NO. ABSEN : 32 Malam itu, aku di rumah sendirian.Tak ada seorang pun kecuali aku.Suara guntur yang menggelegar terdengar tepat di atas rumahku.Tiba-tiba listrik di rumahku padam,aku semakin takut.Aku pun mencari korek api dan lilin tetapi,saat korek api terbuka ternyata tidak ada isinya.Ditambah lagi persedian lilinku sudah habis. Ketakutan pun semakin menggerogoti tubuhku.Apalagi ketika mendengar suara ketukan pintu. Tok . . tok . . tok . . tok Jantungku berdetak begitu cepat.Dengan penuh ketakutan aku pun membuka pintu. Siapa ya ? Seorang laki-laki tua yang bertatap muka denganku itu tidak menjawab pertanyaanku.Aku pun semakin takut saat ada suara petir.Apalagi cahaya petir itu membuat aku melihat laki-laki tua yang berada di depanku nampak sangat menakutkan. Cahaya dari handphone yang aku bawa tiba-tiba padam karena baterainya habis.Hujan pun turun sangat deras membuat diriku tidak bisa menahan ketakutanku.Aku menangis dan menjerit sekencang-kencangnya supaya ada orang yang mendengarku.Ternyata tidak ada seorang pun yang datang.Aku pun semakin takut.Tiba-tiba seorang laki-laki tua yang berada di depanku itu pergi begitu saja.Aku menghembuskan nafas dengan lega.Pintu kembali ku tutup dan tak lupa menguncimya. Hari berikutnya,aku menghentikan langkah saat melewati rumah dengan bangunan tua.Di rumah itu,aku melihat seorang laki-laki tua yang tadi malam ketika hujan deras ke rumahku.Ternyata laki-laki tua itu tinggal di rumah itu.Keesokan harinya,aku dan temanku bermain basket di rumah.Tiba-tiba saat temanku melempar bola basket ke aku tetapi,bola basket itu menggelinding ke rumah tua di sebelah rumahku tapi agak jauh.Aku dan temanku menganmbil bola basket ke rumah itu tetapi,saat aku melangkahkan kaki tiba-tiba rumput di depan rumah tua itu bergerak sehingga aku pun terseret oleh rumput itu tetapi,temanku berusaha menolong jadi aku tidak jadi terjadi terseret oleh rumput itu. Aku dan temanku kembali ke rumah,melihat kejadian aneh tersebut.Aku menelpon polisi.Polisi itu pun datang memeriksa rumah tua itu.Sekejap polisi tersebut hilang diseret oleh rumput di depan rumah tua itu.Aku dan temanku pun ke rumah itu tetapi,bukan dengan cara menginjak rumput tetapi,dengan cara berguling sehingga kami tidak terseret oleh rumput itu. Aku dan temanku mengetuk pintu rumah itu.Seorang laki-laki tua itu keluar dan mengatakan pada kami untuk tidak masuk ke rumah tua ini lagi.Seorang laki-laki tua itu langsung menutup pintunya kembali.Aku temanku sangat penasaran mengapa seorang laki-laki tua itu mengusir kami.Untuk itu kami kembali masuk ke rumah tua itu.Saat aku membuka pintu,tiba-tiba karpet merah yang sangat panjang keluar dari rumah tua itu.Kami lari sekencang mungkin tetapi,temanku terseret oleh karpet merah itu.Aku ingin kembali tetapi,aku masih panik dengan kejadian aneh itu. Keesokan harinya,aku melihat mobil ambulan di depan rumah tua itu dengan membawa seorang laki-laki tua yang bertempat tinggal di rumah tua itu.Aku kembali ke rumahku untuk untuk mengatur strategi supaya aku bisa masuk ke rumah tua itu lagi dengan membawa temanku kembali.Strategi sudah aku buat dengan baik. Hari mulai malam,saatnya aku menuju ke rumah tua itu.Orang tua dan kakakku tidak ada di rumah.Mereka ke rumah kakekku.Aku pun beraksi, orang-orangan yang kupasang pada papan beroda dilengkapi remote untuk menjalankannya supaya bisa masuk ke rumah tua itu sudah kusiapkan.Saat orang-orangan hampir memasuki rumah itu,aku pun bergegas naik ke cerobong asap dari rumah itu dengan membawa petasan untuk membakar rumah itu.Saat aku berada di dalam rumah itu,aku melewati beberapa ruangan sampai ada satu ruangan yang kulewati itu ada foto wanita yang sangat gemuk.Itu mungkin istri dari laki-laki tua itu yang sudah meninggal. Saat aku menuju lorong bawah tanah,aku melihat temanku terbaring diantara banyak mainan.Aku membawa temanku,kami terpeleset oleh air liur rumah tua itu.Saat itu temanku terbangun dari tidurnya.Aku pun mencari pintu keluar.Saat kami keluar dari rumah itu,tiba-tiba rumah itu hidup.Pohon kering sekeliling rumah itu menjadi tangan,karpet merah menjadi lidahnya,air liur yang membuat kami terpeleset,itu adalah air dari rumah tua itu.Mobil ambulan dating untuk mengantar laki-laki tua itu yang tinggal di rumah tua itu.Beliau melihat kami berlarian dengan diikuti rumah tua yang hidup.Dia mengajak kami bersembunyi,saat itu dia bercerita bahwa rumah itu adalah arwah istrinya yang meninggal.Mainan-mainan yang berada di rumah itu adalah milik anak-anak yang bermain di depan rumah tua itu sehingga mainannya diambil oleh laki-laki tua itu karena mengganggu istrinya.Istrinya tidak suka dengan anak-anak karena mereka pernah mengejeknya. Rumah tua yang hidup itu menemukan tempat persembunyian kami.Dengan membawa petasan,kami akan membakar rumah tua itu.Tetapi rumah tua itu tidak terbakar,melainkan rumah itu menjadi monster yang menyeramkan.ku pun naik ke menara dengan membawa petasan.Saat aku tiba diatas menara,aku pun melempar petasan itu ke cerebong asap rumah tua yang hidup itu supaya bisa terbakar habis. Ternyata rencanaku berhasil,rumah tua itu sudah hancur,abunya menjadi sosok istri dari laki-laki itu.Dia menghampiri laki-laki tua yang suaminya itu untuk minta maaf karena telah mengambil mainan anak-anak.Bola basketku yang diambil oleh laki-laki tua itu,kini sudah dikembalikan oleh laki-laki tua itu.