Disusun oleh:
Dr. Ganang Swastika Yudha
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
RSUD MUNTILAN
2016
LAPORAN Portofolio Kasus
Topik : SNH
Tempat Presentasi :
Obyektif Presentasi :
Anak Bumil
Neonatus Bayi Remaja Dewasa Lansia
Data Pasien :
I. DEFINISI
Stroke menurut WHO adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi cerebral, baik
fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih
dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada
gangguan vaskular. (3,6) .
Pada stroke, terjadi hipoksia serebrum yang menyebabkan cedera dan kematian sel-sel
neuron. Kerusakan otak karena stroke, terjadi sebagai akibat pembengkkan dan edema
yang timbul dalam 24 72 jam pertama setelah kematian sel neuron.(7)
II. ANATOMI
III. PATOFISIOLOGI
Gambar 3. Penyumbatan pembuluh darah
Disekitar daerah iskemi timbul edem glia, akibat berlebihannya H+ dari asidosis
laktat. K+ dari neuron yang rusak diserap oleh sel glia disertai rentensi air yang timbul
dalam empat hari pertama sesudah stroke. Edem ini menyebabkan daerah sekitar nekrosis
mengalami gangguan perfusi dan timbul iskemi ringan tetapi jaringan otak masih hidup.
Daerah ini adalah iskemik penumbra (6).
Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi kerusakan
(baik karena infark maupun perdarahan). Neuron-neuron di daerah tersebut tentu akan
mati, dan neuron yang rusak ini akan mengeluarkan glutamat, yang selanjutnya akan
membanjiri sel-sel disekitarnya. Glutamat ini akan menempel pada membran sel neuron
di sekitar daerah primer yang terserang. Glutamat akan merusak membran sel neuron dan
membuka kanal kalsium (calcium channels). Kemudian terjadilah influks kalsium yang
mengakibatkan kematian sel. Sebelumnya, sel yang mati ini akan mengeluarkan glutamt,
yang selanjutnya akan membanjiri lagi neuron-neuron disekitarnya. Terjadilah lingkaran
setan (8).
Neuron-neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas, yaitu charged
oxygen molecules (seperti nitric acida atau NO), yang akan merombak molekul lemak
didalam membran sel, sehingga membran sel akan bocor dan terjadilah influks kalsium (8).
Stroke iskemik menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang
menyebabkan kematian sel.
2. Yang dapat diubah : hipertensi, DM, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat,
kontrasepsi oral, Hipertensi tinggi, bruit karotis asimtomatik, hiperurisemia dan
dislipidemia (5,6).
1. Serangan iskemia atau Transient Ischemic Attack (TIA). Pada bentuk ini gejala
neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang
dalam waktu 24 jam.
2. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas atau Reversible Ischemic Neurological Defisit
(RIND). Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama 24
jam. Tapi tidak lebih seminggu.
3. Stroke Progresif (Progresive Stroke atau Stroke in evolution). Gejala neurologik
makin lama makin berat.
4. Stroke Komplet (Completed Stroke atau Permanent Stroke), gejala klinis sudah
menetap.
Gambaran klinis utama yang dikaitkan dengan insufisiensi aliran darah otak dapat
dihubungkan dengan tanda serta gejala di bawah ini :
VII. DIAGNOSIS
Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke. CT scan
menunjukkan gambaran hipodens.
Gambar 6. CT Scan, CT angiografi dan MRI (11)
2. Ekokardiografi
Pada dugaan adanya tromboemboli kardiak (transtorakal, atau transesofageal)
3. Ultrasound scan arteri karotis
Bila diduga adanya ateroma pada arteri karotis. Disini dipakai prinsip doppler
untuk menghasilkan continuous wave untuk mendeteksi derajat stenosis secara
akurat, serta juga pulsed ultrasound device yang dikaitkan dengan scanner
(duplex scan)
4. Intra arterial digital substraction angiografi
Bila pada ultrasound scan terdapat stenosis berat
5. Transcranial Doppler
Dapat untuk melihat sejauh mana anastomosis membantu daerah yang
tersumbat
6. Pemeriksaan darah lengkap
Perlu untuk mencari kelainan pada cairan darah sendiri
VIII. PENATALAKSANAAN (9)
IDENTITAS PASIEN
Umur : 67 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : Tamat SD
No.CM : 263192
ANAMNESA (autoanamnesa)
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan :
Bicara sulit
Pada tanggal 11 Juni 2016, pasien merasa anggota gerak kanan susah digerakkan. Keluhan ini
terjadi saat pasien sedang mandi kira-kira satu hari yang lalu. Tiba-tiba pasien jatuh, namun
masih bisa berpegangan pada dinding kamar mandi. Setelah itu, pasien merasa anggota gerak
kanannya susah untuk digerakkan. Pasien tidak pusing, tidak muntah, tidak hilang kesadaran
dan tidak perot. Namun sulit untuk bicara. Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
Pasien tidak mengeluh sesak, BAK dan BAB (+) normal. Pasien sering mengkonsumsi
Riwayat HT (+), riwayat DM (-), riwayat penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-), liver(-),
Riwayat HT (+), riwayat DM (-), riwayat penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-), liver(-),
Faktor Resiko
Merokok (-), Obesitas (-), penyakit darah tinggi (+), kencing manis (-), riwayat stroke (-)
Suka makan berlemak (+), suka makan tinggi garam (+).
Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal : Compos mentis, GCS : E4V5M6
Sistem Kardiovaskular : Hipertensi (170/90 mmHg saat di UGD)
Sistem Respirasi : Tidak ada keluhan.
Sistem Gastrointestinal : Tidak ada keluhan.
Sistem Urinaria : Tidak ada keluhan.
Sistem Muskuloskeletal : Tangan dan kaki sebelah kanan sulit digerakkan
Sistem Hormonal : Tidak ada keluhan
Sistem Integumentum : Tidak ada keluhan
DATA OBJEKTIF
Status pasien
Tanggal : 11 Juni 2016
KU : Baik, Composmentis, GCS E4 V5M6
Tekanan darah : 190/70 mmHg
Nadi : 80x /menit
Respirasi : 19x /menit
Suhu : 36,7 C
STATUS INTERNUS
Kepala : Mesocepal, simetris, nyeri tekan (-)
Mata, conjunctiva tidak anemis, sklera terdapat pterigium, pupil isokor
2mm.
Hidung, simetris, sekret (-).
Telinga , simetris, nyeri tekan (-), sekret (-).
Leher : simetris, limfonodi tidak teraba, kaku kuduk (-), range of motion (+);
Kaku kuduk (-).
Thorax :
Paru : Inspeksi : tidak ketinggalan gerak, simetris, retraksi (-)
Palpasi : ketinggalan gerak (-), nyeri tekan(-), vokal fremitus(+/+) N
Perkusi : sonor pada seluruh lapang pandang paru
Auskultasi : SD: vesikular, ST (-), ronkhi basah (-), wheezing (-).
Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak kuat angkat
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC 5 kaudolateral dari LMC sinistra
Perkusi : suara redup
Auskultasi : irama jantung teratur, suara tambahan (-)
Abdomen : Inspeksi : simetris, perut lebih rendah dari dada, jejas(-), sikatrik(-),
caput medusa (-).
Auskultasi : peristaltik normal
perkusi : hipertimpani, pekak beralih (-).
palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Pemeriksaan ekstremitas:
Anggota Gerak
Ekstremitas Ekstremitas
Pemeriksaan
Superior (D/S) Inferior (D/S)
Gerakan Sulit/Bebas Sulit / Bebas
Sensibilitas + N / +N +N / +N
Kekuatan 3/5 3/5
Tonus /N /N
Klonus -/- -/-
Trofi Atrofi Eutrofi
Reflek fisiologis
Refleks Dextra/Sinistra
Biseps + + / +N
Triseps + + / +N
Brachioradialis + + / +N
Patella + + / +N
Achiles + + / +N
Reflek Patologis
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : compos mentis GCS E4 V5 M6
Orientasi : Tempat: baik; Waktu: baik; Orang: baik
Jalan pikiran : cerita sistematis
Daya ingat : baik
Kemampuan bicara : disartria (+)
Gerakan abnormal : tidak ada
Syaraf Kranialis
N. VII ( Facialis )
Kerutan kulit dahi N N
N N
Kedipan mata
N N
Lipatan nasolabial N N
Sudut mulut N N
Mengerutkan dahi N N
Mengangkat alis N N
Menutup mata N N
Meringis N N
Menggembungkan pipi
N. VIII ( Akustikus )
Tes bisik N N
Dengan detik arloji N N
N. IX ( Glosofaringeus )
Sengau (-) (-)
Tersedak (-) (-)
N. X ( Vagus )
Denyut Nadi 80x/menit
Bersuara N
N
Menelan
N. XI ( Assesorius )
Memalingkan muka N N
Sikap Bahu N N
N N
Mengangkat Bahu
(-) (-)
Trofi otot bahu
N. XII ( Hipoglossus )
Artikulasio disastri disartri
Sikap Lidah N N
(-) (-)
Tremor Lidah
deviasi N
Menjulurkan Lidah Eutrofi Eutrofi
Trofi otot lidah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Tanggal 11-06-2016
AL : 7,03. 103/ L
AE : 4,72 . 106 / L
HB : 11,1 g/dl
HT : 39,0 %
AT : 192.103/ L
GDS : 141 mg/dL
Netrofil : 57,2
Limfosit : 29,1
Monosit : 7,3
Eosinofil : 4,5
Basofil : 1,8
Kimia
14/6/16
Asam urat : 5,6 mg/dl
Trigliserid : 140 mg/dl
Cholesterol total : 173 mg/dl
DIAGNOSIS
Skor Siriraj ={ (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala)
Penurunan kesadaran (-), Nyeri Kepala (-), Refleks Babinski (-) = Stroke Iskemik
CT- SCAN :
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
a. Farmakologi
1. Terapi Umum
- Dengan 5 B
2. Terapi Khusus
200mcg
b. Non Farmakologi
Problem :
- Kesulitan AKS/ADL
Assessment :
- Hemiparesis dextra
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
PERKEMBANGAN FOLLOW UP
Ekstremitas Ekstremitas
Pemeriksaan
Superior (D/S) Inferior (D/S)
Gerakan Sulit/Bebas Sulit / Bebas
Sensibilitas + N / +N +N / +N
Kekuatan 3/5 3/5
Tonus /N /N
Klonus -/- -/-
Trofi Atrofi Eutrofi
Ekstremitas Ekstremitas
Pemeriksaan
Superior (D/S) Inferior (D/S)
Gerakan terbatas/Bebas terbatas / Bebas
Sensibilitas + N / +N +N / +N
Kekuatan 3/5 3/5
Tonus /N /N
Klonus -/- -/-
Trofi Atrofi Eutrofi
Ekstremitas Ekstremitas
Pemeriksaan
Superior (D/S) Inferior (D/S)
Gerakan Terbatas/Bebas Terbatas / Bebas
Sensibilitas + N / +N +N / +N
Kekuatan 4/5 4/5
Tonus /N /N
Klonus -/- -/-
Trofi Atrofi Eutrofi
Ekstremitas Ekstremitas
Pemeriksaan
Superior (D/S) Inferior (D/S)
Gerakan Terbatas/Bebas Terbatas / Bebas
Sensibilitas + N / +N +N / +N
Kekuatan 4/5 4/5
Tonus /N /N
Klonus -/- -/-
Trofi Atrofi Eutrofi
Ekstremitas Ekstremitas
Pemeriksaan
Superior (D/S) Inferior (D/S)
Gerakan Terbatas/Bebas Terbatas / Bebas
Sensibilitas + N / +N +N / +N
Kekuatan 4/5 4/5
Tonus /N /N
Klonus -/- -/-
Trofi Atrofi Eutrofi
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer, Arief et al. 2000. Strok dalam Kapita Selekta Kedokteran. Media
Aesculapius FKUI, Jakarta. Hal 17-20
2. Sidharta P, Mardjono M. 2004. Mekanisme gangguan vaskular susunan saraf dalam
Neurologi klinis dasar. Dian Rakyat. Surabaya. Hal 269-293
4. Guyton, A et al. 1997. Aliran darah serebral, aliran serebrospinal dan metabolisme
otak dalam Fisiologi Kedokteran edisi 9 editor Setiawan I. EGC, Jakarta. Hal 175-184
5. Pines A, Bornstein NM, Shapira I. Menopause and sichaemic stroke: basic, clinical
and epidemiological consederations. The role of hormone replacement. Human
reproduction update 2002; 8 (2): 161-8
7. Corwin EJ 2000. Stroke dalam buku saku patofisiologi editor Endah P. EGC, Jakarta.
Hal 181-182
8. Chandra, B. 1994. Stroke dalam nurology Klinik Edisi Revisi. Lab/bagian Ilmu
Penyakit Saraf FK. UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Hal 28-51
10. Gubitz G, Sandercock P. Regular review: prevention of ischemic stroke. BMJ 2000;
321:1455-9
11. Gonzales RG. Imaging-guided acute ischemic stroke theraphy: from time is brain to
physiology is brain. AJNR Am J Neuroradiol 2006; 27: 728-35
12. Caplan LR, Gorelick PB, Hier DB. Race, sex and occlusive cerebrovascular disease: a
review. Stroke 1986; 17: 648-655
13. Azis AL, Widjaja D, Saharso D dan kawan-kawan 1994. Gangguan pembuluh darah
otak dalam pedoman diagnosis dan terapi LAB/ UPF Ilmu Penyakit Saraf. Lab/bagian
Ilmu Penyakit Saraf FK. UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Hal 33-35
14. Prince, A. Sylvia and Wilson, Lorraine. 1995. Penyakit serebrovaskular dalam
patofisiologi edisi 6 editor Hartanto H et al. EGC, Jakarta. Hal 1105-1130
15. Heiss WD, Thiel A, Grond M, Graf R. Which targets are relevant for therapy of acute
ischemic stroke. Stroke 1999; 30: 1486-9