TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Piutang
Piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap
pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah
ini umumnya diterpakan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan
melalui penerimaan kas.
Jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah
membeli barang atau memakai jasa secara kredit.
Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya,
termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya.
Menurut Warren (2005 : 392), jenis piutang dibedakan atas tiga (3) jenis, yaitu:
1. Piutang Usaha, merupakan jenis piutang yang diperkirakan dapat ditagih antara
30 - 60 hari.
2. Piutang Wesel / Wesel Tagih, merupakan jenis piutang yang periode kreditnya
lebih dari 60 hari.
Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel
atau perjanjian uang yang diatur dalam undang-undang.
3. Piutang Lain-lain, merupakan jenis piutang yang jika dapat ditagih dalam waktu
tidak dapat ditagih dalam waktu 1 tahun diklasifikasikan sebagai aktiva tidak
lancar.
pada umumnya perusahaan melakukan penjualan secara kredit. Oleh karena itu pada
saat penyerahan produk tidak terjadi penerimaan kas dan justru menimbulkan
piutang. Disaat terjadinya piutang maka terjadi aliran kas masuk pada perusahaan.
Penjualan kredit dapat merangsang pembeli maupun pelanggan agar membeli dalam
jumlah besar yang membutuhkan investasi pada aktiva lancar dan menimbulkan
biaya lainnya.
1. Meningkatkan penjualan
2. Meningkatkan laba
kemungkinan besar laba akan meningkat pula. Hal ini akan terlihat dari omzet
memiliki dana tunai untuk membeli barang dengan alasan tertentu sehingga jika
dipaksakan, mungkin pelanggan tidak akan membeli produk kita, bahkan tidak
penjualan kredit.
Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan berputar.
Periode berputar atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung
kepada syarat pembayarannya berarti makin lama modal terikat dalam piutang, ini
berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah.
membagi jumlah kredit penjualan selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata
tinggi adalah semakin baik karena berarti modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk
piutang akan semakin rendah, naik turunnya perputaran piutang ini akan dipengaruhi
oleh hubungan perubahan penjualan dan perubahan piutang, misalnya perputaran
piutang turun bila penjualan turun tetapi piutang meningkat, turunnya piutang tidak
penjualan turun tetapi piutang tetap atau piutang naik tetapi penjualan tetap.
Adapun rumus rasio perputaran piutang menurut K.R & Wild (2010:45)
mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan
dalam piutang, makin tinggi turnovernya berarti makin cepat perputarannya, yang
berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang, sehingga untuk
perputaran piutang adalah ukuran seberapa sering piutang dikonversi menjadi kas
dalam suatu periode, yang dihitung dari penjualan bersih dibagi rata-rata piutang.
lebih besar
lebih besar
2. Naiknya rata-rata piutang dan diikuti naiknya penjualan dalam jumlah yang
lebih besar
3. Naiknya penjualan diikuti naiknya rata-rata piutang dalam jumlah yang lebih
besar
2.2.1 Kredit
Istilah kredit berasal dari Bahasa Yunani yaitu Credere berarti Kepercayaan
atau dalam bahasa lain Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Dasar
kredit adalah kepercayaan, oleh karena itu jika seseorang telah memperoleh kredit
berarti telah memperoleh kepercayaan.
Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan
prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan disertai
dengan suatu kontraprestasi berupa bunga (Fahmi, 2008:6).
Kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain pihak dalam hal mana pihak
peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga yang telah ditentukan (Suhardjono, 2003:11).
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kredit menurut Tjoekam
(2002:2) adalah sebagai berikut :
1. Kepercayaan
Adalah keyakinan dari kreditur bahwa prestasi yang diberikan akan benar-
benar dikembalikan oleh debitur dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan.
2. Kreditur
Adalah orang atau suatu badan yang memiliki prestasi dan bersedia
memberikan prestasi berikut kontra prestasinya.
3. Debitur
Adalah orang yang membutuhkan prestasi dan berkewajiban mengembalikan
prestasi berikut kontra prestasinya.
4. Kesepakatan
Suatu consensus mengenai simpan pinjam antara kreditur dan debitur.
5. Jangka Waktu
Adalah suatu masa antara penyerahan prestasi oleh kreditur dengan saat
pengembalian prestasi oleh kreditur dengan saat pengembalian prestasi
berikut kontra prestasinya.
6. Risiko
Adalah tingkat risiko yang dihadapi akibat adanya jangka waktu yang
memisahkan antara pemberian kredit dengan kontra prestasinya, semakin
lama kredit diberikan semakin tinggi risikonya.
7. Prestasi atau kontra prestasi
Prestasi adalah objek kredit yang diberikan dalam bentuk uang sedangkan
kontra prestasi adalah balas jasa debitur kepada kreditur berupa bunga,
imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Gambaran yang lebih jelas mengenai modal kerja ada beberapa pendapat
Aktiva lancar dikurangi utang lancar, modal kerja dapat juga dianggap
sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva lancar atau
untuk membayar utang lancar.
Sawir (2005:129) menyatakan bahwa modal kerja adalah:
Kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek, yaitu jumlah aktiva
lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik
perusahaan.
menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari
seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau barang
dagangan, membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya,
diharapkan akan kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam jangka waktu yang
pendek melalui hasil penjualan barang dagangan atau hasil produksinya, uang yang
masuk yang bersumber dari hasil penjualan barang dagangan tersebut akan
demikian uang atau dana tersebut akan berputar secara terus menerus setiap
maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah kelebihan dari aktiva lancar diatas
perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji
pegawai, dimana uang yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam pada unsur-unsur
aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali
dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam di dalamnya akan
dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Modal kerja menurut konsep ini
adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar dan sering disebut sebagai modal
2. Konsep Kualitatif
Pengertian modal kerja ini dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau
hutang yang segera harus dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva
lancar harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus
dilakukan, di mana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk
konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan
merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya, sering disebut modal
3. Konsep Fungsionil
Konsep fungsionil mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
keseluruhan aktiva lancar ditambah penyusutan dari aktiva tetap pada tahun
berikut :
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan
untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang
secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen
Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
yang mendadak).
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar,
seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan
kepada pelanggan.
ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa dan suplai yang dibutuhkan.