Anda di halaman 1dari 19

KONSEP PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan,


penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari
pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam menganalisa pengaruh pola organisasi pada sifat dasar komunikasi
antara para pekerja, perlu untuk mengerti konsep sebagai berikut :
1) Peran
Peran diartikan sebagai suatu set perilaku dan sikap yang diharapkan
dari seseorang oleh mereka yang berinteraksi dengannya. Peran seseorang
diartikan pleh harapan-harapan orang lain, individu tersebut sangat
bergantung pada harapan mereka bagi aspek identitas pribadinya. Sepanjang
hidupnya seseorang memgang serangkaian peran, yang berubah dengan
perubahan keadaan hidupnya. Sebagai pekerja sebuah departemen
keperawatan, perawat dapat memegang bebrapa peran jabatan pada waktu
yang sama. Kepala perawat tertentu merupakan bawahan bagi atasannya,
seorang supervisor bagi staff perawatnya, rekan kerja kepala perawat lainnya
dan mungkin kepala panitia atau konsultan bagi para pekerja di divisi lain
dalam organisasinya. Kerena perbedaan sikap dan perilaku diperlukan dalam
pelaksanaan masing-masing peran, kepala perawat yang telah diuraikan di
atas harus sering mengubah seragam selama hari kerjanya, penyesuaian dan
penyesuaian ulang ekspresi wajah, bahasa tubuh, nada suara dan bahasa untuk
memenuhi harapan pihak yang berkepentingan lainnya yang telah
mengartikan setiap peran.
2) Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar
bersikap sesuai dengan harapan seseorang. Karena kekuasaan tunbuh dari
interaksi manusia, kekuasaan tidak bersifat statis, tetapi terus menerus
berubah. Perolehan kekuasaan oleh perawat perorangan tampaknya
memudahkan perolehan kekuasaan yang lebih besar dalam situasi yang sama.
Kemungkinan karena meningkatnya jumlah komunikasi dengan yang lain
atau perubahan dalam kualitas komuikasi tersebut. Begitu juga sebaliknya,
kehilangan kekuasaan seorang pekerja bisa mengubah hubungan timbal
baliknya dengan yang lian sehingga membuatnya terus-menerus kehilangan
kekuasaan seiring berjalannya waktu.
Kekuasaan terdiri dari berbagai jenis, yaitu :
a. Kekuasaan memberikan penghargaan (Reward Power) Adalah
kesanggupan untuk memberikan penghargaan terhadap yang lain
b. Kekuasaan paksaan (coercive power) adalah kesanggupan untuk
menerapkan hukuman kepada yang lain. Manajer perawat dapay
menghukum seorang pegawai melalui penurunan pangkat, scor, atau
pemecatan.
c. Kekuasaan referensi (referen power) adalah kemampuan mengilhami
kebanggaan tertentu pada yang lain sehingga mereka berharapa untuk
mengidentifikasikan diri mereka sendiri dengan objek kekaguman
mereka,
d. Kekuasaan ahli (expert power) adalah kemampuan untuk meyakinkan
yang lain supay seseorang memiliki derajat pengetahuan dan keahlian
tinggi dalam area spesialisasi.
3) Status
Konsep status berhubungan erat dengan kekuasaan. Status dapat diartikan
sebagai urutan penganugerahan suatu kelompok kepada seseorang yang
sesuai dengan penilaian mereka atas pekerjaan dan sumbangsihnya. Derajat
status yang diberikan kepada pekerjaan tertentu erat kaitannya dengan jarak
dari hierarki organisasi tingkat atas, jumlah keahlian yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas tersebut, derajat pelatihan khusus, atau pendididkan yang
diperlukan bagi posisi tersebut, tingkat tanggung jawab dan otonomi yang
diharapkan dalam pelaksanaan kerja dan gaji yang didapat dari jabatan
tersebut. Status masing masing perawat tergantung pada posisi dari
departemen kesehatan dalam tabel organisasi unit kerjanya. Status sebuah
kelompok dikaitkan dengan kemampuannya dalam mendapatkan sumberdaya
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kelompok. Kebanyakan perawat
percaya bahwa tujuan keperawatan bagi perawatan klien dan kesembuhannya
sama pentingnya dengan kesejahteraan klien seperti juga dengan tujuan
pengobatan medis atau tujuan administrasi keuangannya.
4) Wewenang
Konsep wewenang secra berbelit-belit dihubungkan dengan konsep
tanggung jawab. Jabat pada hierarki keperawatan puncak dihubungkan
dengan lapisan atas dari tanggung jawab dan wewenang. Jadi sttus yang
tinggi dihubungkan dengan wewenang, yang memberi status pekerjaan tinggi
bagai manapun dapat diserahkan pada jabatan dilapisan rendah struktur
organisasi.
5) Kepusatan (centrality)
Konsep sentralisasi/kepusatan organisasi mengacu pada kenyataan bahwa
beberapa jabatan ditempatkan sedemikian rupa dalam struktur organisasi
sehingga melibatkan isi pememgang jabatan kedalam seringnya komunikasi
dengan sejumlah besar pekerja lainnya. Sebaliknya, jabatan lainnya
ditempatkan sedemikian rupa sehingga terjadi sedikit komunikasi di antara
pemegang jabatan dengan yang lainnya. Dengan menggunakan skema
orgnisasi lembaga tersebut, adalah mungkin untuk menghitung jumlah
langkah atau pertukaran pembicaraan yang diperlukan guna menyampaikan
informasi kepada jabatan yang diberikan dari setiap posisi lain dalam jaringan
kerja tersebut. Jumlah langkah bagi orang atau jabatan tertentu disebut total
jarak organisasi. Penambahan jarak perseorangan bagi semua pegawai dalam
organisasi dan membaginya dalam jumlah pegawai akan menghasilkan jarak
rata-rata organisasi (average organizational distance) bagi semua jabatan
dalam struktur itu. Dengan membandingkan total jarak organisasi seseorang
dengan jarak rata-rata bagi seluruh struktur, seseorang dapat menentukan
setiap jarak relatif organisasi (relative organizational distance) pegawai. Para
pegawai dengan jarak relatif organisasi yang terkecil adalah yang paling
pokok dalam struktur tersebut. Mereka lebih banyak menerima informasi
yang berhubungan dengan kerja di banding pekerja pokok. Terhadap pekerja
yang berpengetahuan, informasi adalah bahan mentah untuk produksi. Karena
pekerja yang lebih terpusat secara organisasi seharusnya lebih produktif
dibanding pekerja yang kurang terpusat.
6) Komunikasi ( Communication )
Semua pekerjaan dalam sebuah kelompok manusia dilakukan melalui
dan karena komunikasi antar pekerja. Komunikasi biasa diartikan sebagai
pengiriman informasi dan opini antar manusia. Diperlukan pendahuluan
pesan oleh si pengirim dan persepsi pesan yang sama oleh si penerima pesan.
Kebanyakan ahli komunikasi percaya bahwa penangkapan pesan tersebut
merupakan aspek yang lebih kritis dari proses dan usaha memperbaiki
kualitas serta akurasi komunikasi sebaiknya dimulai dengan mengajari
manusia bagaimana mendengar secara bersungguh - sungguh dan kritis
terhadap semua aspek pesan yang dikirim. Adalah mungkin untuk melatih
pengirim pesan agar mengatur, mengulang, dan merangkum informasi
sehingga memaksimalkan pengertian oleh si penerima pesan. Pengirim pesan
dapat diajari memperkuat isi verbal setiap pesan dengan ekspresi yang sesuai
dan gerak isyarat untuk menekankan konsep kunci serta untuk mendapatkan
masukan dari si penerima pesan sebagai tanda atas keefektifan komunikasi.

1. Struktur Organisasi
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah.
Struktur ini terdiri dari unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan
kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
1. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan
membedakan bentuk struktur organisasi.
3. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga
lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur
perusahaan.
4. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur
organisasi.

Bentuk-bentuk Organisasi
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan
departementasi yang menunjukkan hubungan kerja sama. Bagan ini
menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry
G. Hodges dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bentuk Piramidal
2. Bentuk Vertikal
3. Bentuk Horisontal
4. Bentuk Melingkar
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1. Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan
oleh Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya
masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta
spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikannya :
a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada
pada satu tangan.
b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan
berhubungan langsung dengan bawahan.
c. Proses pengambilan keputusan cepat.
d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah
dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.
e. Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya :
a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia
tidak mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan
terancam kehancuran.
b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai
bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah
karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu
tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat
pimpinan di dalam organisasi.
Kebaikannya :
a. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta
apapun tujuan perusahaan.
b. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana
sebagai akibat adaya staf ahli.
c. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat
ditentukan menjadi suatu spesiali-sasi.
d. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
e. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang
diajak berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam satu tangan.
f. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang
terperinci.
g. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan
dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Kelemahannya :
a. Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi
tidak saling mengenal.
b. Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena
atasan dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri-sendiri
padahal kewenangannya berbeda.
c. Kesatuan komando berkurang.
d. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan
adanya hambatan pelaksanaan tugas.
3. Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan.
Organisasi ini dipakai pada perusahaan yang pembagian tugasnya
dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
a. Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b. Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
c. Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d. Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Kelemahannya :
a. Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
b. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
c. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang
sama sehingga sering timbul konflik.
4. Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas
selesai maka selesailah organisasi tersebut.
Kebaikannya :
a. Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam
pembahasan yang dalam dan terperinci.
b. Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
c. Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
a. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-
larut yang menghambat pelaksanaan tugas.
b. Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
c. Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan,
karena faktor kreatifitas lebih dipentingkan.

Organisasi Formal dan Informal


Ragam arti organisasi banyak sekali seperti organisasi statis, organisasi
dinamis, organisasi formal, organisasi informal, organisasi tunggal,
organisasi jamak, organisasi daerah, organisasi regional, organisasi negara,
organisasi internasional dan lain sebagainya. Ada beberapa saja yang akan
dibahas di sini, yaitu :
1. Organisasi Statis :
Yaitu gambaran skematis hubungan-hubungan kerjasama yang
terdapat dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
2. Organisasi Dinamis :
Yaitu kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema
organisasi, mengadakan departementasi dan menetapkan wewenang,
tugas dan tanggung jawab.
3. Organisasi Formal :
Yaitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara
rasional.
4. Organisasi Informal :
Yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tidak
dikoordinir untuk mencapai tujuan yang disadari tapi akhirnya
mempunyai tujuan bersama, dimana kedudukan dan fungsi-fungsi
yang dilakukan tampak kabur.

Struktur organisasi Rumah Sakit di Indonesia


Struktur organisasi rumah sakit dan lembaga - lembaga yang berkaitan
dengan rumah sakit tidak dapat digambarkan secara seragam. Tapi
beberapa hal tentang struktur organisasi tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut :
a. Struktur organisasi Depkes RI
b. Kaitan organisasi RSUD dengan Depkes RI dan Depdagri
c. Organisasi RS Swasta
d. RS Pemerintah
Struktur organisasi dan tata kerja RSU pemerintah diatur dalam SK
Menkes RI No. 134 / Menkes / SK / IV/ 78 tahun 1978 yang berlaku
untuk RS Umum kelas A, B, dan C yang dapat digambarkan sebagai
berikut :
Rincian tugas :
a) Direktur rumah sakit mempunyai tugas : memimpin, mengawasi, dan
mengkoordinasikan tugas - tugas rumah sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Direktur rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
Unsur bantuan kepemimpinan : para wakil direktur
Unsur bantuan administrasi : kepala bagian sekretariat
Unsur bantuan pelaksanaan fungsional : para kepala bidang
Unsur bantuan pelaksanaan keuangan : bidang keuangan
Unsur bantuan fungsional : kepala unit pelaksana fungsional.
b) Bagian sekretariat mempunyai tugas :
Mempersiapkan dan menyusun program laporan mengenai
kegiatan semua satuan organisasi dalam lingkungan RS
Melakukan pengelolaan pegawai urusan ketata usahaan
Melakukan ketata - usahaan penderita rawat inap
Melaksanakan pencatatan medis
c) Instalasi
Bertugas sebagai penunjang UPF, yang meliputi :
Farmasi
Patologi
Laboratorium
Pemeliharaan RS
Kamar jenasah
d) Unit pelaksana fungsional
Melakukan usaha pelayanan kesehatan :
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
Rujukan
e) Bidang - bidang
1. Bidang penunjang medis : mengkoordinasikan seluruh kebutuhan
unit - unit :
unit anestesi dan perawatan intensif
unit pelayanan darurat medis
unit radiologi
unit pelayanan rehabilitasi
Instalasi
2. Bidang pelayanan medis : mengkoordinasikan seluruh unit
pelaksana fungsional yang langsung atau tidak langsung
memperlancar kegiatan pelayanan kegiatan pada UPF.
3. Bidang pendidikan dan latihan mempunyai tugas :
Mengatur dan mengkoordinasikan pendidikan dan latihan
dokter, dokter ahli, dan paramedis.
Melaksanakan penataran medis dan paramedis dalam rangka
sistem rujukan.
Melaksanakan kegiatan perpustakaan

4. Bidang keuangan mempunyai tugas :


Mempersiapkan dan menyusun anggaran pendapatan dan
belanja, pertanggung jawaban keuangan .
Melakukan tata usaha keuangan, pengelolaan bendahara.
Pengelolaan penerimaan, pembukuan penyetoran ke kas
negara dan pertanggung jawaban keuangan yang diperoleh
dari pelayanan RS.
2. Job Description
Job description adalah seperangkat fungsi atau tugas tanggung jawab
yang dijabarkan kedalam kegiatan pekerjaan.
1) Kepala Ruangan
A) Tanggung Jawab Kepala Ruangan
Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab
kepada kepala instalansi terhadap hal-hal sebagai berikut:
Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan
keperawatan
Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
keperawatan
Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan
Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan
keperawatan
Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan
siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan
B) Wewenang Kepala Ruangan
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Ruangan mempunyai wewenang
sebagai berikut:
Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf
keperawatan
Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang
perawatan
Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang Kepala Ruangan
Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/Kasi/Kepala
Rumah Sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan
keperawatan
C) Tugas Kepala Ruangan
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di
ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya
Melaksanaan fungsi perencanaan (P1), meliputi :
Menyusun rencana kerja kepala ruangan
Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang rawat yang bersangkutan
Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan
Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koodinasi
dengan kepala instansi
Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
Melaksanaan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)
Mengatur dan menkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang
bertugas diruang rawatnya.
Menyusun jadwal dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan
dan
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi: penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruang inap, fasilitas yang ada dan cara penggunaaanya dan
kegiatan rutin sehari hari
Membimbing tenaga keperawatan untuk melakukan pelayanan/
asuhan keperawatan yang sesuai ketentuan.
Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas diruang
rawatnya.
Melaksanakan orientasi tenaga perawatan yang baru atau
tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat
Memeberikan kesempatan /ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/ penataran dengan koordinasi kepala
instansi / kasi keperawatan / kepala bidang keperawatan.
Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat obatan sesuai
kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit
Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar
selalau dalam keadaan siap pakai
Mendampingi visite dokter dan mencatat instruktur dokter
khususnya bila ada perubahan program pengobatan pasien.
Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan diruang
rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi /non infeksi untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
Memberikan motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang rawat
Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien rawat inap
Menyimpan semua berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan diruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan
ke MR
Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan serta kegiatan lain diruang rawat
Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan
ruang rawatnya sebagai lahan praktek
Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasienatau
keluarganya sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya
Melakukan serah terima pasien dan lain lain pada saat
pergantian dinas
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi:
Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah di tentukan
Mengawasi dan menilai siswa/ mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar msesuai tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan
Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada
dibawah tanggung jawabnya.
Menguasai, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenagaperawatan, peralatan perawatan serta obat-obatan secara
efektif dan efisien.
Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
standar yang berlaku secara mandiri atau kordinasi dengan tim
pengendali mutu asuhan keperawatan.
2) Perawat Primer
Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprensif
Membuat tujuan dan rencana keperawatan
Melaksanakan rencana yang telah dibuat selam praktek bila di
perlukan
Mengkomunikasihkan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga
sosial di masyarakat
Membuat jadwal perjanjian klinik
Mengadakan kunjungan rumah bila perlu
3) Perawat Pelaksana
A) Tanggung jawab perawat pelaksana
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di rawat bertanggung
jawab kepada kepala ruangan/instalasi terhadap hal-hal sebagai
berikut:
1) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuia standar.
2) Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan
asuhan keperawatan/ kegiatan lain yang dilakukan
B) Wewenang Perawat Pelaksana
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di ruang rawat
mempunyai wewenang sebagai berikut:
Meminta informasi dan petunjuk pada atasan
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien/ keluarga pasien sesuai
kemampuan dan batas kewenangan.
C) Tugas pokok perawat pelaksana:
Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai
Melakukan pengakajian keperawatan dan menentukan diagnosa
keperawatan
Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan
batas kemampuannya, antara lain:
- Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan
- Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
mengenai penyakitnya.
- Melatih/ membantu pasien untuk latihan gerak. Melakukan
tindakan darurat kepda pasien (antara lain: panas tinggi, kolaps,
perdarahan, keracunan, henti napas dan henti jantung) sesuai
dengan protab yang berlaku. Selanjutnya segera melaporkan
tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/
dokter jaga.
- Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
- Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas
kemampuannya.
- Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas
kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
- Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergilir
sesuai jadwal dinas.
- Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang
rawat
- Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan
keperawatan
- Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti
secara lisan maupun tulisan pada saat pengganti dinas.
3. Prinsip Pengorganisasian
Untuk mencapai tujuan dalam pengorganisasian diperlukan prinsip - prinsip
sebagai berikut :
1) Prinsip rantai komando
Rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota,
efektif secara ekonomisdan berhasil dalam mencapai tujuan mereka,
organisasi dibuat dengan hubungan hierarkisdalam alur autoritas dari atas
ke bawah. Prinsip ini mendukung struktur mekanistisdengan autoritas
sentral yang mensejajarkan autoritas dan tanggung jawab.
Komunikasiterjadi sepanjang rantai komando dan cenderung satu arah ke
bawah. Pada organisasikeperawatan modern, rantai komando ini adalah
datar, dengan garis menejer dan stafteknis serta administrasi yang
mendukung stap perawat teknis.
2) Prinsip kesatuan komando
Kesatuan komando menyatakan bahwa seorang pekerja mempunyai satu
penyelia danterdapat satu pimpinan dan satu rencana untuk kelompok
aktifitas dengan obyektif yangsama. Prinsip ini masih diikuti pada
kebanyakan organisasi keperawatan tetapi masih terus dimodifikasi
dengan memunculkan teori organisasi. Keperawatan primer dan
manajemen kasus mendukung prinsip kesatuan komando ini,seperti juga
praktek bersama.
3) Prinsip rentang kontrol
Rentang kontrol menyatakan bahwa individu harus menjadi penyelia suatu
kelompokbahwa ia dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah,
fungsi, dan geografi. Prinsipasal ini telah menjadi elastis makin sangat
terlatih pekerja makin kurang pengawasanyang diperlukan. Pekerja dalam
masa latihan memerlukan lebih banyak pengawasanuntuk mencegah
terjadinya kesalahan. Bila digunakan tingkat yang berbeda dari
pekerjakeperawatan, menejer perawat harus lebih banyak
mengkoordinasikan.
4) Prinsip spesialisasi
Spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus dapat
menampilkan satu fungsikepemimpinan tunggal. Sehingga ada divisi
tenaga kerja : suatu perbedaan di antaraberbagai tugas. Spesialisasi
dianggap oleh kebanyakan orang menjadi cara terbaik untuk menggunakan
individu dan kelompok. Rantai komando menggabungkan kelompok-
kelompok dengan spesialitas yang menimbulkan fungsi departementalis.
5) Prinsip pembagian kerja
Merupakan perincian dan pengelompokan aktifitas yang semacam
atau erat hubungannyasatu sama lain yang dilakukan oleh suatu bagian
atau unit kerja tertentu. Prinsip dasarnyaadalah untuk mencapai efisiensi
pelaksanaan kerja dimana orang mengerjakan kegiatan tertentu sesuai
dengan kemampuannya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pembagian kerja adalah :
a. Setiap unit kerja mempunyai perincian tugas dan aktifitas
yang akandilakukan, secara jelas dan tegas.
b. Setiap staf atau anggota organisasi harus memiliki perincian tugas,
tanggungjawab dan wewenang.
c. Beban tugas yang diberikan kepada staf atau unit organisasi harus
sesuai dengankemampuan.
d. Variasi tugas yang diberikan hendaknya diusahakan yang
sejenis atau erathubungannya satu sama yang lain.
e. Penempatan staf harus tepat dan sesuai.
f. Penambahan atau pengurangan tenaga harus berdasarkan beban kerja.

Dalam pembagian kerja ada beberapa dasar yang perlu diperhatikan


yang dapat dipakaisebagai pedoman :
a) Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya
koordinator perawatan yangberada di lantai dua rumah sakit yang
terdiri dari ruang penyakit dalam kelas dua, ruangbedah umum kelas
dua, dan sebagainya.
b) Pembagian kerja atas jenis barang atau jasa yang diproduksi.
Misalnya koordinatorasuhan keperawatan ruang unit bedah,
koordinator pendidikan keperawatan, koordinatorpengendalian mutu
pelayanan keperawatan.
c) Pembagian kerja berdasarkan waktu / shift pagi, siang, dan malam.
d) Pembagian atas dasar konsumer yang dilayani, misalnya perawat yang
khusus merawatklien dengan penyakit kulit, THT, dan lain lain.
e) Prinsip pendelegasian
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang atau kekuasaan.
Kekuasaan merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan yang
perlu agar tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik.
Wewenang atau kekuasaan itu terdiri dari berbagai aspek antara lain
wewenang mengambil keputusan , menggunakan sumber daya,
memerintah,dan menggunakan batas waktu tertentu.
Adapun manfaat pendelegasian adalah :
Pimpinan dapat melakukan tugas pokok saja.
Setiap staf atau perawat memiliki wewenang sesuai dengan
tugasnya.
Meningkatkan kemampuan staf.
Kegiatan tetap berjalan walaupun pimpinan tidak ada.
Pelatihan dan kaderisasi untuk meningkatkan jenjang karir.
Dalam melakukan pendelegasian seorang pimpinan hendaknya
memperhatikan kemampuan orang yang diberi wewenang atau
pendelegasian, memperhatikan pendapatorang yang diberi wewenang,
melakukan bimbingan, menggerakkan dan melakukan pengontrolan.

Prinsip prinsip organisasi yang telah disebutkan diatas adalah saling


ketergantungan dan dinamis bila digunakan oleh manajer perawat untuk
menciptakan lingkungan yang merangsangdalam praktek keperawatan
klinis.
4. Kegiatan Pengorganisasian
a) Mengalokasikan sumber daya. Merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan.
b) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab.
c) Kegiatan perekrutan, penyelesaian, pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia/tenaga kerja.
d) Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

Anda mungkin juga menyukai