Anda di halaman 1dari 8

PELIMPAH (SPILLWAY)

A. Pengertian
Spillway adalah sebuah struktur di dam (bendungan) yang sebenarnya adalah sebuah
metode untuk mengendalikan pelepasan air untuk mengalir dari bendungan atau
tanggul ke daerah hilir. Sedangkan jika ditinjau dari ilmu bangunan, spillway adalah
sebuah struktur bagian dari bendungan yang berfungsi sebagai tempat melewati
pelimpahan air yang nantinya akan diteruskan.

B. Fungsi
Spillway membantu mencegah banjir sehingga ketinggian air tidak melebihi batas
yang ditetapkan yang bisa menghancurkan sebuah bendungan. Hal ini biasanya
dilakukan pada saat terjadi banjir. Pada saat normal, digunakanlah pintu air dam untuk
mengeluarkan air secara teratur untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik,
suplai air dan sebagainya.

C. Jenis Spillway
Spillway terletak di atas reservoir (waduk penampungan air). Bendungan juga
mungkin memiliki pintu air dengan katup atau pintu yang dapat dioperasikan untuk
melepaskan arus banjir. Ada dua jenis spillways: terkendali dan tidak terkendali.
Spillway yang terkendali memiliki struktur mekanik atau gerbang untuk
mengatur laju aliran air. Desain ini memungkinkan untuk memungkinkan
mengatur ketinggian bendungan yang akan digunakan untuk penyimpanan air
sepanjang tahun, dan saat banjir bisa dikeluarkan dengan membuka satu atau
lebih spillways.
Spillway yang tidak terkendali, tidak memiliki pintu, ketika air naik di atas
bibir atau puncak katup yang itu mulai dikeluarkan dari reservoir. Laju debit
dikendalikan hanya dengan kedalaman air dalam reservoir. Semua volume
penyimpanan dalam reservoir di atas puncak Spillway hanya dapat digunakan
untuk penyimpanan sementara air banjir, dan tidak dapat digunakan sebagai
tempat penyimpanan air bersih karena biasanya kosong.

D. Cara Kerja Spillway


Spillway membantu mencegah banjir sehingga ketinggian air tidak melebihi batas
yang ditetapkan yang bisa menghancurkan sebuah bendungan. Hal ini biasanya
dilakukan pada saat terjadi banjir.
Pada saat normal, digunakanlah pintu air dam untuk mengeluarkan air secara teratur
untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, suplai air dan sebagainya.
Spillway terletak di atas reservoir (waduk penampungan air). Bendungan juga
mungkin memiliki pintu air dengan katup atau pintu yang dapat dioperasikan untuk
melepaskan arus banjir.

PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)


Penelusuran banjir dapat juga di artikan sebagai penyelidikan perjalanan banjir (flood
tracing) yang didefinisikan sebagai upaya prakiraan corak banjir pada bagian hilir
berdasarkan corak banjir di daerah hulu (sumbernya). Oleh karena itu dalam kajian hidrologi
penelusuran banjir (flood routing) dan penyelidikan banjir (flood tracing) digunakan untuk
peramalan banjir dan pengendalian banjir. Untuk melakukan analisis penelusuran banjir
dihitung dengan menggunakan persamaan kinetic dan persamaan seri. Akan tetapi cara ini
adalah perhitungan yang sangat sulit dan sangat lama dikerjakan. Oleh karena itu untuk
keperluan praktek perhitungan hidrologi digunakan cara perhitungan yang lebih sederhana
yaitu dengan metode perhitungan persamaan seri dan persamaan penampungan. Salah satu
cara atau metode yang biasanya digunakan adalah metode Muskingum (Sosrodarsono dan
Takeda, 1980).
Pemilihan model penelusuran aliran untuk tujuan penerapan tertentu dipengaruhi oleh
tingkat berbagai kepentingan dengan mempertimbangkan faktor sebagai berikut:
Model menyajikan informasi hidraulik yang sesuai untuk menjawab pertanyaan
atau problem pemangku kepentingan
Tingkat akurasi model
Kebutuhan akurasi dalam penerapan penelusuran aliran
Tipe dan ketersediaan kebutuhan data
Ketersediaan fasilitas dan biaya komputasi
Familiaritas dengan model yang diberikan
Pengembangan dokumen, level kemampuan dan ketersediaan wadah atau paket
model penelusuran
Kekompleksan formulasi matematika model penelusuran yang akan dikembangkan
dengan bahasa pemrograman computer
Kapabilitas dan ketersediaan waktu untuk membangun model penelusuran
Dengan pertimbangan pertimbangan di atas, maka pemilihan model penelusuran dapat
dilakukan dengan asumsi bahwa tidak ada suatu model yang paling tepat melainkan memiliki
konsekuensi yang besar untuk mewujudknnya. Model penelusuran yang sederhana paling
cepat dan mudah karena keserhanaan komputasi akan ada. Akan tetapi pertimbangan
keakuratan akan membatasi penerapan model. Akurasi Model Penelusuran Reservoir.
Dalam aplikasi reservoir, akurasi model penelusuran level kolam sangat relatif terhadap
keakurasian model penelusuran dinamis terdistribusi . Akurasi Model Penelusuran Sungai.
Pada penerapan penelusuran aliran sungai, tipe lump dan kinematik dan model penelusuran
diffusi menunjukkan keuntungan kesederhanaan dimana dampak dari aliran balik (backwater)
tidak ada. Pertimbangan kekauratan membatasi model dalam penerapannya dimana hubungan
kedalaman air dan debit adalah nilai tunggal, dan nilai pergerakan menaik hidrograf dan
kemiringan dasar saluran tidaklah kecil.

PENGERJAAN
Data yang diketahui :
El. Crest
= 489 m
Spillway
Lebar Crest
= 45 m
Spillway
Koefisien Debit = 2.15 m1/2/det
t Hidrograf = 1 jam

Kapasitas tampungan waduk :


Kedalam
Luas Volume
elevas an
Genanga Tampungan
i (m) Waduk
n (m2) Waduk (m3)
(m)
10,53 35,9
470 0
5.85 14.32
32,62 149,5
475 5
2.63 85.93
58,45 377,4
480 10
3.06 75.29
82,05 727,1
485 15
1.12 09.58
114,99 1,215,38
490 20
8.02 7.82
153,84 1,876,49
495 25
1.16 3.79
210,42 2,784,82
500 30
6.74 8.78
259,92 3,959,05
505 35
0.76 4.12
309,31 5,384,37
510 40
4.16 4.08
360,99 7,064,59
515 45
3.63 9.29
482,26 9,152,28
520 50
8.25 1.95

Data hidrograf debit banjir rancangan :


Q 200 th Q 1000 th Q 1/2 PMF Q PMF
Jam
(m3/det) (m3/det) (m3/det) (m3/det)
0 6.95 6.95 6.95 6.95
1 71.73 96.67 64.04 121.12
2 365.71 503.83 323.09 639.22
3 302.50 416.28 267.39 527.82
4 234.66 322.32 207.60 408.25
5 196.99 270.16 174.42 314.88
6 167.33 229.07 148.28 289.60
7 138.15 188.66 122.56 238.17
8 89.75 121.63 79.92 152.17
9 61.42 82.39 54.95 102.88
10 45.01 59.66 40.49 74.03
11 33.95 44.34 30.74 54.53
12 26.42 33.91 24.11 41.26
13 21.22 26.71 19.52 32.09
14 17.40 21.43 16.16 25.37
15 14.61 17.56 13.70 20.45
16 12.56 14.72 11.90 16.84
17 11.06 12.65 10.58 14.20
18 9.96 11.13 9.61 12.26
19 9.16 10.01 8.90 10.84
20 8.57 9.19 8.38 9.80
21 8.14 8.59 8.00 9.04
22 7.82 8.15 7.72 8.48
23 7.59 7.83 7.51 8.07
24 7.42 7.60 7.36 7.77

Maks 365.71 503.83 323.09 639.22


Pengerjaan :

Contoh Pengerjaan :
Elevasi = 510 m
H = 510 m
h/Hd = 510/2,447 = 208,4185
Ka = 0,1672
L = 45 (2 x 510 x 0,1672) = -125,544
C = 2,15
Q = 2,15 x (-125,544) x 5103/2 = -3108778 m3/detik
Contoh Pengerjaan :
Elevasi = 510,2 m
H = 510,2 m
S = 5451583,09 m3
S = 5384374,08 - 5451583,09 = 67209,01 m3
S/t = 67209,01/(60 x 60) = 18,67 m3/detik
Q = -3081924,82 m3/detik
Q/2 = -3081924,82/2 = 1540962,41 m3/detik
= 18,67 1540962,41 = 1540981,08 m3/detik
= 18,67 + 1540962,41 = -1540943,74 m3/detik
Contoh Pengerjaan :
T = 2 jam
Inflow = 71,73 m3/detik
(I1+I2)/2 = (6,95 + 71,73)/2 = 39,34 m3/detik
= 2157,86 m3/detik
= 2157,86 + 29,24 = 2197,20 m3/detik
Outflow = -896,95 m3/detik
H = 538,34 m
Elevasi = 538,34 m

Anda mungkin juga menyukai