coba bapak dan ibu sebutkan penyebab gagal ginjal akut?
d. Coba bapak dan ibu sebutkan tanda dan gejala gagal ginjal akut?
e. Coba bapak dan ibu sebutkan pengelolaan gagal ginjal akut?
X. Referensi

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni
made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.

Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan


Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC.

Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit:


pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah.
Edisi: 4. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran
Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

Lampiran Materi

1. PENGERTIAN
Gagal Ginjal Akut ( GGA) adalah sindrom klinis akibat kerusakan metabolic atau
patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi nyata dan cepat serta
terjadinya azotemia . ( Davidson, 1984 dalam Patofisiologi ).

Gagal Ginjal Akut adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan mendadak ( dalam
beberapa jam sampai beberapa hari ) laju filtrasi glomerulus (LFG), disertai akumulasi nitrogen sisa
metabolisme ( ureum dan kreatinin) .(Suhardjono , dkk, dalam Ilmu Penyakit Dalam , 2001).

2. KLASIFIKASI GAGAL GINJAL AKUT


Pembagian GGA dari segi diagnostic dan pengelolaannya ada tiga yaitu :
a. GGA Prerenal yaitu untuk menggambarkan bahwa kelaian terjadi sebelum ginjal yang
terjadi akibat penurunan supali darah ke ginjal.(contohnya kekurangan volume, perpindahan
volume(squestrasi cairan area ketiga ,ekspansi volume) dan dimanifestasikan oleh penurunan
laju filtrasi glomerulus (LFG).
b. GGA Renal yaitu akibat kelainan dalam ginjal itu sendiri termasuk kelainan yang
mempengaruhi pembuluh darah, glomerulus, atau tubulus.
c. GGA Postrenal berarti ada sumbatan pada sistem pengumpul urine mulai dari tubulus
sampai meatus uretral.

3. PENYEBAB GAGAL GINJAL


a. Etiologi GGA Prerenal
1) Penurunan volume intravaskuler
-Perdarahan ( akibat trauma, pembedahan, postpartum, gastrointestinal).
- Diare atau muntah
- Luka bakar
2) Gagal jantung
- Infark miokard
- Kerusakan katup
3) Kelainan Hemodinamik Ginjal Primer
- Stenosis arteri ginjal primer, emboli atau trombosis
- Penghambatan luas pada sintesis prostaglandin ( aspirin ).
4) Vasodilatasi perifer dan hipotensi yang dihasilkan oleh :
- Syok anafilaktik
- Anestesia
- Sepsis, infeksi berat

b. Etiologi GGA Intrarenal


1) Cedera Pembuluh darah kecil dan atau glomerulus
- Vaskulitis (poliartritis nodosa)
- Emboli kolesterol
- Hipertensi maligna
- Glomerulus nefritis akut
2) Cedera Epitel Tubulus
- Nekrosis Tubular Akut akibat iskemia
- Nekrosis Tubular Akut akibat toksin ( logam berat, etilen glikol, insektisida,
racun jamur, karbon tetraklorida)
3) Cedera interstitiel ginjal
- Pielonefritis akut
- Nefritis interstitiel alergik akut

c. Etiologi GGA Postrenal


1) Sumbatan bilateral pada ureter atau pelvis renalis yang disebabkan oleh batu
besar atau gumpalan darah.
2) Sumbatan kandung kemih
3) Sumbatan di uretra

4. TANDA DAN GEJALA GAGAL GINJAL AKUT

Hampir setiap sistem tubuh dipengaruhi ketika terjadi kegagalan


pengaturan ginjal normal.
a. Pasien tampak sangat menderita dan letargi.
b. Mual persisten, muntah, diare.
c. Kulit dan membran mukosa kering akibat dehidrasi.
d. Nafas berbau urin ( fetor uremik )
e. Manifestasi sistem saraf pusat mencakup : rasa lemah, sakit kepala, kedutan
otot,dan kejang.
f. Perubahan haluaran urin ( urin sedikit, dapat mengandung darah, gravitas
spesifiknya rendah.
g. Peningkatan BUN dan kadar kreatinin
h. Hiperkalemia
i. Asidosis metabolik
j. Abnormalitas kalsium dan posfat
k. Anemia.

5. PENGELOLAAN GAGAL GINJAL AKUT


Pada GGA terdapat 2 masalah yang sering didapatkan dan mengancam jiwa yaitu edema paru dan
hiperkalemia.
a. Pengelolaan edema paru
Keadaan ini terjadi akibat ginjal tidak dapat mensekresi urine, garam dalam jumlah yang cukup.
Pasien diberi posisi setengah duduk agar cairan dalam paru dapat didistribusi ke vaskular
sistemik, dipasang oksigen, dan diberikan diuretik kuat ( furosemid injeksi ).

b. Pengelolaan Hiperkalemia
Mula-mula diberikan kalsium intravena ( Ca glukonat ) 10 % sebanyak 10 ml yang dapat
diulangi sampai terjadi perubahan gelombang T. Belum jelas cara kerjanya, kadar kalium tak
berubah, kerja obat ini pada jantung berfungsi untuk menstabilkan membran. Pengaruh obat ini
hanya sekitar 20-60 menit. Pemberian infus glukosa dan insulin ( 50 ml glukosa 50 % dengan
10 unit insulin kerja cepat) selama 15 menit dapat menurunkan kalium 1-2 mEq / L dalam
waktu 30-60 menit. Insulin bekerja dengan menstimulasi pompa Na-K ATPase pada otot skelet
dan jantung, hati dan lemak, memasukkan kalium ke dalam sel. Glukosa ditambahkan guna
mencegah hipoglikemia.
Obat golongan agonis beta seperti salbutamol intravena ( 0,5 mg dalam 15 menit) atau inhalasi
nebuliser ( 10 atau 20 mg ) dapat menurunkan 1 mEq / L. Obat ini bekerja dengan mengaktivasi
pompa Na-K ATPase.
Pemberian sodium bikarbonat walaupun dapat menurunkan kadar kalium tidak begitu
dianjurkan oleh karena menambah jumlah natrium, dapat menimbulkan iritasi, menurunkan
kadar kalsium sehingga dapat memicu kejang tetapi bermanfaat bila ada asidosis atau hipotensi

c. Pemberian Diuretik
Pada GGA sering diberikan diuretik golongan loop yang sering bermanfaat pada keadaan
tertentu. Pemberian diuretik furosemid mencegah reabsorpsi Na sehingga mengurangi
metabolisme sel tubulus, selain itu juga diharapkan aliran urin dapat membersihkan endapan,
silinder sehingga menghilangkan obstruksi, selain itu furosemid dapat mengurangi masa
oliguri.
Dosis yang diberikan amat bervariasi dimulai dengan dosis konvensional 40 mg intravena,
kemudian apabila tidak ada respons , kenaikan bertahap dengan dosis tinggi 200 mg setiap jam,
selanjutny infus 10-40 mg /jam.Pada tahap lebih lanjut apabila belum ada respons dapat
diberikan furosemid dalam albumin yang diberikan secara intravena selama 30 menit dengan
dosis yang sama atau bersama dengan HCT.

d. Nutrisi
Pada GGA kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan keadaan proses kataboliknya. GGA
menyebabkan abnormalitas metabolisme yang amat kompleks, tidak hanya mengatur air, asam-
basa, elektrolit, tetapi juga asam amino/protein, karbohidrat, dan lemak.

e. Dialisis atau Pengobatan Pengganti Ginjal


Indikasi yang mutlak untuk dialisis adalah terdapatnya kegawatan yang mengancam jiwa yaitu
hipervolemia ( edema paru ), hiperkalemia, atau asidosis berat yang yang resisten terhadap
pengobatan konservatif. Pengobatan pengganti ginjal secara kontinyu dengan CAVH (Continous
Arteri Venous Hemofiltration ) yang tidak memerlukan mesin pompa atau CVVH (Continous
Veno Venous Hemofiltration ) yang memerlukan mesin pompa sederhana. CAVH dan CVVH
berdasarkan prinsip pegeluaran cairan bersama solutnya melalui membran semipermiabel atau
hemofilter oleh karena perbedaan tekanan ( convective clearance ).

Anda mungkin juga menyukai