OLEH :
SUBHAN
NIM : 010030170 B
I. Pendahuluan
Ketergantungan obat telah menjadi masalah di Indonesia saat ini. Pemerintah
telah berusaha mengambil berbagai upaya untuk menangani masalah ini. Hal ini
dirasa penting karena akibat lanjut dari ketergantungan obat ini akan sangat
mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara.
Walaupun belum ada data statistik yang secara pasti , namun banyak sorotan
yang meyebutkan bahwa remaja merupakan kelompok terbesar dalam masalah
ketergantungan obat. Bila kita mencermati secara mendalam, sorotan ini mungkin
juga benar karena remaja merupakan suatu masa kritis, masa dimana seseorang ingin
mencari identitas dirinya. Berawal dari rasa ingin tahu, mencoba coba , memakai
dan akhirnya menjadi ketergantungan. Kenyataan seperti inilah yang menjadikan
remaja sebagai sorotan utama dalam masalah ketergantungan obat.
Walaupun banyak pro dan kontra dalam upaya penanganan masalah remaja
dengan ketergantungan obat ,namun Cuma satu prinsip yang dianut bawah remaja
harus ditolong. Penanganan terhadap masalah ini bukanlah suatu hal yang mudah,
karena dalam proses penanggulangannya sering kali timbul masalah masalah yang
tak diinginkan.
Pendekatan kekeluargaan merupakan jalur utama yang harus ditempuh dalam
penanganan masalah ini, karena remaja remaja yang bermasalah tersebut merupakan
bagian dari suatu keluarga.
A. Pengertian :
Dalam menentukan seorang terdiagnosa ketergantungan obat sangat
diperlukan adanya bukti penggunaan dan kebutuhan yang terus menerus . Obat
yang diberikan oleh dokter tidak termasuk dalam pengertian diatas.
Istilah ketergantungan obat mempunyai arti yang lebih luas dari pada
ketagihan atau adiksi. Ketagihan obat adalah ; Keracunan yang periodic atau
menahun yang merugikan individu sendiri dan masyarakat dan yang disebabkan
oleh penggunaan suatu obat yang berulang ulang dengan ciri-ciri : Keinginan
atau kebutuhan yang luar biasa untuk meneruskan penggunaan obat itu dan
usaha mendapatkannya dengan segala cara, Kecendrungan untuk menaikan
dosis, Ketergantungan psikologik (emosional) dan kadang kadang juga
ketergantungan fisik pada obat itu.
B. Penyebab ketergantungan obat
Faktor kepribadian seseorang mempengaruhi apakah ia akan tergantung pada
suatu obat atau tidak. Orang yang merasa tidak mantap serta mempunyai sifat
tergantung dan pasif lebih cendrung menjadi tergantung pada obat. Faktor sosial
budaya juga mempengaruhi seseorang dalam masalah ketergantungan obat. Di
Indonesia banya penderita ketergantungan obat berasal dari golongan sosio-
ekonomi menengah (karena perkembangan golongan ini yang sangat pesat
sehingga lebih menganggu kestabilan individu dan keluarga. Faktor fisik atau
badaniah sesorang menentukan efek fisik obat, seperti hilangnya rasa nyeri,
dorongan seksual, rasa lapar dan mengantuk atau justru berkurangnya hambatan
terhadap dorongan dorongan.
Pada remaja, selain faktor faktor diatas Keadaan ketergantungan obat
dapat disebabkan karena pada masa remaja mengalami suatu keadaan yang
relatif mudah berubah-ubah,ini disebabkan karena ciri dari remaja itu
sendiri diantaranya :
1. Masa remaja sebagai periode penting
Walaupun semua periode dalam rentang kehidupan penting pada usia remaja
perkembangan fisik dan mental yang cepat menimbulkan perlunya penyesuaian
mental dan perlunya membentuk sikap ,nilai dan minat baru yang mempunyai
akibat jangka panjang pada usia berikutnya.
1. Masa remaja sebagai periode peralihan
Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa ,bila
berperilaku anak-anak ia akan bertindak dewasa tetapi bila berperilaku dewasa
dia dikatakan masih belum waktunya seperti orang dewasa.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A.DATA-DATA IDENTIFIKASI
1. Nama keluarga
2. Alamat dan nomor telepon
3. Komposisi keluarga
4. Tipe bentuk keluarga
5. Latar belakang kebudayaan
6. Identifikasi religi
7. Status kelas keluarga
8. Aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang
E. FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Kebutuhan-kebutuhan keluarga.
Mutual Nurturance, keakrapan dan identifikasi.
Diagram kedekatan dalam keluarga sangat membantu dalam hal ini.
Perpisahan dan kekerabatan.
2. Fungsi sosialisasi
Praktik-praktik pengasuhan anak dalam keluarga.
Kemampuan adaptasi praktik-praktik pengasuhan anak untuk bentuk
keluarga dan situasi dari keluarga.Siapa-siapa yang menjadi pelaku
sosialisasi bagi anak-anak?Nilai-nilai anak dalam keluarga. Keyakinan-
keyakinan kultur yang mempengaruhi pola-pola pengasuhan anak.Estimasi
tentang apakah keluarga beresiko. Mengalami masalah-masalah
pengasuhan anak dan jika demikian, indikasi bagi faktor-faktor resiko
tinggi. Adekuasi lingkungan rumah akan kebutuhan anak untuk bermain.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Keyakinan kesehatan, nilai-nilai dan perilaku keluarga.
Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan mereka.
Status kesehatan yang diketahui keluarga dan kerentanan terhadap
sakit.
Praktik-praktik diit keluarga , adekuasi diit keluarga (catatan riwayat
makan untuk 24 jam yang direkomendasikan)
Fungsi jam makanan dan sikap terhadap makanan dan jam makan.
Kebiasaan tidur dan istirahat.
Latihan dan praktik-praktik rekreasi (tidak dimasukkan sebelumnya)
Kebiasaan menggunakan obat-obat keluarga.
Peran keluarga dalam praktik-praktik perawatan diri.
Praktik-praktik lingkungan keluarga. Cara-cara preventif berdasarkan
medis(uji fisik,mata,pendengnaran dan imunisasi)
Praktik-praktik kesehatan gigi. Riwayat kesehatan keluarga (baik
penyakit umum maupun khusus yang berhubungan dengan lingkungan
maupun genetika).
Layanan kesehatan yanng diterima. Perasaan dan persepsi mengenai
layanan kesehatan. Layanan perawatan kesehatan darurat. Layanan
kesehatan gigi. Sumber pembiayaan medis dan gigi. Logistik perawatan
yang diperoleh.
F. COPING KELUARGA
Stressor-stressor keluarga jangka panjang dan pendek.
Kemampuan keluarga untk merespon,berdasarkan penilaian obyektif
terhadap situasi-situasi yan menimbulkan stress.
Penggunaan strategi-strategi koping(sekarang/yang lalu).
-Perbedaan cara koping keluarga.
-Strategi-strategi coping internal keluarga.
-Strategi-strategi coping eksternal keluarga.
Bidang-bidang atau situasi dimana keluarga telah mencapai penguasaan.
Penggunaan strategi-strategi adaptif disfungsional yang
digunakan(sekarang/yang lalu).
ANALISA DATA
Analisa data dilakukan dengan menggunakan tipologi masalah kesehatan,yang terdiri
dari 3 kelompok sifat masalah kesehatan (Freeman).
1. Ancaman kesehatan (Health Treats)
Merupakan suatu kondisi atau situasi yang dapat menimbulkan
penyakit,kecelakaan atau tidak mengenal potensi kesehatan,misalnya:
Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga, penyaki menular, besar/jumlah
keluarga hubungannya dengan sumber daya keluarga. Kecelakaan, nutrisi, stress,
kesehatan lingkungan, Kebiasaan personal. Karakteristik personal, Riwayat
kesehatan,Peran,Status imunisasi.
2. Defisit kesehatan
Merupakan suatu keadaan gagal mempertahankan kesehatan termasuk:
Keadaan sakit yang belum/sudah terdiagnosa.
Kegagalan tumbuh kembang secara normal.
Gangguan kepribadian.
3. Krisis
Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari individu atau keluarga
dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya mereka,meliputi :
Perkawinan.
Kehamilan,persalinan,masa nifas.
Menjadi orang tua.
EVALUASI
Disesuaikan dengan kriteria atau standard yang telah ditentukan.