Problem
Hipotesis
1
1. Gangguan muscular
2. Posisi kepala janin
3. Distosia
4. Gangguan kontraksi
5. Inersia uteri hipotonik
I Dont Know
1. Persalinan normal
a. Anatomi
b. Fisiologi
c. Gambaran:
Dilatasi Serviks
Penurunan Fetus
d. Fase pemisahan plasenta
e. Teori persalinan
f. Tanda-tanda persalinan
2. Mekanisme persalinan pada presentasi oksiput (normal)
a. Transversal oksiput
b. Anterior oksiput
c. Posterior oksiput position
d. Cardinal movement
e. Perbedaan kaput succedaneum mold
f. Diagnosa persalinan
g. Pemeriksaan vagina: serviks, amnion, presentasi bayi, station,
bentuk pelvis
h. Deteksi rupture membrane
i. Persainan kala 1-4
3. 3P
a. HIS: gangguan kontraksi HIS
4. Gangguan pada persalinan
a. Distosia
b. Persalinan lama
c. Dll
5. Partograf
6. Interpretasi
Halaman 1
2
Halaman 2
Pemeriksaan Umum
BB: 60
TB: 160
Tanda Vital: dbn
Kepal, leher, dada: t.a.k
Pemeriksaan Leopold
Leopold 1: teraba massa lunak pada fundus uteri
Leopold 2: teraba punggung dibagian perut kanan ibu dan ekstremitas
pada perut sisi berlawanan
Leopold 3: teraba massa keras, lenting
Leopold 4: konvergen
TFU: setinggi 3 jari dibawah processus xyphoideus, 30 cm
Pelvimetri
Kesan panggul: pintu atas, tengah dan bawah panggul luas
Halaman 3
Pemeriksaan Fisik
3
Station 5/5, posisi occiput anterior
His: 2x/10, <20 per his
Amnion: -
Pemeriksaan Leopold
Leopold I: massa lunak pada fundus uteri
Leopold II: punggung kanan, ekstremitas kiri
Leopold III: massa keras melenting
Leopold IV: convergen
Halaman 4
Halaman 5
4
BAB II
PERSALINAN NORMAL
Passanger (janin)
1. Pelvic mayor (false pelvic); bagian pelvic yang terletak di atas linea
terminalis.
5
2. Pelvic minor (true pelvic); bagian yang terletak di bawah linea
terminalis. Bagian ini mempunyai pernan penting dalam obstetric
dan harus diperhatikan sebaik-baiknya untuk dapat meramalkan
dapat-tidaknya bayi melewatinya.
Tulang-tulang Panggul
1. Os. Coxae (tulang innominata) : 2 buah kiri dan kanan (os. Ilium,
os.ischium, os. pubis)
2. Os . Sacrum
3. Os. Coccygeus
6
coccyangis dapat bergerak ke belakang sampai sejauh lebih kurang 2,5
cm
7
Gambar 1.2 Struktur pelvis
8
2. Jenis Android : bentuk PAP hampir segitiga. d. anteroposterior = d.
transversa akan tetapi jauh mendekati sacrum, bagian belakangnya
pendek dan gepeng, sedangkan bagian depannya menyempit ke
depan, paling banyak terdapat pada pria, terdapat 15% pada
perempuan.
Karena di PAP ukuran lebar adalah ukuran melintang dan di ruang panggul
ukuran melintang yang sempit, maka janin menyesuaikan diri dengan
putaran paksi dalam.
Yang penting dari spina ischiadica ini bukan tonjolannya, tetapi jarak
antara kedua spina ischiadica dan apakah spina itu runcing atau tumpul.
Jarak antara spina ischiadica yang kanan dan kiri disebut distansia
interspinorum (n = 10 cm)
Walaupun spina menonjol, tetapi distansianya 10,5 atau lebih berarti jarak
jarak antarspina cukup lebar. Sebaliknya, apabila spina tidak menonjol,
tetapi distansianya < 9 cm berarti jarak antarspina sempit
Spina yang runcing lebih baik daripada yang tumpul, karena pada spina
yang tumpul bidang gesean yang harus dilewati kepala janin lebih luas
daripada spina yang runcing, sehingga perlu tenaga yang lebih besar dan
waktu yang lebih lama.
9
mempersempit ruang panggul dan mempersulit putaran paksi dalam,
sehingga dapat terjadi malposisi janin.
Bidang Hodge
3. H III : sejajar dgn H I & H II terletak setinggi spina ischiadica kanan &
kiri
10
D. Sagital Posterior Terbentang dari ujung2 sakrum ke
perpotongan tegak lurus dengan suatu garis antar tuberositas iskii
(>7,5 cm)
11
Gambar 1.4 Anatomi jalan lahir
Fisiologi Persalinan
12
I. Kala 1 (stadium pendataran) : dimulai ketika telah tercapai
kontraksi uterus dengan frekuensi, insensitas, dan durasi yang
cukup utk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yg progresif
, dan selesai jika serviks membuka lengkap (10cm)
Ovarium
Tubafallopi
13
Vagina
Trimester I
Trimester II
Sekresi vagina meningkat, hal ini normal jika tidak disertai rasa
gatal, iritasi dan berbau busuk.
Trimester III
Trimester I
Trimester II
14
Esterogen dan progesterone mempengaruhi pertumbuhan dari
system duktus, lobuli dan alveoli dan dapat meningkatkan produksi
susu selama kehamilan. Konsentrasi dan kadar prolaktin dalam
darah ibu meningkat dan mulai mengeluarkan kolostrum.
Trimester III
Kala I (Kala Pembukaan), di mana pada kala ini terdapat 2 fase proses
pembukaan serviks akibat adanya his, (1) fase laten, berlangsung selama
8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat hingga pembukaan mencapai 3
cm dan (2) fase aktif, dibagi menjadi 2 fase lagi yaitu fase akselerasi, di
mana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjai 4 cm; fase dilatasi
maksimal, di mana dalam waktu 2 jam terjadi pembukaan yang sangat
cepat dari pembukaan 4 cm menjadi pembukaan 9 cm, dan fase
deselerasi, di mana dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10
cm berlangsung lambat kembali. Mekanisme membukanya serviks pada
primigravida berbeda dengan multigravida di mana pada primigavida
ostium uteri internum terbuka lebih dulu kemudian diikuti dengan
pendataran dan penipisan serviks baru kemudian ostium uteri eksternum
terbuka. Sedangkan pada multigravida yang ostium uteri eksternumnya
sudah terbuka sedikit, proses membukanya ostium uteri internum,
penipisan dan pendataran serviks serta terbukanya ostium uteri
ekstrenum terjadi bersamaan.
15
Gambar 1.5 Perbandingan serviks
16
Gambaran Penurunan Fetus
17
Gambar 1.6 Proses penurunan kepala
18
terjadi setahap demi setahap, dengan adanya pengumpulan darah di
belakang plasenta akan dapat membantu dalam pelepasan plasenta. Bila
pelepasan sudah lengkap, maka kontraksi uterus akan mendorong
plasenta yang sudah lepas ke segmen bawah rahim untuk sege
19
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan
darah yang tiba-tiba menandakan bahwa darah yang terkumpul
diantara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal
plasenta (darah retroplasenter), keluar melalui tepi plasenta yang
terlepas (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).
Teori Persalinan
20
Tanda Persalinan
21
BAB III
Cardinal Movement
1. Engagement
Engagement adalah istilah yang merujuk pada turunnya
bidangbiparietal kepala janin , sampai dibawah pintu atas panggul.
Apabila diameter biparietal ( diameter terbesar kepala janin ) yang
normalnyafleksi telah melewati pintu atas panggul, kepalanya sudah
engaged.
2. Penurunan
Syarat pertama untuk lahir adalah penurunan. Terjadi perubahan
dari diameter oksipitofrontal ke sub oksipitobregmatika secara khas
mengurangi diameteranteroposterior dari 12 cm menjadi 9,5
cm.Penurunan ini dilaksanakan oleh 4 kekuatan:
3. Fleksi
Begitu penurunan kepala menemukan tahanan, apakah dari
serviks,dinding panggul / lantai panggul, fleksi kepala bisa terjadi.
Dagu dibawa lebih dekat kearah dada janin dan diameter sub
oksipitobregmatika yang lebih pendek menggantikan diameter
oksipito frontal yang lebih panjang.
4. Rotasi dalam
Gerakan ini adalah pemutaran kepala dengan suatu cara yang
secaraperlahan menggerakan oksiput dari posisi asalnya ke anterior
menujusymphysis pubis, atau kurang sering ke posterior menuju
lobangsacrum.
5. Ekstensi
22
Ketika setelah rotasi dalam, kepala yang mengalami fleksi
penuhmencapai vulva. Kepala ini mengalami gerakan ekstensi
yangmembawa dasar oksiput langsung menempel pada margo
inferiorsymphysis pubis.Kekuatannya berasal :
6. Rotasi luar
Kalau oksiput pada mulanya mengarah ke kiri, bagian ini berotasi
kearah tuberositas ishchium kiri, kalau asalnya mengarah ke
kanan,oksiput mengarah ke kanan. Kembalinya kepala ke posisi
oblik( restitusi) diikuti dengan lengkapnya rotasi luar ke posisi
lintang,suatu gerakan yang sesuai dengan rotasi badan janin.Satu
bahu di posterior dan yang satu lagi di anterior ( belakansymphysis
pubis )
7. Ekspulsi
Setelah rotasi luar, bahu depan terlihat dibawah symphysis pubis
danperineum segera menjadi teregang oleh bahu belakang dan
akhinyasisa bada bayi lainnya segera didorong keluar
Caput succedaneum
23
Mold
Diagnosa kehamilan
Pada pemeriksaan vaginal dapat diraba mulut, hidung, tepi orbita dan
dagu. Penunjuk presentasi muka adalah dagu
24
2. Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap,
dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala dua persalinan disebut
juga sebagai stadium ekspulsi janin.
3. Kala tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga
disebut juga sebagai stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta.
25
Bila pelahiran ditunda selama 24 jam atau lebih setelah
pecahnya selaput ketuban, terdapat peningkatan
kemungkinan infeksi intrauterine yang serius.
26
Posisi serviks. Hubungan antara os serviks dengan kepala janin
dikategorikan sebagai posterior, posisi tengah, atau anterior. Posisi
posterior mengesankan persalinan preterm.
Station. Ketinggian bagian terbawah janin di jalan lahir
digambarkan dalam hubungannya dengan spina iskiadika yang
terletak di tengah-tengah antara pintu atas panggul dan pintu
bawah panggul. Jadi, saat bagian bawah janin turun dari pintu atas
panggul menuju spina iskiadika, disebut sebagai station -5, -4, -3,
-2, -1, lalu 0. Di bawah spina iskiadika, bagian terbawah janin
melewati station +1, +2, +3, +4 dan +5 untuk lahir. Station +5 cm
setara dengan kepala janin yang terlihat di introitus.
Tanda vital dan tinjauan ulang catatan kehamilan. Tekanan
darah, suhu, denyut nadi, dan frekuensi napas ibu diperiksa untuk
mencari adanya kelainan dan hasilnya dicatat.
Persiapan vulva dan perineum. Bersihkan vulva dan perineum,
menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi
tingkat tinggi.
Pemeriksaan vagina. Ibu jari dan jari
telunjuk salah satu tangan membuka labia
lebar-lebar untuk menyingkap muara
vagina dan mencegah jari-jari pemeriksa
berkontak dengan permukaan dalam labia.
Jari telunjuk dan jari tengah tangan yang
lain kemudian dimasukkan ke dalam
vagina.
27
1) Penatalaksanaan Partus Kala 1
Tanda vital ibu. Suhu, denyut nadi, tekanan darah ibu dievaluasi
setidaknya setiap 4 jam. Jika selaput ketuban telah pecah lama
sebelum awitan persalinan, atau jika terjadi kenaikan suhu ambang,
suhu diperiksa setiap jam.
28
serviks dan station serta posisi bagian terbawah akan sangat
bervariasi.
29
Analgesia. Analgesia pasing sering mulai diberikan berdasarkan rasa
nyeri pada wanita yang bersangkutan.
Durasi. Median durasi kala dua adalah 50 menit pada nulipara dan
20 menit pada multipara, tetapi hal ini dapat sangat bervariasi.
30
digunakan dan paling sering memuaskan adalah posisi litotomi dorsal
yang dimaksudkan untuk meningkatkan diameter pintu bawah
panggul.
Kelahiran Spontan
Diameter terbesar kepala janin yang dilingkari oleh cincin vulva ini
dikenal sebagai crowning.
31
Gambar 2.2 Manuver Ritgen
Lilitan tali pusat di leher. Setelah bahu anterior lahir, jari harus
dimasukkan menuju leher janin untuk memastikan apakah terdapat
lilitan tali pusat sekali atau lebih. Kalau cukup longgar bisa dilepaskan
dari kepala bayo, bila erat hendak dipotong di antara dua klem.
32
Gambar 2.4 Lilitan tali pusat pada leher
33
Gambar 2.6 Pelahiran plasenta
34
BAB VI
3P
35
Power adalah faktor kekuatan untuk megeluarkan janin dari
rahim
- Makrosomia
- Malposisi
- Malpresentasi
- Malformasi
- Kehamilan Ganda
- Kelainan letak
- Distosia bahu
Kontraksi (HIS)
Salah satu tanda umum yang paling sering terjadi dan salah satu cara
untuk mengetahui bahwa persalinan akan segera terjadi adalah
konsistensi kontraksi.
Leher rahim yang telah melunak akan semakin melebar dan akan terus
berlanjut hingga proses persalinan selesai. Hal ini merupakan sebuah
tanda persalinan yang nyata, dan berarti bayi akan segera lahir
36
His (Kontraksi) adalah serangkaian kontraksi rahim yang teratur, yang
secara bertahap akan mendorong janin melalui serviks dan vagina,
sehingga janin keluar dari rahim ibu
kontraksi simetris
fundus dominan
relaksasi
Mekanisme
Sifat-sifat HIS
1. Involuntir
2. Intermiten (berkala)
3. Terasa sakit
Kontraksi palsu
37
Sementara kontraksi persalinan yang sebenarnya adalah kontraksi yang
intensitasnya makin lama makin kuat, durasinya makin lama makin
panjang, intervalnya makin lama makin pendek (makin sering), dan
disertai his.
Terkadang, kontraksi tak berjalan lancar dan malah macet (innersia uteri).
Pada ibu : rasa nyeri akibat iskemia rahim dan kontraksi rahim
DJJ melambat dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis
Pembagian HIS
1. His pendahuluan
- his tdk kuat, tdk teratur
- menyebabkan show (sejumlah kecil darah yang bercampur
dengan lendir dari serviks)
2. His pembukaan (kala I)
- his pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap, 10
cm
- mulai kuat, teratur dan sakit
3. His pengeluaran (His mengedan) (kala II)
- sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama
- his untuk mengeluarkan janin
38
- koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut, kontraksi
diafragma dan ligamen
4. His pelepasan uri (kala III)
- kontraksi sedang untuk melepaskan plasenta
5. His pengiring (kala IV)
- kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, pengecilan rahim dalam
beberapa jam atau hari
Palsu Sejati
BAB V
DISTOSIA
Definisi
39
Persalinan lama disebut juga distosia didefinisikan sebagai persalinan
yang abnormal/sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan
persalinan.
Klasifikasi
3. Kelainan jalan lahir. Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir
bisa menghalangi kemajuan persalinan.
Kelainan Tenaga
Kelainan HIS
Meliputi:
Etiologi
Penatalaksanaan
- Pemecahan Ketuban
40
- Pemberian Oksitosin
- Kalau tidak dapat bersalin secara normal maka dilakukan
seksium casarea
Penatalaksanaan
IU-hipotonik IU-hipertonik
4 % persalinan 1 % persalinan
41
Tidak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah, dan
bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan
pembukaan.
Tonus otot uterus meningkat, juga di luar his, dan kontraksinya tidak
berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasinya antara
kontraksi bagian-bagiannya.
Etiologi
Penatalaksanaan
Kelainan ini hanya dapat diobati secara simtomatis karena belum ada
obat yang dapat memperbaiki koordinasi fungsional antara bagian-
bagian uterus.
Kelainan mengejan
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi
dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
42
2. Ukuran-ukuran kepala
a. Diameter
- Diameter Occipito frontalis 12 cm
- Diameter Mento Occipitalis 13,5 cm
- Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm
- Diameter Biparietalis 9,25 cm
- Diameter Ditemporalis 8 cm
b. Ukuran Cirkumferensial ( Keliling )
- Cirkumferensial fronto occipitalis 34 cm
- Cirkumferensia mento occipitalis 35 cm
- Cirkumferensia sub occipito bregmatika 32 cm
3. Postur janin dalam rahim
i. Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya
dalam sikap fleksi, di mana kepala, tulang punggung, dan kaki
dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada.
ii. Letak janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada
terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang di mana sumbu
janin sejajar dengan dengan sumbu panjang ibu; ini bisa letak
kepala, atau letak sungsang.
i. Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang
ada di bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi
atau pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala,
presentasi bokong, presentasi bahu, dan lain-lain.
ii. Posisi
Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian
terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau
belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya
pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri
depan, UUK kanan belakang.
Placenta.
Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai
penumpang atau pasenger yang menyertai janin namun placenta jarang
menghambat pada persalinan normal.
43
Air Ketuban.
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat dan
ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir
semua kekuatan regang membran janin dengan demikian pembentukan
komponen amnion yang mencegah ruptura atau robekan sangatlah
penting bagi keberhasilan kehamilan. Penurunan adalah gerakan bagian
presentasi melewati panggul, penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu
salah satunya adalah tekanan dari cairan amnion dan juga disaat
terjadinya dilatasi servik atau pelebaran muara dan saluran servik yang
terjadi di awal persalinan dapat juga terjadi karena tekanan yang
ditimbulkan oleh cairan amnion selama ketuban masih utuh.
4. Psikis (psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya
rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka
seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula
dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti sekarang
menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
Pengalaman bayi sebelumnya
Kebiasaan adat
Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
44
pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan
kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
Presentasi janin
Presentasi merupakan bagian janin yang pertama kali
memasuki pintu atas panggul ibu dan terus melalui jalan lahir
saat persalinan mencapai aterm.
Presentasi kepala (96%) terdiri :
- Presentasi belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun
kecil di segmen depan, di sebelah kiri depan, di sebelah
kanan depan dan ini adalah posisi yg normal atau
normoposisi. Presentasi belakang kepala dengan
penunjuk ubun-ubun kecil di belakang dapat di sebelah
kiri belakang, kanan belakang dan dapat pula melintang
baik kanan maupun kiri dan ini adalah posisi yang tidak
normal atau malposisi.
- Presentasi puncak kepala : kepala dalam defleksi ringan
dengan penunjuk ubun-ubun besar.
45
- Presentasi dahi : kepala dalam defleksi sedang dengan
penunjuk dahi/frontum.
- Presentasi muka : kepala dalam defleksi maksimal
dengan penunjuk dagu/mentum.
46
Gambar 3.1 Distosia bahu
Letak janin
Letak dibagi dua yaitu :
- Letak vertikal (pada presentasi kepala atau bokong)
- Letak horizontal (pada presentasi bahu)
Sikap janin
Sikap janin ditimbulkan akibat pola pertumbuhannya dan
penyesuaian janin terhadap uterus ibu. Sikap dapat
menentukan presentasi janin.
- Fleksi (presentasi belakang kepala)
- Defleksi ringan (presentasi puncak kepala)
- Defleksi sedang (presentasi dahi)
- Defleksi maksimum (presentasi muka)
Posisi janin
Posisi ialah hubungan antara bagian presentasi (oksiput,
sakrum, mentum, sinsiput) terhadap empat kuadran panggul
ibu.
1. UUK kiri depan
2. UUK kiri transversal
3. UUK kiri belakang
4. UUK kanan depan
5. UUK kanan transversal
6. UUK kanan belakang
47
Station ; adalah hubungan antara bagian presentasi janin
dengan garis imajiner yg ditarik dari spina ichiadika ibu.
Station ini menunjukan seberapa banyak penurunan yg sudah
terjadi pada janin.
Jalan lahir dibagi atas bagian tulang yang terdiri atas tulang-tulang
panggul dengan sendi-sendinya dan bagian lunak terdiri atas otot-otot,
jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen. Dengan demikian distosia akibat
jalan lahir dapat dibagi atas:
48
pubis yang menyempit. Bentuk panggul ini ditemukan pada
15% wanita.
49
panggul asimilasi
Neoplasma
Fraktur
spondilolistesis
koksitis
luksasio koksa
50
Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan cara pemeriksaan
yang penting untuk mendapat keterangan lebih banyak tentang
keadaan panggul.
51
Kesempitan pintu panggul bawah. Terdiri atas segitiga depan dan
segitiga belakang yang mempunyai dasar yang sama, yakni
distansia tuberum. Apabila ukurannya lebih kecil daripada biasanya,
maka sudut arkus pubis mengecil pula (<80o). Dengan distansia
tuberum dan diameter sagitalis posterior <15 cm, timbul kemacetan
pada kelahiran janin ukuran biasa.
Prognosis
Dapat terjadi ruptura uteri akibat adanya his yang kuat, sedang
kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan.
Akibat tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang panggul,
dapat menyebabkan iskemia dan nekrosis. Hal ini dapat
mengakibatkan fistula vesikoservikalis, atau vesikovaginalis, atau
fistula rektovaginalis.
Moulage dapat dialami oleh kepala janin tanpa akibat yang jelek
sampai batas-batas tertentu, tetapi apabila batas-batas tersebut
dilampaui, terjadi robekan padatentorium serebelli dan perdarahan
intrakranial.
Penanganan
52
Seksio sesarea
Persalinan percobaan.
53
Kraniotomi. Pada persalinan yang dibiarkan berlarut-larut dan
dengan janin yang sudah meninggal, sebaiknya dilakukan
kraniotomi dan kranioklasi.
4) Tumor vulva dapat berupa abses bartholin atau kista atau suatu
kondilomata, tetapi apabila tidak terlalu besar tidak akan
menghalangi
persalinan.Kista kelenjar bartholin merupakan bentuk radang
54
menahun kelenjar bartholin. Abses kelenjar bartholin diserap
isinya, sehingga tinggal kantung yangmengandung cairan yang
disebut kista bartholin. Pengobatan kista bartholin adalah dengan
mengangkat seluruh kista dan marsivialisasi.
55
menyebabkan serviks tidak mau membuka.Ada 4 jenis kelainan
pada serviks uteri, yaitu:
1) Serviks kaku (rigid cervix = cervical rigidity).Adalah suatu
keadaan dimana seluruh serviks kaku. Keadaan ini sering
dijumpai pada primigravida tua, atau karena adanya parut-
parut bekas luka atau bekas luka infeksi atau pada karsinoma
serviksis. Kejang atau kaku serviks dibagi 2 :
56
Gambar 3.6 Serviks konglumer
57
Apabila percobaan itu tidak berhasil atau persalinan telah maju
sehingga percobaan reposisi lebih sukar dan lebih
berbahaya,sebaikya dilakukan seksio sesarea diikuti dengan
pengangkatan tumor.
BAB VI
PARTOGRAF
58
Gambar 3.7 Partograf
59
Gambar 3.8 Halaman belakang partograf
Pemeriksaan DJJ setiap 30 menit atau lebih sering jika ada tanda-tanda
gawat janin. Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di
sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. DJJ dicatat dengan memberi
tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.
60
Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis
tidak terputus; Kisaran normal diantara garis tebal 180 100. Bila DJJ lebih
dari 160x/m dan kurang dari 120x/m maka itu berarti menandakan gawat
janin.
Apabila ada dugaan disporposi kepala panggul maka penting untuk tetap
memantau kondisi janin serta kemajuan persalinan.
61
2 tulang2 kepala janin saling tumpang tindih , tapi masih bisa
dipisahkan
Kemajuan persalinan
Pembukaan Serviks
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil
temuan dari setiap pemeriksaan dengan simbol "X".
Simbol ini harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya
pembukaan serviks di garis waspada. Hubungkan tanda "X" dari setiap
pemeriksaan dengan garis utuh atau tidak terputus;
62
0/5 kepala janin sdh tidak bisa dipalpasi di atas
simpisis pubis.
Penurunan Kepala
Garis Waspada/Tindakan
Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif
persalinan. Diperkirakan dengan laju 1 cm per jam.
63
Sewaktu ibu msk dlm fase aktif, catat pembukaan srerviks di garis
waspada lalu catat waktu aktual pemeriksaan ini.
Kontraksi uterus
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan
atau lebih sering jika dicurigai danya penyulit menggunakan simbol
titik ().
64
Pencatatan tekanan darah ibu dilakukan setiap 4 jam selama fase
aktif persalinan atau lebih sering jika dianggap akan adanya
penyulit dengan simbol
Nilai dan catat temperatur tbh ibu tiap 2 jam dlm kotak yang sesuai
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam atau
setiap kali ibu berkemih spontan atau dengan kateter. Jika
memungkinkan setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan
adanya aseton atau protein dalam urin.
5) upaya rujukan
Kala II
Kala III
Kala IV
Kala I
65
Terdiri atas pertanyaan2 tentang partograf saat melewati garis waspada,
masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaan dan hasil
penatalaksanaan tersebut.
Pertanyaan lain hanya diisi kalau ada masalah lain dalam persalinan.
Kala II
Epiostomi persalinan
Gawat janin
Distosia bahu
Masalah penyerta
Penatalalsanaan dan
Hasilnya,
Kala III
Pemberian oksitosin
Pemijatan fundus
66
Plasenta tidak lahir > 30 menit
Laserasi
Atonia uteri
Jumlah perdarahan
Masalah penyerta
Penatalaksanaan
Hasilnya
Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak
disamping jawaban yang sesuai
Berat
Panjang
Hasilnya
Kala IV
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Tinggi fundus
Kontraksi uterus
67
kandung kemih
Perdarahan
Pemantauan kala IV penting untuk menilai apakah ada resiko atau terjadi
perdarahan pasca persalinan. Pengisian dilakukan tiap 15 menit pada satu
jam pertama setelah melahirkan dan 30 menit pada satu jam berikutnya.
KESIMPULAN
Passanger (janin)
3. Pelvic mayor (false pelvic); bagian pelvic yang terletak di atas linea
terminalis.
68
7. Panggul anthropoid : PAP agak lonjong, d.anteroposterior >
d.transversa, terdapat 35% pada perempuan
Fisiologi Persalinan
69
Fase fase persalinan normal
70
- Makrosomia
- Malposisi
- Malpresentasi
- Malformasi
- Kehamilan Ganda
- Kelainan letak
- Distosia bahu
REFERENSI
Referensi
71
=id&sa=X&ei=8QXFT4LAMY7rrQfI6pjoCQ&ved=0CEMQ6AEwBA#v=
onepage&q=distosia%20kelainan%20jalan%20lahir&f=false
6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19291/4/Chapter
%20II.pdf
7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19291/4/Chapter
%20II.pdf
8. www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page...(USG)...plasenta
9. http://www.rsazra.co.id/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=39
10. Slide Kuliah Pakar Obgyn Dept.Fetomaternal RSPAD Gatot
Subroto
11. Sinopsis Obstetri
12. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28084/4/Chap
ter%20II.pdf
13. http://blogs.unpad.ac.id/maryati/files/2011/04/partograf.pdf
72