Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kegiatan perusahaan yang paling penting adalah pemasaran.
Pemasaran dapat dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,
memperkenalkan, dan menyerahkan produk kepada customers dan businesses.
Pemasaran sering juga disebut sebagai seni menjual produk/the art of selling
products (Kotler, 2003). Pemasaran merupakan fungsi atau kegiatan yang
langsung berhubungan dengan lingkungan eksternal. Karena pemasaran
memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup perusahaan, maka pemasar
perlu mengembangkan strategi. Strategi dapat didefinisikan sebagai intends to
do (Tjiptono, 1997). Salah satu strategi pemasaran yang perlu
dipertimbangkan oleh perusahaan adalah strategi multi level marketing
(MLM).
Multi level marketing telah berkembang di Inggris dan Amerika, serta
merupakan salah satu strategi yang dianggap penting dalam pemasaran.
Orang-orang di kedua negara tersebut pada umumnya bekerja paruh waktu
sebagai distributor atau menjadi anggota perusahaan multi level marketing. Di
Amerika bisnis ini merupakan bisnis multinasional yang melibatkan jutaan
orang dengan berbagai macam latar belakang dan omsetnya mencapai
trilyunan rupiah.
Ketika mulai dikenalkan di Indonesia, perusahaan yang menawarkan
produknya melalui pemasaran berjenjang/MLM ini mendapat sambutan yang
cukup luar biasa. Banyak orang dengan berbagai latar belakang atau profesi,
seperti ibu rumah tangga, perawat, dokter, mahasiswa/pelajar, wiraswastawan,
dosen, karyawan BUMN, PNS, karyawan swasta dan sebagainya, bergabung
menjadi anggota/distributor perusahaan MLM. Sebagian dari mereka yang
menjadi distributor dan menjalankan bisnis ini secara profesional atau benar,
berhasil meraih kesuksesan dengan mendapatkan berbagai bonus dan passive
income dari perusahaan MLM. Akan tetapi tidak sedikit pula yang gagal dan
kemudian mengundurkan diri sebagai distributor, karena tidak menjalankan
bisnis ini dengan benar dan belum memahami benar cara kerja MLM.
Banyak produk sekarang ini dipasarkan dengan strategi MLM. Dalam
kondisi krisis ekonomi, strategi ini menjadi semakin populer dan perusahaan-
perusahaan yang menggunakan straegi ini berhasil meraih keuntungan yang
besar (Kartajaya, 1998). Keberhasilan PT. Amway Indonesia dari Amerika
Serikat, PT. Centra Nusa Insan cemerlang (CNI), Lippo group dengan
produknya arisan Lippo, Tiens dari RRC dengan produk suplemen kesehatan,
kemudian disusul IFA dari Indonesia dengan produknya footwear, karena
strategi MLM.
Salah satu dampak krisis ekonomi adalah terjadinya kesulitan likuiditas
perusahaan dan adanya penurunan daya beli masyarakat/konsumen. Kegiatan
distribusi konvensional dan promosi juga terganggu, karena biayanya menjadi
lebih tinggi. Dalam kondisi krisis ekonomi ini, upaya perusahaan antara lain
adalah melakukan efisiensi termasuk efisiensi dalam kegiatan distribusi dan
periklanan, serta berusaha menjaga agar tetap dekat dengan konsumen. Untuk
dapat menjalankan kedua fungsi tersebut, salah satu alternatif strategi yang
dapat digunakan oleh perusahaan adalah MLM. Strategi ini menjadi lebih
berarti, karena dapat berfungsi untuk kedua hal tersebut (Kartajaya, 1998).
Strategi MLM seperti yang dilakukan oleh beberapa perusahaan di
banyak negara berhasil tumbuh dan berkembang meskipun dalam kondisi
krisis. Tiens Group yang berkantor pusat di Henderson Centre Beijing
misalnya, telah memiliki jaringan distributor dan mendaftarkan mereknya
paling tidak di 180 negara, termasuk di Indonesia serta memiliki kantor
cabang di 36 negara. Dengan mengadopsi sistem network marketing pada
tahun 1995, perusahaan ini berhasil meningkatkan omset penjualannya dari
630 juta Yuan tahun 1996 menjadi 2.12 milyar Yuan pada tahun 1997. Ada
dua keuntungan dari strategi ini, yaitu memotong pola distribusi konvensional
yang membebani lebih dari 25% dari harga jual dan meningkatkan komunikasi
personal. Hal tersebut diperlukan pada saat daya beli masyarakat menurun
akibat krisis ekonomi dan kebutuhan arus kas perusahaan mendesak.
Pemasaran dengan strategi MLM memiliki daya tarik tersendiri. Menurut
Shindunata yang dikutip oleh Palupi (1998: 64), faktor-faktor yang menjadi
daya tarik tersebut antara lain pasar yang prospektif, investasi yang relatif
rendah, biaya promosi yang rendah, dan mekanisme kerja yang tergolong
sederhana. Faktor lain yang menjadi daya tarik dari bisnis ini adalah tidak
membutuhkan modal yang begitu besar, waktu fleksibel/bisa dikendalikan
sendiri, banyak berhubungan dengan konsumen, dan resiko yang relatif kecil.
Berbeda dengan bisnis konvensional yang membutuhkan modal relatif
besar, tempat, lokasi usaha, waktu yang sudah ditentukan, harus memiliki
skill/keahlian, dan bisnis ini ibarat mengayuh sepeda, ketika berhenti
mengayuh maka berhenti pula pendapatan kita (“Kabar Kampus”, 1999: 3).
Faktor-faktor tersebut kiranya sesuai dan tepat dalam kondisi krisis karena
relatif efisien.
Sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa bisnis MLM sebagai
pekerjaan sampingan, sehingga jarang yang meraih kesuksesan atau kecewa
karena hanya mengejar keuntungan materi saja dan kurang memperhatikan
konsumen dalam jangka panjang. Padahal bisnis ini apabila dijalankan secara
profesional dan dengan cara yang benar, tidak jarang akan mendatangkan
keuntungan yang relatif besar (“Kabar Kampus”, 1999: 3). Tulisan ini
mencoba memberikan sedikit gambaran tentang cara kerja pemasaran dengan
strategi multi level marketing.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi MLM
Multi Level marketing (MLM) secara etimologi berarti pemasaran yang
berjenjang banyak. MLM merupakan salah satu dari berbagai cara yang dapat
dipilih oleh perusahaan untuk memasarkan produknya.
Dalam MLM pelanggan diberdayakan untuk melaksanakan tugas
pemasaran atau pendistribusian secara mandiri tanpa campur tangan langsung
perusahaan. Imbalannya dalam bentuk potongan harga, komisi, atau insentif
yang ditetapkan oleh perusahaan produsen secara berjenjang sesuai dengan
jumlah nilai penjualan (biasanya disebut volume point atau bussiness point)
yang diberitahukan kepada distributor independen sejak mereka mendaftar
sebagai anggota.
Dalam kata lain Multi Level Marketing dapat dikatakan sebagai
pemasaran yang dilakukan melalui banyak level atau tingkatan, yang
biasanya dikenal dengan istilah up line (tingkat atas) dan down line (tingkat
bawah). Upline (promotor) adalah anggota yang sudah menjadi anggota
terlebih dahulu, sedangkan bawahan (downline) adalah anggota baru yang
mendaftar atau direkrut oleh promotor. Jenjang keanggotaan ini bisa saja
berubah-ubah, sesuai dengan syarat pembayaran atau pembelian tertentu

2.2 Sistem Kerja MLM


Bisnis yang menggunakan multilevel marketing ini memang digerakkan
dengan jaringan, yang terdiri dari up line dan down line. Meski masing-
masing perusahaan dan pebisnisnya menyebut dengan istilah yang berbeda-
beda. Demikian juga dengan bentuk jaringannya, antara satu perusahaan
dengan yang lain, mempunyai aturan dan mekanisme yang berbeda; ada yang
vertikal, dan horisontal. Misalnya, Gold Quest dari satu orang disebut TCO
(tracking centre owner), untuk mendapatkan bonus dari perusahaan, dia harus
mempunyai jaringan; 5 orang di sebelah kanan, dan 5 orang di sebelah kiri,
sehingga baru disebut satu level. Kemudian disambung dengan level-level
berikutnya hingga sampai pada titik level tertentu ke bawah yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Masing-masing level tersebut kemudian
mendapatkan bonus (komisi) sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh
perusahaan yang bersangkutan.
Pada sistem MLM, ada point yang bisa didapatkan oleh anggota jika ada
pembelian langsung dari produk yang dipasarkan, maupun melalui pembelian
tidak langsung melalui jaringan keanggotaan. Tetapi kadang point bisa
diperoleh tanpa pembelian produk, namun dilihat dari banyak dan sedikitnya
anggota yang bisa direkrut oleh orang tersebut, yang sering disebut dengan
pemakelaran.

2.3 Keunggulan MLM


1) Keunggulan dari sisi kompensasi
System kompensasi usaha MLM merupakan sistem kompensasi bisnis
yang paling menarik, setiap jenjang memiliki sumber penghasilan yang
boleh dikata tanpa batas sesuai dengan prestasi si distributornya.
2) Keunggulan dari sisi modal
Bisnis MLM tidak memerlukan modal besar, hanya butuh jumlah yang
relative kecil, karena modal utamanya bukanlah uang tapi jaringan yang
dimilki oleh para distributornya.
3) Keunggulan dari sisi waktu
Bisnis MLM adalah bisnis dengan waktu fleksibel, distributor dapat
melakukan presentase atau penjualan pada waktu yang mereka lakukan
sendiri.
4) Keunggulan dari sisi pemasaran
Bisnis MLM memilki sistim jaringan pemasaran yang sangat baik, dengan
sistim pendukung yang mudah di tiru dan dijalankan oleh setiap orang
yang bergabung.
5) Keunggulan dari sisi kelompok
MLM adalah bisnis yang mengorganisasikan banyak orang yang
bergabung masing-masing kekuatannya dan saling mendukung untuk
meraih sukses secara bersama-sama.
6) Keunggulan dari sisi bisnis Bisnis MLM seperti membeli waralaba
pribadi, terdapat seperangkat sistim siap pakai yang dapat kita gunakan
untuk segera memulainya.
7) Keunggulan dari sisi pendidikan
MLM merupakan tempat yang baik untuk keterampilan bisnis. MLM
memberikan pendidikan yang melatih manusia didalamnya untuk memilki
keterampilan dan kemampuan yang tidak dilatih di bangku pendidikan
formal khususnya bagi para pelajar

2.4 Kelemahan MLM


1) Masalah kejenuhan pasar
Pasar dikatakan jenuh jika terdapat terlalu banyak produk yang ditawarkan
sehingga pasar mengalami kesulitan atau tidak mampu untuk menyerap
produk tersebut.
2) Masalah keorganisasian
Struktur organisasi dengan jenjang yang tidak dibatasi memungkinkan
terjadinya penumpukan pada level akhir. Untuk menghindarinya seseorang
haruslah tertarik kepada produk yang ditawarkan sebelum bergabung
dengan MLM.
3) Masalah mengampanyekan materialisme.
MLM cenderung melakukannya dengan menjanjikan pemberian bonus
yang luar biasa untuk ukuran masyarakat kita, misal mobil, rumah, dll,
yang secara terbuka dikampanyekan. Ini yang disorot kalangan tertentu
yang memandang MLM sedang mengkampanyekan materialisme.
Kesuksesan selalu dikaitkan dengan material.
4) Masalah hubungan Seorang distributor
MLM akan selalu memandang hubungan sesuai dengan orang lain sebagai
prospek untuk membangun bisnis. Jadi apabila distributor tersebut tidak
pandai mengorganisasikannya, justru dapat merusak hubungan.

2.5 Kiat-Kiat Berbisnis MLM


1) Pelajari MLM yang diikuti
Agar tetap aman dari skema piramida dan penipuan MLM, perlu
membekali diri dengan pengetahuan. Pelajari industri MLM yang akan
diikuti dan pastikan diri cocok dengan bisnis dan produk tersebut. Jika
memang yakin bisa menghasilkan banyak uang dengan ikut bisnis ini,
jalani dengan kemantapan hati. Semakin banyak tahu tentang bisnis
tersebut, maka semakin bisa melindungi diri dari penipuan dan buat
rencana sukses melalui MLM, sebaliknya jika tidak yakin sebaiknya
jangan paksa untuk tetap berada di MLM tersebut.
2) Cari perusahaan dengan produk yang diminati dan disukai
Begitu juga ketika ingin mendapatkan rekan di MLM, carilah orang
yang memiliki kesukaan dengan produk yang akan dijual, sehingga bisa
saling menyemangati ketika menawarkan produk ke orang lain. Jangan
lupa juga melihat kompensasi perusahaan yang akan diberikan kepada
Anda sebelum bergabung dan pastikan kompensasi yang didapat
menguntungkan buat Anda.
3) Apa adanya dan tidak melakukan tipuan
Salah satu alasan penjualan MLM mendapat cap buruk karena banyak
para anggotanya saat merekrut anggota baru mengatakan hal yang
berlebihan dan melakukan sedikit tipuan, sehingga membuat orang
terpikat dan percaya sehingga ingin bergabung.
Perusahaan MLM memang tidak melarang hal ini, tapi sebaiknya
berbicara apa adanya dan ceritakan kesuksesan orang yang Anda ketahui
tanpa melebih-melebihkan, hal ini adalah lebih baik.
Perusahaan MLM yang benar akan mendorong untuk selalu jujur
dalam berurusan dengan dengan pelanggan dan calon anggota potensial.
Jika menyukai produk tersebut, antusiasme akan cukup untuk
mempromosikannya.
Pastikan tidak bohong atau membuat klaim berlebihan dan salah.
Sehingga pelanggan yang direkrut tidak merasa tertipu dan hasilnya bisa
ikut menjadi partner bisnis.
4) Jangan banyak melibatkan teman dan keluarga
Ketika memulai bisnis, tidak ada salahnya untuk melibatkan teman
dan keluarga jika mereka ingin bergabung, tetapi jika mereka enggan
mengikuti bisnis tersebut, jangan terlalu memaksa untuk bergabung.
Memang banyak perusahaan MLM yang menyarankan membuat daftar
100 orang dikenal untuk diikutsertakan, tapi perlu diketahui bahwa
sebagian besar pelaku MLM sukses memiliki sedikit teman dan keluarga
dalam bisnis mereka. Dan orang-orang yang berada dalam bisnis ini sering
kali datang setelah melihat keberhasilan MLM ini.
5) Identifikasi target pasar
Satu kesalahan terbesar pelaku MLM baru lainnya adalah melihat
semua orang (termasuk teman dan keluarga) sebagai pelanggan potensial
yang bisa direkrut.
Seperti bisnis lain, Anda akan memiliki kesuksesan yang lebih besar
dan efisiensi jika dapat mengidentifikasi target pasar dan memfokuskan
upaya pemasarannya pada mereka.
Misalnya di bisnis vitamin, seseorang yang tidak peduli tentang
kesehatan, bukanlah orang yang tepat untuk didekati, justru ini bisa
mengganggu bisnis Anda, carilah orang yang tertarik dan memedulikan
kesehatan diri untuk dijadikan prospek.
6) Upayakan membagi dan promosikan produk yang dijual setiap harinya
Fokus untuk selalu membangun bisnis dan merekrut anggota baru,
meskipun penghasilan yang didapatkan dari MLM belum sesuai dengan
target yang diharapkan.
Jika ada pelanggan yang suka dengan produk atau jasa yang Anda
tawarkan, lakukan pendekatan dan hal ini lebih mudah untuk menariknya
menjadi rekan di bisnis tersebut.
Orang yang menyukai produk yang dipakainya biasanya akan
mempromosikan dengan sendirinya tentang produk yang Anda jual
tersebut, jika banyak yang tertarik ini bisa menjadi kunci untuk
mendapatkan pelanggan baru untuk kemudian direkrut juga menjadi
anggota.
Cara-cara seperti membagi sampel produk atau mengajak orang yang
Anda kenal untuk ikut mempromosikan produk juga baik dilakukan, Anda
juga bisa melakukan hal ini melalui website atau akun media sosial yang
dimiliki.
7) Dengar keluhan dan jual solusi
Banyak perusahaan menyediakan script untuk membantu menjual
produk atau jasa. Hal ini dapat membantu Anda menjelaskan tentang
produk yang ditawarkan kepada konsumen. Baik dalam hal penjualan,
solusi maupun kebutuhan pelanggan.
Tulislah kontak Anda di script yang Anda bagikan tersebut. Jika ada
yang menghubungi, dengarkan keluhan mereka dengan seksama dan jual
solusi sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, orang pun merasa
terbantu dan senang, dengan solusi dan saran yang diberikan.
8) Pelajari pasar
Pelaku MLM sering membuat aturan minimal bisa merekrut 3 orang
dan seterusnya ke bawah, ini merupakan taktik tradisional. Tapi penjualan
secara langsung adalah lebih baik seperti bisnis lainnya.
Karenanya pasarkan produk Anda melalui berbagai cara yang
memperhitungkan target pasar, apa yang dibutuhkan, bagaimana cara
Anda membantu dan di mana produk bisa ditemukan.
Anda dapat menggunakan berbagai alat pemasaran termasuk website
(periksa kebijakan perusahaan tentang website), email, dan media sosial
demi untuk meningkatkan penjualan produk dan minat dalam bisnis Anda.
9) Punya ciri berbeda dari distributor lain
Salah satu tantangan MLM adalah meyakinkan prospek baru untuk
membeli atau bergabung dengan Anda dan bersaing sehat dengan
distributor lain yang sudah mereka ketahui. Jika Anda menjual barang
yang sama seperti ribuan orang lain, berarti konsumen punya pilihan. Jadi,
perlu melakukan sesuatu yang membuat Anda unik dibandingkan dengan
orang lain. Sehingga ini yang membuat alasan orang untuk lebih memilih
Anda dari yang lainnya.
10) Mengembangkan sistem tindak lanjut dengan orang yang sama
Meskipun tidak ingin menyusahkan dan mengganggu orang, dalam
beberapa kasus, melakukan tindak lanjut dengan orang yang sama agar
dapat direkrut di waktu lainnya, juga banyak berhasil. Bukan berarti saat
pertama kali menawarkan ditolak, waktu selanjutnya akan ditolak juga.
Jika terlihat ada kemungkinan dan terlihat orang tersebut memiliki
minat di waktu mendatang, ada baiknya untuk ditindaklanjuti, beri rentang
waktu antara 3-6 bulan, dan buat pengingat di kalender ketika ingin
menghubunginya lagi, sehingga memungkinkan orang tersebut berpikir
ulang dan siapa tahu berubah pikiran ingin ikut bisnis Anda ketika mereka
dihubungi kembali.

2.6 Penyebab Kegagalan MLM


1) Salah memilih antara MLM dan Money Game, ciri Money Game yaitu
Pendaftaran tanpa produk atau nilai antara produk dan biaya pendaftaran
tidak sebanding. Tidak memiliki Surat Izin Penjualan Langsung (SIUPL)
dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Indonesia.
2) Salah memilih leader atau upline Upline adalah jembatan anda menuju
sukses dalam bisnis MLM, jika salah memilih upline maka kecil
kemungkinan anda akan berhasil.
3) Marketing plan yang buruk, dimana hanya menguntungkan perusahaan
ketimbang members. MLM yang baik lebih mengutamakan members
(keuntungan members) lebih besar dari pada perusaan. Karena memberlah
yang langsung memasarkan produk kemasyarakat.
4) Adanya janji manis dan iming-iming reward yang besar kepada member
berprestasi padahal kenyataannya tidak ada
5) Salah mengartikan bahwa bisnis MLM adalah bisnis instan yang sekejap
mata bisa mewujudkan impian kita
6) Produk yang kurang berkualitas dan kurang di butuhkan masyarakat.
MLM yang baik memiliki produk-produk berkualitas
7) Tidak memiliki impan jelas dan sikap yang benar. Impian dan sikap adalah
salah satu dari 5 formula dasar yang peranannya sangat penting dalam
kesuksesan di MLM, perusahaan yang benar-benar serius selalu
menyiapkan support system yang bertujuan untuk mengembangkan
sumberdaya manusianya.
8) Perusahaan yang tidak berpengalaman, kegagalan tidak hanya bisa terjadi
karena member yang tidak aktif tetapi juga karena kurang mampunya
dukungan perusahaan misalnya bangkrut dsb karena pengelolaan yang
tidak profesional ataupun tidak di dukung oleh orang- orang yang sangat
kompeten dibidangnya.

2.7 Persyaratan MLM


Perusahaan yang ingin memasarkan produknya dengan strategi MLM
sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut:
1) Produk yang ditawarkan bersifat khas. Produk yang dijual sebaiknya
memiliki atribut-atirbut yang unik atau sifat yang berbeda dengan produk
lain sejenis dan belum ada di pasaran. Produk berbeda dengan yang sudah
ada, baik manfaat maupun atribut-atibutnya. Produk memiliki keunikan
atau ciri-ciri tertentu yang bisa dibedakan dengan produk lain. Produk
tidak dijual langsung di toko-toko atau pasar tradisional, tetapi dijual
melalui tahapan-tahapan berjenjang yang dibentuk oleh distributor. Produk
biasanya dijual melalui stockist-stockits atau depot-depot tertentu yang
sudah mendapat ijin dari perusahaan. Konsumen yang ingin membeli
produk tersebut, harus lewat distributor atau menjadi anggota MLM
terlebih dahulu.
2) Bersifat eksklusif. Konsumen yang menggunakan produk tersebut merasa
mendapatkan nilai lebih dibandingkan menggunakan produk lain yang
sejenis. Konsumen merasa dihargai karena diperlakukan secara khusus
oleh para distributor yaitu dengan pendekatan personal.
3) Kebal terhadap fluktuasi ekonomi. Produk yang ditawarkan oleh
perusahaan MLM hendaknya kebal terhadap krisis atau resesi ekonomi
seperti sekarang ini. Pada saat perusahaan-perusahaan lain menaikkan
harga karena dampak krisis ekonomi, maka produk-produk yang dijual
dengan strategi MLM sebaiknya tidak terlalu menaikkan harga atau justru
dijual dengan harga dibawah harga dari produk-produk lain yang sejenis.
Misalnya perusahaan Amway Indonesia (AI) dan PT. CNI hanya
menaikkan harga sekitar 40%, sedangkan PT. Avon Indonesia meanaikkan
harga berkisar antara 5% sampai dengan 10%. Mereka berusaha untuk
tidak bereaksi terhadap fluktuasi harga, sehingga harga produk relatif
terjangkau oleh konsumen
4) Mempunyai diferensiasi yang mencolok. Diferensiasi merupakan usaha
untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing dalam suatu
sifat yang membuatnya lebih diinginkan, serta memiliki karakteristik unik
yang dianggap bernilai bagi konsumen. Sebuah produk dapat
diferensiasikan dengan banyak cara, misalnya dengan rancangannya yang
unik, kemasannya yang unik dan mereknya yang unik (Madura, 2001;
Hitt, Ireland & Hoskisson, 2001). Perusahaan yang menggunakan strategi
MLM sebaiknya menawarkan produk yang dapat dibedakan dengan
produk-produk pesaing yang ada di pasaran. Bentuk diferensiasi yang
dilakukan oleh Tianshi misalnya, telah mengembangkan riset dan
teknologi dengan membangun pusat penelitian dan laboratorium untuk
menggabungkan teknologi modern bidang biologi dengan inti perawatan
kesehatan dalam kebudayaan Cina yang telah berusia 5000 tahun. Produk-
produk unggulannya telah mendapatkan pengakuan internasional dan
sertifikat dari FDA Amerika Serikat.
5) Kualitas produk terjamin. Perusahaan MLM sebaiknya selalu menjaga
kualitas produk yang ditawarkannya, sebab sasaran produk MLM adalah
konsumen kelas menengah ke atas yang sibuk dengan bekerja dan tidak
banyak waktu untuk berbelanja di luar, serta menginginkan kualitas yang
baik. Kinerja produk ini biasanya disertai kesaksian-kesaksian para
penggunanya, untuk meyakinkan pada calon konsumen atau prospek
bahwa kualitas produk MLM benar-benar terjamin dan sudah terbukti.
6) Harga relatif terjangkau. Di Indonesia kebanyakan produk-produk yang
ditawarkan dengan strategi MLM adalah produk impor. Meskipun produk
impor tetatpi harganya relatif murah daripada produk impor lain yang
sejenis. Produk CNI misalnya 50% adalah produk impor dengan harga
relatif murah, sisanya produk lokal.
7) Komitmen. Perusahaan yang menggunkanan strategi MLM hendaknya
selalu komitmen sepanjang masa dalam menciptakan produk yang
berkualitas, terutama dalam menjaga kepuasan konsumen. Untuk
membangun sebuah komitmen menuju keunggulan adalah dengan
menerapkan integritas/kejujuran pada pencapaian tindakan yang berkinerja
tinggi. Kesuksesan dapat tercapai jika dibangun diatas pondasi kebenaran,
kepercayaan, dan keadilan (Valentine, 2003).

2.8 Cara Kerja MLM


Pada dasarnya cara kerja pemasaran dengan strategi MLM berorientasi
pada prestasi dari setiap anggota atau distributornya. Para distributor dituntut
untuk menjual produk sesuai target dan membangun jaringan seluas-luasnya.
Adapun cara kerja pemasaran dengan strategi MLM adalah:
1) Pertama-tama Anda akan disponsori oleh seorang distributor perusahaan
MLM. Sponsor Anda adalah distributor yang lebih dahulu bergabung
dengan perusahaan MLM. Tugas Anda antara lain menjual produk-produk
perusahaan MLM dan mencari mitra bisnis baru sebanyak mungkin untuk
bergabung menjadi distributor, hingga membentuk suatu jaringan yang
luas.
2) Membayar uang pangkal/pendaftaran. Untuk dapat didaftar sebagai
anggota atau distributor, setiap orang diwajibkan membayar sejumlah
uang yang sudah ditentukan besarnya. Uang pendaftaran ini biasanya akan
diserahkan ke stockistterdekat bersamaan dengan formulir pendaftaran
yang telah diisi oleh prospek atau calon distributor. Setelah membayar
uang pangkal seorang distributor baru akan mendapatkan berbagai fasilitas
misalnya buku pedoman, kartu anggota, literatur perusahaan, majalah,
selebaran berkala, informasi produk, formulir-formulir pesanan, nasehat
bisnis, dan contoh-contoh produk.
3) Menandatangani perjanjian atau kontrak. Seorang anggota/distributor yang
sudah membayar sejumlah uang pangkal tadi, kemudian akan
menandatangani suatu kontrak yang bersifat mengikat distributor dan
perusahaan. Seorang distributor harus mematuhi berbagai peraturan yang
sudah ditetapkan, sedangkan perusahaan berkewajiban untuk menyediakan
produk, memberikan berbagai bonus atau komisi, memberikan layanan
sebagaimana dijanjikan dalam marketing plan perusahaan, dan pedoman
agar para distributor dapat menjalankan bisnisnya dengan benar. Setiap
anggota berhak untuk mendapatkan produk-produk dari perusahaan
dengan harga distributor atau harga grosir.
4) Melaksanakan aktivitas penjualan produk. Para distributor kemudian
melakukan kegiatan menjual produk-produk perusahaan kepada
konsumen. Sebagian besar penjualan langsung/direct selling ini
merupakan personal selling/face to face, diawali dengan suatu
rekomendasi atau pendekatan langsung. Para distributor biasanya
memberikan penjelasan tentang produk-produk perusahaan dan
meyakinkan akan manfaat, keunggulan, atau kualitas agar orang bersedia
untuk membelinya.
5) Mengembangkan jaringan. Selain bertugas menjual produk secara
langsung kepada konsumen, setiap distributor juga harus mengembangkan
jaringan penjualan seluas-luasnya. Untuk dapat membangun jaringan,
setiap distributor harus mencari prospek. Ada beberapa strategi untuk
mendapatkan prospek, yaitu kembangkan jaringan Anda seluas-luasnya,
jelajahi seluruh pasar, temui orang-orang tempat prospek bergantung, dan
tampakkan diri Anda. Untuk membangun jaringan, Anda perlu memahami
prospek Anda. Ada tiga strategi yang dapat dikembangkan yaitu masuklah
ke dalam jiwa prospek Anda, pelajari bisnis prospek Anda, dan pahami
risiko-risiko prospek Anda. Apabila Anda tidak mampu untuk memahami
bisnis prospek Anda atau risiko-risiko mereka, maka Anda tidak mampu
masuk ke dalam jiwa meraka (Cowper, Cowper, dan Haynes, 2002).
Apabila distributor berhasil dalam mengembangkan jaringan, maka
perusahaan akan memberikan berbagai imbalan dalam bentuk bonus,
potongan harga, danincentive-incentive lainnya. Strategi MLM bertumpu
pada pengembangan jaringan, sehingga semakin banyak seorang
distributor berhasil merekrut anggota baru maka penghasilan atau
bonusnya semakin besar (Dewi, 2004).

2.9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Strategi multi level marketing (MLM) atau network marketing adalah
suatu cara/metode yang dirancang oleh perusahaan untuk menawarkan suatu
produk dan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan, dengan jalan
melaksanakan penjualan secara langsung kepada konsumen melalui suatu
jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas. Perusahaan yang
ingin menggunakan strategi MLM perlu memperhatikan syarat-syarat dan
cara kerja strategi MLM ini. Strategi ini dapat dijadikan sebagai
alternatif bagi perusahaan dalam memasarkan produk-produknya kepada
pasar sasaran/konsumen. Cara kerja strategi MLM ini relatif sederhana dan
efisien daripada dengan pola distribusi konvensional.
Strategi MLM disamping memiliki berbagai keunggulan juga ada
kelemahannya. Meskipun demikian MLM ini dapat dijadikan sebagai
alternatif kegiatan atau bekerja dengan menjadi anggota distributor pada
perusahaan MLM, terutama bagi mereka yang memiliki banyak waktu
senggang, ingin bekerja paruh waktu, dan mereka yang ingin mendapatkan
penghasilan tambahan. Bisnis ini apabila dijalankan dengan benar dan
profesional akan mendatangkan keuntungan/penghasilan yang relatif besar.

3.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai