Anda di halaman 1dari 13

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA

KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahkluk sosial yang hidup berkelompok dimana
satu dengan yang lainnya saling behubungan untuk memenuhi kebutuhan
sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain rasa menjadi milik
orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan
penghargaan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri.
Harga diri rendah merupakan akar berbagai masalah perilaku. Satu
contoh, seseorang dengan harga diri rendah, yang ingin merasa
berharga/dihargai, karena tidak bisa mendapatkan dengan cara yang baik,
akan merasa lebih berharga, mampu, dan berkuasa dengan mengganggu
rekannya sehingga rekannya merasa tidak nyaman.
Sebaliknya harga diri rendah juga merupakan akibat dari masalah
perilaku. seseorang yang bermasalah sering mendapat omelan atau
dimarahi oleh orangtuanya, guru, atau rekan-rekannya. Apabila hal ini
terjadi berulang kali, cepat atau lambat, apa yang didengar anak, melalui
dirinya, akan masuk kepikiran bawah sadar dan menjadi suatu fixed idea
atau program pikiran yang mengendalikan perilakunya.
Kita perlu memahami perbedaan antara konsep diri dan harga diri.
Konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, yang
terbentuk melalui pengalaman hidup dan interaksi dengan lingkungan, dan
mendapat pengaruh dari orang-orang yang dianggap penting atau
signifikan dan mempengaruhi kinerja diri secara keseluruhan.

B. Isi
1. Pengertian
Harga diri merupakan fondasi perubahan diri harga diri seorang
anak menentukan level perubahan diri, pencapaian dibidang apa saja,
dan keberhasilan hidup secara keseluruhan (Gunawan, 2010).
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Pencapaian ideal diri atau cita-cita atau harapan langsung
menghasilkan perasaan bahagia. (Keliat, 1998).
Menurut Schult & Videbeck (1998), gangguan harga diri rendah
adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dan dikasihi
orang lain dan mendapat penghargaan dari orang lain.
Harga diri rendah apabila:
a. Kehilangan kasih sayang atau cinta-kasih dari orang lain
b. Kehilangan penghargaan dari orang lain
c. Hubungan interpersonal yang buruk

2. Penyebab HDR (Harga Diri Rendah)


a. Keadaan stress
b. Memiliki kehidupan fantasi yang banyak dan luas
c. Keadaan preokupasi dengan diri sendiri dan menyendiri
d. Daya tilik klien terganggu
e. Disosiasi diri atau tidak adanya kesenangan secara fisik atau
sensori
f. Klien kurang memiliki keinginan yang pervasif
g. Tidak menginginkan teman atau tidak mempunyai teman
h. Tidak menyadari isyarat sosial atau tawaran orang lain, dan tidak
terlibat perbincangan sosial
i. Peran yang tidak jelas
j. Peran berlebihan

3. Tanda dan Gejala


Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan
oleh tanda-tanda sebagai berikut:
a. Produktivitas menurun, mengukur diri sendiri dan orang lain.
b. Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain.
c. Perasaan tidak mampu dan selalu meninggikan kelemahan yang
dimilikinya ketimbang hal-hal positif yang ada pada dirinya.
d. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
e. Pandangan hidup yang pesimis.
f. Keluhan fisik, pandangan hidup yang bertentangan.
g. Penolakan terhadap kemampuan personal.
h. Destruktif terhadap diri sendiri.
i. Menolak diri secara sosial.
j. Menarik diri dan realitas.

Menurut Budi Anna Keliat (1999). Tanda dan gejala HDR antara lain:

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan


terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai
harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri
kehidupannya.

4. Beberapa Cara Meningkatkan Harga Diri Anak:


a. Beri kesempatan untuk berhasil
b. Beri pengakuan dan pujian
c. Jangan memberi tugas yang tidak dapat diselesaikan
d. Tanamkan gagasan yang dapat memotivasi kreativitas anak untuk
berkembang
e. Dorong, aspirasi atau cita-citanya
f. Tanggapi pertanyaan dan pendapat anak dengan memberi
penjelasan yang sesuai
g. Berikan dukungan untuk aspirasi yang positif sehingga anak
memandang dirinya diterima dan bermakna
h. Bantu pembentukan koping (peniruan).
TAK (TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK) STIMULASI PERSEPSI:

HARGA DIRI RENDAH

A. Topik
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
Sesi : Identifikasi hal-hal negatif dan positif pada klien
dan membantu klien untuk dapat
mengembangkan kemampuannya
B. Tujuan
1. Peserta Terapi Aktivitas Kelompok mampu meningkatkan hubungan
interpersonal anggota kelompok, berkomunikasi, mampu berinteraksi
maupun berespon terhadap stimulasi yang diberikan.
2. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
hal ini dimaksudkan untuk meluapkan emosi klien dan
mengungkapkan pengalaman yang di anggapnya sebagai masalah
kehidupannya.
3. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.
C. Kriteria dan Identitas Klien
1. Kriteria klien
a. Klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah
b. Sehat secara fisik
c. Kooperatif
2. Proses seleksi
a. Berdasarkan observasi klien sehari-hari
b. Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan
mengenai perilaku klien sehari-hari
c. Hasil diskusi kelompok
d. Adanya kesepakatan dengan klien
e. Berdasarkan asuhan keperawatan yang sama

D. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari/tanggal : 15 Oktober 2012
b. Jam : 13.00 WIB
c. Acara : 30 menit
d. Pembukaan : 3 menit
e. Perkenalan pada klien : 3 menit
f. Perkenalan TAK : 2 menit
g. Permasalahan : 18 menit
h. Penutup : 4 menit
i. Tempat : Taman Rumah Sakit Khusus Suka Waras
j. Jumlah pasien : 5 orang
2. Tim terapis
a. Leader
Bertugas:
1) Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
2) Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
3) Menetapkan jalannya tata tertib
4) Menjelaskan tujuan diskusi
5) Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil
diskusi pada kelompok terapi diskusi tersebut
6) Kontrak waktu
7) Menimpulkan hasil kegiatan
8) Menutup acara
b. Co leader
Bertugas:
1) Mendampingi leader jika terjadi bloking
2) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3) Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
c. Observer
Bertugas :
1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal
sampai akhir
2) Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompok
3) Mengobservasi perilaku pasien
d. Fasilitator
Bertugas:
1) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang
harus dilakukan
2) Mendampingi peserta TAK
3) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Klien
Bertugas: menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi. Serta
berpartisipasi dalam setiap aktivitas terapi yang diberikan oleh tim
terapi.
3. Metode dan Media
a. Metode
1) Diskusi
2) Sharing
b. Alat
1) Kertas putih A4 5 buah untuk peserta TAK
2) Pulpen 5 buah untuk peserta TAK
3) Tikar
4) Papan nama
5) Minuman
4. Gambar susunan setting tempat
a. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam pola lingkaran
2) Suasana yang nyaman dan tenang serta jauh dari kebisingan
dan tidak terlalu ramai.
1 3 Keterangan :
5 4
1. Leader
3 2. Co. Leader
5 3. Fasilitator
4. Observer
5 5. Pasien
3
3
5
5 2

E. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan
konsep diri : Harga Diri Rendah
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam Terapeutik
1) Salam dan terapis pada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b. Evaluasi dan Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bercakap-cakap
tentang hal positif diri sendiri
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan
serta memakai papan nama
b. Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan
d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien
e. Terapis membagikan kertas yang kedua
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri :
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan dirumah
dan dirumah sakit
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis
secara bergiliran sampai semua klien mendapatkan bergiliran.
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian kepada kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum
tertulis
2) Kontrak yang akan datang
3) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu melatih hal positif
diri yang dapat diterapkan di rumah sakit dan di rumah
4) Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan ssat proses Terapi Aktivitas Kelompok
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan Terapi Aktivitas
Kelompok. Untuk Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi harga
diri rendah didalam Sesi, kemampuan klien yang diharapkan adalah
menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif
(kemampuan) yang dimiliki. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi
Stimulasi persepsi : Harga Diri Rendah
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri
sendiri
No Nama Klien Menulis pengalaman yang Menulis hal positif diri
tidak menyenangkan sendiri
1
2
3
4
5

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut Terapi Aktivitas Kelompok pada
kolom nama
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman
yang tidak menyenangkan dan aspek positif dari diri sendiri. Beri tanda (o)
jika klien mamapu dan (x) jika klien tidak mampu.
a. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat Terapi
Aktivitas Kelompok pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh : klien mengikuti Sesi, Terapi Aktivitas Kelompok
stimulasi persepsi : harga diri rendah. Klien mampu menuliskan
tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami
kesulitan menyebutkan hal positif dirinya dan tingkatkan
reinforcement (pujian).

STRATEGI PELAKSANAAN
Pertemuan : I (satu)
Hari / tanggal : Rabu, 10 Oktober 2012
Nama Klien : Apriyani, Risma, Fija, Kartika, Anisia
Ruangan : Taman Rumah Sakit Khusus Suka Waras

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Data Subjektif : Klien mengatakan belum pernah
mengikuti terapi aktivitas kelompok
b. Data Objektif : Klien terlihat ragu-ragu saat
membicarakan terapi aktivitas kelompok

B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan harga diri berhubungan dengan lingkungan yang tidak
terorganisasi dengan baik.

C. Tujuan
1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya
D. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
selamat siang, adik-adik?
b. Evaluasi/validasi
bagaimana perasaan adik-adik siang ini?
apakah adik-adik masih ingat dengan kami dan janji kita kemarin,
mengenai terapi kelompok?
c. Kontrak
- adik-adik, perkenalkan kami dari mahasiswa keperawatan
UNTAN (Universitas Tanjungpura) hari ini akan melaksanakan
Terapi Aktivitas Kelompok untuk melatih positif adik-adik.
- sekarang giliran adik-adik yang memperkenalkan diri kalian
- kita akan melaksanakan terapi ini selama 30 menit di taman rumah
sakit ini.
- tujuan dilaksanakan terapi ini yaitu supaya adik-adik dapat
mengenali hal positif dari diri adik-adik sendiri.
- jika adik-adik ingin meninggalkan tempat ini, adik-adik harus
meminta ijin sama saya atau kepada kakak-kakak yang ada
disebelah adik-adik. Tapi kakak berharap adik-adik semua dapat
mengikuti kegiatan ini sampai selesai
- apakah ada yang ingin adik-adik tanyakan?
2. Tahap Kerja
- baiklah jika tidak ada pertanyaan, kita akan mulai kegiatan ini ya.
- kakak-kakak fasilitator, tolong bagikan kertas dan pulpen kepada
adik-adiknya ya.
- nah, adik-adik sudah memegang kertas dan pulpen masing-masing
kan? Sekarang, coba tuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan
yang pernah adik-adik alami. Saya beri waktu 5 menit untuk
menuliskannya.
- sudah selesai adik-adik? Sekarang ambil kertas keduanya, dan
dikertas itu adik-adik silahkan tulis hal-hal positif pada diri adik-adik
masing-masing tentang kemampuan yang adik-adik miliki. Kakak beri
waktu 5 menit.
- adik-adik sudah selesai menulis? Karena telah selesai menulis.
Sekarang kita mulai membacakan apa yang sudah adik-adik tuliskan
dikertas adik-adik. Kita mulai dari adik apriyani, kemudian
dilanjutkan adik anisia, selanjutnya adik fija, lalu adik tika dan
terakhir adik risma.
- terimakasih adik-adik semua sudah membacakan hal-hal positif yang
adik-adik miliki. Semua yang adik-adik bacakan bagus sekali.
- mungkin adik-adik masih memiliki hal positif yang masih belum
ditulis? Nah, sekarang adik-adik boleh menuliskannya lagi.
- apakah adik-adik sudah selesai menuliskannya? Kalau sudah,
sekarang adik-adik bisa pilih salah satu yang ingin adik-adik
kembangkan. Lalu tulis dipapan tulis. Dimulai dari adik apriyani,
kemudian dilanjutkan adik anisia, selanjutnya adik fija, lalu adik tika
dan terakhir adik risma.
- semua yang dituliskan bagus sekali ya. Sekarang mari kita belajar
untuk mengembangkan hal itu.
3. Tahap Terminasi
- Evaluasi
bagaimana perasaan adik-adik setelah mengikuti kegiatan ini?
- Tindak lanjut
sekarang adik-adik sudah tahu bagaiamana cara mengembangakan
kemampuan adik-adik. Jadi adik-adik bisa melakukan latihan setiap
harinya untuk mengembangkan kemampuan adik-adik.
- Kontrak yang akan datang
kalau begitu pertemuan kita hari ini kita cukupi sampai sekarang.
Minggu depan kita akan mengadakan pertemuan lanjutan lagi.
Pertemuannya kita sepakati hari rabu jam 10 pagi dan adik-adik
silahkan persiapkan diri adik-adik ya. Terima kasih, selamat siang.
E. Tata Tertib
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam pola lingkaran
2. Suasana yang nyaman dan tenang serta jauh dari kebisingan dan tidak
terlalu ramai.
3. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
4. Lama kegiatan 30 menit.
5. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
6. Jika orangtua pasien ingin mendampingi pasien, diharapkan keluarga
memperhatikan bagaimana proses berjalannya terapi dengan baik, tidak
sibuk sendiri.

F. Program Antisipasi
1. Jika pasien tidak merasa tertarik atau sudah bosan/jenuh untuk diajak
berdiskusi atau sharing, leader akan mengajak mereka untuk refreshing
sebentar dengan permainan ringan.
2. Jika orangtua pasien ingin mendampingi pasien, libatkan orangtua selama
proses terapi untuk membantu anak menilai pribadi mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sunaryo. M,kes. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC.

Gunawan, Adi. W. 2010. Hypnotherapy for children. Jakarta:Gramedia.

Merry, D (2012). Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Harga Diri Rendah. From

http://devimerryevendi.wordpress.com/2012/05/03/proposal-tak-hdr/,

diiunduh 8 Oktober 2012

Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa (buku saku diagnosa keperawatan pada

keperawatan psikiatri (pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan)

edisi 3. Jakarta:EGC.

Videbeck, Sheila. L. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai