Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUGAS KELOMPOK

RUANG ROSELLA 1 RSUD. Dr. SOETOMO SURABAYA

Oleh :

EKA NAILATUL W. P27820114004


NURYA KUMALA P27820114005
MELINDA KARTIKA S. P27820114006
TIKA AYU W. P27820114019
CHRISTINE GRACE T. P27820114026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SOETOMO
SURABAYA
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Kelompok Ruang Rosella 1 RSUD dr. Soetomo Surabaya yang
dilaksanakan pada tanggal 05 Desember 2015 s.d 18 Desember 2015 telah
disahkan sebagai laporan Praktek Klinik Keperawatan Dasar 2 Semester III di
Ruang Rosella 1 RSUD dr. Soetomo Surabaya

Surabaya, 18 Desember 2015


Pembimbing Pendidikan, Pembimbing Ruangan,
TTD TTD

Hj. Masamah A, SKM, M.Kes Yayuk Sri SU, Amd. Kep


NIP: 19550203 197607 2 001 NIP: 19720808 199703 2 004

Mengetahui
Kepala Ruangan,
TTD

Dolaji, Amd. Kep


NIP: 19690723 198903 1 004

BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam ilmu kesehatan dikenal istilah penyakit tropik (tropical medicine
atau trop med) pada wilayah-wilayah beriklim panas didaerah lintas garis
khatulistiwa. Istilah ini diperkenalkan para peneliti kesehatan dari Barat (Eropa
dan Amerika) yang berbeda dibanding daerah asalnya.
Citra sebagai penyakit tropik sebenarnya berkonotasi negatif yang berhubungan
dengan cara hidup yang tidak sehat seperti sanitasi buruk, hygiene yang jelek,
penyakit menular yang berbahaya. Penggolongan penyakit tropik dengan maksud
menghindarkan penyakit para kolonialis Barat yang kala itu banyak melakukan
pendudukan wilayah-wilayah di daerah tropis. Dalam rangka pendudukan itu,
keperluan riset kesehatan ditujukan untuk menghindari penyakit tropik dengan
mengetahui penyebab dan faktor-faktor risikonya.
Di Indonesia, selama masa penjajahan Belanda dikenal organisasi ilmiah
yang aktif melakukan riset dibidang kesehatan bernama Bataviaasch Genootschap
van Kunsten en weten schappen. Organisasi ini selama seratus enam puluh empat
tahun melakukan riset tentang penyakit tropik untuk kepentingan pemerintah
kolonial Belanda dalam membantu kelancaran sistem politik-ekonomi kolonial
dalam penguasaan sumber-sumber kekayaan negara jajahan.
Dalam perkembangan penelitian kesehatan, didapatkan data bahwa
penyakit tropik bukanlah jenis penyakit yang aneh dan mengerikan seperti yang
mereka sangkakan sebelumnya. Bahkan beberapa dari kategori penyakit tropik itu
bisa pula didapatkan pada wilayah yang beriklim sedang, hanya berbeda pada
manifestasi dan frekuensinya saja. Perbedaan manifestasi dan frekuensi
dipengaruhi beberapa faktor seperti iklim, demografi, sosial-ekonomi dan faktor
genetic/ras. Pemahaman ini berkembang setelah sarana perhubungan lalu lintas
antar benua semakin cepat tanpa batas yang dimulai pada saat pasca Perang Dunia
kedua. Karena itu, pusat perhatian pengkajian penyakit tropik adalah penyakit
infeksi yang menular yang berkaitan dengan kondisi daerah tropis.
Ragam Penyakit Tropik, Menurut Dr dr Umar Zein, ada beberapa macam
penyakit tropik yang sudah dikenal sejak masa penjajahan Belanda, ratusan tahun
lalu seperti penyakit cacar, polio, frambusia (puru), malaria, kolera, tuberkulosis,
kusta dan elefantiasis (kaki gajah). Kategori penyakit tropik lainnya adalah
malaria, demam berdarah, tifus, sepsis, hepatitis dan TBC. Meski telah dikenal
dan diteliti ratusan tahun yang lalu, ragam penyakit tersebut masih tetap terjadi
dan menular pada kelompok masyarakat tertentu didalam wilayah Indonesia.
Berbagai penelitian dengan dana yang tergolong besar untuk mencari metode
pencegahan dan pengobatan penyakit tropik tetap tidak bisa dihilangkan karena
berkaitan dengan cara hidup masyarakat.
Kecenderungan pola hidup yang tidak sehat pada masyarakat yang
tergolong status sosial ekonomi rendah rawan terjangkit penyakit tropik seperti
kusta, frambusia , tuberculosis, kaki gajah, dan kala-azar. Khusus penyakit kala-
azar hanya ditemukan di wilayah tropik di Asia Selatan yakni India, Nepal dan
Bangladesh. Jenis penyakit tropik seperti yang disebutkan diatas masih kerap
terjangkiti pada masyarakat miskin dan marginal, utamanya yang bermukim di
pedesaan. Sementara penyakit tropik lainnya seperti cacar dan polio telah dapat
dieliminasi melalui tindakan vaksinasi, meski penyakit tersebut dapat muncul
kembali (re-emerging infectious diseases).
Pemerintah Indonesia pernah menyatakan bahwa dalam 10 tahun terakhir
telah berhasil menurunkan angka penderita penyakit kusta sebesar 371.000,
diantaranya sejumlah 1.722 penderita mengalami kecacatan permanen. Klaim
keberhasilan tersebut menyebabkan menurunnya kampanye dan sosialisasi faktor
risiko penyakit kusta di tengah masyarakat sehingga penderita kusta tidak kunjung
terselesaikan. Bahkan setiap tahun tercatat sekitar 20.000 kasus baru penderita
penyakit kusta berdasarkan laporan dari dinas-dinas kesehatan yang tersebar pada
seluruh pelosok Indonesia. Peningkatan kasus kusta sejalan dengan penurunan
status sosial-ekonomi masyarakat.
Demikian halnya dengan penyakit frambusia yang tergolong penyakit
langka namun masih mengjangkiti penduduk Indonesia, berdasarkan data Badan
Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia bersama India dan Timor Leste adalah tiga
negara yang memiliki penderita frambusia tertinggi. Di Indonesia, tercatat jumlah
penderita frambusia sekitar 5.000 orang. Salah satu daerah yang masyarakatnya
masuk kategori stadium 1 frambusia akut adalah di Sumba, Kecamatan Bepepoli,
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penyakit frambusia muncul terkait erat dengan
pola hidup yang jauh dari kebersihan seperti jarang mandi, jarang menggunakan
sabun pembersih, menggunakan air kotor untuk kebutuhan sehari-hari, dan system
sanitasi rumah tangga yang jelek. Karena itu penderita penyakit frambusia
berkonotasi pada kemiskinan dan kebodohan yang belum mengadopsi pola hidup
sehat.

2. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit tropic
2. Mengetahui apa saja yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit tropic
3. Bagaimana cara mengatasi apabila terjadi penyakit tropic

BAB 2
DESKRIPSI RUANGAN PRAKTEK

1. Struktur Organisasi Ruangan dan Tugas masing-masing.


STRUKTUR MAKP MODULER
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

KARU

PP 1 PP II

Pagi
PA PA PA PA
Sore
PA/PJ PA PA/PJ PA
Malam
PA/PJ PA PA/PJ PA
Perawat Yang Libur :

PA PA PA
Keterangan :
1) Kepala Ruangan : Dolaji, Amd. Kep
2) Perawat Pelaksana 1 : Yayuk Sri Setia Utami, Amd. Kep
3) Perawat Pelaksana 2 : Joko Purnomo, Amd. Kep
4) Perawat Pelaksana : Ashari, Amd. Kep
5) Perawat Pelaksana : Aris Setiyono, Amd. Kep
6) Perawat Pelaksana : Agus I. W, Amd. Kep
7) Perawat Pelaksana : Rahmad S, Amd. Kep
8) Perawat Pelaksana : Nova W, Amd. Kep
9) Perawat Pelaksana : Nanis L, Amd. Kep
10) Perawat Pelaksana : Sri Indriyani, S. Kep., Ns
11) Perawat Pelaksana : Siti Mudmainah, Amd. Kep
12) Perawat Pelaksana : Fery A, Amd. Kep
13) Perawat Pelaksana : Rendra Frenki Aji, S. Kep., Ns
14) Perekam Medis : Sri Rahayu, Amd. PK
15) Pekarya Rumah Tangga : Sulastri
16) Pekarya Rumah Tangga : Heru Sutopo
17) Pegawai Umum : Sri Darwatin

2. Denah Ruangan.
DENAH RUANG ROSELLA 1
RSUD Dr. Soetomo Surabaya

1 2 7 8
Keterangan :
: Tabung PMK
: Tabung Oksigen
: Listrik
: LPG
: Alur Evakuasi
1. Ruang Ka. Devisi
2. Sekretariat Devisi
3. Kelas I
4. Kelas II
5. Kelas III
6. Kelas III
7. Kamar Ganti Perawat
8. Dapur
9. Gudang
10. Ruang Ka. Ruangan
11. Ruang Supervisor
12. Kamar Mandi Pegawai
13. Kamar Mandi Kls III
14. Kamar Mandi Kls II
15. Kamar Mandi Kls I
16. Spoelhock
17. Meja Gizi
18. Meja Farmasi
19. Meja Komputer
20. Meja Komputer
21. Meja Perawat
22. Meja Dokter
3. Alur Masuk Rumah Sakit (MRS) dan Alur Keluar Masuk Rumah Sakit
(KRS).
a. Alur MRS

Perkembangan keadaan klien


Masalah:
Teratasi
Belum teratasi
Teratasi sebagian
Muncul masalah baru
b. Alur KRS
Dinyatakan
pulang
oleh dokter

Petugas tata usaha unit

Tim pengendali
Kasir irna medik Kepala unit
(klien umum) JPS/Askes

Petugas tata usaha unit

Keluar dari RS
4. Jenis penyakit (Diagnosa Medis) terbanyak yang dirawat, sesuai urutan.
10 Besar Penyakit Di Ruang Rosella 1 Periode Juli - September 2015
Bulan Juli : Talasemia, DHF, Gastro Enteritis, Hepatitis Virus Akut,
Diabetes Mellitus, SH, Hepatoma, CKD, ISK, Thypoid.
Bulan Agustus : Talasemia, Gastro Enteritis, Diabetes Mellitus, DHF, SH,
Hepatoma, ISk, CKD, Thypoid, HVA.
Bulan September : Talasemia, DHF, Diabetes Mellitus, SH, Gastro Enteritis,
CKD, Thypoid, Hepatitis Virus akut, ISK.

5. Jumlah rata-rata klien yang dirawat perbulan selama tahun 2015 (Januari
sampai November)
Januari : 63 orang
Februari : 75 orang
Maret : 69 oarng
April : 69 orang
Mei : 63 orang
Juni : 61 orang
Juli : 47 orang
Agustus : 48 orang
September: 58 orang
Oktober : 61 orang
November: 70 orang

6. Kapasitas Tempat Tidur dan BOR 2 (dua) minggu selama mahasiswa praktek.
Kapasitas Tempat Tidur : 17 tempat tidur.
Kelas 1 : 2 tempat tidur.
Kelas 2 : 4 tempat tidur.
Kelas 3 : 11 tempat tidur.
Jumlah BOR mulai 5 Desember 2015-17 Desember 2015
5 Desember 2015 : 41,17 %
6 Desember 2015 : 41,17 %
7 Desember 2015 : 47,05 %
8 Desember 2015 : 52,94 %
9 Desember 2015 : 64,70 %
10 Desember 2015 : 70,50 %
11 Desember 2015 : 58,82 %
12 Desember 2015 : 64,70 %
13 Desember 2015 : 70,59 %
14 Desember 2015 : 88,24 %
15 Desember 2015 : 70,59 %
16 Desember 2015 : 135,29 %
17 Desember 2015 : 67,82 %

7. Kegiatan sehari-hari (24 jam) termasuk kegiatan tambahan misalnya PKMRS


(Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit).
Kegiatan sehari-hari selama 24 jam
1. Shift Pagi :
a. Melakukan verbed
b. Pengukuran tanda tanda vital
c. Pengambilan darah vena dan arteri
d. Pemasangan infus
e. Pemberian diet siang
2. Shift siang :
a. Mengoplos obat dan melakukan injeksi iv
b. Mengganti cairan infus
c. Mengukur tanda-tanda vital
3. Shift malam :
a. Mengganti cairan infus
b. Menginjeksi obat iv
c. Mengukur tanda-tanda vital

8. 6 (enam) Sasaran Keselamatan Klien.


IPSG / SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran 1 Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran 2 Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran 3 Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
Sasaran 4 Peningkatan tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi
Sasaran 5 Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran 6 Pengurangan risiko pasien jatuh

9. Code Blue, Code Pink, dan lain sebagainya.


a. Code Blue : KEGAWATDARURATAN (TELP: 1234)
b. Code Red : KEBAKARAN (TELP: 1113).
c. Code Grey : GANGGUAN KEAMANAN (TELP: 1591).
d. Code Pink : PENCULIKAN BAYI (TELP: 1114).
e. Code Green : GEMPA BUMI (TELP: -).
f. Code Black : ANCAMAN BOM (TELP: 1591).
g. Code Purple : PERINTAH EVAKUASI (TELP: -).

10. Cuci tangan berdasarkan standart rumah sakit dan 5 waktu untuk melakukan
cuci tangan.
Cuci tangan berdasarkan standart Rumah Sakit
1. a. Semprotkan larutan handrub alkohol ke tangan kurang lebih 5 ml.
b. Tuangkan larutan handrub alkohol ke tangan kurang lebih 5 ml.
2. Gosok kedua telapak tangan.
3. Gosok-gosok telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dan sela-
sela jari bergntian.
4. Gosok-gosok telapak tangan dengan telapak dan sela-sela jari.
5. Jari saling mengunci dan gosok-gosok pada kepalan telapak tangan.
6. Gosok-gosok ibu jari dengan gerakan melingkar bergantian kiri dan kanan.
7. Gosok-gosok ujung jari/kuku ke telapak tangan kiri dan kanan bergantian.
8. Tangan anda sudah aman.

5 waktu untuk melakukan cuci tangan


1. Sebelum menyentuh pasien
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah menyentuh pasien
4. Setelah menyentuh benda-benda sekitar pasien
5. Setelah terpapar cairan tubuh pasien

Cuci tangan untuk mencegah penyebaran infeksi


Cuci tangan dapat menurunkan angka kejadian infeksi di Rumah Sakit
Ikuti cara-cara cuci tangan yang benar dalam Langkah-Langkah Cuci
Tangan Yang Baik dan Benar
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan
Di Ruang Rosella 1 terdapat struktur organisasi ruangan dan tugas
masing-masing antara lain kepala ruangan, perawat pelaksana 1 dan 2,
perawat pelaksana, perekam medis, pekarya rumah tangga, pegawai umum.
Ada juga denah ruangan Rosella 1, pasien masuk dan keluar rumah sakit ada
alur masuk rumah sakit (MRS) dan alur keluar masuk rumah sakit (KRS). Di
Rosella 1 juga terdapat jenis penyakit (Diagnosa Medis) terbanyak yang
dirawat, jumlah rata-rata klien yang dirawat perbulan selama tahun 2015
(Januari sampai November), kapasitas Tempat Tidur dan BOR 2 (dua)
minggu selama mahasiswa praktek di Ruang Rosella 1. Kegiatan sehari-hari
(24 jam) termasuk kegiatan tambahan misalnya PKMRS (Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit) di Ruang Rosella 1. Selain itu terdapat
juga 6 (enam) Sasaran Keselamatan Klien, code blue, code red, code grey,
code pink, code green, code black, code purple, cuci tangan berdasarkan
standart rumah sakit dan 5 waktu untuk melakukan cuci tangan.

2. Saran
Diharapkan dengan adanya laporan ini, dapat lebih memahami mengenai
Ruang Rosella 1 RSUD dr. Soetomo Surabaya. Semoga laporan ini juga dapat
membantu mengetahui lebih dalam tentang apa yang kami bahas dalam
makalah ini. Apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan laporan ini kami
mohon maaf.

Anda mungkin juga menyukai