Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA,

REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT

OLEH :
SUBHAN
NIM : 010030170 B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2003
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA,
REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT

I. Pendahuluan
Ketergantungan obat telah menjadi masalah di Indonesia saat ini. Pemerintah
telah berusaha mengambil berbagai upaya untuk menangani masalah ini. Hal ini
dirasa penting karena akibat lanjut dari ketergantungan obat ini akan sangat
mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara.
Walaupun belum ada data statistik yang secara pasti , namun banyak sorotan
yang meyebutkan bahwa remaja merupakan kelompok terbesar dalam masalah
ketergantungan obat. Bila kita mencermati secara mendalam, sorotan ini mungkin
juga benar karena remaja merupakan suatu masa kritis, masa dimana seseorang ingin
mencari identitas dirinya. Berawal dari rasa ingin tahu, mencoba coba , memakai
dan akhirnya menjadi ketergantungan. Kenyataan seperti inilah yang menjadikan
remaja sebagai sorotan utama dalam masalah ketergantungan obat.
Walaupun banyak pro dan kontra dalam upaya penanganan masalah remaja
dengan ketergantungan obat ,namun Cuma satu prinsip yang dianut bawah remaja
harus ditolong. Penanganan terhadap masalah ini bukanlah suatu hal yang mudah,
karena dalam proses penanggulangannya sering kali timbul masalah masalah yang
tak diinginkan.
Pendekatan kekeluargaan merupakan jalur utama yang harus ditempuh dalam
penanganan masalah ini, karena remaja remaja yang bermasalah tersebut merupakan
bagian dari suatu keluarga.

A. Pengertian :
Dalam menentukan seorang terdiagnosa ketergantungan obat sangat
diperlukan adanya bukti penggunaan dan kebutuhan yang terus menerus . Obat
yang diberikan oleh dokter tidak termasuk dalam pengertian diatas.
Istilah ketergantungan obat mempunyai arti yang lebih luas dari pada
ketagihan atau adiksi. Ketagihan obat adalah ; Keracunan yang periodic atau
menahun yang merugikan individu sendiri dan masyarakat dan yang disebabkan
oleh penggunaan suatu obat yang berulang ulang dengan ciri-ciri : Keinginan
atau kebutuhan yang luar biasa untuk meneruskan penggunaan obat itu dan
usaha mendapatkannya dengan segala cara, Kecendrungan untuk menaikan
dosis, Ketergantungan psikologik (emosional) dan kadang kadang juga
ketergantungan fisik pada obat itu.
B. Penyebab ketergantungan obat
Faktor kepribadian seseorang mempengaruhi apakah ia akan tergantung pada
suatu obat atau tidak. Orang yang merasa tidak mantap serta mempunyai sifat
tergantung dan pasif lebih cendrung menjadi tergantung pada obat. Faktor sosial
budaya juga mempengaruhi seseorang dalam masalah ketergantungan obat. Di
Indonesia banya penderita ketergantungan obat berasal dari golongan sosio-
ekonomi menengah (karena perkembangan golongan ini yang sangat pesat
sehingga lebih menganggu kestabilan individu dan keluarga. Faktor fisik atau
badaniah sesorang menentukan efek fisik obat, seperti hilangnya rasa nyeri,
dorongan seksual, rasa lapar dan mengantuk atau justru berkurangnya hambatan
terhadap dorongan dorongan.
Pada remaja, selain faktor faktor diatas Keadaan ketergantungan obat
dapat disebabkan karena pada masa remaja mengalami suatu keadaan yang
relatif mudah berubah-ubah,ini disebabkan karena ciri dari remaja itu
sendiri diantaranya :
1. Masa remaja sebagai periode penting
Walaupun semua periode dalam rentang kehidupan penting pada usia remaja
perkembangan fisik dan mental yang cepat menimbulkan perlunya penyesuaian
mental dan perlunya membentuk sikap ,nilai dan minat baru yang mempunyai
akibat jangka panjang pada usia berikutnya.
1. Masa remaja sebagai periode peralihan
Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa ,bila
berperilaku anak-anak ia akan bertindak dewasa tetapi bila berperilaku dewasa
dia dikatakan masih belum waktunya seperti orang dewasa.

2. Masa remaja sebagai periode perubahan


Ada 5 perubahan yang terjadi pada remaja : Pertama peningkatan emosi, Kedua,
perubahan fisik, Ketiga,perubahan perilaku, Keempat, perubahan pandangan
terhadap nilai dan yang kelima,bersikap ambivalen terhadap perubahan yang
terjadi atas dirinya.
3. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Terdapat dua alasan ,pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah
diselesaikan orang tua atau guru.Kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga
tidak perlu bantuan orang lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam
menyelesaikan masalah karena belum berpengalaman
4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya
dan apa perannya dalam masyarakat.
5. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak
dapat dipercaya dan cenderung merusak maka remaja cenderung ragu dalam
membuat keputusan dan mencari bantuan dalam mengatasi masalanya.
6. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan bukan sebagaimana adanya.
Selain itu pada masa remaja mengalami beberapa perubahan diantaranya adalah :
1. Perubahan emosi
Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak,yang membedakan terletak pada
ransangan dan derajat yang membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang
dimiliki oleh remaja antara lain ; amarah,takut,cemburu,ingin
tahu,irihati,gembira, sedih, kasih sayang. Remaja yang memiliki kematangan
emosi memberikan reaksi emosional yang stabil , tidak berubah-ubah dari suatu
suasana hati ke suasana hati yang lain.
2. Perubahan sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan
dengan penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh
kelompok sebaya disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman
sebaya.
Faktor lingkungan juga mempengaruhi masalah ketergantungan obat , antara lain :
1. Orang tua
Sikap orang tua terhadap remaja merupaka faktor yang sangat penting bagi
perkembangan kepribadian remaja.Perkawinan yang tidak bahagia atau
perceraian menimbulkan kebingungan pada remaja.Bila orang tua tidak rukun
,maka sering mereka tidak konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan sering
mereka bertengkar didepan anak-anak mereka.Sebaliknya disiplin yang
dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang hebat.Disiplin harus
dipertahankan dengan bijaksana ,jangan sampai seakan-akan ada dua blok
dirumah,yaitu orang tua disatu pihak dan anak-anak dilain pihak.
2. Saudara-saudara
Rasa iri hati terhadap saudar-saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada
anak pertama dan lebih besar antara anak-anak dengan jenis kelamin yang
sama.Perasaan ini akan bertambah keras bila orang tua memperlakukan anak-
anak tidak sama (pilih kasih).Untuk menarik perhatian dan simpati dari orang
tua,biasanya remaja menunjukkan perilaku agresif atau negativistik.
3. Orang-orang lain didalam rumah
Seperti nenek,saudar orang tua atu pelayan,juga dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadian pada remaja. Nenek pada umumnya menunjukkan
sikap memanjakan terhadap cucunya
4. Hubungan disekolahnya
Yang perlu diselidiki adalah bagaimana hubungan remaja dengan gurunya, teman
sekolahnya. Tidak jarang seorang guru yang sifatnya terlalu keras justru
menimbulkan kenakalan pada murid-muridnya.
5. Keadaan ekonomi
Ketergantungan obat lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-
ekonomi tinggi atau rendah. Hal ini terjadi mungkin karena orang tua mereka
terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial (pada kalangan atas)atau sibuk
dengan mencari nafkah (pada kalangan rendah) sehingga lupa menyediakan
waktu untuk berkomunikasi dengan baik pada para remaja.
Menurut Rosenheim,Tucker dan Lafore, diambil kesimpulan bahwa orang tua
remaja dengan ketergantungan obat sering menunjukkan sikap menolak terhadap
anak mereka. Sikap menolak ini mempunyai latar belakang tertentu, misalnya :
Perkawinan yang tidak bahagia.Isteri mengira bahwa dengan adanya
anak,hubungan suami istri akan menjadi baik. Bila kemudian ternyata tidak
demikian, maka anaklah yang dipersalahkan (mungkin secara tidak disadari)
Sikap menolak juga mungkin timbul karena sebelumnya ibunya takut hamil lagi
karena kesulitan ekonomi dan kelahiran seorang anak akan menambah beban
keluarga.
Sikap menolak dari orang tua terhadap anak mereka terutama pada remaja
diantaranya adalah :
Menghukum anaknya /remaja secara berlebih lebihan.
Anak /remaja kurang diperhatikan mengenai makanan,pakaian,kemajuan
disekolah dan kegiatan sosial.
Kurang sabar terhadap anaknya/remaja dan mudah marah.
Ancaman-ancaman untuk mengusir anak/remaja
Anak/remaja yang bersangkutan diperlakukan lain dibandingkan dengan
saudara-saudaranya.
Sangat kritis terhadap anak/remaja tersebut.

ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A.DATA-DATA IDENTIFIKASI
1. Nama keluarga
2. Alamat dan nomor telepon
3. Komposisi keluarga
4. Tipe bentuk keluarga
5. Latar belakang kebudayaan
6. Identifikasi religi
7. Status kelas keluarga
8. Aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang

B.TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA


Tahap perkembangan keluarga saat ini
Jangkauan pencapaian tahap perkembangan
Riwayat keluarga inti
Riwayat keluarga orang tua
C. DATA LINGKUNGAN
Karakteristik-karakteristik rumah
Karakteristik-karakteristik dari lingkungan sekitar rumah dan komunitas
yang lebih besar
Mobilitas geografi keluarga
Asosiasi-asosiasi dan transaksi-transaksi keluarga dengan komunitas
Jaringan dukungan sosial keluarga
D. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-pola komunikasi
Jangkauan komunikasi fungsional dan disfungsional(tipe-tipe pola
berulang).
Jangkauan dari pesan dan bagaimana diungkapkan.
Karekteristik komunikasi dalam sub sistem-sub sistem keluarga.
Tipe-tipe proses komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam
keluarga.
Bidang-bidang komunikasi tertutup.
Variabel-variabel keluarga dan eksternal yang mempengaruhi
komunikasi.
b. Struktur kekuasaan
Hasil-hasil dari kekuasaan.
Proses pengambilan keputusan.
Dasar-dasar kekuasaan.
Variabel-variabel yang mempengaruhi kekuasaan.
Seluruh kekuasaan keluarga.
c. Struktur peran
Struktur peran formal.
Struktur peran informal
Analisis model-model peran.
Variabel struktur peran yang mempengaruhi.
d. Nilai-nilai keluarga
Bandingkan keluarga dengan orang Amerika / nilai-nilai kelompok
referensi keluarga dan atau mengidentifikasi nilai-nilai penting keluarga
dan pentingnya (prioritas) dalam keluarga.
Kongruensi antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai subsistem
keluarga juga kelompok referensi dan atau komunitas yan lebih luas.
Variabel-variabel yang mempengaruhi nilai-nilai keluarga.Apakah
nilai-nilai ini dipegang teguh oleh keluarga secara sadar maupun secara
tidak sadar.

E. FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Kebutuhan-kebutuhan keluarga.
Mutual Nurturance, keakrapan dan identifikasi.
Diagram kedekatan dalam keluarga sangat membantu dalam hal ini.
Perpisahan dan kekerabatan.
2. Fungsi sosialisasi
Praktik-praktik pengasuhan anak dalam keluarga.
Kemampuan adaptasi praktik-praktik pengasuhan anak untuk bentuk
keluarga dan situasi dari keluarga.Siapa-siapa yang menjadi pelaku
sosialisasi bagi anak-anak?Nilai-nilai anak dalam keluarga. Keyakinan-
keyakinan kultur yang mempengaruhi pola-pola pengasuhan anak.Estimasi
tentang apakah keluarga beresiko. Mengalami masalah-masalah
pengasuhan anak dan jika demikian, indikasi bagi faktor-faktor resiko
tinggi. Adekuasi lingkungan rumah akan kebutuhan anak untuk bermain.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Keyakinan kesehatan, nilai-nilai dan perilaku keluarga.
Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan mereka.
Status kesehatan yang diketahui keluarga dan kerentanan terhadap
sakit.
Praktik-praktik diit keluarga , adekuasi diit keluarga (catatan riwayat
makan untuk 24 jam yang direkomendasikan)
Fungsi jam makanan dan sikap terhadap makanan dan jam makan.
Kebiasaan tidur dan istirahat.
Latihan dan praktik-praktik rekreasi (tidak dimasukkan sebelumnya)
Kebiasaan menggunakan obat-obat keluarga.
Peran keluarga dalam praktik-praktik perawatan diri.
Praktik-praktik lingkungan keluarga. Cara-cara preventif berdasarkan
medis(uji fisik,mata,pendengnaran dan imunisasi)
Praktik-praktik kesehatan gigi. Riwayat kesehatan keluarga (baik
penyakit umum maupun khusus yang berhubungan dengan lingkungan
maupun genetika).
Layanan kesehatan yanng diterima. Perasaan dan persepsi mengenai
layanan kesehatan. Layanan perawatan kesehatan darurat. Layanan
kesehatan gigi. Sumber pembiayaan medis dan gigi. Logistik perawatan
yang diperoleh.

F. COPING KELUARGA
Stressor-stressor keluarga jangka panjang dan pendek.
Kemampuan keluarga untk merespon,berdasarkan penilaian obyektif
terhadap situasi-situasi yan menimbulkan stress.
Penggunaan strategi-strategi koping(sekarang/yang lalu).
-Perbedaan cara koping keluarga.
-Strategi-strategi coping internal keluarga.
-Strategi-strategi coping eksternal keluarga.
Bidang-bidang atau situasi dimana keluarga telah mencapai penguasaan.
Penggunaan strategi-strategi adaptif disfungsional yang
digunakan(sekarang/yang lalu).

ANALISA DATA
Analisa data dilakukan dengan menggunakan tipologi masalah kesehatan,yang terdiri
dari 3 kelompok sifat masalah kesehatan (Freeman).
1. Ancaman kesehatan (Health Treats)
Merupakan suatu kondisi atau situasi yang dapat menimbulkan
penyakit,kecelakaan atau tidak mengenal potensi kesehatan,misalnya:
Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga, penyaki menular, besar/jumlah
keluarga hubungannya dengan sumber daya keluarga. Kecelakaan, nutrisi, stress,
kesehatan lingkungan, Kebiasaan personal. Karakteristik personal, Riwayat
kesehatan,Peran,Status imunisasi.
2. Defisit kesehatan
Merupakan suatu keadaan gagal mempertahankan kesehatan termasuk:
Keadaan sakit yang belum/sudah terdiagnosa.
Kegagalan tumbuh kembang secara normal.
Gangguan kepribadian.
3. Krisis
Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari individu atau keluarga
dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya mereka,meliputi :
Perkawinan.
Kehamilan,persalinan,masa nifas.
Menjadi orang tua.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ketergantungan obat
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan / informasi .
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
terhadap masalah ketergantungan obat pada remaja.
3. Ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga
dengan ketergantungan obat .
4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang
kesehatan untuk mengatasi masalah ketergantungan obat.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mengatasi masalah ketergantungan obat .
III. PERENCANAAN / PELAKSANAAN
Perencanaan tindakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan ketergantungan obat, pada dasarnya berupa pendidikan kesehatan
pada keluarga menyangkut ketergantungan obat diri. Beberapa tindakan yang
dapat dilaksanakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga,
remaja dengan ketergantungan obat antara lain :
1. Diskusikan dengan keluarga perkembangan normal yang terjadi pada
remaja dan pentingnya membentuk ikatan emosional yang kuat untuk
mencegah timbulnya permasalahan permasalahan dalam keluarga
2. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian dan contoh remaja
dengan ketergantungan obat.
3. Diskusikan tentang factor-faktor yang mempengaruhi permasalahan
ketergantungan obat.
4. Beri kesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan kemungkinan
factor yang menyebabkan timbulnya masalah ketergantungan obat
pada anggota keluarganya .
5. Berikan reinforcement yang positif pada keluarga terhadap apa yang
diketahui oleh keluarga tentang reaksi menarik diri.
6. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan
permasalahan yang timbul pada anak remajanya (terutama mengenai
masalah yang dijumpai pada remaja) akibat dari kurangnya perhatian
atau factor lain.
7. Berikan kesempatan pada keluarga untuk menceriterakan tindakan
yang telah dilakukan dalam upaya menangani anggota keluarganya
dengan ketergantungan obat dan berikan pujian serta koreksi bila ada
kekeliruan.
8. Diskusikan tentang tindakan (bimbingan, petunjuk dan pertimbangan)
pada anak remajanya sebelum melakukan sesuatu hal.
9. Diskusikan dengan keluarga tentang efek yang timbul bila anak
remajanya dengan maslah ketergantungan obat.
10. Diskusikan bahwa peran-peran negatif yang terjadi pada anak remaja
timbul, tujuannya ingin menyatakan kejengkelannya karena merasa
kurang diperhatikan oleh lingkungannya.
11. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan efek dari
masalah ketergantungan obat dan berikan reinforcement bila betul.
12. Diskusikan bahwa identitas akan terbentuk dengan baik bila tertanam
rasa kepercayaan dan disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan
anak remajanya.

EVALUASI
Disesuaikan dengan kriteria atau standard yang telah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai