No DP : 1470021016
Teknik Elektro
Kata aqidah diambil dari kata dasar al-aqdu yaitu ar-rabth (ikatan), al-
Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat),
asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-
itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-
jazmu (penetapan).
Al-Aqdu (ikatan) lawan kata dari al-hallu (penguraian, pelepasan). Dan kata
tersebut diambil dari kata kerja: Aqadahu Yaqiduhu (mengikatnya), Aqdan
(ikatan sumpah), bahkan bisa juga Uqdatun Nikah (ikatan menikah).
Dengan demikian Aqidah berarti ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah
berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah
dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id.
Dan pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi) Yaitu perkara yang wajib
dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu
kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidaka tercampuri oleh keraguan dan
kebimbangan.
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun
pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak
menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat
keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena
orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.
Aqidah Islamiyyah
Jika kita lihat dari maknanya berarti, keimanan yang pasti teguh dengan
Rububiyyah Allah Taala, Uluhiyyah-Nya, para Rasul-Nya, hari Kiamat, takdir baik
maupun buruk, semua yang terdapat dalam masalah yang ghaib, pokok-pokok agama
dan apa yang sudah disepakati oleh Salafush Shalih dengan ketundukkan yang bulat
kepada Allah Taala baik dalam perintah-Nya, hukum-Nya maupun ketaatan kepada-
Nya serta meneladani Rasulullah SAW.
Dengan demikian, jika Aqidah Islamiyyah disebutkan secara mutlak, maka yang
dimaksud adalah aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, karena itulah pemahaman Islam
yang telah diridhai oleh Allah sebagai agama bagi hamba-Nya. Aqidah Islamiyyh
adalah aqidah tiga generasi pertama yang dimuliakan yaitu generasi sahabat, Tabiin
dan orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Pengertian Syariah
Ilmu aqidah berbicara tentang tema-tema besar, misalnya tentang tauhid atau
memurnikan iman dari segala bentuk syirik (mempersekutukan Allah). Adapun ilmu
syariah umumnya berbicara tentang teknis yang lebih detail dari bentuk iman. Ilmu
aqidah berbicara tentang siapa Allah, lengkap dengan segala sifat-sifat dan nama-
namaNya. Sedangkan ilmu syariah berbicara tentang apa maunya Allah, yang
terperinci dalam perintah-perintah secara teknis. Ilmu aqidah banyak berbicara
tentang hal-hal yang ghaib dan harus diimani sebagai bentuk keimanan kita kepada
kitabullah dan sunnah rasulullah SAW, sedangkan ilmu syariah lebih banyak bicara
pada tataran yang nyata, terlihat, terukur, bisa disentuh, ditangkap oleh paca indera.
Misalnya, ilmu syariah bicara tentang berapa nisab zakat emas dan hasil
pertanian, tentang membedakan darah haidh dan darah istihadhah, tentang jumlah
putaran tawaf di sekeliling kabah, jumlah batu kerikil yang harus dilontarkan, terbit
dan tenggelamnya matahari yang menandakan masuk dan keluarnya waktu shalat.
Sedangkan ilmu aqidah memperkenalkan kita kepada adanya jenis makhluk
Allah yang ghaib dan wajib kita imani. Baik yang ada di sekitar kita saat ini seperti
adanya jin, malaikat, qarin, ruh, ataupun yang akan nanti kita alami setelah kematian,
seperti alam kubur, alam barzakh, padang mahsyar, jembatan shirathal mustaqim,
hisab, timbangan, haudh (mata air), surga, neraka. Ilmu aqidah berbicara tentang
posisi seseorang terhadap Allah SWT, Rasululah SAW, dan kitabullah. Hasilnya,
seseorang dikatakan beriman tergantung apakah dia menerima Allah sebagai
tuhannnya atau tidak. Demikian juga dengan posisi seseorang kepada nabi
Muhammad, apakah Muhammad SAW diposisikan sebagai utusan resmi tuhan
sehingga dipatuhi dan ditaati serta dijadikan sumber rujukan hidup, ataukah
diposisikan sekedar sebagai tokoh yang dikagumi tanpa mengakui kalau posisinya
sebagai utusan resmi tuhan dari langit? Ilmu aqidah berbicara tentang Al-Quran,
apakah sekedar sebagai bacaan mulia yang diperlombakan dan selesai begitu saja,
ataukah sebagai sumber dari segala sumber hukum dan pedoman hidup yang
mengatur semua sisi kehidupan. Keimanan seseorang akan ditetapkan berdasarkan
bagaimana dia memposisikan diri terhadap ketiganya, yaitu Allah, Rasulullah dan
kitabullah.
Antara aqidah dan syariah jelas terkait dengan ikatan yang sangat kuat. Seperti
pembahasan sebelumnya, boleh dibilang tidak ada aqidah tanpa syariah, dan tidak
ada syariah tanpa aqidah. Serta perlu dipahami Kata al-syariiah, al-syarraa, dan
al-masyraah bermakna al-mawaadli allatiy yunhadaru ila al-maa (tempat-tempat
yang darinya dikucurkan air). Al-syariiah dinamakan juga dengan syariat yang
disyariatkan (ditetapkan) Allah swt kepada hamba, mulai dari puasa, sholat, haji,
nikah dan sebagainya. Sedangkan kata al-syirah, menurut bahasa Arab artinya
adalah masyraat al-maa (sumber air), yakni maurid al-syaaribah allatiy
yasyrauhaa al-naas, fa yasyrabuuna minhaa wa yastaquuna (sumber air minum
yang dibuka oleh manusia, kemudian mereka minum dari tempat itu, dan
menghilangkan dahaga). Sementara Aqidah memiliki arti ketetapan yang tidak ada
keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam
agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti
aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah
adalah aqa-id. Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang
secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah. Pengertian Aqidah Secara
Istilah (Terminologi), Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa yang
menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan
kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Dengan demikian
Keduanya ibarat dua sisi mata koin yang tidak terpisahkan. Sayangnya, dalam
implementasinya, seringkali antara keduanya menjadi terpisah.
Namun jika di pandang lebih dalam lagi, ada satu poin penting lagi yang
berkaitan dengan kedua poin tersebut, yaitu akhlak. Karena Aqidah, syariah dan
akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam. Ketiga unsur
tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Aqidah sebagai system
kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan
sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai system nilai berisi
peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika
menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama. Muslim yang baik
adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang mendorongnya untuk
melaksanakan syariah yang hanya ditujukan pada Allah sehingga tergambar akhlak
yang terpuji pada dirinya. Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yang melakukan
suatu perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang
itu termasuk ke dalam kategori kafir. Seseorang yang mengaku beraqidah atau
beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik.
Sedangkan orang yang mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan
landasan aqidah yang tidak lurus disebut munafik.