Anda di halaman 1dari 3

MINYAK JELANTAH

Peneliti di Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) diketahui berhasil memanfaatkan


minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah sebagai bahan pembuatan biosurfaktan,
yaitu suatu metabolit yang dihasilkan oleh mahluk hidup (umumnya mikroorganisme, seperti
bakteri ataupun yeast) yang memiliki aktivitas menurunkan tegangan permukaan layaknya
surfaktan yang telah banyak diaplikasikan di berbagai produk. Hanya saja, surfaktan yang
dihasilkan melalui sintesis secara kimia selama ini memiliki keterbatasan dalam hal sulit
didegradasi oleh lingkungan sehingga perlu mendapat perhatian dalam rangka mencari
alternatif penggantinya yang tentu lebih ramah lingkungan. Dalam hal itu, biosurfaktan
merupakan alternatif yang tepat. Karakteristik yang dimilikinya membuat biosurfaktan
memiliki potensi besar untuk diaplikasikan di berbagai bidang. Diprediksikan, industri
biosurfaktan, secara global, akan berkembang mencapai nilai USD $2.21 Milliar pada tahun
2018. Diharapkan, Indonesia dapat berpartisipasi dalam industri biosurfaktan yang potensial
itu, sehingga bisa menambah devisa negara. Karena sesungguhnya Indonesia mampu untuk
melakukannya, dukungan sumber daya hayati yang besar yang ada di Indonesia merupakan
modal yang kuat. LIPI telah memiliki koleksi mikroorganisme penghasil biosurfaktan yang
berhasil di isolasi dari berbagai daerah di Indonesia.

Cara membuat Biosurfaktan :


1. Pertama, sediakan tutup kaleng biskuit atau wadah lain yang tidak mudah bocor atau terbakar
jika tersentuh api.
2. Tuangkan minyak goreng bekas ke dalamnya.
3. Kemudian, ambil segumpalan kapas yang sudah di padatkan dan letakkan di tengah-tengah
tutup kaleng biskuit tersebut.
4. Biarkan beberapa saat hingga minyak meresap membasahi semua bagian kapas. Selanjutnya,
bakar kapas tersebut dengan korek api, hingga menyala layaknya lampu minyak.

Terinspirasi dari lampu minyak berbahan bakar minyak goreng bekas di atas,
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kemudian mempresentasikan ide
manfaat minyak goreng bekas sebagai bahan bakar alternatif untuk kompor memasak.
Diketahui, minyak goreng bekas memiliki keseimbangan karbondioksida yang netral,
sehingga lebih aman digunakan dan tidak berpotensi meledak. Namun, kompor berbahan
bakar minyak goreng ini juga memiliki kelemahan, yaitu pembakaran terkadang tidak
terkendali. Api kompor terkadang membesar secara tiba-tiba. Namun demikian, ide ini patut
diapresiasi dan disempurnakan lagi, sehingga bisa memberikan alternatif bahan bakar murah
dan ramah lingkungan. Minyak jelantah juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
bahan bakar alternatif, yaitu biodiesel.
Pada prinsipnya pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel adalah proses
konversi trigliserida menjadi metil atau etil ester. Proses konversi ini biasa disebut
transesterifikasi. Proses transesterifikasi merupakan reaksi antara minyak dengan alkohol
untuk memutus tiga rantai gugus ester dari tiap cabang trigliserida.
Reaksi pada transesterifikasi membutuhkan panas sebagai energy dan katalis
basa sebagai mediator konversi agar diperoleh mutu produk reaksi yang tinggi. Pada reaksi
ini minyak jelantah dikonversi menjadi biodiesel dan gliserin.
Minyak jelantah mempunyai kandungan asam lemak bebas yang cukup tinggi.
Oleh karena itu untuk menurunkan angka asam, pada umumnya diperlukan 2 (dua) tahap
konversi minyak jelantah menjadi biodiesel, yaitu proses esterifikasi dan transesterifikasi
(Hambali, dkk, 2008). Kelemahan proses ini adalah terjadinya yaitu blocking reaksi
pembentukan biodiesel, yaitu methanol yang seharusnya bereaksi dengan trigliserida
terhalang oleh reaksi pembentukan sabun, sehingga konsumsi methanol naik 2 (dua) kali
lipat, katalis diperlukan dalam jumlah besar, sulitnya memisahkan biodiesel dengan gliserol
akibat terbentuknya sabun sehingga rendemen yang dihasilkan menurun. Hal ini dapat
mengurangi kualitas biodiesel yang dihasilkan.

Cara Membersihkan Minyak Goreng


1. Menggunakan Buah Mengkudu
Sari buah mengkudu sudah sejak lama digunakan orang untuk menjernihkan
minyak jelantah. Satu buah mengkudu berukuran besar bisa menjernihkan minyak jelantah
hingga sebanyak 250 mL.
Petunjuk :
Buah mengkudu yang telah masak ditumbuk kemudian diambil sarinya. Sari yang diperoleh
kemudian dicampur ke dalam minyak jelantah dan didiamkan selama 5 10 menit. Setelah
itu minyak dipanasakan sampai suhu 50 derajat celcius dan dipertahankan sampai minyak
berwarna jernih. Minyak kemudian disaring untuk dipisahkan dengan endapan yang
terbentuk.
2. Menggunakan Arang Sekam
Arang sekam yang dicampur kemudian digoreng dengan minyak jelantah ternyata
mampu menjernihkan minyak tersebut. Hasilnya telah diuji secara fisika dan kimia
menunjukkan bahwa penggunaan arang sekam dapat mendaur ulang minyak jelantah menjadi
minyak baru yang kualtiasnya mendekati minyak goreng segar.
Petunjuk :
Masukkan sebanyak 1% b/b arang sekam kedalam minyak jelantah kemudian dipanaskan
sambil diaduk. misal 1 gram arang sekam untuk 100 gram minyak jelantah. Jika minyak
sudah tampak jernih, campuran diendpakan lalu disaring untuk memisahkan antara minyak
dengan arang sekam.
3. Menggunakan Arang Kayu
Arang kayu lebih mudah ditemui dan harganya lebih murah. Dalam prakteknya,
arang atau karbon bisa menjadi aktif atau disebut karbon aktif yang dapat menyerap berbagai
senyawa sehingga sering digunakan sebagai absorbent.
Petunjuk :
Arang kayu kira-kira sebesar genggaman tangan orang dewasa sebanyak 2 buah, digerus
sampai halus menjadi serbuk. Serbuk tersebut lalu dicampur ke dalam minyak jelantah tanpa
dilakukan pemanasan. Biarkan selama kurang lebih 5 menit kemudian disaring menggunakan
kain.
4. Menggunakan Arang Biji Salak
Biji salak yang biasanya dibuang begitu saja dapat diproses lebih lanjut menjadi
arang biji salak yang fungsinya lebih bagus dari arang biasa ketika digukanan untuk
menjernihkan minyak jelantah.
Petunjuk :
*susah dilakuin di rumah* biasanya orang laboratorium yang jago urusan ini
Minyak goreng bekas dipanaskan pada suhu 40, 50, 60 dan 70 derajat Celcius, kemudian
direaksikan dengan arang biji salak dengan variasi berat 10, 25, 50 gram dan variasi waktu
pengadukan 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit. Campuran minyak goreng bekas dengan
arang biji salak kemudian dilakukan proses pemisahan dengan cara filltrasi/penyaringan.
5. Menggunakan Ampas Nanas
Ampas nanas memiliki kemampuan menyerap seperti karbon aktif sehingga dapat
menjernihkan minyak. Bukti perbaikan kualitas minyak terlihat dari meningkatnya titik didih,
titik asap dan menurunnya kadar asam lemak bebas serta angka peroksida.
Petunjuk :
Pertama ampas nanas sebanyak 1-3 Kg di cuci bersih, lalu dikeringkan dengan suhu 160
derajat celcius dengan oven biasa selama 60 menit hingga terbentuk karbon. Setelah itu
dihaluskan dengan blender. Setelah terbentuk serbuk, direndam lagi selama 3 jam di minyak
jelantah. Perbandingannya 3 liter ampas nanas untuk menjernihkan 20 liter minyak jelantah.
Setelah 3 jam, disaring menggunakan kain.
6. Menggunakan Nasi
Nasi yang biasanya digunakn sebagai makanan pokok ternyata dapat
menjernihkan minyak yang kotor akibat remah-remah sisa penggorengan yang tertinggal di
dalam minyak.
Petunjuk :
Segenggam nasi dipadatkan hingga keras setelah itu dimasukan kedalam penggorengan yang
masih panas. Nasi tadi kemudian ditekan-tekan dan digoreng. Endapan akan menempel pada
nasi dan minyak kembali jernih.
7. Menggunakan Filter Sederhana
Filter ini menggunakan Arang dan Zeolit. Bahan lain yang digunakan adalah Air
dan Soda Api ( KOH atau Potassium Hidroksida ).
Petunjuk :
Mula-mula disiapkan sebanyak 3 botol kaca, botol pertama diisi dengan zeolit kemudian
arang kayu. Botol kedua diisi dengan bahan yang sama hanya saja ukuran dari zeolit dan
arang kayu lebih kecil ( dihaluskan ). Botol ketiga tidak diisi. Minyak jelantah dimasukkan
pada botol pertama, ditunggu beberapa menit kemudian disaring dan dimasukkan ke botol
kedua. Dari botol kedua, dimasukkan botol ketiga, dicampur dengan air dan soda api.
Didiamkan beberapa menit sampai jernih lalu disaring. Minyak siap dipakai.

Anda mungkin juga menyukai