Pilihan
Pilihan
Disebuah sekolah menengah atas, tampak banyak anak-anak melakukan perayaan atas
kelulusan mereka. Termasuk juga disana seorang siswi berambut pirang panjang dengan mata
yang indah dan raut wajah bahagia atas kelulusannya. Siswi itu bernama Taylor Swift. Taylor
termasuk siswi yang berprestasi, ia menjadi peringkat pertama dalam kelulusannya. Rencananya,
setelah lulus ini, Taylor akan melanjutkan pendidikannya di Ecole Polytechnique University di
Paris. Keinginannya ini juga didukung oleh orang tuanya yang memang selalu menuruti apa yang
diinginkan Taylor, mungkin karena Taylor memang anak satu-satunya atau karena Taylor
memang berprestasi.
Taylor pun pulang kerumah dan memberitahukan pada ayahnya Mr. Marvels Georgeo
dan Mrs. Red Scarlet. Mr. Marvels dan Mrs. Red sangat senang dan berjanji akan memenuhi
keinginan putri mereka untuk sekolah keluar negeri.
Singkat cerita, setelah menyiapkan yang diperlukan Taylor berangkat ke Paris disertai
kedua orang tuanya. Namun, Mr. Marvels dan Mrs. Red ke Paris hanya untuk mengantar Taylor,
bukan untuk pindah bersama Taylor. Setelah Taylor mulai sibuk dengan aktivitasnya sebagai
mahasiswi, Mr. Marvels dan Mrs. Red memutuskan untuk pulang, karena masih banyak
pekerjaan kantor dan juga ingin membiasakan Taylor hidup mandiri.
Sudah 6 bulan Taylor di Paris dan selama itu juga ia melakukan semuanya sendiri,
meskipun orangtuanya hampir tiap bulan datang untuk menemuinya. Tapi setidaknya Taylor
yang sekarang sudah berbeda dengan Taylor yang dulu tidak bisa melakukan apa-apa tanpa
seorang pembantu.
Suatu malam setelah pulang kuliah, Taylor pergi kesebuah restoran dengan langkah yang
cepat, setengah berlari karena ia sudah sangat lapar. Saking buru-burunya, Taylor bahkan tidak
sadar didepannya ada orang dan menabrak orang itu. Taylor dan orang tersebut pun sama-sama
terjatuh dan handphone yang ada ditangan mereka terlepas. Taylor pun meminta maaf dan segera
mengambil handphonenya, Taylor bahkan tidak peduli apa orang yang ditabrak itu
memaafkannya.
Besoknya, Taylor melupakan kejadian itu, dan pergi kekampus. Sebenarnya Taylor tidak
tenang karena ia tidak dapat menghubungi orangtuanya. Tapi Taylor berusaha tenang dan fokus
untuk belajar. Setelah selesai kuliah, saat Taylor ingin pulang ia dikagetkan oleh tepukan
dipundaknya dan saat ia menengok orang tersebut adalah seniornya, Zayn. Zayn atau yang
dikenal dengan Zayn Malik ini merupakan senior yang galak terhadap juniornya, tapi anehnya
gadis-gadis tetap saja menyukainya, wajahnya memang tampan tapi kelakuannya itu
menyebalkan.
Zayn meminta Taylor untuk nmengembalikan handphonenya, Taylor bingung, lalu Zayn
menunjukkan handphone yang ada padanya (handphone Taylor), dihandphone tersebut sangat
banyak panggilan dari Mr. Marvels. Kemudian Zayn menceritakan kejadian semalam, dan
ternyata orang yang ditabrak Taylor waktu di restoran adalah Zayn. Taylor lalu meminta maaf
dan mengembalikan handphone Zayn, begitu pula dengan Zayn.
Setelah kejadian itu, Taylor menjadi akrab dengan Zayn. Padahal, awalnya Taylor
termasuk haters Zayn. Semakin lama, mereka semakin akrab dan ini menyebabkan Eliza
Charley teman sekelas Zayn cemburu. Eliza yang menyukai Zayn sejak SMA merasa tersaingi
oleh Taylor.
Hampir 5 bulan dekat, akhirnya Taylor dan Zayn jadian. Ternyata rasa benci Taylor waktu
pertama masuk ke kampus sudah berganti menjadi rasa sayang dan takut kehilangan. Taylor
terlihat bahagia bersama Zayn, mereka sangat sering menghabiskan waktu bersama. Zayn juga
terlihat sangat mencintai Taylor, ia selalu memberikan Taylor kejutan romantis disetiap kencan
mereka.
Satu tahun berpacaran, Taylor berencana untuk mengenalkan Zayn pada Mr. Marvels dan
Mrs. Red. Taylor sangat serius dengan hubungannya dan Zayn, meskipun hubungan mereka
sering dibuat retak oleh Eliza yang tidak rela Zayn berpacaran dengan Taylor. Namun Taylor dan
Zayn tetap mempertahankan hubungan mereka.
Tapi sayangnya, saat Mr. Marvels bertemu dengan Zayn, Mr. Marvels merasa tidak suka
dan tidak mengizinkan Taylor berpacaran dengan Zayn. Taylor menangis begitu tau ayahnya
tidak menyetujuinya dan lebih sakit lagi ketika Taylor mendengar bahwa ia akan dijodohkan oleh
ayahnya dengan Alexander, sahabat kecil Taylor.
Malam itu, dengan berat hati Taylor pergi berkencan dengan Alexander yang ternyata
menyukai Taylor. Di restoran tempat mereka berkencan ternyata ada Zayn, dan Zayn pun marah
saat melihat Taylor bersama Alexander. Zayn pun segera meninggalkan restoran tersebut,
sedangkan Taylor hanya terdiam dan menahan sedihnya.
Esok harinya, Taylor berangkat kekampus sendiri tanpa Zayn. Sejak kejadian semalam,
Zayn tidak menghubungi Taylor, bahkan Zayn tidak mau menjawab telpon dari Taylor. Namun,
Taylor tidak menemukan Zayn disekitar kampus. Sepertinya Zayn tidak masuk atau mungkin
sudah pulang lebih dulu. Taylor pun memutuskan untuk pergi ke restoran dimana mereka sering
kencan. Dugaan Taylor benar, Zayn berada disana. Tapi Zayn tidak sendiri, dia bersama Eliza.
Taylor langsung mendekati meja Zayn dan Eliza, tapi Zayn malah pergi keluar restoran. Taylor
mengejar Zayn dan disusul juga oleh Eliza. Saat didepan pintu restoran, Taylor berteriak
memanggil Zayn dan Zayn pun menghentikan langkahnya, Taylor mendekati Zayn dan
kemudian menceritakan apa yang sebenarnya ada antara Taylor dan Alexander, namun Zayn
tetap tidak terima dengan penjelasan Taylor, dan dia memilih untuk mengakhiri hubungannya
dengan Taylor. Zayn kemudian pulang bersama Eliza meninggalkan Taylor yang sedang
menangis tak percaya kalau orang yang dia sayang tega mengakhiri hubungan yang telah mereka
pertahankan selama ini.
Sejak hari itu, Taylor melewati hari-hari tanpa Zayn. Bahkan Taylor mendengar kabar
bahwa Zayn sudah jadian dengan Eliza. Taylor hanya dapat menahan sakit mendengar kabar itu.
Alexander yang tahu bahwa Taylor sudah putus dengan Zayn pun berusaha untuk merebut hati
Taylor. Namun sayang, kelihatannya itu sia-sia, Taylor tetap menganggap Alexander sebagai
teman.
Taylor dan Zayn putus sudah hampir satu tahun setengah, dan saat ini mereka tanpa
pasangan, Zayn sudah putus dengan Eliza karena Zayn selalu teringat Taylor. Zayn berencana
akan membawa Taylor untuk memulai semuanya dari awal. Zayn pun datang kerumah Taylor,
dan kebetulan ada Mr. Marvels dan Mrs. Red. Zayn pun memberanikan diri untuk berbicara
kepada Mr. Marvels tentang keinginannya untuk menjalin hubungan dengan Taylor. Namun Mr.
Marvels tetap tidak mengizinkan, Taylor pun menangis dan Mrs. Red mencoba menenangkan
Taylor.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Mr. Marvels mengadakan acara pertunangan Taylor
dan Alexander tanpa persetujuan Taylor, sehingga Taylor kaget dan tidak terima. Taylor pun
menghubungi Zayn, dan Zayn kaget. Zayn mengusulkan agar Taylor kabur, dan Taylor setuju.
Tapi rencana Zayn dan Taylor diketahui oleh Eliza dan Eliza menyampaikan rencana itu kepada
Mr. Marvels. Taylor pun dipanggil oleh ayahnya, begitu pun dengan Zayn diminta untuk datang.
Mr. Marvels marah kepada Taylor yang membantah keinginan ayahnya untuk dijodohkan dengan
Alexander. Tapi kali ini Taylor tidak hanya diam, dia berani mengatakan perasaannya yang
sebenarnya hanya menganggap Alexandee sebagai teman dan dia mencintai Zayn. Mrs. Red pun
terharu mendengar pertakataan putrinya.
Kejadian itu membuat Mr. Marvels sadar bahwa putrinya sudah dewasa dan bisa memilih
pasangan hidupnya sendiri. Mr. Marvels pun membatalkan pertunangan Taylor dan Alexander.
Dia mengizinkan Taylor memilih Zayn sebagai pasangannya. Zayn dan Taylor pun melakukan
acara tunangan.
Setelah kuliah mereka sama-sama selesai, mereka memutuskan untuk menikah. Begitu
juga dengan Alexander, dia memilih Eliza untuk menjadi pasangannya. Dan akhirnya mereka
hidup bahagia dengan pilihan mereka masing-masing.
Choice