PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Data umum
a. Nama Kepala Keluarga : Bapak G
b. Umur : 35 Th
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Tukang Beca
e. Alamat : Jl. Utama Rt. 01/ RW. 02 Bandung
Kel. Sukabungah Kec. Sukajadi
f. Tanggal Pengkajian : 10 November 2015
g. Komposisi Anggota Keluarga
Genogram
Bp. Ibu G
G
An. T
An.
S
Keterangan :
: Laki- laki ----- : Tinggal satu rumah
: Perempuan
3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditinggali Bp. G sekeluarga adalah rumah
permanen peninggalan orang tua Bp. G yang berukuran 30 m2 .
Desain interior rumah terbagi menjadi 5 ruangan, yang paling
depan adalah ruang tamu sekaligus ruang keluarga. Lalu, 2
ruang tidur dan yang paling belakang adalah dapur dan kamar
mandi. Kamar tidur 1 digunakan oleh Bp. G, Ny. G, dan An. T
sedangkan 1 kamar tidur lainnya digunakan oleh Anak
pertamanya yaitu An. S. Lantai rumah terbuat dari keramik.
Terdapat 2 jendela yang kurang lebih berukuran 1,5 x 1 meter di
depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang terlihat selalu
dibuka pada pagi hari. Warna dinding rumah adalah putih yang
kondisinya cukup bersih. Kondisi rumah, tampak cukup rapi dan
bersih. Sumber air yang digunakan oleh keluarga berasal dari
tanah (sanyo) sehingga airnya tidak berasa, tidak berwarna, dan
tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap, pencahayaan lampu
dalam rumah Bp. G terbilang cukup terang.
Kamar
Mandi Dapur
6m
Ruang
Ruang 5m
Tidur
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Bp. G cukup sering berkumpul atau sekedar bertegur sapa
Teras
dengan tetangganya. Ny. G tidak bekerja hanya menjadi ibu
rumah tangga saja dan mengurus kedua anaknya yang ada di
rumah. Keluarga Bp. G tinggal di RT 01 RW 02, di sisi kanan
rumah Bp. G yaitu rumah saudaranya dan sisi kiri adalah rumah
tetangganya, dibelakang rumah ada tanah kosong dan jalan.
Kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.
c. Mobilitas dan geografi keluarga
Saat ini, keluarga Bp. G sudah tinggal menetap di rumah yang
sekarang selama 15 tahun dan tidak berniat untuk pindah. Bp. G
sendiri sudah tinggal dirumah tersebut sejak Bp. G lahir, Rumah
Bp. G dibangun di atas tanah milik orang tuanya, kepemilikan
tanah masih milik ibunya Bp. G.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Bp. G selalu menekankan pada Ibu. G supaya mengikuti acara
yang diadakan oleh RT/RW, misalnya pengajian dan kegiatan
lainnya. Apabila ada waktu luang Ny. G mengajak anaknya
bermain ke tetangga. Hubungan anggota keluarga terlihat rukun,
tidak ada konflik antara satu dengan yang lain (terlihat
harmonis). Anak-anak Bp. G tidak ada yang aktif mengikuti
kegiatan kemasyarakatan di daerah setempat RW 02. An. S
mengatakan sudah jarang dalam mengikuti pengajian. Ny. G
juga bersosialisasi dengan tetangga di kanan, kiri dan depan
rumahnya. Saudara Ny. G tinggal tidak jauh dari rumah Ny. G,
setiap hari selalu bertemu. An. S berteman dengan beberapa
teman seusianya, sering nongkrong di pos hansip dekat
rumahnya, bermain ke warnet dan rental PS, jalan-jalan dengan
menggunakan motor, dan mulai mengikuti pergaulan teman-
teman seusianya yang mulai merokok.
e. System pendukung keluarga
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang
menyelesaikan dengan anggota keluarga. Hal yang dirasakan
sebagai pendukung keluarga adalah keluarga yang tinggal tidak
jauh dari rumah yang memperhatikan bila ada anggota keluarga
yang sakit dan tetangga yang hidup saling menghormati serta
menghargai.
4. Struktur keluarga
a. Pola dan proses komunikasi
Ny. G mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya
menekankan keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ny.
G mendiskusikan bersama Bp. G. Waktu yang biasanya
digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari
dan waktu makan bersama dengan anggota keluarga.
b. Struktur kekuatan
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. G sebagai kepala
keluarga, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ny. G
punya pendapat sendiri dan membuat keputusan sendiri,
misalnya pada saat membeli keperluan rumah tangga dan
mengatur posisi perabotan rumah tangga. Terkadang Ny. G juga
berinisiatif sendiri untuk membawa anaknya ke pelayanan
kesehatan, bila ada yang sakit dan tidak bisa sembuh dengan
mengkonsumsi obat warung.
c. Struktur peran
1) Bp. R Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam
mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah
tangga. I
2) Ny. G mengatakan bahwa urusan anaknya lebih banyak
diserahkan kepada dirinya. Sebagai istri Bp. G, sebagai ibu
rumah tangga.
3) An. S mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan
tugas sekolahnya. Ny. G mengatakan bahwa anaknya jarang
belajar dan nilainya pas-pasan. Ny. G mengatakan bahwa
An. S sudah banyak bergaul dengan teman-teman seusianya
dan jarang ada di rumah.
4) An. T sebagai anak kedua Bp. G dan Ny. G juga berperan
sebagai adik dari kakaknya yaitu An. S yang sebentar lagi
akan menjadi kakak untuk calon adik baru yang sedang
dikandung oleh ibunya.
d. Nilai-nilai dan norma budaya
Nilai dan norma yang dipegang oleh keluarga Bp. G adalah
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dan dipengaruhi oleh
norma budaya. Pengaruh budaya cukup melekat dalam
kehidupan keluarga Bp. G, contohnya Bp. G dan Ny. G lebih
mempercayai rebusan daun risih sebagai alat kontrasepsinya di
bandingkan alat kontrasepsi modern yang di sarankan oleh
pemerintah. Dianggapnya bahwa rebusan daun sirih dapat
berkhasiat untuk mencegah kehamilan seperti hal nya alat
kontrasepsi modern. Meskipun pada kenyataanya ternyata
rebusan daun sirih tersebut tidak dapat mencegah kehamilan
anak ketiga dari Bp. G, dan Ny. G meski pada awalnya sudah
merasa cukup dengan kehadiran kedua orang anaknya yaitu An.
S dan An. T namun Ny. G dan Bp. G tetap menerima dengan
menyambut kehadiran anak ketiganya dengan senang hati.
5. Fungsi-fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Ny. G mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah
dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun
An. S termasuk anak yang pendiam dan jarang menyampaikan
pendapatnya.
b. Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan
baik. Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik
apalagi keluarga Bp. G tergolong paling lama tinggal di wilayah
tersebut.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Ny. G mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang
sakit, maka yang sakit akan langsung diberikan obat dari
warung . Keluarga Ny. G juga cukup memanfaatkan pelayanan
kesehatan di puskesmas, tetapi jika sudah sembuh dengan
mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di rumah saja.
6. Koping keluarga
a. Stressor keluarga jangka pendek
Keluarga Bp. G mencemaskan pergaulan An. S yang sudah
memasuki masa remaja. An. S sudah mulai mencoba merokok
dengan teman-temannya, baik teman di sekolah maupun teman
di lingkungan rumahnya. An. S juga sering nongkrong tidak
jelas dengan teman sekolah maupun teman di sekitar rumahnya
tersebut.
b. Stressor keluarga jangka panjang
Ibu. R mengeluhkan biaya sekolah kedua anaknya yang semakin
mahal, terlebih lagi tahun ini anak pertamanya yaitu An. S akan
lulus dan akan masuk ke SMA ditambah lagi harus
mempersiapkan biaya persalinan anak ketiga nya.
c. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar
dari masalah tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga
meyakini kalau setiap masalah ada jalan keluarnya, misalnya
dengan minta bantuan dari orang tua dan tetangga yang terdekat
tergantung berat atau tidaknya masalah.
d. Strategi koping yang digunakan
Ny. T mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang
terjadi kepada Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi
masalah yang ada.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada.
7. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
8. Pemeriksaan fisik individu
Keluarga berharap dengan kedatangan mahasiswa berkunjung
kerumahnya adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan
keluarga. Dengan demikian keluarga berharap akan selalu berada
dalam kondisi sehat lahir dan batin. Mereka juga berharap akan
mendapatkan banyak pengetahuan tentang berbagai macam jenis
penyakit maupun masalah dan cara perawatannya.
Mata:
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan hidung:
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak
ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat merasakan
asam, asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan
Telinga:
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Kulit:
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,
elastis,
tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul dan
tajam
baik.
Leher:
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah
tanpa
ada nyeri.
Jantung:
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 tera
Paru-paru:
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan
Abdomen:
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit
lainnya
(tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak
teraba,
bising usus terdengar 9 x/menit
Ekstremitas:
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan
kanan,
refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555
No Nama TD Nadi Nafas Suhu BB
(mmHg (x/menit (x/menit (C) (Kg)
) ) )
3. An. S 120/ 80 88 20 36,5 51
Kepala:
15 Th
Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata:
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
B. Analisa Data
Ds :
- An.S mengatakan - ketidaktahuan
sudah mulai An.S mengenai
merokok dampak bahaya
- An.S mengatakan
dari merokok
3.
mulai merokok - akibat pergaulan
karena pengaruh yang tidak baik
Gangguan
pergaulan teman-
temannya. personal
Do : hygiene
- Saat dilakukan
pemeriksaan fisik
pada An.T,
ditemukan adanya
kutu rambut di
kepalanya
Ds :
- Ny.G mengatakan
- Ny.G mempunyai
bahwa dirinya
kepercayaan
sering melihat
bahwa adanya
An.T menggaruk-
kutu pada anak
garuk kepala dan
kecil merupakan
tidak mau
hal yang lazim
dikeramas - Ketidakmauan
Ny.G melakukan
perawataan
(personal hygiene)
pada An.S
C. Prioritas Masalah
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan klien dalam
mengenal kontrasepsi modern.
Total 3 1/6
Tabel E. 1
Perencanaan Keperawatan
Ny. G
mengatakan
bahwa An. T
sudah jarang
mengeluh gatal
pada rambut.
O:
An. T terlihat
lebih nyaman
An. T terlihat
tidak menggaruk-
garuk kepalanya.
Rambut An. T
terlihat terawat
Ny. G terlihat
mengerti dengan
pendidikan
kesehatan yang di
berikan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
O:
Ny. G terlihat
mengerti tentang
informasi yang
diberikan
Ny. G terlihat
bingung saat
disuruh memilih
alat kontrasepsi
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
An. S terlihat
jelas saat
diberikan
pertanyaan
tentang bahaya
rokok
A:
Masalah Belum
Teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
G. Catatan Perkembangan
Tabel G.
O:
An. T terlihat
lebih nyaman
karena sudah
tidak
menggaruk-
garuk
kepalanya,
keadaan rambut
terlihat terawat.
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
Ny. G terlihat
mengerti tentang
informasi yang
diberikan dan
terlihat mulai
memikirkan
rencana
penggunaan
kontrasepsi
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
anaknya. informasi
mengenai bahaya
rokok dan terlihat
jelas saat
diberikan
pertanyaan
tentang bahaya
rokok
A:
Masalah Belum
Teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan