Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA DAN KONTRASEPSI

1. DEFINISI KB
- Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Suratun, 2008).
- Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).
- Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1998).

2. TUJUAN PROGRAM KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi
suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi
pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:


1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

3. SASARAN PROGRAM KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6
persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif
dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB Nasional.

4. RUANG LINGKUP KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja;
Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil
berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur;
Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan
dan akuntabilitas aparatur negara.

5. STRATEGI PROGRAM KB
Terbagi dalam 2 hal
a. Strategi dasar
- Meneguhkan kembali program di daerah
- Menjamin kesinambungan program
b. Strategi operasional
- Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
- Peningkatan kualitas dan prioritas program
- Penggalangan dan pemantapan komitmen
- Dukungan regulasi dan kebijakan
- Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

6. PERAN PERAWAT DALAM PROGRAM KB


Peran perawat dalam program KB sebagai konselor dan edukator. Untuk hal ini, perawat
harus memiliki informasi terbaru dan akurat tentang metode kontrasepsi. Hampir sebagian
dari kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi yang tidak tepat dan konsisten dalam penggunaannya. Maka perawat
memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik kontrasepsi
sesuai kebutuhan. Cara penggunaan yang tepat dan fokus konselingnya haruslah pada
kebutuhan dan kenyamanan pasangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi.

7. PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH METODE KONTRASEPSI


- Keamanan
- Perlindungan terhadap PMS
- Efektifitas
- Pilihan pribadi dan kecenderungan
- Education need
- Efek samping
- Pengaruh dan kepuasaan seksual
- Ketersediaan
- Biaya
- Budaya
- Informed consent

8. DEFINISI KONTRASEPSI
- Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan
atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya
pertemuan antara seltelur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan
tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif
melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun
tidak menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).
- Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi
merupakan variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo, 2005 B)
- Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara untuk mencegah
terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan (Mochtar, 1998).

9. AKSEPTOR KB MENURUT SASARANNYA


Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu
a. Fase menunda kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama, sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya
belum mencapai usia 20 tahun. Karena umur dibawah 20 tahun adalah usia yang
sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai alasan. Kriteria kontrasepsi
yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya
kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini
pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang
cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR dan cara sederhana.
b. Fase mengatur/menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 24 tahun.
Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah usia antara 20-30 tahun. Kriteria
kontrasepsi yang perlukan yaitu : efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan
masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 34 tahun sesuai jarak kelahiran
yang direncanakan, serta tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI). Kontrasepsi
yang cocok dan disarankan menurut kondisi ibu yaitu : AKDR, suntik KB, Pil KB atau
Implan
c. Fase mengakhiri kesuburan/tidak hamil lagi
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun tidak
hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang
mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan
terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Disamping itu jika
pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang
cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR, Implan, Suntik KB dan Pil KB
(Suratun, 2008).

10. SYARAT-SYARAT KONTRASEPSI


Hendaknya Kontrasepsi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Efek samping yang merugikan tidak ada
c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
e. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya
f. Cara penggunaannya sederhana
g. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas
h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Mochtar, 1998).

PATHWAY KONTRASEPSI
Kontrasepsi suntik

Suntik
Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor
Pengentalan
pembekuan
Retensi cairan Merangsang Stimulasi
lendir serviks
darah meningkat
pusat reseptor hipotalamus
Peningkatan TD
Menghambat
makanan Trombosis
Menekan LH,
Menghambat penetrasi
Nafsu makan FSH Sirkulasi perifer
siklus sperma
meningkat terhambat
oksigenasi Ovulasi
Sperma ovum
BB meningkat terhambat Metabolisme
Nyeri kepala tidak bertemu
anaerob
PERUBAHAN Perubahan
NYERI Lendir berlebih
BODY IMAGE maturasi Penumpukan
Menghambat keputihan
endometrium asam laktat
produksi PG
Atropi
Peningkatan
Dinding rahim
proteksi thdp Iritasi mukosa
sulit lepas
mukosa lambung
lambung Amenorhea
Asam lambung
meningkat ANSIETAS

Merangsang
muntah

DEFISIT
VOLUME
CAIRAN

11. CARA-CARA KONTRASEPSI


Cara-cara kontrasepsi dapat dibagi menjadi beberapa metode :
a. Pembagian menurut jenis kelamin pemakai
1) Cara atau alat yang dipakai oleh suami (pria)
2) Cara atau alat yang dipakai oleh istri (wanita)
b. Menurut pelayanannya
1) Cara medis dan non-medis
2) Cara klinis dan non-klinis
c. Pembagian menurut efek kerjanya
1) Tidak mempengaruhi fertilitas
2) Menyebabkan infertilitas temporer (sementara)
3) Kontrasepsi permanen dengan infertilitas menetap
d. Pembagian menurut cara kerja alat/cara kontrasepsi
1) Menurut keadaan biologis: senggama terputus, metode kalender, suhu badan
dll
2) Memakai alat mekanis : kondom, diafragma,
3) Memakai obat kimiawi : spermisida
4) Kontrasepsi intrauterina : IUD
5) Hormonal : pil KB, suntikan KB, dan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK)
6) Operatif : tubektomi dan vasektomi
f. Pembagian umum dan banyak dipakai adalah
1) Metode merakyat : senggama terputus, pembilasan pasca senggama,
perpanjangan masa laktasi
2) Metode tradisional : pantang berkala, kondom, diafragma dan spermisida
3) Metode modren
a) Kontrasepsi hormonal : pil KB, suntik KB, alat kontrasepsi bawah kulit.
b) Kontrasepsi intrauterina : IUD
4) Metode permanen operasi : tubektomi pada wanita dan vasektomi pada pria
(Mochtar, 1998).

12.JENIS METODE KONTRASEPSI


a. Alami
1. Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil
pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal
tubuh akan meningkat setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari
pada sebuah tabel/kertas grafik
Contohnya grafiknya seperti ini :
2. Metode Lendir Serviks
Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul dalam siklus wanita. Lendir ini
dicek di vagina. Sesudah haid vagina biasanya kering. Setelah itu muncul
lendir yang lengket (sticky). Sesaat sebelum ovulasi, lendir berubah menjadi
basah dan licin (wet and slippery). Hari terakhir basah karena lendir ini
biasanya bersamaan dengan ovulasi.
3. Metode Sympthotermal
Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya wanita disuruh
mencari tanda tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut (cramps), spotting dan
perubahan posisi serta konsistensi serviks. Metode ini sedikit lebih unggul
karena mengkombinasi berbagai variabel. Tetapi tetap juga memiliki
keterbatasan.
4. Methode Kalender
Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari
ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Sedangkan, bila siklus haid tidak teratur, harus dicatat siklus haid selama 6
bulan. Yang paling normal haid adalah 28 hari, tetapi masih dianggap normal
jika antara 21-35 hari. Masa subur awal didapatkan dengan siklus terpendek
dikurangi 18 dan akhir masa subur adalah siklus terpanjang dikurangi 11.
Misalnya siklus terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur
adalah antara hari ke 7 s/d 24.
5.
6. Metode Amenorea Laktasi
Pada periode menyususi sering wanita menjadi tidak haid
akibat hormon laktasi. Ternyata disamping haid,
ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini
bekerja dengan baik, ibu2 harus memberikan ASI
saja (eksklusif). Interval menyusui pada malam hari t
idak melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4
jam. Semakin sering dan lama bayi menyusui maka
semakin kecil ovulasi akan timbul. Dalam 6 bulan
pertama jika diterapkan dengan benar angka kehamilannya hanya 2 %. Jika
perdarahan (haid) muncul maka kemungkinan hamil semakin muncul.
7. Coitus Interruptus (senggama terputus)
Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan
biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi,
orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar.

b. Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom
Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun
wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma.
Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak
permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah
ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah
di dalam vagina. Kekurangan metode ini:
- Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
- Membutuhkan waktu untuk pemasangan
- Mengurangi sensasi seksual
2. Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan,
krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam
vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%.
Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan
sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah
spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina
sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
3. Vaginal diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut
rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum
senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu h arus
digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas
80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas,
tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah
senggama.
4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral
Alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan
ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah
digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara
kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
Jenis-jenis IUD di Indonesia
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup
baik. IUD bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama
minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang
tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun
perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya
efek samping hormonal dan amenorhea.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada
jenis Copper-T.
c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel.
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
Cara Kerja
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan
Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8
tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada
tahun pertama pemakaian.
Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada
waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.
Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh
menggunakan IUD adalah:
- Usia reproduktif
- Keadaan nulipara
- Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
- Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui
- Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
- Risiko rendah dari IMS
- Tidak menghendaki metoda hormonal
- Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
- Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama
- Perokok
- Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara
khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan
satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan
selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
- Belum pernah melahirkan
- Adanya perkiraan hamil
- Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang
tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan
kanker rahim.
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui
- Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
- Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP
atau abortus septik
- Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
yangdapat mempengaruhi kavum uteri
- Penyakit trofoblas yang ganas
- Diketahui menderita TBC pelvic
- Kanker alat genital
- Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Keuntungan
Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina
Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD
dalam pengobatan endometriosis.
Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of
Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD
mampu mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen.
Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan alat
kontrasepsi secara oral.
- Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama
(1 kegagalan dalam 125 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka
panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
- IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
- Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti)
- Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih
nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
- Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui
tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
- Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
- Dapat digunakan sampai menopause
- Tidak ada interaksi dengan obat-obat
- Membantu mencegah kehamilan ektopik
- Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian
perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3
bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena
biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila
setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke
dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini
juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik
jika:
1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual,
pusing, muntah-muntah.
2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat,
mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi
kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.
Efek Samping dan Komplikasi
Efek samping umum terjadi:
- Perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar
mensturasi, saat haid lebih sakit
- Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat
jarang apabila pemasangan benar)
- Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
- Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti pasangan
- Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
- Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam
pemasangan IUD
- Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 2 hari
- Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang
dapat melepas
- Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
IUD dipasang segera setelah melahirkan)
- Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD
mencegah kehamilan normal
- Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
- 2 sampai 4 hari setelah melahirkan
- 40 hari setelah melahirkan
- Setelah terjadinya keguguran
- Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
- Menggantika metode KB lainnya
Waktu Pemakai Memeriksakan Diri
- 1 bulan pasca pemasangan
- 3 bulan kemudian
- Setiap 6 bulan berikutnya
- Bila terlambat haid 1 minggu
- Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
Keluhan-keluhan pemakai IUD
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan,
bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari.
Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak,
pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai
haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih
sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi
banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari.
Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta
rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi
rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam
rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi.
Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian
IUD.
5. IUS atau Intra Uterine System
Bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti
logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa
nilai plus:

- Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil

- Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu
haid lebih singkat.

C. Kontrasepsi hormonal

Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat


ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh.

Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat


yang bersifat hormonal, yaitu:

1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan,


gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati
atau tumor dalam rahim.
2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh
dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat,
penyakit ginjal dan jantung.

Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk


hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam
untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon.

1. Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception)

Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan


metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:

o Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)


o Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi
masuknya sperma
o Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan
kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling
reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum
pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.

MANFAAT TAMBAHAN OC

Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC


ternyata juga memberikan manfaat yang tidak langsung
berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-
contraceptive benefits) yaitu menyembuhkan atau
mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau
keluhan tertentu seperti:

1. Menyembuhkan kelainan menstruasi

Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi


umum antara lain:

a. Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)


b. Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-
menore)
c. Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)
d. Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).

Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan


lebih ringan sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi
berkurang s/d 50%.

2. Mengatasi masalah hiper-androgenisme

Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen,


progesteron, dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang
umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan oleh wanita dalam
jumlah sangat sedikit ( 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan
gairah seksual (libido).
Wanita usia reproduktif ( 15 - 40 tahun) sering mengalami
ketidakseimbangan hormonal dimana produksi hormon androgennya akan
meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang bisa menyebabkan:

Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat,


ketombe (yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola
tumbuh rambut pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair
pattern)
Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-
ovarian-syndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak,
kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme tubuh.

OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-


androgen paling efektif saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah
hiper-androgen dengan menekan produksi androgen (dalam tubuh) dan
minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya komedo
dan ketombe bahkan jerawat.

Berbeda dengan obat-obatan topikal dan antibiotik yang membunuh


bakteri dan mengobati infeksi di permukaan kulit, CPA langsung bekerja
pada akar masalah yaitu dengan mencegah produksi minyak yang
berlebihan. Tetapi karena obat ini bekerja step-by-step dari dalam tubuh
untuk menormalkan kadar hormon androgen, perbaikan pada kulit wajah
baru bisa dilihat setelah 1-3 bulan pemakaian.

Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena:


a. Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50%
b. Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40%
c. Benjolan jinak payudara, s/d 40%
d. Kista ovarium, s/d 80%
e. Infertilitas primer, s/d 40%
f. Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90%

CARA MINUM OC

OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari
yang tertera di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah
minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari
Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil
setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian
berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari
bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi,
jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas
tablet.

2. Suntik

a. Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate


50 Mg.

b. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate


dan estrogen.

c. Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang


mengandung derivate testosteron.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan

a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan


ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
releasing faktor dari hipotalamus.

b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh


spermatozoa.

c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk


implantasi dari hasil konsepsi.

Keuntungan dan Kerugian

a. Keuntungan
1) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8
minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian
selanjutnya sekali tiap 12 minggu.

2) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150


mg.

3) Tingkat efektifitasnya tinggi

4) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.

5) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.

6) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.

7) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak


disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus
dikeluarkan oleh orang lain.

8) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu


memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.

9) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti
timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan
produksi ASI.

b. Kerugian

1) Perdarahan yang tidak menentu

2) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan

3) Berat badan yang bertambah

4) Sakit kepala

5) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan


6) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik
lagi.

7) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan


0.7%.

8) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.

9) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan

10) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Saat Pemberian Yang Tepat

a. Pasca persalinan

1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu


post partum dan sebelum berkumpul dengan suami.

2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

b. Pasca Abortus

1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

c. Interval.

1. Hari kelima menstruasi

2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

Kontra Indikasi

a. Tersangka hamil

b. Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui


penyebabnya
c. Tumor/keganasan

d. Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.

Cara Penggunaan

Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12
minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu
minggu.

Efek Samping dan Penanggulangannya

a. Efek samping

1) Gangguan Haid :

a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan.

c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) Keputihan

Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir
dan terasa mengganggu ( jarang terjadi)

3) Perubahan berat badan

Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan


setelah menggunakan kontrasepsi suntikan

4) Pusing dan sakit kepala

Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua
sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma

Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan
di bawah kulit.

3. Susuk KB (Implan)

Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi


membuat getah serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak
sempat menerima hasil konsepsi.

Efek samping Implant

Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak


berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang
kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid
yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama
sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 6 bulan pertama sesudah beberapa
bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang
adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang,
perubahan selera makan dan perubahan berat badan.

Keuntungan Implant.

1). Efektifitas tinggi setelah dipasang

2). Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.

3) Tidak mengandung estrogen

4) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan

5). Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant,


sehingga terhindar dari dosis awal yang tinggi.

6). Dapat mencegah terjadinya anemia

Kerugian Implant.
1). Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.

2). Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant.

3). Lebih mahal

4). Sering timbul perubahan pola haid

5). Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.

4. Koyo KB (Patch)

Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi


yang berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.

Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya


dinyatakan dengan angka z (PI). Angka ini menunjukkan
jumlah kehamilan yang terjadi pada 100 wanita bila
menggunakan metode kontrasepsi tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang
semakin kecil menandakan semakin efektifnya metode kontrasepsi tersebut.

KONTRASEPSI STERILISASI

Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung


telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi).
Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter
kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan
pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor
usia.

a. Kontap Pada Wanita ( Tubektomi )


TUBEKTOMI adalah setiap
tindakan pada kedua
saluran telur yang
menyebabkan wanita
bersangkutan tidak
hamila lagi. Merupakan
alat kontrasepsi paling
efektif dengan angka
kegagalankurang dari 1%
Keuntungan Tubektomi
1. Sangat efektif
2. Permanen
3. Tidak mempengaruhi proses menyusui
4. Tidak bergantung pada faktor senggama
5. Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang
serius
6. Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
7. Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
8. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
9. Berkurangnya resiko kanker ovarium
Yang Dapat Menjalani Tubektomi
1. Usia > 26 tahun
2. Peritas > 2
3. Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
4. Pada kehamilannya akan menimbulakn resiko kesehatan yang serius
5. Pascapersalinan
6. Pascakeguguran
7. Apham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini
Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
1. Hamil
2. Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
3. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
4. Tidak boleh menjalani proses pembedahan
5. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
6. Belum memberikan persetujuan tertulis
Kapan dilakukan
1. Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien
tsb tidak hamil
2. Hari ke 6 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
3. Pasca persalinan
b. KONTAP PADA PRIA ( VASEKTOMI )
VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan kapasitas reproduksi pria
dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
INDIKASI
Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi
reproduksi mengancam atau gangguan terhadap kesehatan
pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan
kualitas keluaga.
KONDISI YANG MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS BAGI TINDAKAN
VASEKTOMI
Infeksi kulit pada daerah operasi
Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
Hidrokel atau varikokel yang besar
Hernia inguinalis
Filariasis / elephantiasis
Undesensus testikularis
Massa intraskrotalis
Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia

KONSEP KEPERAWATAN
PADA KELUARGA BERENCANA

Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi


wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan
privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa
nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum( Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat
obstetri, PF), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi
peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat
adalah :
1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut
berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang
sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu
jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an penggunaan metoda
tersebut.pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-
masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang
digunakannya.

2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi


Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapaat
menetukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan
kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut
memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan atau berapa
kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan
menggali tingkat pengetahuan klien ni perawat dapat menentukan bila ada
kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak
efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya
kehamilan yang tidak direncanakan.

3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai


Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien
terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan
juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda
kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga
berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda
meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam
menggunakan metoda tersebut.
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan
tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji factor-faktor yang
dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan
dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi,
riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk
mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan


riwayat kesehatan adalah:
a. Kontrasepsi oral
1. Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payu dara, telat
haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung,
tromboplebitis.
Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM,
epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan menggunakan pil
keluarga berencana.
2. Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus
menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani
pengobatan kejang
b. Kontrasepsi Hormonal
1. Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan
keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
2. Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa
menyusui.
c. Kontrasepsi Mekanik
1. Diafragma dan kap servik
Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan
riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
2. IUD
Hamil atau kemungkinan hamil, resiko itnggi terkena penyajit
yang menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi,
infeksi sesudah persalinan/ aborsi, kehamilan ektopik, metroragia
dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya
permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah
tidak memungkinkan untuk mempunyai anak
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering


dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan
yang tidak direncanakan.
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Resiko
Perubahan Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap
Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.
Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:
1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda
kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Nyeri b.d pemulihan pascaoperasi sterilisasi
6. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi,
pemasangan spiral, hormone implant
7. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan
metoda kontrasepsi yang dipilih
B. RENCANA INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan pemulihan pasca strerilisasi
Klien akan mengungkapkan/ menampakkan rasa nyeri yang dirasakan
berkurang/hilang dengan kriteria :
- Wajah klien nampak tenang.
- Keluhan sakit klien berkurang.
RENCANA TINDAKAN RASIONAL
1. Kaji ulang tingkat nyeri, perhatikan 1. Mengetahui derajat nyeri yang
lokasi dan intensitas. dirasakan klien sehingga dapat
menentukan dan mengambil
intervensi selanjutnya.
2. Beri HE/konseling kepada ibu
tentang menajemen nyeri yang 2. Meningkatkan pemahaman ibu
dirasakan. tentang nyeri yang ia rasakan.

3. Ajarkan teknik relaksasi dengan 3. Membantu ibu dalam mengatasi


nafas dalam secara teratur dan nyeri yang ia rasakan dan
relaksasi pada otot-otot terutama mengalihkan perhatian ibu
daerah gluteal (tempat sehingga tidak terfokus pada nyeri
penyuntikan) yang ia rasakan.

4. Jelaskan penyebab rasa nyeri dan 4. Meningkaatkan rasa adaptasi klien


beritahu bahwa nyeri itu adalah hal terhadap nyeri.
yang normal.
5. Meransang penge-luaran analgetik
5. Ajarakan tehnik distraksi dengan endogen
mengalihkan perhatian.

2. Kurang pengetahuan b/d Kurang terpajan informasi/kurang pembelajaran


Tujuan :
Klien akan mengungkapkan informasi akurat pada tingkat kemampuan diri
sendiri, berpartisipasi dalam aturan terapi dengan dan ekspresi klien
nampak tenang.
RENCANA TINDAKAN RASIONAL
1. Kaji ulang tingkat pemahaman 1.Memvalidasi tingkat pemahaman
klien terhadap metode kontrasepsi saat ini, mengidentifikasi kebutuhan
yang diberikan. belajar dan memberikan dasr
pengetahuan dimana klien memiliki
pengetahuan berdasarkan
informasi.
2. Berikan KIE tentang manajemen
pemberian metode suntikan KB 2. Memberi pemahaman dan klarifikasi
jenis Cyclofem tentang informasi yang
belum/sudah diketahui klien tentang
metode suntikan KB jenis Cyclofem
3. Kaji pemahaman klien setelah
pemberian KIE melalui isyarat 3. Menilai tingkat keberhasilan KIE
verbal dan non verbal pada respon yang diberikan dan menilai
nyeri . seberapa jauh pemahaman klien
setelah pemberian KIE.

3. Cemas b/d kurang pengetahuan dan resiko terjadinya kehamilan.


Klien akan menampakkan/mengungkapkan rasa cemasnya berkurang/hilang dengan kriteria :
- Klein tidak lagi takut akan kegagalan metode kontrasepsi yang digunakan.
- Ekspresi klien nampak tenang.
RENCANA TINDAKAN RASIONAL
1. Kaji ulang tingkat kecemasan yang 1. Mendapatkan data akurat dan
dialami klien menentukan tindakan selanjutnya

2. Perhatikan keluhan klien dengan 2. Klien akan merasa diperhatikan oleh


mendengarkan segala keluhan yang perawat dan meningkatkan harga
dirasakan dan beri kesempatan diri dan mengurangi beban yang
untuk menyampaikan atau bertanya dirasakan oleh klien.
tentang permasalahannya

3. Berikan penjelas-an/KIE tentang 3. Meningkatkan pengetahuan


tentang manajemen pemberian
sehingga kecemasan berkurang, dan
metode suntikan KB jenis Cyclofem
klien dapat mempersiapkan diri
untuk permasalahan yang sewaktu-
4. Amati kecemasan yang dialami klien
setelah pemberian KIE melalui isyarat waktu akan dihadapinya.
verbal dan non verbal.

4. Menilai tingkat keberhasilan KIE yang


diberikan dan menilai seberapa jauh
KIE yang diberikan dapatr
menurunkan kecemasan klien
DAFTAR PUSTAKA

Arie. 2010. Menunda kehamilan dengan KB. diakses tanggal 11 November 2010
URL <http://formulasehat.com/ruangtunggu/menunda-kehamilan-dengan-
pil-kb>

Abey. 2008. Soal KB pria tidak boleh ketinggalan. diakses tanggal 11 November
2010 URL <http://www.e-samarinda.com/forum/lofiversion/index.php?
t4879.html>

Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar.

Ganong WF. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-20. Jakarta: EGC.
Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Gaya Baru

Ida Bagus G., M. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC.
Jakarta.

Katzung. 2004. Basic and Clinical Pharmacology 9th ed. USA : McGraw Hill

Mochtar R., Prof, Dr,MPH. Sinopsis Obstetri Obstetri Operatif Obstetri Sosial,
Jilid 2,Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Marilynn E.D. & Maryn M. 2001. Rencana Perawatan Maternal Bayi. Edisi 2. EGC.
Jakarta.

Sherwood L. 2007. Human physiology: from cells to systems. 6th ed. Belmont:
Thomson Brooks/Cole.

Wiknjosastro H, Saifuddin A.,B, Rachimhadhi T (editor). 2008. Ilmu kandungan. Ed


ke-2. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai