Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP) ITP adalah penyakit yang relatif
sering ditemukan pada usia dewasa. Penelitian di Denmark mencatat insidensnya
sebesar 2,68 dari 100.000 individu. ITP adalah suatu kondisi autoimun disebabkan oleh antibodi antitrombosit, yang menyebabkan penurunan masa hidup trombosit. Antibodi tersebut umumnya adalah IgG dan pada dasarnya di tujukan untuk menyerang antigen trombosit yaitu kompleks GP IIb/IIIa dan GP Ib/IX. Limpa merupakan lokasi utama penghancuran trombosit. Semua usia dapat mengalami ITP, lebih sering pada wanita dewasa muda. Trombositopenia secara khas ditemukan tanpa anemia dan leukopenia. Pemeriksaan laboratorik diperlukan untuk mencari penyebab sekunder ITP, termasuk infeksi HIV dan hepatitis C (dan infeksi-infeksi lain jika ada indikasi); pemeriksaan serologi untuk SLE; elektroforesis protein serum dan kadar imunoglobulin untuk mendeteksi hipogammaglobulinemia, defi siensi IgA, atau gammopati monoklonal. Anemia hemolitik autoimun (AIHA) kadang-kadang ditemukan sehubungan dengan ITP, disebut sindrom Evan. Biasanya tidak dibutuhkan pemeriksaan sumsum tulang, kecuali gambaran klinis tidak khas dan dicurigai diagnosis alternatif. Pemeriksaan antibodi antitrombosit kurang sensitif dan spesifi k, umumnya secara klinis tidak bermanfaat.1 Pada usia dewasa, ITP adalah suatu penyakit kronik yang dapat mengalami remisi dan relaps sepanjang waktu. Banyak pasien tidak membutuhkan terapi; keputusan memulai terapi bersifat individual, tergantung jumlah trombosit, ada/tidaknya perdarahan, dan gaya hidup pasien yang berhubungan dengan risiko perdarahan. Pada pasienpasien ITP dengan jumlah trombosit >30.000/L, mortalitas sehubungan dengan trombositopenianya tidak meningkat. Manajemen awal ITP adalah dengan kortikosteroid, umumnya digunakan prednison 1 mg/kg/hari selama 1 sampai 2 minggu, diikuti penurunan dosis secara perlahan. Pemberian dexamethasone pulse singkat terbukti sangat efektif. Infus imunoglobulin intravena (IVIG) (1gram/kg/hari selama 2 hari) atau antibodi anti-RhD (WinRho) (50-75 g/kg/hari) dapat digunakan apabila diharapkan peningkatan trombosit secara cepat. Antibodi anti-RhD hanya efektif pada pasien-pasien RhD- positif yang memiliki limpa utuh. Trombositopenia berat persisten atau rekuren dalam 4 sampai 6 minggu biasanya dipertimbangkan sebagai indikasi splenektomi. Pilihan terapi lain meliputi danazol, siklofosfamid, azatioprin, rituximab, atau transplantasi sumsum tulang.1 Target manajemen ITP yang berhubungan dengan kehamilan adalah jumlah trombosit 10.000-30.000/L pada trimester pertama, >30.000/L selama trimester kedua atau ketiga, dan >50.000/L sebelum persalinan pervaginam atau SC. Prednison oral dosis sedang (10 mg/hari) atau infus IVIG intermiten (1 g/kg dalam 1 atau 2 dosis terbagi) merupakan terapi standar. Splenektomi disiapkan untuk yang gagal berespons dengan terapi tersebut dan dapat dilakukan pada trimester pertama atau kedua. Keamanan pemberian faktor pertumbuhan trombosit (platelet growth factors) selama kehamilan belum pernah dievaluasi.2 SekhonS,RoyV.Thrombocytopeniainadults:Apracticalapproachtoevaluationandmanagement. SouthMedJ.2006;99(5):4918.3.PapadakisM,McPheeS.CurrentMedicalDiagnosis&Treatment. 52nded.NewYork:TheMcGrawHillCo.,Inc;2013.