Kesimpulan
1. Penyelenggara pemilu dituntut harus mendorong keterlibatan publik seluasnya melalui LSM dan
lembaga nirlaba lainnya dalam menyebarkan informasi tentang adanya pemilihan. Peran LSM dan
kelompok profesi seperti PWI bisa didorong tidak hanya memberikan informasi tentang apa, tapi
juga tentang mengapa.
2. Sasaran pendidikan pemilih adalah tumbuhnya partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam
pemilihan umum. Dengan adanya kesadaran berpolitik dari pemilih dapat menstimulus pemilih dan
lingkungannya untuk secara aktif mendaftarkan diri sebagai pemilih.
3. bahwa pendidikan pemilih tidak semata-mata menjadi tanggungjawab penyelenggara, tapi
pemerintah dan partai politik juga mempunyai tanggungjawab yang besar dalam melakukan
pendidikan pemilih ini.
4. Pendidikan pemilih pada Pemilu 2009 harus dikemas sedemikian rupa, lebih komplit karena
perobahan undang-undang politik yang menjadi dasar penyelenggaraan pemilu 2009 diperkirakan
menimbulkan kesulitan baru bagi pemilih, terutama cara pemberian suara yang tidak lagi dengan
cara coblos, tapi dengan memberi satu kali (x) pada surat suara