Anda di halaman 1dari 15

KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

TEORI KINETIK GAS


Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas/Semester : XI/2
Standar Kompetensi : 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin
kalor
Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik

A. Teori Gas Ideal


Teori kinetik gas merupakan pengembangan dari teori kinetik. Teori
kinetik adalah teori yang menjelaskan perilaku sistem-sistem fisis dengan
menganggap bahwa sistem-sistem fisis tersebut terdiri atas sejumlah besar
molekul yang bergerak sangat cepat. Teori kinetik gas adalah teori kinetik
yang digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat atau kelakuan suatu gas. Teori
kinetik gas tidak mengutamakan kelakuan sebuah partikel, tetapi meninjau
sifat zat secara keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel
tersebut.Sifat mekanika gas yang tersusun atas sejumlah besar atom-atom
atau molekul-molekul penyusunnya dijelaskan dalam teori kinetik gas.
Dalam menjelaskan perilaku gas dalam keadaan tertentu, teori kinetik gas
menggunakan beberapa pendekatan dan asumsi mengenai sifat-sifat gas
yang disebut gas ideal.
Berdasarkan sifat makroskopis suatu gas dapat didefinisikan gas ideal
dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi konsisten (sesuai) dengan definisi
makroskopis. Gas ideal merupakan gas yang memenuhi asumsi-asumsi
berikut.
1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang sangat banyak
2. Partikel-pertikel gas ideal senantiasa bergerak dalam arah sembarang
(ke segala arah)
3. Partikel-partikel gas ideal tersebar merata dalam ruang yang kecil
4. Jarak antar partikel gas ideal lebih besar daripada ukuran partikel-
partikelnya, sehingga ukuran partikel dapat diabaikan
5. Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan partikel yang lainnya,
kecuali bila terjadi tumbukan
6. Tumbukan yang terjadi antara partikel yang satu dengan yang lain dan
antara partikel dengan dinding berlangsung secara lenting sempurna
7. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku pada gas ideal
Pada kenyataannya, tidak ditemukan gas yang memenuhi kriteria gas
ideal. Akan tetapi, sifat itu dapat didekati oleh gas pada temperatur tinggi
dan tekanan rendah.
B. Hukum-hukum Tentang Gas

TEORI KINETIK GAS


1
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

Hukum Boyle
Volume gas dalam suatu ruang tertutup sangat bergantung
pada tekanan dan suhunya. Apabila suhu dijaga konstan, maka
tekanan yang diberikan akan memperkecil volumenya. Hubungan
tersebut ditemukan oleh Robert Boyle yang dikenal dengan Hukum
Boyle yang berbunyi:
Apabila suhu gas yang berada dalam ruang tertutup dijaga
konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan
volumenya.
Secara sistematis, pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut.
pV = konstan
atau
p1 V 1 = p 2 V 2

dimana
p1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3)
p2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3)
Persamaan di atas menyatakan bahwa pada suhu konstan jika
tekanan atau volume gas berubah, maka variabel yang lain juga
berubah sehingga hasil kali pVselalu tetap.
Hubungan antara tekanan dan volume gas
pada suhu konstan dapat dilukiskan dengan grafik di
samping.Grafik ini menunjukkan bahwa pada saat
volumenya bertambah, tekanan gas akan berkurang.
Proses pada suhu konstan disebut prosesisotermis.

Hukum Charles
Telah diketahui bahwa selain ditentukan oleh tekanan, volume
gas dalam ruang tertutup juga dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu gas
dinaikkan, maka gerak partikel-partikel gas akan semakin cepat
sehingga volumenya bertambah. Apabila tekanan tidak terlalu tinggi
dan dijaga konstan, volume gas akan bertambah terhadap kenaikan
suhu. Hubungan tersebut dikenal dengan Hukum Charles yang dapat
dinyatakan berikut ini.
Apabila tekanan gas yang berada dalam ruang tertutup dijaga
konstan, maka volume gas berbanding lurus dengan suhu
mutlaknya.
Secara matematis, pernyataan tersebut dapat dituliskan:

TEORI KINETIK GAS


2
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

V T

V V1 V2
= konstan atau =
T T 1 T2

dimana
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3)
T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3)
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
Hubungan antara volume gas dan suhu
pada tekanan
konstan dapat dilukiskan dengan grafik di
samping. Proses yang terjadi pada tekanan
tetap disebut proses isobaris.
Hukum Gay Lussac
Apabila botol dalam keadaan tertutup
kita masukkan ke api, maka botol tersebut akan meledak. Hal ini
terjadi karena naiknya tekanan gas di dalamnya akibat kenaikan suhu.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa:
Apabila volume gas yang berada pada ruang tertutup dijaga
konstan, maka tekanan gas berbanding lurus dengan suhu
mutlaknya.
Secara matemastis dapat ditulis sebagai berikut.
P T

P P1 P2
= konstan atau =
T T1 T 2

dimana
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
T2 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
Hubungan antara tekanan dan suhu gas
pada volume konstan dapat dilukiskan dengan
grafik di samping. Proses yang terjadi pada
volume konstan disebut proses isokhoris.
Hukum Boyle-Gay Lussac
Hukum ini merupakan gabungan dari
persamaan matematis dari masing-masing hukum
yang telah dijelaskan sebelumnya. Dapat
dituliskan sebagai berikut.
PV
=konstan
T

TEORI KINETIK GAS


3
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

P1 V 1 P2 V 2
=
T1 T2

C. Persamaan Umum Gas Ideal


Hukum-hukum tentang gas dari Boyle, Charles, Gay Lussac, dan
Boyle-Gay Lussac diperoleh dengan menjaga satu atau lebih variabel
dalam keadaan konstan untuk mengetahui akibat dari perubahan satu
variabel. Berdasarkan Hukum BoyleGay Lussac diperoleh:
PV PV
=konstan atau
=k
T T
Apabila jumlah partikel berubah, maka volume gas juga akan

PV
berubah. Hal ini berarti bahwa harga T adalah tetap, bergantung pada

banyaknya partikel (N ) yangterkandung dalam gas. Persamaan di atas


dapat dituliskan:
PV
=Nk
T
PV =NkT
dimana k = konstanta Boltzmann, (k = 1,38 x 10 -23 J/K).
Karena N = n NA, maka
PV =n N A kT

Oleh karena NAk = R, yang merupakan konstanta gas umum yang besarnya
sama untuk semua gas, maka persaman sebelumnya menjadi
PV =nRT
dimana
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol
T = suhu mutlak (K)
R = konstanta gas umum (J/mol.K)
R = NAk = (6,023 x 1023)(1,38 x 10-23) = 8,31 J/mol.K = 0,082 L.atm/mol.K
D. Prinsip Ekuiptasi Energi
Untuk mengamati keadaan gas dalam ruangan tertutup dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu cara makroskopis dan mikroskopis. Jika
mengamati keadaan suatu gas dalam ruang tertutup berdasarkan besaran-
besaran yang dapat dilihat atau diukur secara langsung, dapat dikatakan
melakukan pengamatan secara makroskopis. Namun, jika pengamatan
dilakukan berdasarkan pada variabel atau besaran yang tidak dapat dilihat
atau diukur secara langsung, dapat dikatakan melakukan pengamatan
secara mikroskopis.
TEORI KINETIK GAS
4
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

Tinjauan Tekanan Secara Mikroskopis


Setiap dinding ruang tempat gas berada mendapat tekanan dari
tumbukan partikel-partikel gas yang tersebar merata di dalam ruang
tersebut. Seperti pada gambar di samping, kubus dengan panjang
rusuk L memiliki massa partikel m dan
kecepatan partikel menurut arah sumbu x
dinyatakan sebagai vx. Jika partikel gas ideal
tersebut menumbuk dinding ruang,tumbukan
yang terjadi adalah tumbukan lenting sempurna.
Oleh karena itu, jika kecepatan awal partikel
saat menumbuk dinding A adalah +v x,
kecepatan akhir partikel setelah terjadinya
tumbukan dinyatakan sebagai -vx. Perubahan
momentum (px) yang dialami partikel adalah
px = pakhir pawal = -mvx - (mvx) = -2mvx.
Setelah menumbuk dinding A, partikel gas ideal tersebut
menumbuk dinding B. Demikian seterusnya, partikel gas tersebut akan
bergerak bolak-balik menumbuk dinding A dan dinding B. Dengan
demikian selang waktu antara dua tumbukan yang terjadi pada
dinding A dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
2L
t=
vx

Pada saat partikel gas tersebut menumbuk dinding, partikel


memberikan gaya sebesar Fx pada dinding. Pada pelajaran mengenai
momentum, Anda telah mempelajari bahwa besarnya gaya yang
terjadi pada peristiwa tumbukan sama dengan laju perubahan

momentumnya ( F= pt ) . Dengan demikian, besar gaya Fx tersebut

dapat diketahui sebagai berikut.


Px 2 mv x
F x= =
t 2L
vx

m vx 2

F x=
L
Jika di dalam ruang berbentuk kubus tersebut terdapat sejumlah
N partikel gas, yang kecepatan rata-rata seluruh molekul gas tersebut

TEORI KINETIK GAS


5
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

dinyatakan dengan vx, gaya yang dialami dinding dinyatakan sebagai


Ftotal. Dengan demikian persamaan diatas dapat dinyatakan menjadi.
Nm vx 2

Ftotal =
L
Besarnya tekanan (p) yang dilakukan oleh gaya total (F ) yang
dihasilkan oleh N partikel gas ideal tersebut pada dinding A.
Ftotal
p=
A
Oleh karena luas dinding adalah perkalian antara dua panjang
rusuk dinding tersebtu (A = L2) maka persamaan tekanan pada dinding
dapat ditulis dengan persamaan berikut.
Ftotal Nm vx 2 Nm vx2

p= = =
A2 L3 V

atau
pv=Nm v x 2

dimana:
p = tekanan pada dinding
V = volume ruang
Dalam tinjauan tiga dimensi (tinjauan ruang), kecepatan rata-
rata gerak partikel merupakan resultan dari tiga komponen arah

kecepatan menurut sumbu-x ( ), sumbu-y ( ) , dan sumbu-z ( )

yang besarnya sama. Oleh karena itu dapat dituliskan

dengan . Jika setiap komponen pada kedua ruas penamaan


kecepatan tersebut dikuadratkan, dapat dituliskan

sehingga diperoleh

TEORI KINETIK GAS


6
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

1
Maka persamaan pV =Nm v x 2 dapat diubahmenjadi pV = Nm v x 2 .
3

dimana
N = banyaknya partikel gas
m = massa 1 partikel gas
v = kecepatan partikel gas
V = volume gas
Hubungan Tekanan dan Energi Kinetik
Pada pembahsan di atas, telah dinyatakan hubungan antara
besaran tekanan, volume, dan suhu (besaran makroskopis) suatu gas
dengan besaran mikroskopis (massa, jumlah, dan kecepatan) partikel
gas tersebut. Dari pelajaran sebelumnya, juga telah dipelajari bahwa
setiap benda yang bergerak memiliki energi kinetik. Maka hubungan
antara ketiga variabel makroskopis gas (tekanan, volume, dan suhu)
terhadap energy kinetiknya dapat dielaskan sebagai berikut.

1
Nm v x2
3

1
Nm v x2
3

Energi Dalam Gas Ideal


Energi kinetik sejumlah partikel gas yang terdapat di dalam
suatu ruang tertutup disebut sebagai energi dalam gas (U). Jika di
dalam ruangan tersebut terdapat N partikel gas, energi dalam gas
dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.
U = NEK

Dengan demikian, energi dalam untuk gas monoatomik atau gas


diatomic pada suhu rendah adalah sebagai berikut.
U = NEK = 3/2 NkT

Adapun, energi dalam untuk gas-gas diatomik pada suhu sedang


dinyatakan dengan

U = 5/2 NkT

dan pada suhu tinggi, besar energi dalam gas adalah

TEORI KINETIK GAS


7
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

U = 7/2 NkT

Kecepatan Partikel Gas Ideal


Besaran lain yang dapat ditentukan melalui prinsip ekuipartisi
energy gas adalah akar dari rata-rata kuadrat kelajuan (v rms = root
mean square speed) gas, yang dirumuskan dengan

Diketahui EK = 3/2 kT, maka dapat dirumuskan sebagai berikut.

mv2 = 3/2 kT

v2 =

vrms =

Berdasarkan persamaan gas ideal telah mengetahui bahwapV =


NkT. Jika hanya terdapat satu mol gas, persamaan gas ideal tersebut
dapat dinyatakan pV = kT. Dengan demikian, Persamaan di atas dapat
dituliskan menjadi

vrms =

vrms =

vrms =

Berdasarkan persamaan ini, dapat dinyatakan bahwa massa


jenis gas berbanding terbalik dengan kelajuan partikelnya. Jadi, jika

TEORI KINETIK GAS


8
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

massa jenis ( ) gas di dalam ruangan tertutup besar, kelajuan partikel


gas tersebut akan semakin kecil.

Contoh Soal :

Sebuah tangki bervolume 2,4 m3 diisi dengan 2 kg gas. Tekanan


dalam tangki 1,3 atm. Berapakah kecepatan efektif molekul-molekul
gas ini?

Penyelesaian

V = 2,4 m3

m = 2 kg

p = 1,3 atm

vrms =

vrms = =

RANGKUMAN

1. Teori kinetik gas adalah teori kinetik yang digunakan untuk menjelaskan sifat-
sifat atau kelakuan suatu gas. Teori kinetik gas tidak mengutamakan kelakuan
sebuah partikel, tetapi meninjau sifat zat secara keseluruhan sebagai hasil
rata-rata kelakuan partikel tersebut.
2. Gas Idealadalah gas yang memenuhi sifat-sifat berpartikel banyak,
antarpartikel tidak berinteraksi, arah gerak setiap partikel sembarang, ukuran

TEORI KINETIK GAS


9
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

partikel terhadap ruang tempatnya dapat diabaikan, tumbukan antarpartikel


bersifat lenting sempurna, partikel gas terdistribusi merata di seluruh ruang,
dan berlaku Hukum Newton tentang gerak.
3. Hukum Boyle berlaku pada proses isotermal.

pV = konstan
p1V1 = p2V2

4. Hukum Gay-Lussac berlaku pada proses isobarik.

5. Hukum Charles berlaku pada proses isokhorik.

6. Hukum Boyle-Gay Lussac merupakan penggabungan antara Hukum Boyle


dan Hukum Gay- Lussac.

7. Persamaan keadaan gas ideal


pV = nRT atau pT = NkT

8. Tekanan gas ideal


1 2
pV = Nm v x
3

9. Energi dalam gas ideal


U = NEK

10. Kecepatan partikel gas ideal

vrms =

TEORI KINETIK GAS


10
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

LKS TEORI KINETIK GAS

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : XI/2

TEORI KINETIK GAS


11
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin


kalor

Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik

A. Tujuan
Memahami salah satu hukum tentang gas yaitu Hukum Boyle.
B. Alat dan Bahan
1. Pipa plastik
2. Pentil
3. Pompa
4. Raksa
5. Air
6. Pewarna
7. Pipa U
C. Prosedur Kerja
1. Susunlah alat dan bahan sesuai dengan gambar di samping.
2. Isilah pipa plastik kecil dengan
sedikit air berwarna sebagai
pembatas ruang, dan hubungkan
dengan tangki.
3. Dalam kondisi pentil terbuka, isilah
pipa U dengan raksa (sebagai
manometer terbuka).
4. Tutuplah kembali pentil,
permukaan raksa pada kedua kaki
manometer mendatar.
5. Ukurlah volume ruang antara air berwarna sebagai pembatas sampai
ujung pipa L, dan tentukan besar volume udara sepanjang L ini,
yaitu V = A.L. Tekanan udara berdasarkan manometer adalah sama
dengan tekanan udara luar yaitu B.
6. Pompa sedikit udara ke dalam tangki sampai terdapat sedikit (h1 = +
1 cm) kenaikan raksa pada manometer. Volume udara pada ruang
tertutup pada pipa kecil akan berkurang menjadi V1 = A.L1. Tekanan
udara pada kondisi ini adalah P1 = B1.h1
7. Ulangilah langkah 5 untuk berbagai besar tekanan dalam ruang udara
pada pipa kecil P1. Dalam hal ini volumenya menjadi V1
8. Masukkan data P1.V1 dengan mengikuti format berikut ini !

TEORI KINETIK GAS


12
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

DISKUSI

1. Buatlah grafik P1 kontra V1 !


2. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan yang telah dilakukan?

LKS TEORI KINETIK GAS

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : XI/2

Standar Kompetensi : 3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin


kalor

Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik

A. Tujuan:
Mendemonstrasikan alat model kinetik gas
B. Alat dan Bahan
1. Alat bahan energi kinetik gas
2. Power supply
3. Kabel

TEORI KINETIK GAS


13
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

4. Gotri
5. Neraca
C. Prosedur

1. Siapkan alat seperti tercantum pada bahan

2. Rangkai alat tersebut

3. Isilah tabung dengan 5 butir gotri kemudian hubungkan alat dengan


Power Supply.Amati ketinggian rata-rata gerak gotri tersebut.

4. Lakukan pengamatan anda seperti langkah no.3 dengan menambah


jumlah gotri menjadi 10, 15, 20 dan 25.

5. Lakukan pengamatan anda seperti langkah 4 dengan mengubah


besar arus 3, 6, 9, 12 v

Tabel Pengamatan

No Sumber Arus Jumlah gotri Ketinggian Rata-rata

1 3 volt 5 butir
10 butir
15 butir
20 butir
25 butir
2 6 volt 5 butir
10 butir
15 butir
20 butir
25 butir
3 9 volt 5 butir
10 butir
15 butir
20 butir

TEORI KINETIK GAS


14
KAPITA SELEKTA FISIKA SEKOLAH I

25 butir
4 12 volt 5 butir
10 butir
15 butir
20 butir
25 butir

Diskusi
Jelaskan bagaimana hubungan antara tekanan dengan gerak partikel dan jumlah
partikel.

TEORI KINETIK GAS


15

Anda mungkin juga menyukai