Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen
Proyek

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Manajemen Poyek ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 02 Oktober 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Manajemen proyek itu suatu disiplin ilmu pada era tahun 1950-an, Amerika bangsa
yang pertama kali menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry Gantt dapat dikatakan
bapak dari ilmu manajemen proyek, dan namanya pun menjadi metode yang digunakan,
bernama Gantt Chart. Perlu diingat bahwa mempelajari Manajemen Proyek itu tidak terlalu
sulit, karena didalamnya terdapat hal-hal yang terbiasa dilakukan oleh manusia, hanya
ditambahkan sedikit logika dan aturan yang khusus. Sedangkan Proyek itu usaha yang harus
dilakukan dari awal hingga akhir pada suatu kejadian, yang mempunyai batasan waktu
anggaran sumber daya yang dibutuhi oleh pelanggan.

Meski pada akhir tujuan dari adanya proyek adalah untuk memuaskan pelanggan.
Maksudnya begini ketika ada suatu perusahaan besar maupun kecil me manajemen proyek,
yang terpenting adalah waktu yang tepat dalam membuat dan memustuskan prediksi, serta
penggunaan sumber daya dan laporan dalam penyampaian produk atas hasil dari proyek yang
dijalankan.

Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa itu adalah proyek? Diperlukan beberapa
ciri-ciri/karakteristik dari proyek, yaitu : ada sasaran/tujuan, memiliki rentang
waktu/deadline, waktu biaya dan syarat kerja yang lengkap, berurutan dari a hingga z,
terkadang merupakan sesuatu event/kejadian yang sebelumnya belum pernah dilakukan.

Tujuan dan Manfaat

Untuk mengetahui dan memahami pengertian- pengertian manajemen proyek, fase fase
manajemen proyek, dan teknik CPM dan PERT.
BAB II

2.1 Manajemen Proyek


Manajemen ini mempunyai pengertian yang berbeda-beda, tergantung dari
latarbelakang dan pengalaman seseorang/pakar dibidang managemen contohnya; ada yang
mendefinisikan sebagai ilmu dan seni, profesi, sistem, dan proses, serta sebagai suatu fungsi
dan kelompok/kumpulan orang untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Kesalahan
dalam managemen proyek dapat mengakibatkan hilangnya laba yang diharapkan karena
bertambahnya biaya, keterlambatan penyelesaian terhadap jadwal dan adanya denda
(penalty). Jadi intinya adalah bagaimana mengatur dan mengelola sumberdaya yang ada
dalam memenej suatu proyek.
Proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, dalam mencapai hasil akhir kegiatan
proyek dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu, yang dikenal dengan tiga kendala (triple
constrain), sedangkan kegiatan proyek dibedakan dari kegiatan operasional antara lain karena
sifatnya yang dinamis, non rutin, multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah, dan
memiliki siklus yang pendek.

2.2 Ragam Pengertian Managemen


Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni (Management is a Science and Art)
Manajemen sebagai suatu ilmu merupakan teori-teori yang telah tersusun secara sistematis
dan teruji dalam praktek dan akan selalu berkembang. Merupakan suatu ilmu yang bersifat
interdisiplinner yang memerlukan disiplin ilmu-ilmu lain dalam penerapannya, seperti
statistic, matematika, filsafat, dsb sedangkan.manajemen sebagai suatu seni,dimana dalam
penerapannya memerlukan seni tersendiri yang dimiliki oleh seorang manajer, yang
didasarkan pada bakat dan pengalamannya. Ilmu manajemen mengajarkan pengetahuan
tentang manajemen,sedang seni manajemen mengajarkan tentang bagaimana melaksanakan
sesuatu hal yang berkaitan dengan bidang manajemen.
Perkembangan selanjutnya adalah manajemen sebagai profesi (Management as a Profession)
ini sejalan dengan perkembangan ilmu manajemen dan industri yang memerlukan jasa
pengetahuan dan seni manajemen,hal ini ditunjukkan dengan berkembangnya lembaga
manajemen yang bergerak di bidang training dan konsultasi manajemen.
Manajemen juga sebagai suatu system dan proses (Management as a System, Process)
Manajemen sebagai suatu system merupakan pendekatan system dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan manajemen. Kegiatan-kegiatan manajemen merupakan suatu
rangkaian yang saling berkaitan dari sub system sub system kegiatan yang terorganisasi
sedemikian untuk mencapai tujuan organisasi sebagai out put/sasaran akhir.Dan manajemen
merupakan serangkaian tahap-tahap kegiatan atau proses yang berurutan dan terarah untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan seefektif dan sefisien mungkin sumber
daya yang tersedia. Selain itu manajemen sebagai suatu fungsi dan kelompok/kumpulan
orang(Management as a Function a Group of People) Manajemen sebagai suatu fungsi
merupakan pelaksanaan manajemen secara terpisah walaupun berkaitan dalam suatu
kerangka mencapai tujuan tertentu. Dan Manajemen merupakan suatu kelompok orang yang
melaksanakan tujuan-tujuan dan fungsi-fungsi manajerial untuk mencapai tujuan kelompok
tersebut
Menurut pendapat para ahli dibidang manajemen, antara lain:
1. George R. Terry ( Principles of Management)
Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-
tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan/penggerakan (actualing) dan pengawasan (controlling), yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang ditetapkan melalui
sumber daya manusia dan sumber daya lain.
2. James AF Stoner ( Management )
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
3. Elmor Peterson (Bussiness Organization and Management)
Manajemen adalah suatu teknik dengan maksud dan tujuan dari sekelompok
manusia tertentu ditetapkan, unsur-unsur manajemen diklasifikasikan dan
dilaksanakan.
4. John F.Mee
Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang
minimal,demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagian maksimal baik
bagi pimpinan maupun para pekerja serta memberikan pelayanan sebaik mungkin
pada masyarakat.
5. John F.Mee dkk,
Manajemen adalah proses untuk memanfaatkan sumber daya manusia dan
sumber daya lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Masih banyak lagi defenisi-defenisi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli dan
orang yang berpengalaman di bidang manajemen, masing-masing mempunyai perbedaan dan
kesamaannya didasarkan pada sudut pandang dan pengalaman yang berbeda.
2.3 Pengertian Proyek
Sedangkan proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu,
dengan alokasi sumber daya yang terbatas, untuk melaksanakan suatu tugas yang telah
digariskan. Sehingga manajemen proyek secara luas diterapkan pada seluruh tahapan proyek,
mulai dari tahapan perencanaan, perancangan, pengadaan dan pelaksanaan, sehingga untuk
menerapkannya akan lebih rumit dan komplek, karena sumber daya yang ada berlainan dan
bervariasi dan mempunyai tujuan-tujuan antara, sesuai dengan tahapan proyeknya.
Sasaran dari manajemen proyek sendiri yaitu mencapai pengendalian yang tepat dari
suatu proyek untuk menjamin agar penyelesaiannya dapat sesuai dengan jadwalnya dalam
batas anggaran dan kualitas yang ditetapkan. Sasaran dari manajemen proyek adalah:
a. Adanya tanggungjawab tunggal yang terintegrasi ditangan Manager Proyek
b. Adanya perencanaan dan pengendalian yang terintegrasi dari semua kegiatan unit-
unit fungsional selama proses siklus kehidupan proyek.
Sedangkan kegiatan-kegiatan dalam Manajemen proyek dilakukan beraneka ragam,
mulai dari perencanaan program, survey, penelitian, study kelayakan, perancangan,
pengadaan/lelaang sampai pelaksanaan, sehingga akan melibatkan berbagai ahli dan pihak,
(surveyor, perencana/arsitek, ahli geologi, konstruktor, kontraktor dan sebagainya), yang
merupakan suatu tim yang saling berkaitan dan berhubungan, sehingga memerlukan
pengelolaan (manajemen) yang professional (terpadu) sehingga dengan pendekatan konsep
ini dibutuhkan seorang manajer manajemen yang akan mengelola proyek tersebut mulai dari
perencaanaan, perancangan, lelang/tender sampai pelaksanaannya.
Dengan konsep ini dapat dilakukan perencanaan secara bersamaan dengan beberapa
perencanaan, begitu juga pada tahap pelaksanaan dapat dilakukan pelaksanaan dengan lebih
dari satu kontraktor atau pelaksanaan secara bertahap (fast track) tanpa harus menunggu
dahulu perencanaan selesai secara keseluruhan (keuntungan waktu proyek lebih singkat).
Dengan konsep ini peran manajer manajemen sangat besar dalam menentukan
keberhasilan proyek baik dari segi waktu, biaya, mutu, maupun keamanan dan kenyamanan
yang optimal, sehingga dapat berkembang perusahaan yang bergerak dibidang manajemen
ini, yang akan mengelola proyek-proyek yang diingini oleh owner/pemilik secara
professional dan optimal.

2.4 Tingkatan Manajemen Proyek


Tiap bagian dalam suatu organisasi membutuhkan manajemen, penerapan manajemen untuk
tiap bagian berbeda sesuai dengan orientasi dan tingkatnya.
Didasarkan pada orientasi dan tingkatnya maka manajemen dapat dibagi menjadi
1. Higher Management ( Manajemen Puncak/Tingggi )
Manajemen disini berkaitan dengan seluruh kegiatan manajemen organisasi secara
luas,umum,dan menyeluruh.
Manajernya merupakan manajer puncak/top manager yang bertanggung jawab atas
keseluruhan manajemen organisasi,penentuan kebijakan/policy umum organisasi.
Biasanya manajer puncak terdiri dari para eksekutif seperti presiden
direktur,direktur,kepal cabang dan sebagainya yang merupakan level perantara pada
struktur organisasinya.
2. Middle Management ( Manajemen Menengah/Madya)
Manajemen disini ruang lingkupnya berkaitan dengan manajemen bagian yang menjadi
tanggunag jawabnya.manajernya adalah manajer maenengah/ madya yang merupakan
manajer departemen yang mengkoordinir/ membawahi beberapa seksi atau bagian dan
merupakan level bawah/teknis pada struktur organisasinya.
3. Lower management ( Manajemen Tingkat Bawah/Lini)
Manajemen disini berkaitan dengan manajemen ditingkat operasional/teknis yang
berhubungan langsung dengan tenaga-tenaga operasional/teknis .Manajernya merupakan
manajer operasional dan merupakan level bawah/teknis Pada struktur organisasinya.
Sebagai seorang manajer ada beberapa kemampuan/kemahiran dan orientasi yang harus
dimiliki berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, fungsi dan peranannya dalam mencapai
tujuan manajemen dan organisasi.
Ada 3 (tiga) kemmpuan dan orientasi yang harus dimiliki seorang manajer,Yaitu:

a. Conceptual skill
Conceptual skill adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan
keadaan/kondisi/situasi yang ada, menentukan variabel dan factor-faktor yang
menentukan,kemudian menganalisisnya dengan alternative yang luas untuk menentukan
keputusab dan langkah-langkah yang akan diambil sehingga dapat mencapai hasil yang
maksimal bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan. Conceptual skill merupakan
kemampuan untuk melihat persoalan secara menyeluruh dan komprehensifdan
menganalisisnya untuk mendapatkanmenentukan suatu konsep/kebijakan yang bersifat
strategic dan mendasar
b. Human Skill
Human skill yaitu kemampuan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain
sehingga tercipta partisipati dan suasana yang serasi/harmonis diantar kelompok-
kelompok/anggota-anggota yang berkaitan/berhubungan untuk mendukung pencapaian
tujuan yang telah ditentukan.
c. Technical Skill
Technical skill yaitu kemampuan untuk melakukan tugas-tugas khusus bersifatb teknis
yang menjadi tanggung jawab yang berkaitan dengan
prosedur,proses,peralatan,teknik/metode operasional dan sebagainya.

Fungsi-fungsi Manajemen Proyek


Pada dasarnya manajemen berarti pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan
fungsi-fungsi tertentu (yang disebut sebagai fungsi-fungsi manajemen).:
1 Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah kegiatan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan


penentuan strategi, sasaran, program, target, prosedur, metode, system, anggaran, waktu dan
standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan bermaksud menjawab pertanyaan 5 W dan 1 H, yairu :
1. What = Apa (apa yang harus dilakukan, apa tujuan yang harus dicapai, apa sasaran
dan targetnya).
2. Why = Mengapa ( mengapa kegiatan itu dilakukan atau mengapa tujuan harus
dicapai).
3. Where = Dimana ( dimana kegiatan itu dilakukan fungsi tempat ).
4. When = Kapan ( kapan kegiatan itu harus dilakukan, fungsi waktu )
5. Who = Siapa ( siapa yang akan melaksanakan kegiatan ini, fungsi orang/bagian
staf ).
6. How = Bagaimana/berapa ( bagaimana kegiatan itu dilakukan, berapa
anggarannya, bagaimana kualitasnya, berapa waktu yang dibutuhkan yang dapat
selanjutnya dijabarkan sebagai berikut :
How long How much How many, etc.
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir, jika suatu perencanaan telah ditetapkan,
maka perencanaan harus diimplementasikan/dilaksanakan dan kemudian dikendalikan,
dievaluasi, disesuaikan/direncanakan kembali. Begitu seterusnya proses itu berjalan, baik
untuk perencanaan dalam arti luas/seluruh kegiatan organisasi, maupun dalam arti
perencanaan bagian-bagian, dst.
Tujuan dan manfaat perencanaan adalah :
a) Menggariskan secara jelas dan tepat tujuan dari kegiatan yang dilakukan secara
menyeluruh ( jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang ) dan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
b) Sebagai pedoman dan arah kegiatan, sekaligus tata kerjanya, sehingga hubungan dan
koordinasi antar bagian dapat dilaksanakan.
c) Karena perencanaan merupakan suatu kegiatan/hasil dari proses pelaksanaan,
evaluasi, dan penilaian, maka akan memperbaiki praktek dan cara bekerja anggota
organisasi.
d) Perencanaan merupakan suatu alat pengendalian/mengukur hasil pelaksanaan
kegiatan.
e) Perencanaan yang baik menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia
secara efektif dan efisisen.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan implementasi dari keputusan yang telah ditetapkan di dalam
perencanaan. Pelaksanaan sebagai fungsi manajemen kedua merupakan proses atau cara
bagaimana menerapkan hasil perencanaan/kegiatan yang telah ditetapkan secara optimal.
Di dalam fungsi pelaksanaan sudah termasuk fungsi persiapan untuk
pelaksanaan/pengorganisasian yaitu usaha untuk merancang organisasi yang tepat untuk
mencapai tujuan, penentuan lingkup dan rincian jenis kerja/kegiatan, mengelompokkan,
mengatur dan pembagian kerja/tugas-tugas dan tata kerja/mekanismenya.Unsur-unsur dalam
pengorganisasian adalah :
a. Lingkup dan rincian kerja/kegiatan.
b. Pembagian kerja/kegiatan, tugas-tugas, staffing, dan koordinasinya.
c. Penentuan hubungan dan mekanisme kerja serta tata kerjanya.
d. Penentuan struktur organisasi.
Setelah proses pengorganisasian siap, maka selanjutnya fungsi pelaksanaan yang lain
adalah proses menggerakkan orang/bagian/kelompok dari organi- sasi secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Unsur-unsur actuating (menggerakkan) antara lain :
a. Kepemimpinan,
b. Komunikasi,
c. Motivasi dan penghargaan,
d. Instruksi,
e. Pengembangan staf dan organisasi,
f. Penumbuhan partisipasi,
g. Perbaikan proses/cara,dari hasil pengendalian (metode).
Masing-masing unsur penggerakan ( actuating) di atas mempunyai metode dan
cara tersendiri, yang intinya agar pelaksanaan kegiatan/kerja/tugas-tugas dapat
mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
3. Pengendalian
Pengendalian adalah proses/usaha yang sistematis dalam penetapan standar
pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, sistem informasi, umpan balik, membandingkan
pelaksanaan nyata dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangannya, serta melakukan koreksi perbaikan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien.
Kegiatan pengendalian sangat erat hubungannya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya
(perencanaan dan pelaksanaan), karena pada kegiatan pengendalian ini dilihat apakah tujuan/
kegiatan yang direncanakan dapat/telah dicapai dalam pelaksanaan secara riil.
Kegiatan pengendalian mencakup : pengarahan, monitoring, evaluasi, dan koreksi. Beberapa
pendapat para ahli berikut ini.
- Pengendalian adalah suatu usaha guna memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan
sesuai dengan aktivitas yang direncanakan (Agus Mulyono, 1996 : 153). Apabila terjadi
penyimpangan, maka perlu diketahui dimana terjadinya penyimpangan itu dan
bagaimana tindakan yang diperlukan untuk mengatasi penyimpangan tersebut.
- Menurut Robert J. Mocker, Pengendalian adalah usaha yang sistematis dalam
menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem
informasi, membandingkan pelaksanaan dari standar, kemudian mengambil tindakan
pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai sasaran (Iman Soeharto, 1997 : 117)
A. Fungsi Pengendalian
Adapun fungsi/tujuan Pengendalian adalah sebagai berikut :

1. Selama pekerjaan berjalan, pengendalian digunakan sebagai penjaga atau


pengaman. Dalam hal ini kinerja berguna untuk keperluan koreksi pelaksanaan
operasional sehingga sasaran tidak menyimpang dari rencana
2. Setelah pekerjaan selesai pengendalian dapat dipakai sebagai alat pengukur
3. Menjamin tercapainya sasaran dengan tepat waktu dan tepat biaya dan sesuai
dengan mutu yang direncanakan
B. Tujuan Pengendalian
Tujuan pengendalian adalah untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian
atau tingkat penyelesaian dari kegiatan itu dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan (sasaran). Di samping itu, pengendalian juga bertujuan untuk mengetahui dan
membandingkan hasil yang didapatkan apakah mengalami keuntungan atau kerugian.
Selain itu, konsep kinerja juga dapat digunakan sebagai pemantau efektifitas dari
perencanaan, pengorganisasian dan kepemimpinan serta pengambilan tindakan perbaikan
pada saat dibutuhkan
Dari uraian di atas, jelas bahwa pengendalian tidak akan dapat dilaksanakan
apabila tidak atau belum ada penentuan tujuan yang akan dicapai sehingga harus terdapat
tujuan yang jelas. Penentuan tujuan ini dilaksanakan dalam kegiatan perencanaan
sehingga pengendalian membutuhkan perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya.
Semakin rinci, jelas dan lengkap suatu rencana dan struktur organisasi yang ada, maka
semakin besar pula keefektifitasan kinerja.

C. Proses Pengendalian
Proses Pengendalian yang tepat dimulai dengan perencanaan, melaku kan apa yang telah
direncanakan, memeriksa hasil dan kemudian melakukan tindakan koreksi bila diperlukan.
Proses ini menunjukkan 4 tahapan yang berkesinambungan yaitu rencanakan kerjakan
periksa ambil tindakan (Plan Do Check Action/PDCA). Proses pengendalian
dengan sistem PDCA meliputi beberapa tahapan proses sebagai berikut:
1.Merencanakan atau Plan

Merencanakan berarti memiliki dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang


akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Ini berarti langkah pertama adalah
menentukan sasaran yang hendak dicapai, termasuk hasil atau tujuan yang diharapkan.
Kemudian menyusul urutan langkah kegiatan atau mendefinisikan langkah kerja dan
selanjutnya menetapkan standard an kriteria atau spesifikasi.

2. Mengerjakan atau Do
Setelah terbentuk rencana yang bagus, kemudian mengerjakan yang telah
direncanakan yaitu mengikuti atau melaksanakan rencana itu.

3. Memeriksa atau Check


Setelah tahap mengerjakan, perlu untuk memeriksa apakah segala sesuatu berjalan
menurut rencana atau apakah harapan terpenuhi. Dalam tahap ini dilakukan
pengumpulan data dan informasi untuk memberikan keterangan yang tepat, cepat dan
akurat dalam proses pengendalian proyek. Data dan informasi diolah untuk dipakai
dalam pengambilan keputusan kemudian diadakan pelaporan dan pemeriksaan data dan
informasi hasil pekerjaan. Selanjutnya dianalisis & membandingkan dgn standard
kriteria yg ditentukan, hasilnya digunakan sebagai dasar tindakan pembetulan.
4. Pengambilan Tindakan atau Action
Dalam tahap ini kita mencoba mencari jalan keluar untuk mengambil langkah langkah
tindakan koreksi terhadap terjadinya penyimpanan setelah dilakukan tahap pemeriksaan.
Teknik CPM dan PERT

A. CPM ( Critical Path Method )

1. Pengertian CPM

T. Hani Handoko (1993 : 401) mengemukakan bahwa CPM adalah suatu metode yang
dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran
biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan biaya
seminimal mungkin.

CPM adalah suatumetode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan


sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip
pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara
sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM
merupakan fasilitas analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek
melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.

Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat pada CPM, sama dengan yang digunakan
pada PERT. Perbedaan yang terlihat adalah bahwa PERT menggunakanactivity oriented,
sedangkan dalam CPM menggunakan event oriented. Pada activity oriented anak panah
menunjukkan activity atau pekerjaan dengan beberapa keterangan aktivitasnya, sedang event
oriented pada peristiwalah yang merupakan pokok perhatian dari suatu aktivitas.

B. PERT ( Program Evaluation Review Technique )

1. Pengertian PERT

PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan,
mengatur dan mengkoordinasikan bagian-bagian pekerjaan yang ada di dalam suatu proyek.
PERT yang memiliki kepanjangan Program Evaluation Review Technique adalah suatu
metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk
mengatur program misil. Sedangkan terdapat metodologi yang sama pada waktu bersamaan
dikembangkan oleh sektor swasta yang dinamakan CPM atau Critical Path Method. PERT
pada awalnya didesain untuk industri yang menghasilkan produk tidak standar dan
mengalami perubahan teknologi yang cepat sekali, seperti industri pertahanan dan ruang
angkasa, sehingga masalah ketidakpastian dalam penyelesaian. (Siswanto, 2007) analisis
jaringan kegiatan, dan peristiwa atau disingkat analisis jaringan kerja adalah istilah umum
yang meliputi berbagai metode perencanaan proyek diantaranya, yang paling terkenal adalah
PERT dua sistem ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk proyek-proyek skala besar
dalam bidang pertahanan (E. Jasifi, 1994).

T. Hari Handoko (1993, 401) mengemukakan bahwa PERT adalah suatu metode analisis yang
dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang
kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk
menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara
tepat waktu dan biaya.

Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan
ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang
merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh (milestone). Titik-titik tersebut
dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu
pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari vaktor atau garis menunjukkan suatu urutan
pekerjaan.

Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga
sebagai pekerjaan paralel (parelel task atau concurrent task). Selain itu terdapat juga sebuah
aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengandummy activities. Dari
sebuah diagram PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau
aktivitas yang harus dilakukan sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan
aktivitas lain, dan jumlah pekerja yang dibutuhkan.

2. Langkah-langkah dalam Melakukan Perencanaan dengan PERT

Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah, yaitu :

1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone)

Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih
aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel
agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan
durasi.

2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan

Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan
urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan.

3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram)

Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat.
Diagram akan menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan (serial)
atau secara bersamaan (paralel). Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan
dengan simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.

4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas

Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari,
minggu, bulan dan tahun.

5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path)


Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan
pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis
terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Dalam setiap
urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat membantu dalam menetapkan
jalur kritis, yaitu :

ES Early Start

EF Early Finish

LS Latest Start

LF Latest Finish

Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur
kritis sesuai dengan diagram.

6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek

Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan
diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin
bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.

3. Karakteristik PERT

Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik dasar
PERT, yaitu sebuah jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam
jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.

Ciri-ciri jalur kritis adalah :

Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.

Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan
mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.

Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis

4. Manfaat PERT

Adapun manfaat dari pelaksanaan PERT ini, antara lain :

1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek.

2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik
untuk kelancaran proyek.

4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.

5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.

C. Perbedaan dan Keterbatasn CPM dan PERT

Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut :

1. PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas
yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah
diketahui oleh evaluator.

2. Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta
terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu
waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.

3. Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya
proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.

4. Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan
pada CPM tanda panah adalah kegiatan.

Adapun yang menjadi keterbatas PERT dan CPM adalah :

1. Kegiatan harus jelas dan hubungan harus bebas dan stabil.

2. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama.

3. Perkiraan waktu cenderung subyektif dan tergantung manajer.

4. Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur kritis, maka
yang nyaris kritis perlu diawasi.

Anda mungkin juga menyukai