Ekonomi Pembangunan Terhadap Pengangguran Di Indonesia
Ekonomi Pembangunan Terhadap Pengangguran Di Indonesia
Direvisi Oleh :
Elsye Pabalik
A.Sriwahyuni Wahid
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul Ekonomi Pembangunan terhadap Pengangguran di
Indonesia ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dampak dari pengangguran
terhadap masyarakat Indonesia pada umumnya.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan serta bimbingan dari
guru pembimbing, serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan karya
tulis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih kepada Hendra L.P karena kami dapat merevisi karya tulis ini. Penulis berharap
dengan penulisan karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi
para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia?
2. Bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia?
3. Apakah pengangguran mengakibatkan kemiskinan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besarnya pengangguran yang
terjadi di Indonesia khususnya Jakarta,masalah dan keadaan pengangguran, serta untuk
mengetahui factor-faktor apa saja yang menimbulkan terjadinya pengangguran dan juga
untuk mengetahui bagaiamana sikap pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
D. Manfaat Penelitian
2.Masyarakat
Masyarakat juga dapat mengetahui penyebab apa saja yang menimbulkan pengangguran serta
masyarakat juga dapat bertindak langsung dalam upaya mengatasi masalah pengangguran.
3.Siswa
Siswa mendapat pengalaman dalam meenyusun karya ilmiah dengan cara merevisi ulang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERNGKA FIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian pengangguran
Pengertian penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan di mana masyarakat tidak
bekerja.Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam kurun waktu
seminggu sebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari pekerjaan dan ini mencangkup
mereka yang sedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja yang di ajukan atau sedang
tidak mencari kerja karena beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang tersedia untuk
dirinya walaupun dia sanggup.
keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerjasama dengan besarnya
angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Pada
kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Umumnya kesempatan kerja lebih
kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja akan mendapatkan
pekerjaan, maka timbullah penggangguran.
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja
secara tidak optimal. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat
dibedakan menjadi tiga macam.
1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai
pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari
pekerjaan atau malas bekerja.
2. Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya
tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja
tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi.
Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai
dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
Contoh:
Pada sebuah kantor terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yang
ada. Padahal dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikan
dengan baik. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor
tentu merupakan suatu pemborosan.
3. Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja
setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam
seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh bangunan yang telah
menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil
menunggu proyek berikutnya.
Bisakah Anda memberi contoh lain mengenai jenis pengangguran di atas? Coba sebutkan
lalu cocokkan ciri-ciri pengangguran tadi dengan contoh yang Anda sebutkan.
Apabila digambarkan dengan bagan, maka jenis pengangguran ini akan nampak sebagai
berikut:
2. Jenis pengangguran
2. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural adalah pengangguran akibat keadaan ekonomi. Perubahan struktur
ekonomi akhirnya mengalami perubaahana dalam kebutuhan tenaga kerja. Struktur ekonomi
agraris berubah menjadi sistem struktur Industri, yang menuntut perubahan keterampilan
yang dapat menunjang industri.
Beberapa kasus pengangguran struktural terjadi pada 1998, pada saat bangsa Indonesia
mengalami krisis moneter. Banyak pekerja pabrik, pegawai bank dan perusahaan-perusahaan
serta lembaga-lembaga lainnya yang mengalami kerugian, sehingga dilakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK). Pada tahun tersebut, tingkat pengangguran di Indonesia begitu tinggi.
Pengangguran struktural dapat diatasi jika pemerintah melakukan dan mengeluarkan
peraturan serta kebijakan yang memihak rakyat. Di samping itu, pengganggur pun harus
memperdalam keahlian dan kemampuannya
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur perekonomian
yangmenyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Contoh: Suatu daerah yang tadinya
agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.
3. Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural
Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi
atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi. Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedang
maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya
merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.
4. Pengangguran Musiman (Seasonal)
Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Contoh: pada musim
panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
5. Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alatalat teknologi yang semakin
modern. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai
penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak
bekerja lagi.
6. Pengangguran Politis
Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung
atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah
sehingga menimbulkan PHK.
7. Pengangguran Deflatoir
Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam
perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihi kesempatan
kerja, maka timbullah pengangguran.
Pengangguranatau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatanmas yarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnyakemis kinan dan masalah-masalahsos ial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yangberkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-
negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
8. Penganggur Voluntary
Penganggur voluntary adalah penganggur yang sebenarnya mampu bekerja, namun memilih
tidak bekerja karena mempunyai usaha. Misalnya, membuka rental mobil, membuka kos-
kosan, dan lain-lain. Penganggur voluntary bisa membuka lapangan pekerjaan untuk
penganggur lainnya.
3. Penyebab Pengangguran
4. Dampak Pengangguran
Pengangguran bisa menimbulkan dampak negatif, yang bukan hanya bagi sang penganggur,
namun juga bagi masyarakat di sekitarnya. Pengangguran membawa permasalahan ekonomi
suatu keluarga, yang bisa menyebabkan terganggunya kondisi psikis seseorang.
Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan
akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak
terkena busung lapar, juga terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya
demonstrasi dan perebutan kekuasaan.
1.Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, di dalam suatu rumah tangga
harus ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya.
2.Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi pengangguran maka semakin tinggi
kasus kejahatan.
3.Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya tinggi
masyarakat sering kali melakukan demontrasi dan mengemukakan kritik atas pemimpin
pemerintah dan ini dapat menghambat kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan
ekonomi yang terlambat berakibat pangangguran memburuk.
b. Kebijakan Pemerintah:
1.Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa
kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan
manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta
pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di
bidangnya.
Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang
dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan
usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM
dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
2.Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan,
khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas
transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di
berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
3.Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara
teknis dan rinci.
4.Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis
perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman
Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang
pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
5.Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah
yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk
menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam
pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan
banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
6.Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau
hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses
produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan
secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia
untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
7.Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia
dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau
melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang
jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh
pemerintah.
8.Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga
terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
9.Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem
pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi
kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi
yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
10.Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai
letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat
potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu
dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif
6. Tindakan Pemerintah
A. Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif . deskriptif adalah salahsatu metode penelitian
dengn cara observasi melalui internet dan buku-buku, yang dapat memberikan fakta secara
aktual dan kontekstual. Data yang diperoleh hanya berlaku bagi tempat , waktu, dan kondisi
penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi dengan membaca,
mencatat serta melihat keadaan secara langsung maupun dari pemberitaan media elektronik
selain itu penulis juga mendapatkan informasi ini melalui internet.
Data dan informasi yang telah di kumpulkan akan diolah dengan beberapa metode analisa
data sebagai berikut:
1) Analisa Kualitatif yaitu mengamati.memahami, dan menafsirkan setiap data yang ada
kaitannya dengan rumusan masalah.
2) Analisa Deskriptif yaitu setelah data dan informasi terkumpul maka dilanjutkan
penyusunan dan penghimpunan dan membahasnya serta menginterprestasikan berdasarkan
logika dan teori yang relavan untuk menarik kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada 2002: usia kerja (148,730 juta), angkatan kerja (100,779 juta), penduduk yang kerja
(91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengah penganggur terpaksa (28,869 juta),
setengah penganggur sukarela tidak diketahui jumlah pastinya. Hingga tahun 2002 saja telah
banyak pengangguran, apalagi di tahun 2003 hingga 2007 pasti jumlah penggangguran
semakin bertambah dan mengakibatkan kacaunya stabilitas perkembangan ekonomi
Indonesia.
Untuk itu, mengatasi pengangguran dapat dilakukan dengan cara berikut.
Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan.
Bagi individu yang mampu (wiraswasta), membuka usaha baik skala kecil maupun besar.
Hal ini mampu memperkecil tingkat pengangguran dan membuka lapangan pekerjaan baru.
Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah
keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
Serta perlunya ada Rekomendasi yaitu :
1.Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan,
serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai
terlihat hasil yang maksimal.
2.Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerja kepada masyarakat
untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktifitas dan kesejahteraan.
B. Pembahasan
Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu,
yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau
bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam
mencari kerja tersebut.
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah- masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Pengangguran terjadi
disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari
jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain
itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja Masalah
pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di atas salah satunya dipengaruhi oleh
besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2002 sebesar 100,8 juta
orang. Mereka ini didominasi oleh angkatan kerja usia sekolah (15-24 tahun) sebanyak 20,7
juta. Pada sisi lain, 45,33 juta orang hanya berpendidikan SD kebawah, ini berarti bahwa
angkatan kerja.di.Indonesia.kualitasnya.masih.rendah. Tanggal 17 Oktober lalu komunitas
global baru saja merayakan hari anti kemiskinan se-dunia. Akan tetapi di negeri ini,
kemiskinan adalah simbol sosial yang nyaris absolut dan tak terpecahkan. Sejak masa
kolonial hingga saat ini, predikat negeri miskin seakan sulit lepas dari bangsa yang potensi
kandungan kekayaan alamnya terkenal melimpah. Cerita pilu kemiskinan seakan kian
lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam dan bencana buatan: gempa bumi,
tsunami, lumpur panas Lapindo, dan kebakaran hutan yang diikuti kabut asap. Kantung-
kantung kemiskinan di negeri ini kian hari kian menyebar bak virus ganas, mulai dari lapis
masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan, penganggur, hingga ke kampung-kampung
nelayan
a. Sikap Pemerintah
Menangani Lapangan Pekerjaan
Sikap Pemerintah pada saat bertambahnya para penganggur dan juga manusia-manusia yang
tidak berpendidikan yang menjadi salah satu penyebabnya.seharusnya pemerintah membuka
kursus untuk ketermpilan bagi masyarakat. Salah satunya ada dengan meningkatkan peranan
Balai Latihan Kerja (BLK)
b. Keterampilan yang di sediakan
Seperti menjahit, bengkel, tata boga, komputer, dan keterampilan lainnya yang diperlukan
oleh hotel, perusahaan motor bahkan instansi pemerintahan daerah setempat.
c. Mutu para lulusan BLK
yaitu memiliki keterampilan yang tidak kalah kualitasnya dengan lulusan perguruan tinggi.
Buktinya mantan didikan BLK sudah ada yang diminta oleh hotel-hotel ternama, perusahaan
garmen, dan instansi pemerintah yang membutuhkan tenaga kerja. Contohnya, sambungnya,
di BLK Jakarta Timur. Dari 60 orang yang menempuh pelatihan kerja di sana, hampir 50
persen diminta beberapa perusahaan untuk menjadi pegawai mereka.
d. Disnakertrans bekerja sama
Cara lainnya, Disnakertrans juga membina kerja sama dengan berbagai perusahaan untuk
mengadakan pelatihan keterampilan. Saat ini, Disnakertrans telah mengadakan pelatihan
kerja sama bengkel dengan Perusahaan Toyota Astra. Dari hasil pelatihan tersebut, Toyota
Astra akan melihat peserta didik yang dinilai berkualitas baik lalu diajak bergabung untuk
bekerja di perusahaannya
e. Mengenai Tingkat Penganguran
Terjadi karena Urbanisasi tidak bisa di tekan ini terlihat pada setiap akhir tahun seusai labaran
, Jakarta akan menampung masyarakat yang dating dari provinsi lain.Untuk menekan arus
urbanisasi, mantan Walikota Jakarta Pusat ini menyatakan perlu kerja sama dengan
pemerintah provinsi lain. Dengan azas otonomi daerah, pembangunan di luar Jakarta harus
dapat diakselarasikan dengan di ibukota, sehingga tidak ada lagi warga yang berbondong-
bondong datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Karena di daerahnya telah memberikan
kesempatan pekerjaan yang lebih luas dari ibukota.
Ketidak Stabilan angka Pengangguran
Salah satunya disebabkan jumlah pencari kerja lebih banyak dari lowongan kerja yang
ditawarkan dan penempatan kerja dari pencari kerja yang dianggap memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan perusahaan-perusahaan.
f. Kepedulian Masyarakat
Mengapa kita peduli terhadap angka-angka tersebut?
Pertama, angkayang kurang akurat tidak akan menghasilkan perumusan kebijakan yang tajam
danlangkah-langkah penanganan yang saksama.
Kedua, masalah pengangguranberdampak luas terhadap kehidupan sosial dan politik yang
pada gilirannya akanmemukul balik kestabilan makro-ekonomi yang telah dicapai dengan
susah payah.
g. Dampak Negatif dari pengangguran dan Penuntasanya
Seperti:beragamnya tindakan kriminal, anak jalanan, pengemis,
prostitusi, perdagangan anak, aborsi, pengamen dan sebagainya sudah menjadi
patologi sosial atau kuman penyakit sosial yang menyebar bagaikan virus kankeryang sulit
diberantas. Penyakit sosial ini sangat berbahaya dan menghasilkankorban-korban sosial yang
tidak ternilai. Menurunnya kualitas sumber daya
manusia, tidak dihargainya martabat dan harga diri manusia yang merupakan korbansosial
dari penyakit sosial ini sudah sangat merusak sendi-sendi kehidupankemanusiaan yang
beradab. Karena itu persoalah pengangguran ini harussecepatnya dipecahkan dan dicarikan
jalan keluarnya yang terbaik. Tentunya untuk menghilangkan pengangguran dalam situasi
kehidupan ekonomi Bangsa yang sedang morat-marit ini adalah sesuatu yang tidak mungkin.
Tetapi upaya mengurangi pengangguran bukanlah hal yang mustahil.
Cara yang realistis dalam jangka pendek mengurangi pengangguran adalah memberdayakan
sektor informal, padat karya dll disamping strategi jangka panjang seperti pemerataan
wilayah pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan desentralisasi. Sector informal dinilai
sangat membantu menyerap orang-orang yang menganggur tetapi kreatif dan menjadi
peredam di tengah pasar global. Namun bukan berarti sektor formal diabaikan. Jika ternyata
sektor informal ternyata dapat menjawabi sebagian dari masalah pengangguran yang dihadapi
Bangsa kita, maka sudah waktunya sektor informal ini didukung oleh pemerintah dengan
menyiapkan anggaran. Anggaran ini bisa digunakan untuk dijadikan modal pengembangan
usaha ekonomis produktif bagi pekerja-pekerja informal.
Keterbatasan mereka di dalam pendidikan sangat mudah dijadikan alat
komoditas politik untuk melakukan berbagai konflik sosial di tengah masyarakat
Pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan dan kemelaratan.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan
menjerumuskan sebagaian besar manusia Indonesia ke jurang kemelaratan. Tidak tercapainya
pemenuhan kebutuhan ekonomi ini akan menciptakan masalah-masalah social.
h. Sebab langsung(direct causes)
Ada beberapa sebab langsung(direct causes) terjadinya
pengangguran besar-besaran di Indonesia yakni:
1) terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja,
2) Kelangkaan Lapangan Kerja,
3) Pemulangan TKI ke Indonesia,
4) Rasionalisasi karyawan dll.
Sebab langsung ini pada saat yang sama menjadi akibat dari sebab-sebab yang lain. PHK
disebabkan oleh perusahaan bangkrut. Perusahaan bangkrut disebabkan oleh karena kredit
macet/tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis
ekonomi yang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisis
moneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan oleh
rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup,
kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua lembaga negara
dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak bersih). Masih
bisa dicari lagi sebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan moral),
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orang
merupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karena
dampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial.
Adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti
pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak, anak jalanan dan
lain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat dari dampaknya yang luas
terhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi kuman penyakit
sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan
korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia,
martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi
pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi.
Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran,
maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat ini dapat
dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini
berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan
sumber hudup(pekerjaan).
Pengangguran merupakan problem yang terus menumpuk. Bertambah dari tahun ke tahun.
Persoalan pengangguran bukan sekedar bertumpu pada makin menyempitnya dunia kerja,
tetapi juga rendahnya kualitas SDM (sumber daya manusia) yang kita punyai.
Beberapa masalah lain yang juga berpengaruh terhadap ketenagakerjaan adalah masih
rendahnya arus masuk modal asing, perilaku proteksionis sejumlah negara-negara maju
dalam menerima ekspor komoditi, Beberapa masalah lain yang juga berpengaruh terhadap
ketenagakerjaan adalah masih rendahnya arus masuk modal asing (investasi), stabilitas
keamanan, perilaku proteksionis (travel warning) sejumlah Negara-negara barat terhadap
Indonesia, perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global yang menjadikan krisis
pangan didunia, harga minyak dunia naik, pasar global dan berbagai perilaku birokrasi yang
kurang kondusif atau cenderung mempersulit bagi pengembangan usaha, serta tekanan
kenaikan upah buruh ditengah dunia usaha yang masih lesu.
Disamping masalah-masalah tersebut diatas, faktor-faktor seperti kemiskinan,
ketidakmerataan pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik juga
sangat berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di Indonesia.
Semua permasalahan hal diatas tampaknya sudah dipahami oleh pembuat kebijakan
(Decision Maker). Namun hal yang tampaknya kurang dipahami adalah bahwa masalah
ketenagakerjaan atau pengangguran bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara
pemecahan yang multidimensi pula.
B. Saran
Memberikan motivasi kepada para penganggur untuk bisa memasukan dirinya dalam lingkup
pekerjaan. Dan bagi pemerintah, membuka sebuah lapangan kerja dibidang keterampilan
untuk menampung kapasitas para penganggur
DAFTAR PUSTAKA
1. Conyer Diana, 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
2.Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.
3.. Harian Kompas, 25 Oktober 2003.
4. Harian Kompas, 10 September 2003
5. Harian Kompas, 27 September 2003.
6. Harian Pos Kupang, 20 Juni 2003.
7. Suarapublika, Novermber 2003.
8. Buku Ekonomi Pembangunan, Prayitno, Hadi . Penerbit Ghalia Indonesia
9. Dok./ Beritajakarta.com
10. WWW.Google.com
11. Kompas Kamis 5 Februari 2009