Anda di halaman 1dari 5

Investasi di Sektor Pertanian

Jumat, Mei 01, 2015

Materi 10
Sektor Pertanian

Pentingnya pertanian di dalam pertumbuhan sebuah ekonomi yang didominasi oleh


sektor pertanian, pertumbuhan pertanian akan meningkatkan laju pertumbuhan pendapatan
daerah bruto (PDB). Peran sektor pertanian sangat diperlukan dalam upaya menurunkan
kemiskinan. Data PBB menyatakan bahwa pada daerah pedesaan di negara berkembang terdapat
sekitar 1 milyar penduduk dari 1,2 milyar penduduk hidup dalam kemiskinan absolut (absolute
poverty).

Bank Dunia mengetahui bahwa populasi, pertanian dan environment adalah kunci untuk
mengetahui masalah yang dihadapi di Sub-Sahara Afrika, yaitu daerah yang paling miskin di
dunia. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat yang tidak diimbangi oleh teknik pertanian
menyebabkan kekurangan. Hal ini juga menyebabkan degradasi tanah dan penurunan produksi
dan konsumsi makanan per kapita.

Selain membutuhkan sumber daya finansial, sektor pertanian juga memerlukan teknologi
maju dan infrastruktur. Diskriminasi pemerintah terhadap sektor pertanian akan menghalangi
keseluruhan pembangunan.

Transformasi Pertanian mengemukakan bahwa keberhasilan sektor pertanian bukan


hanya alat bagi pembangunan, tetapi keberhasilan di sektor pertanian juga menjadi tujuan dari
pembangunan. Pertanian dapat menjamin penyediaan kebutuhan milyaran penduduk di masa
depan. Hal yang berhubungan dengan transformasi sektor pertanian:

1) Peningkatan produktivitas pertanian.


2) Penggunaan sumber daya yang dihasilkan untuk pembangunan di luar sector pertanian.
3) Integrasi pertanian dengan ekonomi nasional melalui infrastruktur dan pasar.

Salah satu karakteristik dalam pembangunan ekonomi adalah pergeseran jangka panjang
populasi dan produksi dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan sektor jasa. Hanya
sebagian kecil masyarakat dalam negara industri yang hidup dari sektor pertanian. Konsep
strategi pembangunan berimbang (balanced growth), yaitu pembangunan di sektor pertanian dan
sektor industri secara bersamaan merupakan tujuan pembangunan yang paling ideal. Pada
kenyataannya konsep strategi pembangunan berimbang tidak dapat dilakukan oleh negara
berkembang, hal ini dikarenakan sumber daya yang tidak mencukupi untuk melakukan
pembangunan di sektor pertanian maupun sektor industri sekaligus.
Kontribusi Pertanian pada Pembangunan Pertanian memiliki kontribusi yang sangat besar kepada
pembangunan. Kontribusi pertanian tersebut adalah:

1) Meningkatkan persediaan makanan.


2) Pendapatan dari ekspor.
3) Pertukaran tenaga kerja ke sektor industri.
4) Pembentukan modal.
5) Kebutuhan akan barang-barang pabrikan.

Kekuatan bukanlah alat untuk mengeksploitasi petani. Beberapa negara berkembang


menekan harga pertanian rendah, beberapa negara mengenakan pajak akan aktivitas pertanian,
mencabut modal pada daerah pedesaan, secara umum dapat dikatakan banyak negara
menempatkan industrialisasi di atas segalanya. Model Lewis hanya membuat beberapa ekonom
dan pembuat kebijakan berpikir bahwa pertanian adalah tempat untuk mempekerjakan kelebihan
tenaga kerja yang tidak terserap oleh industrialisasi

Dalam analisis klasik dari Kuznets (1964), pertanian di LDCs dapat dilihat sebagai suatu
sektor ekonomi yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan
dan pengembangan ekonomi nasional, yaitu sebagai berikut:
1) Ekspansi sektor-sektor ekonomi lain sangat tergantung pada produk-produk dari sector pertanian,
bukan saja untuk suatu kelangsungan pertumbuhan suplai makanan mengikuti pertumbuhan
penduduk.
2) Karena bias agraris yang sangat kuat dari ekonomi selama tahp awal proses pembangunan
ekonomi.
3) Karena pentingnya pertanian secara relative menurun dengan pertumbuhan dan pembanguna
ekonomi.
4) Sektor pertanian mampu berperan sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan atau
neraca pembayaran.

A. Kontribusi Produk

Kontribusi produk dari pertanian dapat dilihat dari relasi antara pertumbuhan pangsa
PDBdari sector tersebut dengan pangsa awalnya dan laju pertumbuhan relatifdari produk-produk
neto pertanian dan non pertanian.

Didalam system ekonomi terbuka, besarnya kontribusi produk dari sector pertanian, baik
lewat pasar maupun lewat keterkaitan produksi dengan sector-sektor nonpertanian, misalnya
industri manufaktur, juga sangat dipengaruhi oleh kesiapan sector itu sendiri dalam menghadapi
persaingan dari luar (tingkat daya saingnya).

B. Kontribusi Pasar
Negara agraris dengan proporsi populasi pertanian (petani dan keluarganya) yang besar,
seperti Indonesia, merupakan sumber yang sangat penting bagi pertumbuhan pasar domestik bagi
sektor-sektor nonpertanian, khususnya industri manufaktur.

Namun, peranan sektor pertanian lewat kontribusi pasarnya terhadap diversifikasi dan
pertumbuhan output dari sektor-sektor nonpertanian, sangat tergantung pada dua faktor penting
yang dapat dianggap sebagai prasyarat, yaitu :

1) Dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar domestik tidak hanya diisi oleh barang-barang
buatan dalam negeri, tetapi juga barang-barang impor.
2) Jenis teknologi yang digunakan disektor pertanian yang menentukan tinggi rendahnya tingkat
mekanisasi atau modernisasi dari sektor tersebut.

C. Kontribusi Faktor-faktor Produksi


Ada dua factor produksi yang dapat dialihkan dari sector pertanian ke sector-sektor
nonpertanian, tanpa harus mengurangi volume produksi (produktivitas) di sector pertanian,
pertama adalah tenaga kerja dan kedua adalah modal. Market Surplus di sector pertanian bias
menjadi salah satu sumber modal bagi investasi di sektor-sektor lain.untuk mendaptkan market
surplus, kinerja sektor pertanian itu sendiri harus baik, dalam arti bisa menghasilkan surplus.
Factor yang sangat ditentukan oleh kekuatan sisi suplainya (teknologi, infrastruktur, dan sumber
daya manusia) dan dari sisi permintaan (pasar) oleh niali tukar antara produk pertanian dan
produk nonpertanian, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

D. Kontribusi Devisa
Kontribusi sector pertanian di suatu negara terhadap peningkatan devisa terjadi melalui
peningkatan ekspor dan atau pengurangan impor Negara tersebut untuk komoditi-komoditi
pertanian. Akan tetapi peranan sector pertanian dalam peningkatan devisa bisa dikontradiksi
dengan peranannya dalam bentuk kontribusi produk. Dengan kata lain, usaha peningkatan ekspor
pertanian bisa berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam negeri, atau sebaliknya, usaha
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri bisa menjadi suatu factor penghambat bagi
pertumbuhan ekspor pertanian.

10.3 Investasi di Sektor Pertanian

Salah satu faktor penting yang sangat menentukan investasi disektor pertanian bukan
hanya laju pertumbuhan output, melainkan juga tingkat daya saing global dari komoditas-
komoditas pertanian merupakan modal investasi yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan
yang sifatnya bisa langsung atau tidak langsung terkait dengan proses produksi. Langsung,
misalnya untuk membeli mesin baru atau peralatan-peralatan modern dan inpu-input lainnya
untuk keperluan kegiatan produksi pertanian. Tidak langsung, misalnya untuk kegiatan penelitian
dan pengembangan proses produksi maupun output dan input, dan untuk menyelengarakan
pelatihan-pelatihan bagi petani (peningkatan sumber daya manusia), misalnya manajemen,
quality control, cara-cara yang baik dalam membajak tanah, bercocok tanam dan penanganan
pasca panen, dan sebagainya.

Modal bisa bersumber dari investasi dari luar negeri dan/atau dalam negeri dan dana
pinjaman (kredit) dari bank. Hasil studi yang dilakukan oleh Supranto (1998) menyimpulkan
bahwa rendahnya laju pertumbuhan sekor pertanian, khususnya di sub sektor bahan makanan,
antara lain disebabkan oleh kurangnya investasi dari dalam dan luar negeri disektor tersebut dan
kredit yang mengalir kesektor tersebut relative kecil jika dibandingkan kesektor lain, seperti
industri manufaktur. Alasannya adalah kegiatan pertanian mempunyai risiko, misalnya gagal
panen, jauh lebih tinggi dibandingkan kegiatan industri karena sektor pertanian sangat tergantung
pada iklim. Selain itu, kegiatan industri manufaktur memiliki nilai tambah atau keuntungan yang
jauh lebih tinggi disbanding kegiatan pertanian. Selain itu, studi dari simatupang (1995) juga
memberikan suatu informasi yang berharga yang menujukkan bahwa kredit perbankan lebih
banyak mengucur kesektor industri manufaktur dan sector jasa daripada kesektor pertanian, hal
itu menyebabakan sektor pertanian menderita underinvestment, yang menunnjukan bahwa
investasi kesektor pertanian cenderung menurun disbanding ke sektor industri dan jasa.
Penurunan ini dapat dikaitkan dengan sifat investasi di sektor pertanian yang rate of return on
investmen (ROI)-nya rendah sehingga kurang menarik bagi investor.

Reference:
http://rudysmokers.blogspot.com/2014/01/makalah-sektor-pertanian-di-indonesia.html
http://www.pertanian.go.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_tukar_petani
https://dhkangmas.wordpress.com/2012/06/02/nilai-tukar-petani-ntp/
http://kangyuda.blogspot.com/2012/10/investasi-dan-penerapan-teknologi-di.html
http://kitadanduniakampus.blogspot.com/2011/06/perkembangan-sektor-pertanian-
indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai