JURNAL
Oleh:
ANDI GORA PRASETYA
105060407111007
ABSTRAK
Destilasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengolah air laut menjadi air
tawar. Pada alat destilasi terdapat proses pemanasan, penguapan dan kondesasi. Salah satu
metode yang digunakan dalam proses kondensasi adalah dengan memakai Water Heater
Element untuk menciptakan energi panas guna proses pemanasan air laut. Tujuan penelitian ini
adalah merancang dan membuat alat destilator air laut yang dapat digunakan untuk penjernihan
atau pemurnian air dengan memanfaatkan energi listrik dan melakukan uji kinerja alat yang
dirancang, serta untuk mengetahui pengaruh variasi jumlah Water Heater Element dan
ketinggian air pada unit evaporator terhadap perolehan volume air penyulingan dan kualitas air
yang dihasilkan.
Perancangan alat terdiri dari tiga bagian yaitu unit penampung, pengatur ketinggian dan
evaporator. Proses destilasi dilakukan pada ketinggian air pada unit evaporator sebesar 8 cm dan
4 cm dengan jumlah Water Heater Element yang divariasikan yaitu, 1 sampai 6 buah dengan 8
variasi elemen yang menyala. Air laut yang digunakan pada penelitian ini diambil dari Pantai
Balekambang, Kabupaten Malang dengan kadar salinitas 28,50-29,80 ppt. Hasil penelitian
destilasi dengan variasi ketinggian air pada unit evaporator dan jumlah Water Heater Element
menunjukkan semakin rendah ketinggian air pada unit evaporator, maka akan berakibat semakin
besar jumlah produksi air penyulingan. Debit produksi air penyulingan yang paling besar
diperoleh pada percobaan ke II dengan ketinggian air pada unit evaporator sebesar 4 cm dengan
variasi Water Heater Element sejumlah 6 buah yaitu 3,94 liter dan berhasil menurunkan kadar
garam pada semua percobaan menjadi 0 ppt.
Kata kunci : Air Laut, Destilator, Ketinggian Air, Heater Element, Salinitas.
ABSTRACT
Distillation is one way that is used to cultivate of sea water to freshwater. On a distillation
there are the process heating, evaporation and condensation. One of method that is used in the
condensation process by using Water Heater Element in order to produce heat energy which is
needed to the sea water heating process. The purpose of this research is to design and make the
sea water destilator that can be used for rarefaction or water purification by using electrical
energy and do a performance test instrument designed and used to know the influence of
variations of water heater elements quantity and the water level of the evaporator unit against
the water volume distillation and a quality of water that produced.
The design instrument consists of three parts, namely the container unit, the height and
the evaporator Design instrument consists of three parts those are container unit, the height and
the evaporator. This research uses a sea water destilator by using electrical energy. The
distillation process is performed on the water level in the evaporator unit by 8 cm and 4 cm with
a number of varied water heater element is 1 to 6 pieces with 8 variations of elements that are
on. The sea water that is used in this research is taken from the Balekambang Beach which is
located in Malang Regency with salinity levels 28,50 - 29,80 ppt. Results of research distillation
with water level variations in evaporator unit and the amount of water heater element indicates
the lower of the water level in the evaporator unit, then would be greater production quantities
of purified water. The greatest discharge of purified water production at the second experiment
with the water level in the evaporator unit by 4 cm with 6 pieces water heater element variations
obtained 3.94 liters and succeeded in reducing the levels of salt in all experiments be 0 ppt.
Keywords : Sea Water, Destilator, Water Level, Heater Element, Salinity.
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam merupakan sumber air yang telah
yang sangat penting bagi kehidupan di disiapkan di bak penampung air hujan
bumi. Sumber air tersebut ada yang sering tidak dapat mencukupi kebutuhan
diperoleh dari air tanah, mata air, air pada musim kemarau.
sungai, danau dan air laut. Sumber air di Untuk pemenuhan keperluan air
bumi tersebut berasal dari suatu siklus air tawar/air minum pada daerah sulit air, saat
atau siklus hidrologi, dimana air laut ini telah banyak ditawarkan produk air
menguap karena adanya radiasi matahari, minum dalam kemasan berupa air mineral
dan awan yang terjadi oleh uap air, atau air murni. Juga telah hadir teknologi
bergerak di atas daratan berhubung reverse osmose yang mampu
didesak oleh angin. Presipitasi karena memproduksi air minum dari air kotor
adanya tabrakan antara butir-butir uap air atau dari air laut. Namun demikian, masih
akibat desakan angin, dapat berbentuk dirasa terlalu mahal bagi sebagian orang
hujan atau salju yang jatuh ke tanah yang untuk dapat memiliki ataupun
membentuk limpasan (runoff) yang memanfaatkannya. Oleh karena itu perlu
mengalir kembali ke laut. Beberapa dicari sebuah teknologi yang murah dan
diantaranya masuk ke dalam tanah sederhana.
(infiltrasi) dan bergerak terus kebawah Teknologi penyulingan air atau
(perkolasi) ke dalam daerah jenuh destilasi untuk mendapatkan air tawar dari
(saturated zone) yang terdapat di bawah air laut telah lama dikenal. Konsepnya
permukaan air tanah. Air dalam daerah ini sederhana dan serupa dengan siklus
bergerak perlahan-lahan melewati akuifer hidrologi, yaitu dengan menguapkan air
masuk ke sungai atau langsung ke laut laut dengan cara dipanaskan, yang
(CD Soemarto, 1987). kemudian uap air tersebut diembunkan
Manusia dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan ke dalam suatu wadah
selalu membutuhkan air namun penampung sehingga didapatkan air
ketersediaan air yang memenuhi syarat tawar. Sumber panas yang dipergunakan
bagi keperluan manusia relatif sedikit berasal dari energi yang beragam: minyak,
karena dibatasi oleh berbagai faktor. gas, listrik, tenaga matahari dan lainnya.
Hampir 97% air di muka bumi ini Pada umumnya, beberapa penelitian
merupakan air laut dan tidak dapat di Indonesia mengenai teknologi
digunakan oleh manusia secara langsung. penyulingan air laut menggunakan energi
Dari 3% yang tersisa, 2% diantaranya sinar matahari. Namun terkadang hal
tersimpan sebagai gunung es (gletser) di tersebut menyebabkan jumlah air tawar
kutub yang juga tidak dapat dimanfaatkan yang dihasilkan menjadi tidak menentu,
secara langsung. Hanya 1% air yang tergantung dari keadaan iklim dan cuaca
terdapat di danau, sungai dan air tanah pada saat pengoperasian alat. Maka dari
yang benar-benar tersedia bagi keperluan itu, muncullah ketertarikan peneliti untuk
manusia. Jika ditinjau dari segi kualitas menggunkan tenaga panas buatan yang
air yang memadai bagi konsumsi manusia dihasilkan dari energi listrik dengan
hanya sekitar 0,03% (Effendy, 2003). melakukan penyesuaian atau modifikasi
Sulitnya masyarakat di beberapa pada model destilator. Dimana
daerah di Indonesia, khususnya di daerah diharapkan dengan digunakan tenaga
pesisir pantai, pulau kecil seperti panas buatan yang dihasilkan oleh energi
kepulauan seribu dan pulau-pulau kecil listrik bisa meningkatkan produktivitas
lainnya. Sering terdengar ketika musim destilator dalam memproduksi air laut.
kemarau datang, masyarakat yang tinggal
di daerah pantai atau pulau-pulau kecil
mulai kekurangan air. Air hujan yang
METODOLOGI PERENCANAAN
Alat
Peralatan utama yang diperlukan
untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Unit penampung air laut berbahan
kaca dengan ketebalan 0,5 cm dengan
dimensi 50 cm x 30 cm x 50 cm.
2. Unit pengontrol muka air berbahan
kaca dengan ketebalan 0,5 cm dengan
dimensi 50 cm x 30 cm x 50 cm.
3. Unit evaporator, yang terdiri dari Bahan
wadah air berbahan stainless Steel Bahan yang perlu dipersiapkan untuk
dengan ketebalan 0,1 cm dan penutup unit filter dan analisis laboratorium adalah
berbahan kaca dengan ketebalan 0,5 sampel air laut berasal dari Pantai
cm dengan dimensi 110 cm x 70 cm x Balekambang, Kabupaten Malang
0,73 cm. sebanyak 200 liter.
Peralatan pelengkap adalah aksesori
yang diperlukan dalam unit destilator. Tahapan Penelitian
Peralatan pelengkap yang diperlukan Tahap-tahap pelaksanaan dalam
dalam penelitian ini adalah sebagai penelitian ini akan dijabarkan sebagai
berikut: berikut:
1. Tahap persiapan
a. Pelatihan tenaga pembantu
pelaksana / teknisi.
b. Penyiapan tempat, peralatan dan
bahan penelitian.
2. Tahap pembuatan unit destilator
a. Pengerjaan alat, disusun ke dalam
beberapa tahap yang mencakup
perencanaan dan pola pelaksanaan
kerja meliputi persiapan,
perumusan masalah, perancangan
model, pembuatan perangkat,
penyatuan perangkat, dan
pengujian model.
Kaca, 5 mm
Besi Krom
2000
1000
0 Gambar
Pengujian 6. Pengujian
Satuan
Parameter
Percobaan KadarpH
Maksimum
yang
I II IV V VI VII VIII Sumber:
Ke- Penelitian
h = 8 cm h = 4 cm diperbolehkan
Pengujian Ke-
I 6,44 6,51 6,5 - 8,5
Gambar 3. Hasil Pencatatan Volume Pada
Volume (ml)
II 6,61 6,54
Percobaan I III 6,53 6,57
IV 6,79 6,75
Sumber: Penelitian V 6,96 6,86
Pada percobaan II dengan ketinggian VI 6,90 6,80
air pada unit evaporator sebesar 4 cm VII 6,98 6,98
VIII 7,14 7,02
secara keseluruhan menunjukkan bahwa
jumlah produksi air tawar menjadi
meningkat dengan hasil terendah yaitu
sebesar 470 ml dan yang tertinggi sebesar Gambar 7. Pengujian Parameter
KadarDHL
Maksimum
Pengujian Percobaan
3.940 ml. Hal ini membuktikan bahwa Sumber:
ke-
Satuan
Penelitian yang
h = 8 cm h = 4 cm
semakin rendah ketinggian air pada unit diperbolehkan
I mS/cm 0,0131 0,0121 250
evaporator menyebabkan peningkatan II mS/cm 0,0180 0,0160
volume hasil air tawar. III mS/cm 0,0620 0,0750
IV mS/cm 0,0160 0,0150
V mS/cm 0,0170 0,0158
4000 VI mS/cm 0,0410 0,0470
VII mS/cm 0,0230 0,0210
3000 VIII mS/cm 0,0120 0,0110
2000
1000
Percobaan Kadar
0 Pengujian
I II IV V VI VII VIII
Gambar 8. Pengujian Parameter
Satuan TDSyang
Maksimum
Ke- h = 8 cm h = 4 cm diperbolehkan
Pengujian Ke- Sumber: Penelitian
I mg/L 45 47 500
Gambar 4. Hasil Pencatatan Volume Pada
Volume (ml)
II mg/L 24 20
Percobaan II III mg/L 40 33
Sumber: Penelitian IV mg/L 10 12
V mg/L 11 13
VI mg/L 28 30
VII mg/L 19 15
VIII mg/L 10 10
Pengujian Percobaan Kadar buah elemen pemanas, namun hasilnya
Satuan Maksimum yang
Ke- h = 8 cm h = 4 cm diperbolehkan memiliki perbedaan jumlah volume yang
I ppt 0,0 0,0 0,5 dihasilkan. Hal tersebut disebabkan oleh
II ppt 0,0 0,0 letak posisi elemen pemanas yang sedang
III ppt 0,0 0,0 beroperasi, dimana pada pengujian II
IV ppt 0,0 0,0
V ppt 0,0 0,0
hingga pengujian IV, jumlah volume air
VI ppt 0,0 0,0 tertinggi dihasilkan pada pengujian III.
VII ppt 0,0 0,0 Hal ini dikarenakan letak posisi elemen
VIII ppt 0,0 0,0 pemanas berada ditengah-tengah unit
Gambar 9. Pengujian Parameter Kadar evaporator, sehingga mempengaruhi
Garam proses pemanasan disisi lainnya. Untuk
Sumber: Penelitian pengujian II dan IV yang mana hasilnya
lebih sedikit dari pengujian III,
Analisa dan Pembahasan
1. Volume Hasil dikarenakan posisi letak elemen pemanas
Volume Hasil Penyulingan yang berada di sisi pinggir unit evaporator.
dihasilkan oleh unit Destilator Posisi letak elemen pemanas pada
dipengaruhi oleh jumlah heater element pengujian II lebih diuntungkan daripada
yang digunakan dan ketinggian air pada posisi letak elemen pemanas pada
unit evaporator. pengujian IV, yang mana pada pengujian
II jarak muka air ke atap kaca lebih pendek
dibandingkan dengan jarak muka air ke
4000
atap kaca pada pengujian IV yang jauh
Volume (ml)
3500
h = 8 cm
3000 lebih tinggi.
h = 4 cm
2500 Pada pengujian V hingga pengujian
2000
1500
VII, jumlah volume air yang dihasilkan
1000 kembali meningkat dari pengujian
500 sebelumnya yaitu: untuk pengujian V
0 sebesar 2.240 ml, pengujian VI sebesar
I II IV V VI VII VIII
Pengujian Ke- 2.280 ml, dan pengujian VII sebesar 2.300
Gambar 10. Volume Hasil Penyulingan ml. Hal ini disebabkan oleh jumlah elemen
Sumber: Penelitian pemanas yang digunakan sebanyak 4
Pada pengujian I, jumlah volume air buah, sehingga laju pemanasan air lebih
yang mampu dihasilkan adalah 410 ml dan cepat lebih cepat lagi daripada pengujian
merupakan volume hasil terendah dari sebelumnya. Hal serupa juga terjadi, yaitu
delapan pengujian. Hal tersebut terjadi walaupun pada pengujian V hingga
karena laju pemanasan air terjadi dengan pengujian VII sama-sama menggunakan 4
sangat lambat, disebabkan pada pengujian buah elemen pemanas, namun volume air
I hanya menggunakan 1 buah elemen yang dihasilkan tetap memiliki sedikit
pemanas. perbedaan. Hal tersebut juga disebabkan
Pada pengujian II hingga pengujian oleh letak posisi elemen pemanas yang
IV, jumlah volume air yang dihasilkan sedang beroperasi, dimana pada pengujian
meningkat yaitu: untuk pengujian II V hingga pengujian VII, jumlah volume
sebesar 860 ml, pengujian III sebesar 880 air tertinggi dihasilkan pada pengujian VI.
ml, dan pengujian IV sebesar 800 ml. Hal Hal ini dikarenakan letak posisi elemen
tersebut disebabkan oleh jumlah elemen pemanas berada terpusat disisi pinggir unit
pemanas yang digunakan sebanyak 2 evaporator dengan jarak muka air ke atap
buah, sehingga laju pemanasan air lebih merupakan yang terendah dibandingkan
cepat daripada pengujian I. Akan tetapi, dengan pengujian VII. Untuk pengujian V,
walaupun pada pengujian II hingga dimana hasilnya lebih sedikit dari
pengujian IV sama-sama menggunakan 2 pengujian VI dan pengujian VII,
99,60
99,40
99,20
Efektivitas (%)
Konduktivitas/Daya Hantar Listrik 99,00
I II IV V VI VII VIII
merupakan parameter yang dipengaruhi Pengujian Ke-
oleh nilai salinitas, karena DHL akan h = 8 cm h = 4 cm
menunjukkan kemampuan suatu larutan Gambar 13. Efektivitas TDS
untuk menghantarkan arus listrik Sumber: Penelitian
sehingga, semakin banyak garam-garam 6. Kadar Garam
mineral terlarut yang dapat terionisasi, Proses penguapan air akan terjadi
maka semakin tinggi pula nilai perubahan bentuk air dari bentuk cair
konduktivitasnya. menjadi bentuk gas, secara otomatis akan
100,00 terjadi perubahan berat jenis dari air
99,80
tersebut. Ketika terjadi penguapan air
maka unsur-unsur penyusun air alam dan
99,60
berbagai impurities (berupa unsur logam,
99,40 garam, bahan padat, dan lain-lain) yang
99,20
memiliki berat jenis lebih besar dari berat
jenis uap akan tertinggal sebagai residu,
Efektivitas (%)
99,00
dan uap yang lebih ringan akan naik dan
I II III IV V VI VII VIII
Pengujian Ke- mengembun menjadi air yang bersih
h = 8 cm h = 4 setara aquades dengan kadar garam 0% (0
cm
Gambar 12. Efektivitas DHL ppt).
Sumber: Penelitian 100,00
0,00
dipengaruhi oleh treatment jumlah I II III IV V VI VII VIII
Pengujian Ke-
penggunaan heater element. h = 8 cm h = 4 cm
5. TDS
Dari seluruh pengujian dan kedua Gambar 14. Efektivitas Kadar Garam
kondisi ketinggian air pada unit Sumber: Penelitian
evaporator, dapat diketahui bahwa alat Efektivitas destilator ditinjau dari
destilator air laut ini sangat efektif dalam parameter kadar garam pada semua
menurunkan nilai total dissolved solids kondisi ketinggian air nilai efektivitasnya
(TDS) yang rata-rata mencapai nilai adalah 100% seluruh pengujian dan kedua
99,91% tanpa dipengaruhi oleh treatment kondisi ketinggian air pada unit
jumlah penggunaan heater element. evaporator, sehingga dapat diketahui
bahwa alat destilator air laut ini sangat
efektif dalam menurunkan nilai kadar
garam.
KESIMPULAN
Dari hasil-hasil analisa di atas, dapat
Pengujian Volume Air Harga Air
Ke-
Biaya listrik
Hasil (ml) per liter disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
I Rp 519 410,0 Rp 1.265 1. Desain yang paling optimal dalam
II Rp 1.037 860,0 Rp 1.206 memproduksi air minum adalah
III Rp 1.037 880,0 Rp 1.179
IV Rp 1.037 800,0 Rp 1.297
desain pada pengujian VIII dengan
V Rp 2.075 2240,0 Rp 926 variasi heater element sebanyak 6
VI
Gambar Rp 2.075 2280,0
17. Harga Air Hasil Unit Rp 910 buah.
VII Rp 2.075 2300,0 Rp 902
Destilator 3440,0
(h = 4 cm) 2. Kuantitas volume air tawar yang
VIII Rp 3.112 Rp 905
Sumber: Perhitungan mampu dihasilkan destilator air laut
selama 6 jam beroperasi yang
terendah sebesar 410 ml dan yang
Pengujian Volume Air Harga Air
terbanyak sebesar 3.940 ml.
Biaya listrik
Ke- Hasil (ml) per liter
I Rp 519 470,0 Rp 1.104
II Rp 1.037 980,0 Rp 1.059
III Rp 1.037 1010,0 Rp 1.027
IV Rp 1.037 950,0 Rp 1.092
V Rp 2.075 2570,0 Rp 807
VI Rp 2.075 2620,0 Rp 792
VII Rp 2.075 2645,0 Rp 784
VIII Rp 3.112 3940,0 Rp 790