Anda di halaman 1dari 13

PENCELUPAN KAIN KAPAS DENGAN ZAT WARNA BELERANG

A. MAKSUD
Memberikan warna secara merata dan menyeluruh menggunakan zat warna
belerang dengan metode standard dan metode larutan baku (standing bath) pada
kain kapas.

B. TUJUAN
Menganalisis ke efektifan dari ke 3 metode celup zat warna belerang serta
mengamati hasil celupan pada masing masing metode proses pencelupan. Dan
mampu mengindikasikan zat pembantu proses celup apa saja yang dapat
digunakan pada proses pencelupan zat warna belerang tersebut.

C. TEORI DASAR
Zat warna belerang merupakan suatu z.w yg mengandung unsur belerang
didlm molekulnya baik sebagai chromofornya maupun gugusan lain yg berguna
dlm pencelupannya. Zat warna ini tidak larut dlm air dan dpt dipakai utk mencelup
serat2 selulosa. Selain itu juga dipakai utk mencelup serat wol. Bbr diantaranya
dpt larut dlm air dan ada juga dlm pemakaiannya spt cara pencelupan dgn z.w
bejana.
Golongan terakhir ini sering disebut zat warna bejana belerang.
Nama dagang zat warna belerang adalah :
Sulphur (RRC)
Hydrosol (Hoechst Casella)
Thional (I.C.I)
Immedial (Hoechst Casella)
Solanen (Francolor)
Hydron (Casella)
1. Sifat-sifat
Zat warna belerang termasuk golongan z.w yg tak larut dlm air. Bbr di
antaranya ada yg larut dlm air dan menyerupai z.w bejana. Zat warna ini tidak
langsung dipakai utk mencelup serat selulosa tanpa direduksi terlebih dahulu.
Sebagai reduktor dpt dipakai nat sulfida, nat hidrosulfit / campuran dari
keduanya. Sifat tahan cuci dan tahan sinarnya adalah baik dan harganya pun sangat
murah. Hasil celupan dengan z.w belerang dpt menimbulkan kemunduran
kekuatan bahan yg dicelupnya.

2. Mekanisme Pencelupan
Mekanisme pencelupan dengan zat warna belerang terdiri dari 3 pokok, yaitu :
1). Melarutkan (mereduksi) zat warna
Zat utama yg dpt dipakai utk melarutkan adl larutan natrium sulfida
(Swafel Natrium = SN), dgn atau tanpa tambahan natrium karbonat.
Reaksinya adalah sebagai berikut :

2). Mencelup
Bentuk zat warna yang telah tereduksi tersebut mempunyai afinitas
terhadap serat selulosa, sehingga dapat mencelupnya.

3). Membangkitkan warna (oksidasi)


Zat warna dlm bentuk tereduksi yg telah berada didlm serat tsb harus
dirubah kembali mjd bentuk semula yg mempunyai ukuran molekul yg besar,
sehingga tidak dpt keluar kembali.
Reaksinya dalah sebagai berikut :
3. Faktor-faktor yang Berpengaruh
Faktor utama yg berpengaruh pd pencelupan dgn z.w belerang adl suhu,
elektrolit & perbandingan larutan. Penyerapan z.w belerang kurang baik, terutama
utk warna tua. Oki penggunaan perbandingan larutan celup yg kecil pd pencelupan
warna tua sangat dianjurkan. Jalan lain ialah dgn menggunakan kembali sisa
larutan celup dgn pe+han - jumlah z.w mula2.
Pengaruh suhu & pe+han elektrolit tidak berbeda, spt pd pencelupan dgn
z.w direk. Zat warna tsb akan mempunyai daya serap yg tinggi dgn pe+han
elektrolit&suhu yg tinggi.
Kadang2 didlm larutan celup timbul endapan belerang yg dpt
menyebabkan pegangan bahan mjd kasar & bahkan dpt menurunkan kekuatan
bahan. Utk mengatasi perlu pe+ nat sulfit, menurut reaksi sbb :

Celupan dgn z.w belerang sering menyebabkan bronzing. Hal tersebut


disebabkan bbr kemungkinan antara lain krn penggunaan z.w yg berlebihan, kena
sinar matahari langsung pd waktu dicelup, kurang bersih & tak segera dilakukan
pencucian / kekurangan nat sulfida dlm larutan celup. Utk mengatasinya bahan
dpt dicuci dgn larutan nat sulfida.

4. Cara Pemakaian
4.1. Pencelupan Serat Selulosa dengan Zat Warna Belerang Biasa (Sulphur)
Mula2 z.w dibuat pasta dgn air dingin, kmd di+ larutan natrium sulfida &
natrium karbonat.
Bahan yg telah dimasak, dimasukkan kedlm larutan celup yg mengandung
larutan zat warna, 2 g/l nat karbonat, & 5 25% nat klorida pd suhu hangat. Stl
merata larutan celup dipanaskan sampai 1000C & pencelupan diteruskan selama
60 menit. Selanjutnya bahan dicuci bersih, dioksidasi dgn larutan perborat, disabun
dan dibilas.
Skema proses pencelupan sellulosa dengan zat warna belerang

4.2. Pencelupan Serat Selulosa dengan Zat Warna Belerang yang Larut (Hydrosol)
Zat warna bejana belerang merupakan z.w belerang yg dlm pamakaiannya
sama dgn cara pemakaian z.w bejana. Warna yang utama adl warna biru dgn sifat
ketahanan sinar, tahan cuci & tahan chlor yg baik.
Mula-mula zat warna dibuat pasta dengan air dingin kemudian ditambah air
hangat 700C, diaduk dan ditambah larutan soda kostik 380Be sebanyak 10 ml/l.
Kemudian ke dalamnya ditaburkan natrium hidrosulfit 10 g/l sampai larutan
berubah warna. Bahan dari serat selulosa yang telah dimasak dicelup dlm larutan
z.w tersebut pada suhu 50 600C selama 45 menit. Setelah selesai bahan dicuci,
dioksidasi, disabun & dibilas.
Cara lain yg seringkali dipergunakan pd pencelupan kain dr serat selulosa
adl seperti cara pencelupan z.w belerang biasa. Mula2 z.w diubah pasta dgn air
dingin, kemudian di+ larutan natrium sulfida 25g/l yg telah dilarutkan terlebih
dahulu. Selanjutnya di+ larutan soda kostik sebanyak 15 ml/l diaduk sempurna.
Kain dr serat selulosa yg telah dimasak, dicelup dlm larutan z.w tsb pd suhu
mendidih selama 45 mnt. Suhu kmd diturunkan sampai 60 700C dgn pe+han air
dingin & bila perlu di+kan nat hidrosulfit sebanyak berat z.w. Pencelupan
selanjutnya pd suhu tsb selama 30 menit. Stl selesai dicuci, dioksidasi, disabun &
dibilas.
4.3. Pencelupan Serat Wol dan Sutera dengan Zat Warna Belerang
Serat wol dan sutera dpt juga dicelup dgn z.w belerang terutama utk warna
hitam. Utk menghindari ketuakan, maka alkalinitas larutan celupnya perlu
dikurangi. Mula2 z.w belerang dibuat pasta dgn koloid pelindung 5% dan air
hangat, kmd di+ nat sulfit sebanyak 2 kali z.w & diencerkan dgn air panas. Setelah
10 menit di+ dgn larutan nat sulfida sejumlah z.w, dipanaskan sampai larut. Bahan
wol yg telah dimasak, dicelup dlm larutan celup yg mengandung larutan z.w
tersebut & tambahan amonium sulfat sejumlah 2 kali z.w pd suhu 800C selama 45
menit. Setelah selesai bahan dicuci bersih.

5. Cara Melunturkan
Pelunturan z.w belerang dpt dilakukan apabila hasil celupan tidak sesuai dgn
tujuan. Hasil celupan z.w belerang pd bahan selulosa dpt dilunturkan sebagian atau
seluruhnya dgn jalan sbb. Bahan yg telah dicelup, dididihkan dlm larutan yg
mengandung 5 g/l nat karbonat & 10 g/l nat sulfida, selama - 1 jam. Bila
diinginkan luntur sama sekali, dpt dilanjutkan dgn pengerjaan dlm larutan
hipokrolit yg mengandung 2 g/l khlor aktif dlm keadaan dingin selama jam.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
- Beaker glass 500 ml
- Gelas ukur 100 ml
- Pengaduk kaca
- Timbangan digital
- Termometer
- Pipet ukur
2. Bahan dan zat
- Kain kapas dan Air proses
- Zat warna belerang
- Pembasah
- Na2CO3
- NaCl
- Na2S
- H2O2

E. RESEP
Resep Pelarutan Leuco
R/ Zat warna belerang 1g
TRO 1 tetes
Air proses 100 0C
Suhu 80 0C
Na2S 3g
Na2CO3 2g

Resep Pencelupan
R/ Zat warna belerang 13%
Pembasah 1 ml/l
Na2S 2 g/l
Na2CO3 4 g/l
NaCl 30 60 g/l
Vlot 1 : 20

Resep Pembangkitan Warna


R/ H2O2 35 % 0,5 1 g/l
Vlot 1 : 20
Suhu 80 0C
Waktu 15 menit

Resep Pencucian
R/ Sabun 0,5 1 g/l
Na2CO3 1 2 g/l
Vlot 1 : 20
Suhu 80 0C
Waktu 15 menit
F. PERHITUNGAN RESEP
Sample I
Berat Bahan = 3,50 g
Larutan proses = 3,50 x 20 = 70 ml
3
ZW = 3,50 100 = 10,5
100
1
Pembasah = 70 = 0,07
1000
4
Na2CO3 = 1000 70 = 0,280
40
NaCl = 1000 70 = 2,800 x 2 = 5,6 g (diganti dengan Na2SO4)
2
Na2S = 1000 70 = 0,140

R/ pembangkit warna
Larutan proses = 3,50 x 20 = 70 ml
3
H2O2 = 70 = 0,21
1000

R/ pencucian
Larutan proses = 3,50 x 20 = 70 ml
1
Sabun = 70 = 0,07
1000
1
Na2CO3 = 1000 70 = 0,07

Sample II
Berat Bahan = 3,60 g
Larutan proses = 3,60 x 20 = 72 ml
3
ZW = 3,60 100 = 10,8
100
1
Pembasah = 72 = 0,072
1000
4
Na2CO3 = 1000 72 = 0,288
60
NaCl = 1000 72 = 4,32 x 2 = 8,64 g (diganti dengan Na2SO4)
2
Na2S = 1000 72 = 0,144

R/ pembangkit warna
Larutan proses = 3,60 x 20 = 72 ml
3
H2O2 = 72 = 0,216
1000

R/ pencucian
Larutan proses = 3,60 x 20 = 72 ml
1
Sabun = 1000 72 = 0,072
1
Na2CO3 = 1000 72 = 0,072

Sample III
Berat Bahan = 3,63 g
40
Larutan proses = 3,50 x 20 = 70 ml x 100 = 145,2 ml
3 40
ZW = 3,50 100 = 10,5 = 4,2 g
100 100
1 40
Pembasah = 70 = 0,07 x 100 = 0,028 ml
1000
4 40
Na2CO3 = 1000 70 = 0,280 x 100 = 0,112 g
40
NaCl = 1000 70 = 2,800 x 2 = 5,6 g (diganti dengan Na2SO4)
40
x 100 = 2,24 g
2 40
Na2S = 70 = 0,140 0,056 g
1000 100

R/ pembangkit warna
40
Larutan proses = 3,50 x 20 = 70 ml x 100 = 28 ml
3 40
H2O2 = 70 = 0,21 x 100 = 0,084 g
1000

R/ pencucian
40
Larutan proses = 3,50 x 20 = 70 ml x 100 = 28 ml
1 40
Sabun = 1000 70 = 0,07 x 100 = 0,028 g
1 40
Na2CO3 = 70 = 0,280 x = 0,028 g
1000 100
G. DIAGRAM ALIR
Diagram Alir Proses Pencelupan Zat Warna Belerang

Pelarutan zat warna belerang (pembuatan


leuco zat warna)

Persiapan larutan celup

Proses pencelupan

Pembangkit warna (oksidasi)

Proses pencucian

Pencelupan dengan Metoda Standing Bath (menggunakan larutan bekas)

Larutan celup bekas pencelupan pertama

Persiapan larutan celup (larutan celup bekas


+ leuco zat warna belerang, Na2S dan
Na2CO3

Proses pencelupan

Pembangkit warna (oksidasi)

Proses pencucian

H. LANGKAH KERJA
- Siapkan bahan dan zat pembantu untuk proses pencelupan zat warna belerang
- Timbang bahan dan kebutuhan resep
- Masukkan bahan kedalam gelas piala ukuran 500 ml sesuai dengan perhitungan
resep.
- Panaskan dalam gelas piala mengacu pada grafik proses pencelupan (pada resep
yang ketiga gunakan sisa pencelupan dari metode standar yaitu resep 1)
- Lakukan proses pencucian jika proses pencelupan sudah selesai
- Lakukan evaluasi dari ketiga kain

I. GRAFIK

NaCl
800

400

300

10 40 70 10

- Leuco zw - Air

belerang - Sabun
- Pembasah
Na2CO3
- Na2S
- Na2CO3

-
J. FUNGSI ZAT
- kain

- Zat warna belerang berfungsi untuk mewarnai kain


- Pembasah berfungsi untuk meratakan dan mempercepat proses pembasahan
kain
- Na2CO3 berfungsi untuk merubah asam leuco yang tidak larut menjadi garam
leuco yang larut
- NaCl berfungsi untuk mendorong penyerapan zat warna
- Na2S berfungsi sebagai reduktor untuk mereduksi zat warna belerang menjadi
asam leuco
- H2O2 berfungsi untuk mengoksidasi garam leuco zat warna belerang agar
kembali ke bentuk semula yang tidak larut (untuk pembangkitan warna)
- Sabun berfungsi untuk proses pencucian setelah proses pencelupan guna
menghilangkan zat warna belerang yang menempel dipermukaan serat hasil
celupan
- TRO berfungsi untuk mendispersikan zat warna belerang yang belum berubah
jadi leuco

K. SAMPLE

Sample Resep I

Sample Resep II

Sample Resep III

L. PENGAMATAN / DISKUSI
Zat warna belerang merupakan zat warna yang tidak larut dalam air sehingga
perlu direduksi terlebih dahulu. Pada saat proses pencelupan timbul bintik kuning
atau efek bronzing. Hal ini terjadi karena pada zat warna belerang terdapat
kandungan sulfur baik pada gugus chromofor nya ataupun pada gugus yang
lainnya.
Pada saat proses reduksi menggunakan metode standard dan metode
standing bath, resep yang digunakan hamper sama. Perbedaan yang terjadi yaitu
pada jumlah penggunaan NaCl (natrium khlorida) sebagai zat elektrolit antara
resep standar dengan resep standing bath yang baru. Kelompok kami mencoba
membandingkan efek yang terjadi dari kedua percobaan tersebut.
Pada proses standar, penggunaan NaCl sebanyak 60 cc/l dan untuk metode
cc
standing bath yang baru penggunaan NaCl yaitu sebanyak 40 /l. pada teori
pencelupan, penggunaan NaCl berlebih akan berdampak pada derajat ketuaan
warna. Hasil yang tampak yaitu pada metode standar, derajat ketuaan warna lebih
tinggi dibanding metode standing bath sehingga sesuai dengan teori pencelupan.
Setelah penambahan Natrium Karbonat, larutan berubah menjadi bening dan
terjadi pada semua metode. Hal ini terjadi karena adanya reaksi pelepasan gas CO2
yaitu :

pada saat proses menggunakan metode standing bath, perlu ditekankan pada
pengaturan suhu. Kesalahan kelompok kami yaitu pada saat pengaturan suhu celup
pada metode standing bath sampel kain ke-2. Hal ini berdampak kepada resep
sampel kain ke 3 dimana larutan celup yang digunakan yaitu bekas celup / larutan
baku pada proses celup kain sampel ke 2. Suhu pada proses celup kain sampel
ke 2 terlalu tinggi dari resep sehingga larutan celup terkuras hampir habis. Hal
ini yang menyebabkan penambahan 40 % larutan celup pada proses pencelupan
sampel ke 3 tidak akurat. Efek yang terjadi yaitu pada hasil kain afinitas terhadap
seratnya hampir tidak ada sehingga hasil kain sedikit pudar dengan warna biru
keputih putihan.
M. KESIMPULAN
Melihat hasil praktikum diatas, kami menyimpulkan bahwa :
- Ketuaan warna
Resep I : Biru Tua
Resep II : Biru Muda
Resep III : Biru keputih putihan
- Efektifitas metode proses
Resep I : 80 %
Resep II : 80 %
Resep III : 75 %
hasil pendapat kelompok sendiri dan kelompok lain
- Ketahanan luntur warna terhadap pencucian
Resep I : Baik
Resep II : Baik
Resep III : Baik

N. DAFTAR PUSTAKA

Tulus, Widyaningsih dkk. 2013. Modul Teknik Penyempurnaan Tekstil.


Texmaco: Pemalang

Anda mungkin juga menyukai