Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL

DISUSUN OLEH :

KEKE MEITRI PANGESTIKA 3115150055

CHRISTINE ELLIANA 3115150799

IRMA RACHMAH HIDAYAH 3115150766

FERDY 3115150613

MARIO AGUNG

HARYANTO ADI N

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2017
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik

dan Hidayahnya sehingga kami (kelompok 1) dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam

bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah

satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari lebih lanjut tentang ilmu

sosial budaya dasar.

Ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang memberi dorongan, ketulusan, dan

keihlasan. Makalah ini, kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki

sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 21 Maret 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang satu
dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin
merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal
ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya
masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar
akan keindividualitasannya.

Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam
mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi
membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada
manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia
hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.

Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki fungsi
masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk individu
manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya
sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan
kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal
tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing
tersebut. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menginspirasi pembaca.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial?
2. Apa jenis-jenis kepribadian mahluk individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi manusia
sebagai mahluk invidu dan mahluk sosial.

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:

1. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.


2. InteraKsi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
3. Memenuhi tugas Ilmu Sosial Dan Budaya
BAB II
PEMBAHASAN

C. Konsepsi Manusia Sebagai Mahluk Individu

Secara etimologi kata individu berasal dari Bahasa Inggris. Pada konteks ini berasal dari kata
in dan devided. In dalam Bahasa nggris mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya
terbagi. Jadi,Individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan.
Kata individu berasal dari bahasa latin, individium yang berarti sesuatu yang tidak dapat
dibagi-bagi atau satu kesatuan,jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan
suatu kesatuan yang paling kecil atau terbatas, sebagai manusia perseorangan sehingga sering
digunakan sebagai sebutan orang, seorang, maupun manusia perseorangan.
Sebagai mahluk individu, manusia adalah salah satu mahluk ciptaan tuhan yang memiliki
unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa). Unsur-unsur tersebut tidak dapat dipisahkan dan menjadi
pembentuk individu. Apabila unsur-unsur tersebut tidak menyatu lagi, maka seseorang tidak lagi
dikatakan sebagai makhluk individu. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tertentu, tidak
ada manusia yang sama persis di dunia ini bahkan orang-orang yang kembar identik pun memiliki
sifat yang berbeda-beda.
Manusia sebagai makhluk individu adalah perpaduan dari dua buah faktor, yaitu faktor
fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa oleh manusia dari orang tuanya, atau
disebut juga dengan faktor keturunan. Faktor ini dibawa oleh manusia sejak dia dilahirkan di bumi
ini. Faktor ini mempengaruhi sifat fisik manusia seperti, warna kulit, tinggi badan, bentuk rambut,
dan lain-lain, dan juga sifat psikis, seperti pendiam, aktif, dan lain-lain.
Sementara itu, faktor fenotip adalah faktor pembentuk individu yang berasal dari lingkungan.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa lingkungan bisa mempengaruhi karakter manusia. Meskipun
sesungguhnya sikap dasar sudah terbentuk melalui faktor genotip, tetapi lingkunganlah yang
menentukan apakah sifat-sifat tersebut dapat berkembang atau tidak. Kedua faktor tersebut saling
berinterkasi dan membentuk karakteristik yang khas dari seorang individu yang disebut dengan
kepribadian.
Menurut teori psikoanalitik sigmund freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur
kepribadian itu dikenal sebagai id, ego dan superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku
manusia yang kompleks.
1. Id
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Aspek kepribadian
sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut freud, id adalah
sumber segala energi psikis yang digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur
kepribadian lainnya, sehingga id menjadi komponen utama kepribadian.
Id didorong oleh prinsip kesenangan (pleasure principle), yang berusaha untuk
kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak
puas langsung, hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan.
Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera
untuk makan atau minum. Id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu memastikan
bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia akan menangis
sampai tuntutan id terpenuhi.
Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan
dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Jika kita diperintah seluruhnya
oleh prinsip kesenangan, kita mungkin menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita
inginkan dari tangan orang lain untuk memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku semacam
ini akan baik mengganggu dan sosial tidak dapat diterima.
2. Ego
Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani
dengan realitas. Menurut freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan
dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di
pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.
Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas (reality principle), yang berusaha untuk
memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip
realitas beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk
bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat dipenuhi
melalui proses menunda kepuasan ego pada akhirnya akan memungkinkan perilaku, tetapi
hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.
Ego adalah eksekutif atau pelaksana dari kepribadian, yang memiliki dua tugas
utama,yaitu:
a. Memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting mana yang akan
dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan.
b. Menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya
peluang yang resikonya minimal.
Ego sesungguhnya bekerja untuk memuaskan id, karena itu ego yang tidak memiliki
energi sendiri akan memperoleh energi dari id.
3. Super ego
Super ego adalah kekuatan moral dan etik dari kepribadian, yang beroperasi
memakai prinsip idealistik (idealistic principle) sebagai lawan dari prinsip kesenangan dari
id dan prinsip realistik dari ego. Super ego berkembang dari ego, dan seperti ego, ia tak
punya sumber energinya sendiri. Super ego berbeda dari ego dalam satu hal penting, super
ego tak punya kontak dengan dunia luar sehingga tuntutan super ego akan kesempurnaan
pun menjadi tidak realistis.
Prinsip idealistik mempunyai dua sub prinsip yakni suara hati (conscience) atau hati
nurani dan ego ideal. Freud tidak membedakan prinsip ini secara jelas tetapi secara umum,
hati nurani lahir dari pengalaman-pengalaman mendapatkan hukuman atas perilaku yang
tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan, sedangkan
ego ideal berkembang dari pengalaman mendapatkan imbalan atas perilaku yang tepat dan
mengarahkan kita pada hal-hal yang sebaiknya dilakukan.
Super ego bersifat nonrasional dalam menuntut kesempurnaan, menghukum dengan
keras kesalahan ego, baik yang telah dilakukan maupun baru dalam fikiran. Ada tiga fungsi
super ego:
a. Mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan moralistik,
b. Merintangi impuls id terutama impuls seksual dan agresif yang bertentangan dengan
standar nilai masyarakat,
c. Mengejar kesempurnaan.

Menurut freud, super ego manusia sudah mulai terbentuk ketika berumur 5-6 tahun, dan
perkembangan super ego tersebut berlangsung secara terus-menerus selama manusia hidup. Hati
nurani yang terdapat di super ego sangat berpengaruh dalam kepribadian manusia. Bila hati nurani
tajam maka ia akan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekeliling
lingkungannya.
Hati nurani juga mencerminkan tindakan atau tingkah laku manusia. Jika hati nurani
seseorang baik, maka segala tingkah lakunya juga akan baik, tetapi sebaliknya jika hati nurani
seseorang tidak baik, maka secara otomatis tingkah laku atau tindakannya, bahkan kepribadiannya
akan menjadi tidak baik.
Jika super ego mempengaruhi ego dan id maka tingkah laku atau kepribadian manusia akan
menjadi baik, tetapi sebaliknya jika ego dan id yang mempengaruhi super ego maka tingkah laku
atau kepribadian manusia bisa menjadi tidak baik. Di dalam dunia ada dua jalan yaitu jalan baik atau
jalan buruk dan manusia itu sendirilah yang menentukannya. Dan setiap keputusan yang diambil
manusia memiliki resiko dan konsekuensi yang harus dipertangungjawabkan. Menurut Prof. Abdul
Kadir Muhammad ada 5 tipe tanggung jawab yaitu:
a. Tanggung jawab kepada diri sendiri
b. Tanggung jawab kepada keluarga
c. Tanggung jawab kepada sesama manusia
d. Tanggung jawab kepada lingkungan
e. Tanggung jawab kepada Tuhan
Mayor Polak menjelaskan bahwa kepribadian adalah keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran, dan
tidakan baik biologis maupun psikologis ,yang dimiliki oleh seseorang dan berhubungan dengan
peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya
(Polak dalam Efendi,dkk,2011:30). Menurut Nursid Suriatmaja, kepribadian adalah keseluruhan
perilaku individu yang merupakan hasil interaksi potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis)
yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada tindakan dan
perbuatan serta reaksi mental psikologisnya. Adapun definisi lain yang dicetuskan oleh Allport,
kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari system sistem psiko
fisik yang menentukan cara menyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu terhadap
lingkungannya (Allport dalam Sarwono,1983:79).

Pada zaman Yunani kuno Hippocrates (460-375M) adalah seorang filsuf Yunani Kuno. Dia
membedakan kepribadian menjadi empat yaitu sanguin, koleris, melankolis, dan plegmatis.
Perbedaan tersebut didasarkan pemikiran Hippocrates akan unsur. Dia mengatakan bahwa alam
semesta ini terdiri dari empat unsur dasar yaitu tanah, air, udara, dan api dengan sifat kering, basah,
dingin, dan panas. Berikut adalah penjelasan kepribadian manusia menurut Hippocrates:
1. Sanguinis
Sanguinis adalah kepribadian manusia dengan sifat suka bicara, sangat mudah bergaul, suka
mengikuti trend, suka membesar-besarkan suatu hal, suara atau tawa yang kadang berlebihan,
mudah mengikuti suatu kelompok, sering terlambat, pelupa, sedikit kekanak-kanakan, egois,
dan susah konsentrasi. Biasanya orang yang bertipe sanguin akan terlihat mencolok
dibandingkan anggota kelompok yang lain, meskipun ia bukan pemimpin kelompok tersebut.
Kekuatan :
Suka bicara.
Suka mengikuti trend.
Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif.
Antusias dan ekspresif.
Ceria dan penuh rasa ingin tahu.
Hidup di masa sekarang.
Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan).
Berhati tulus dan kekanak-kanakan.
Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara).
Umumnya hebat di permukaan.
Mudah berteman dan menyukai orang lain.
Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian.
Menyenangkan dan dicemburui orang lain.
Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam).
Mengambil inisiatif/menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan.
Menyukai hal-hal yang spontan.
Kelemahan :
Suara dan tertawa yang keras (bahkan terlalu keras).
Membesar-besarkan suatu hal / kejadian.
Susah untuk diam.
Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka ikutan
Genk).
Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele.
RKP (Rentang Konsentrasi Pendek) alias pelupa.
Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias).
Mudah berubah-ubah.
Susah datang tepat waktu jam kantor.
Prioritas kegiatan kacau.
Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas.
Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya.
Egoistis alias suka mementingkan diri sendiri.
Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama.
Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".
2. Kholerik
Kholerik adalah kepribadian manusia dengan sifat suka mempimpin, bisa membuat
keputusan, dinamis, berkemaian keras, keras kepala, tidak sabaran, mudah emosi, suka
pertentangan, bekerja keras, suka kebebasan, sulit mengalah, suka memerintah, produktif,
suka kerja efisien, dan memiliki visi ke depan yang bagus. Orang yang berkepribadian koleris
akan menjadi pemimpin dalam kelompoknya. Jika misalnya dalam kelompok tersebut sudah
ada pemimpin, maka dia akan berani menentang pemimpin tersebut atau pergi membuat
kelompok baru.
Kekuatan :
Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif.
Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan.
Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target.
Bebas dan mandiri.
Berani menghadapi tantangan dan masalah.
"Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat.
Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas.
Membuat dan menentukan tujuan.
Terdorong oleh tantangan dan tantangan.
Tidak begitu perlu teman.
Mau memimpin dan mengorganisasi.
Biasanya benar dan punya visi ke depan.
Unggul dalam keadaan darurat.
Kelemahan :
Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis).
Senang memerintah.
Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai.
Menyukai kontroversi dan pertengkaran.
Terlalu kaku dan kuat/keras.
Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik.
Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci.
Sering membuat keputusan tergesa-gesa.
Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain.
Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan.
Workaholics (cinta mati dengan pekerjaan).
Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf.
Mungkin selalu benar tetapi tidak populer.
3. Melankolis
Melankolis adalah kepribadian manusia dengan sifat analitis, sensitif, mau mengorbankan
diri, pendendam, selalu melihat masalah dari sisi negatif, kurang bisa bergaul (bersosialisasi),
tidak suka perhatian, hemat, perfeksionis, artistik, serius, sangat memperhatikan orang lain,
kurang mampu menyatakan pendapat, dan lebih fokus pada cara dibandingkan tujuan.
Internet adalah anugerah baginya, karena dari sanalah dia bisa mengatakan semua hal secara
bebas (meskipun kadang kelewatan). Biasanya orang-orang seperti ini akan menjadi
entrepreneur yang hebat.
Kekuatan :
Analitis, mendalam, dan penuh pikiran.
Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal.
Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis).
Sensitif.
Mau mengorbankan diri dan idealis.
Standar tinggi dan perfeksionis.
Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi).
Hemat.
Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif).
Kalau sudah mulai, dituntaskan.
Berteman dengan hati-hati.
Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi.
Sangat memperhatikan orang lain.
Kelemahan :
Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan).
Mengingat yang negatif & pendendam.
Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah.
Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan.
Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah.
Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan.
Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan.
Hidup berdasarkan definisi.
Sulit bersosialisasi (cenderung pilih-pilih).
Suka mengkritik, tetapi sensitif terhadap kritik atau yang menentang dirinya.
Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang).
Rasa curiga yang besar (skeptis terhadap pujian).
Memerlukan persetujuan.
4. Fragmatis
Fragmatis adalah kepribadian manusia dengan sifat mudah bergaul, penyabar, selalu berusaha
mencari jalan pintas, simpatik, sangat suka keteraturan, memiliki selera humor yang tinggi
namun sarkatik (bersifat mengejek/menyinggung), kurang antusias pada hal baru, suka
menunda, tidak suka dipaksa, lebih suka menonton daripada ikut terlibat, dan keras kepala.
Orang dengan kepribadian seperti ini seringkali disalahartikan sebagai psikopat.
Kekuatan :
Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh.
Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik.
Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana.
Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi).
Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi.
Penengah masalah yg baik.
Cenderung berusaha menemukan cara termudah.
Baik di bawah tekanan.
Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan.
Rasa humor yang tajam.
Senang melihat dan mengawasi.
Rasa empati dan peduli.
Mudah diajak rukun dan damai.
Kelemahan :
Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru.
Takut dan khawatir.
Menghindari konflik dan tanggung jawab.
Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar).
Terlalu pemalu dan pendiam.
Humor kering dan mengejek (Sarkatis).
Kurang berorientasi pada tujuan.
Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri.
Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat.
Tidak senang didesak-desak.
Menunda-nunda / menggantungkan masalah.
Enneagram adalah salah satu jenis psikotes yang banyak digunakan. Enneagram
dikembangkan oleh Oscar Ichazo dan Claudio Naranjo pada tahun 1950-an. Berikut adalah
sembilan kepribadian manusia menurut enneagram.
1. Reformer (Perfeksionis)
Orang yang berkepribadian reformer memiliki sifat yang sangat rasional dan sangat
idealis. Sangat suka akan keteraturan dan cenderung taat pada aturan. Dia memiliki
jiwa yang kuat untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Dia sangat
ingin merubah dan memperbaiki pola-pola yang salah dalam orang lain. Terkadang
bahkan terlalu kritis dan terlalu perfeksionis. Biasanya bekerja dalam bidang
pendidikan atau pemerintahan.
2. Giver / Helper (Penolong)
Orang yang berkepribadian giver memiliki sifat yang sangat peduli kepada sesama,
berhati lembut, tulus ikhlas, dan empati kepada orang lain. Dia rela mengorbankan
waktu bahkan hartanya untuk membantu orang lain. Biasanya dia justru malu untuk
mengatakan kebutuhannya atau meminta tolong kepada orang lain meskipun sudah
pernah ia tolong. Terkadang bahkan terlalu sentimentil (membawa perasaan). Biasanya
orang yang seperti ini datang dari golongan mapan atau bahkan relawan.
3. Achiever / Motivator / Performer
Orang yang berkepribadian achiever selalu berorientasi pada prestasi. Biasanya
memiliki sifat energik, bersemangat, percaya diri, punya ambisi untuk maju, dan
memikirkan orang lain yang memikirkannya. Bahkan terkadang gila kerja dan sangat
pantang menyerah. Walaupun gagal, dia mencobanya lagi dan lagi sampai berhasil.
Biasanya orang yang berkepribadian seperti ini cocok menjadi pengusaha atau atlet.
4. Romantic / Artist / Individualist
Orang yang berkepribadian romantic memiliki sifat sensitif, kreatif, mampu
mengekspresikan diri, penyendiri, dan memiliki jiwa seni yang tinggi. Bahkan
terkadang menjadi sangat penyendiri dan tertutup dengan siapapun. Dia kurang nyaman
saatu bertemu dengan orang lain. Orang yang bertipe seperti ini biasanya cocok
menjadi seniman.
5. Observer / Thinker / Investigator
Orang yang berkepribadian observer memiliki sifat sangat penasaran, mampu
berkonsentrasi bahkan dengan hal yang sangat rumit, memiliki cara pandang yang
berbeda, mandiri, inovatif, dan inventif (mampu menciptakan sesuatu. Secara fisik, ia
memiliki otak cerebral yang kuat. Dia bahkan terkadang terlalu asik dengan konsep dan
gagasannya sendiri juga seringkali suka menyendiri. Orang yang berkepribadian seperti
ini cocok menjadi investigator (detektif) atau penemu.
6. Loyalist / Pessimist
Orang yang berkepribadian loyalist memiliki sifat sangat bertanggungjawab, pekerja
keras, lebih suka mencari aman, kurang inovatif, kurang percaya diri, tidak bisa
mengambil keputusan, dan pesimis. Terkadang bahkan terlalu pesimis dan takut akan
perubahan. Orang seperti ini biasanya takut berinovasi sehingga lebih cocok bekerja di
sektor formal atau menjadi asisten.
7. Generalist / Optimist / Adventure
Orang yang berkepribadian generalist memiliki sifat bersemangat, terbuka, suka
kesibukan, berjiwa spontan, selalu optimis, sangat suka hal baru, dan memiliki
kepercayaan diri yang tinggi. Namun ia terkadang kurang disiplin, kurang bersabar, dan
kurang fokus. Orang yang berkepribadian generalis cocok menjadi petualang,
fotografer, atau menjadi pembawa acara petualangan.
8. Challenger / Leader / Boss / Protector / Intimidator
Orang yang berkrepribadian challenger memiliki sifat suka memimpin, berani
menghadapi tantangan, melindungi pengikutnya, suka memerintah, bicara langsung ke
inti, percaya diri, dan dominan. Terkadang dia bahkan menjadi terlalu egois, terlalu
mendominasi, merasa harus mengendalikan semuanya, dan temperamen (mudah
marah/emosi). Orang yang berkepribadian challenger cocok menjadi pemimpin,
manajer/CEO, atau perwira.
9. Peacemaker / Mediator / Accomodator
Orang yang berkepribadian peacemaker memiliki sifat suka melerai, suka perdamaian,
penyabar, menghindari konflik, tidak suka berselisih, bisa mempercayai orang lain,
easygoing, dan toleran. Orangnya juga cukup kreatif dan optimis. Namun ia juga
terkadang keras kepala.

Carl Jung adalah seorang dokter psikologi dari Swiss. Dia membedakan kepribadian manusia
menjadi tiga yaitu introvert, ambivert, dan ekstrovert. Namun, diantara ketiga kepribadian tersebut,
hanya dua yang populer yaitu introvert dan ekstrovert. Berikut adalah kepribadian manusia menurut
Carl Jung:

1. Introvert
Introvert adalah kepribadian yang cenderung berfokus pada dunia di dalam pikiran manusia.
Orang introvert hanya bersenang-senang dengan dunianya sendiri dan tertutup dengan orang
lain. Lebih suka berpikir kritis, namun tidak pernah menyuarakan pikirannya tersebut. Sifat
yang dimiliki kepribadian introvert adalah penyendiri, pemalu, suka berpikir, lebih suka
bekerja/melakukan sesuatu sendirian, suka berimajinasi, susah bergaul, dan jarang bercerita.
Orang introvert lebih suka berinteraksi hanya dengan satu orang. Ketika ada satu orang lagi
datang, dia diam dan mereka berdua tetap berbicara. Meski begitu, mereka biasanya sangat
aktif di internet. Internet seolah menjadi anugerah bagi introvert. Orang introvert biasanya
akan menjadi entrepreneur yang hebat atau bahkan bisa menjadi inovator.
Berikut ini ciri-ciri dan penjelasan seseorang dengan kepribadian introvert:
a. Pendiam dan suka menyendiri
b. Tidak menyukai pembicaraan yang ringan
c. Tidak menyukai dering handphone
d. Tidak langsung membalas pesan dari seseorang
e. Merasa keramaian membuatnya gila
f. Lebih nyaman untuk pergi dengan sedikit orang
g. Suka mengamati keadaan sekitar dengan sangat cermat
h. Cenderung suka menulis
i. Cukup ahli dalam menebak karakter orang
j. Banyak berpikir sebelum berbicara
2. Ekstrovert
Ekstrovert adalah kepribadian yang berfokus dengan dunia luar. Kepribadian ini tentu
berlawanan dengan introvert yang cenderung tertutup. Orang berkepribadian ekstrovert
sangat mudah berkomunikasi dengan orang lain dan mudah pula untuk bergaul. Tindakannya
lebih banyak daripada berpikir. Dia juga lebih suka keramaian ketimbang tempat yang sunyi.
Sifat yang dimiliki antara lain aktif, percaya diri (bahkan berlebihan), suka bekerja
kelompok, supel (gampang bergaul), senang beraktifitas, lebih suka bercerita daripada
diceritakan, dan bertindak dulu baru berpikir.
Berikut ini ciri-ciri dan penjelasan seseorang dengan kepribadian extrovert:
a. Selalu antusias dan semangat
b. Senang berinteraksi dan bersosialisasi
c. Mudah dalam bergaul
d. Cenderung spontan dalam bertindak / berbicara
e. Pandai mencairkan suasana
f. Menyukai popularitas dan senang menjadi pusat perhatian
g. Senang jadi pembicara daripada pendengar
h. Selalu tampil percaya diri
i. Terkesan sigap dan tegas
j. Senang bekerja kelompok dan tidak suka kesendirian
3. Ambivert
Ambivert adalah kepribadian yang berada diantara introvert dan ekstrovert. Maksudnya
adalah, orang itu bisa menjadi ekstrovert dan bisa juga berubah menjadi introvert. Sehingga
orang tersebut lebih fleksibel dalam beraktifitas jika kepribadiannya ini bisa ia kelola dengan
baik. Dia juga mampu berkomunikasi baik dengan orang introvert maupun ekstrovert. Ada
juga yang sering mengatakan bahwa orang ambivert adalah orang yang memiliki kepribadian
ganda.
Berikut ini ciri-ciri dan penjelasan seseorang dengan kepribadian ambivert:
a. Nyaman berada di tengah kerumunan
b. Tidak nyaman bila terlalu lama menyendiri
c. Kepribadian berubah tergantung lawan bicara
d. Terkadang tertarik percakapan mendalam dan spesifik
e. Tidak selalu diam
f. Sulit memilih rencana akhir pekan
g. Bisa menyesuaikan diri
h. Bisa mengerjakan proyek kelompok atau individu
i. Seorang yang berpotensi sebagai pemimpin

Dari beberapa pengertian definisi kepribadian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembentukan kepribadian seseorang banyak faktor yang mempengaruhinya,sehingga oleh pakar
pendidikan mengatakan bahwa kepribadian seseorang individu dipengaruhi oleh beberapa
faktor,yaitu:

Faktor Keluarga 50%


Sekolah 25%
Masyarakat 25%

Tenyata kepribadian seseorang paling dominan dipengaruhi oleh lingkungan keluarga karena
madrasah pertama dan utama adalah keluarga, sehingga apa yang diberikan keluarga terhadap
seorang anak (individu) akan memberikan akibat terhadap perkembangan fisik maupun psikis.
Dalam memenuhi hakikat individualitasnya, manusia akan selalu berusaha mengembangkan
kemampuan-kemampuan pribadinya baik jasmani maupun rohani , seperti kemampuan bertahan
hidup, berkomunikasi, dan lain sebagainya.
Manusia sebagai makhluk individu dibekali dengan akal, pikiran, dan emosi. Kemampuan
tersebutlah yang membuat manusia menjadi makhluk monodualis, makhluk yang bertanggung jawab
terhadap dirinya sendiri.
D. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk individu tidak akan mampu hidup sendiri, dia harus dan mutlak
hidup secara sosial dengan manusia lain, karena manusia sangat bergantung dengan manusia lain.
Hal seperti inilah yang menjadikan manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia secara hakiki
merupakan makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri, mulai dari lahir bahkan sampai mati[u, manusia
selalu membutuhkan dan perlu pertolongan orang lain. Tanpa bantuan orang lain, manusia tersebut
tidak akan berkembang sebagai mestinya sebagai manusia seutuhnya.

Hal ini terbukti sejak lahir bayi sangat membutuhkan pertolongan orang lain, seperti bidan
atau dokter. Bayi sama sekali tidak berdaya, ia tidak bisa mempertahankan hidupnya tanpa
pertolongan orang lain, terutamapertolongan dari orangtuanya. Bayi sangat membutuhkan
pertolongan terutama untuk memenuhi kebutuhan biologisnya seperti makan, minum dan lainnya.
Pada usia dua bulan hubungan bayi dan ibunya sudai mulai berlangsung secaara pskhis, yaitu dengan
menjawab senyum ibunya dengan tersenyum pula.

Apabila ia sudah agak besar kira-kira berumur 3 atau 4 tahun, maka ia mulai bergaul dengan
kawan sebayanya. Iapun tidaklagi hanya menerima kontak sosial itu,tetapi ia juga dapat memberikan
kontak sosial. Ia mulai mengertibahwa dalam kelompok sepermainannya terdapat aturan tertentu,
norma-norma sosial yang seharusnya ia patuhi dengan rela, guna dapat melnjutkan hubungan secara
lancar. Pada usia selanjutnya ia terikat dengan norma pergaulandengan lingkungan yang semakin
luas. Adapun norma-norma yang berlaku sebagai patokan untuk bertingkah laku dalam masyarakat
adalah :

1. Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuham yang diperuntukkan bagi umat-
Nya. Norma agama berisi perintah agar dipatuhi dan larangan agar dijauhi oleh umat beragama
tentunya sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya.
2. Norma susila atau moral, yaitu norma yang bersumber dari hati nurani manusia untuk mengajakpada
kebaikan dan menjauhi keburukan. Norma moral bertujuan agar manusia berbuat baik secara moral.
3. Norma kesopanan atau adat adalah norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku terbatas pada
lingkungan yang bersangkutan guna menciptakan keharmonisan hubungan antar sesame.
4. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi (negara) yang memberlakukannya
secara dapat dipaksakan. Norma hukum berisi perintah dan larangan yang berisisi kenegaran. Norma
hukum dimuat dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang bersifat tertulis.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu
juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada
dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan
bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, karena alasan berikut :
Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Sedangkan norma berdasarkan daya pengikatnya, norma dapat dibedakan atas empat jenis,
yaitu sebagai berikut:
1. Cara (Usage)
Jenis norma ini menunjuk pada suatu bentuk perbuatan pribadi. Norma ini jelas terlihat pada
hubungan antarindividu. Pelanggaran pada norma ini tidak menimbulkan reaksi yang besar dari
masyarakat, tetapi hanya berupa celaan.
Contoh:
1) Kebanyakan masyarakat tidak menyukai apabila ada seseorang yang sedang makan berdecap.
2) Tata cara makan kolak pisang biasanya menggunakan sendok, tetapi ada yang menggunakan
tangan. Hal ini dianggap melanggar norma.

2. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan adalah suatu perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Norma ini dapat
dilihat dengan kesukaan individu melakukan kebiasaan tersebut. Hukuman bagi pelanggar norma ini
hanya berupa teguran, cemoohan, ejekan, dan menjauhkan diri dari si pelanggar. Jika pelanggaran
norma masih kecil, mungkin dijewer telinganya, dicubit, atau dimarahi. Contoh:
1) Mencium tangan orang tua pada waktu akan pergi.
2) Memberi salam pada waktu berjalan di hadapan orang lain.
3) Antre pada waktu membeli karcis pertandingan sepak bola.
4) Menghormati orang yang lebih tua.

3. Tata Kelakuan (Mores)


Norma ini dipergunakan sebagai pengawasan baik langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat
terhadap anggotanya. Tata kelakuan memberikan batasan-batasan pada perilaku individu dan
menjaga solidaritas (kesetiakawanan) di antara anggota-anggota masyarakatnya. Pelanggaran
terhadap norma ini adalah sanksi berat. Perbedaan tata kelakuan akan ditemui pada berbagai daerah.
Hal ini terjadi karena tata kelakuan timbul dari pengalaman yang berbeda-beda dari masyarakat
tersebut.
Tata kelakuan bisa bersifat paksaan, tetapi bisa juga bersifat sebagai larangan sehingga secara
langsung dapat dijadikan sebagai alat di mana anggota masyarakat harus menyesuaikan dengan tata
kelakuan tersebut. Ungkapan "sesuai adat" digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu tindakan
dilakukan sesuai dengan nilai-nilai luhur yang seharusnya dijaga, ditaati, dan dijunjung tinggi.
Sebaliknya, ungkapan "tidak tahu adat" adalah sebuah bentuk teguran dan sanksi sosial yang keras
kepada seseorang yang dianggap telah berperilaku di luar batas kesopanan, tidak tahu cara hidup
bermasyarakat yang baik, atau bahkan tidak tahu membedakan yang benar dan yang salah.
Contoh:
Pasangan suami istri baru pada masyarakat Sunda biasanyamenumpang di rumah orang tua istri
sebelum mereka memiliki rumah tinggal sendiri. Contoh lain dari perbedaan tata kelakuan adalah
suatu masyarakat mempunyai aturan-aturan yang tegas dalam hal melarang pergaulan bebas antara
pemuda dan pemudi, sementara pada masyarakat lainnya larangan tersebut tidak tegas.

4. Adat Istiadat (Customs)


Norma ini menunjuk pada kekuatan penyatuan setiap pola perilaku masyarakat. Apabila ada anggota
masyarakat yang terbukti melanggar aturan adat, maka akan mendapatkan hukuman tergantung dari
tata aturan yang berlaku pada masyarakat tersebut. Pelanggaran yang dilakukan akan menghasilkan
sanksi yang berat dibandingkan norma-norma lainnya. Misalnya dikucilkan atau diusir dari
masyarakat tersebut.
Manusia dalam kelompok sosialnya, misalnya hidup bernegara terikat pada norma-norma
sebagai hasil interaksi dari manusi itu sendiri.ketertarikan pada norma termasuk ketertarikan untuk
menghargai adanya orang lain. Jadi, jika dalam dimensi individu muncul hak-hak dasar manusia,
maka dalam dimensi sosial ini, muncul kewajiban dasar sebagai manusia. Kewajiban dasar manusia
adalah mengahargai hak-hak dasar orang lain serta mentaatinnorma norma yang berlaku di
masyarakat. Berdasarkan hak diatas, maka manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi-
implikasi sebagai berikut :
1. Kesadaran akan ketidakberdayaan manusia bila seorang diri
2. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksu dengan orang lain.
3. Penghargaan akan hak-hak orang lain.
4. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.
Keberadaanya sebagai makhluk sosial, menjadikan manusia melakukan peran-peran sebagai
berikut : (Herimanto dan Winarno, 2012;49-51)
a. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok.
b. Membentuk kelompok-kelompok sosial.
c. Menciptakan norma-norma sosial sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok,
Plato mengemukakan bahwa manusia tidak hanya dilihat dalam kehidupan pribadinya, tetapi
dalam kehidupan sosial dan kehidupan politiknya. Sedanglan, Aristoteles manusia adalah individu
yang dipahami sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yang memiliki tiga aspek aspek yang melekat pada
dirinya, yaitu:
a. Aspek organic jasmani
b. Aspek psikologis rohani
c. Aspek sosial kebersamaan
Ketiga aspek tersebut berfungsi secara terintegrasi dan seimbang anatara satu sama lain.
Kehidupan manusia tidakakan terlepasdari pengaruh orang lain. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Bouman, bahwa manusia itu baru menjadi manusia, setelah hidup bersama dengan manusia
lainnya (Bouman dalam Kahar, 1993:23). Kehidupan bersama bersama dengan manusia lainnya,
misalnya berkeluarga, bermasyarakat, paling tidak harus memahami hak dan dan kewajiban baik
sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial, bahkan juga sebagai makhluk Tuhan.
Perlu diketahui bahwa terjadinya kekacauan dalam masyarakat , salah satu penyebabnya
merupakan akibat dari tidak tahunya seorang manusia tentang hak dan kewajiban. Dalam hal ini,
setiap manusia harus mengetahui dan sekaligus harus juga menyadari hak dan kewajiban sebagai
makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial jauh lebih dari utama dan leih penting lagi hak
dan kewajiban manusia itu sebagai makhluk Tuhan.
Oleh sebab itu, agar tidak terjadi kekacauan dalam masyarakat atau bangsa sangat perlu
memahami tentang hak dan kewajiban, apapun kedudukannya, sebagai pejabat atau penguasa,
sebagai guru atau dosen, sebagai orang tua , ayah atau ibu, pokoknya setiap manusia harus memiliki
kesadaran tentang hak dan kewajiban. Pada dasarnya manusia bersifat dinamis, sehingga banyak
kebutuham yang ingin dicapai, seperti yang dikemukakan oleh Abraham Maslow:

1. Kebutuhan fisiologis (physiological)


Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan
makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia
yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau
dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan
fisiologisnya itu terpuaskan.
2. Kebutuhan akan rasa aman (safety)
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut
Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini
diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari
daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan
bencana alam. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini
tidak bisa terpenuhi secara total.Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-
ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain.
3. Kebutuhan sosial (social needs)
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah
kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi
dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat
pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem)
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar
kebutuhan akan penghargaan. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua
kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih
tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain,
kebutuhanakan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan,perhatian, reputasi, apresiasi, martabat,
bahkan dominasi.Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan,
keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.Sekali manusia dapat
memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri,
kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization)
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri. Kebutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan
keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi.Maslow melukiskan kebutuhan ini
sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja
menurut kemampuannya.

Menurut Maslow, kebutuhan manusia pertama-tama diawali kebutuhan fisiologi atau paling
mendesak, kemudian secara bertahap beralih ke kebutuhan tingkat diatasnya samapi tingkatan
tertinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Ia menjelaskan bahwa kita tidak dapat memenuhi
kebutuhan kita yang lebih tinggi kalua kebutuhanyang lebih rendah belum terpenuhi. Itu berarti
kebutuhan kebutuhan sebelumnya. Jadi, kebutuhan manusia bertingkat dan membentuk hierarki
(Herimanto dan Winarno,2012:21).
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu berhubungan
dengan manusia lainnya. Dalam hal ini hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia
dengan kelompok, inilah yang disebut interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan faktor pertama dan
utama dalam kehidupan sosial, yang merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Karena tanpa
interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama, apalagi manusia sebagai makhluk sosial,
yang menyebabkan umumnya manusia menjadi selalu bersifat dinamis.
Apabila dua orang bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam
situasi persahabatan ataupun permusuhan bisa dengan tutur kata, jabat tangan, Bahasa isyarat atau
tanpa kontak fisik. Bahkan hanya dengan bau keringat sudah terjadi interaksi sosial, karena telah
mengubah perasaan atau saraf orang yang bersangkutan untuk menentukan tindakan. Interaksi sosial
hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Interaksi
sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubunganyang langsung dengan sesuatu
yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem saraf sebagai akibat hubungan yang dimaksud.
Ciri-ciri sebuah interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1. Pelakunya lebih dari satu orang.
2. Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial.
3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepasdari sana atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang
diperkirakan pelaku.
4. Adanya dimensi waktuyang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlaku.
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikaso. Kontak sosial
dari kata con dan cun yang artinya bersama-sama, dan tango yang artinya menyentuh. Namun,
kontak sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melalui
telephone, handphone, telegram, surat, radio dan alat komunikasi lainnya. Kontak sosial dapat
bersifat primer dan bersifat sekunder. Kontak sosial yang bersifat primer adalah kontak langsung
dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum dan sebagainnya. Sedangkan kontak sekunder adalah
terjadi dengan perantara misalnya melalui telephon, radio, Tv dll.
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Kontak antar individu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan budaya
sekolah.
b. Kontak antar individu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar disuatu kelas
tentang suatu pokok bahasan.
c. Kontak antar kelompok dengan kelompok lain, misalnya kelas meeting antar kelas. Ada
beberapa pengertian interaksi sosial, yaitu : (Elly M, Setadi, 2006:87):
1. Menurut H.Broner memberikan rumusan interaksi sosial bahwa interaksi sosial adalah
hubungan antra dua individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
2. Menurut Gillin and Gillin yang menyatakan bahwa interaksi sosial antara oranf-orang secara
individual, amtar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.

Ada 4 faktor sebagai dasar berlangsungnya interaksi sosial, yaitu:


1) Faktor Imitasi

Imitasi adalah proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap, perbuatan,
penampilan dan gaya hidup. Faktor imitasi ini telah diuraikan oleh seorang peneliti yang
bernama Gabriel Tarde yang beranggapan bahwasanya seluruh kehidupan sosial, sebenarnya
berdasarkan kepada faktor imitasi saja. Walaupun memang pendapat tersebut berat sebelah,
akan tetapi peranan imitasi dalam interaksi sosial tersebut tidaklah kecil.

Terbukti misalnya pada anak anak yan gsedang belajar berbahasa, seakan akan mereka
mengimitasi dirinya sendiri, mengulangi bunyi kata-kata, melatih fungsi dari lidah dan mulut
untuk berbicara. Kemudian ia pun akan mengimitasi kepada orang lain, dan memanglah
sukar orang belajar bahasa tanpa mengimitasi orang lain, bahkan hal tersebut tidak dalam
konteks bahasa saja, akan tetapi dalam tingkah laku, memberikan hormat, cara berterima
kasih, dan juga cara memberikan isyarat pun diawali dengan belajar mengimitasi.
2) Faktor Sugesti

Yang dimaksud dengan sugesti adalah rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan
individu kepada individu lain. Sehingga orang diberi sugesti untuk melaksanakan apa yang
disugestikan tanpa sikap kritis dan rasional dari si individu yang bersangkutan. Faktor-faktor
yang dapat mempermudah terjadinya sugesti adalah:

a. Faktor hambatan daya kemampuan berfikir

b. Faktor daya fikir yang terpecah-pecah

c. Faktor penggunaan kewibawaan

d. Faktor pengukuhan keyakinan diri

e. Faktor pendapat mayoritas

3) Faktor Identifikasi

Identifikasi adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh Freud. Identifikasi adalah dorongan
untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, yang sering disebut dengan istilah idola.
Sehubungan dengan identifikasi ini, anak mempelajri norma-norma sosial dari orang tuanya.
Dalam garis besar hal ini dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu:

1. Anak mempelajari dan menerima norma-norma sosial karena orang tua dengan sengaja
mendidiknya. Orangtua dengan menanamkan norma-norma sosial kepada anak, bahwa ini
baik, ini perlu dikerjakan, dan itu perlu ditinggalkan, sehingga tertanam norma-norma yang
baik kepada diri si anak.

2. Kesadaran akan norma-norma sosial juga dapat diperoleh anak dengan jalan identifikasi,
yaitu anak mengidentifikasi diri pada orang tua, baik pada ibu maupun bapa. Karena itu
kedudukan orang tua sangat penting sebagai tempat identifikasi dari anak-anaknya.

Didalam identifikasi anak akan mengambil alih sikap ataupun norma-norma dari
orangtuanya yang dijadikan tempat identifikasi. Dalam proses identifikasi ini, seluruh norma-
norma, cita-cita, sikap dan sebagainya itu dari anak sendiri, dan anak menggunakan hal
tersebt dalam perilaku sehari-hari. Kedudukan orang tua dan keluarga sangat penting dan
menentukan, karena segala perbuatanakan ditiru dan dijadikan teladan bagi anak-anaknya.
Sebagaiman perkembangan anak. Mula-mula mengidentifikasi orangtua kemudian kalua
sudah usia sekolah, maka akan mengidentifikasi guru atau orang lain yang dianggapnya
bernilai tinggi dan yang dihormatinya.
Secara empiris, yang paling banyak melakukan identifikasi adalah pada waktu remaja
yang kemudian secara bertahap pelan-pelan tapi pasti melepaskanidentifikasinya dengan
orangtua dan mencari identifikasi pada orang dalam masyarakat yang dianggapnya ideal. Hal
ini sangat perlu disadari terutama bagi para pemimpin bangsa, karena pada saat sekarang
sangat kurangnya idola atau figure-figur yang dipandang ideal bagi para remaja.

4) Faktor Simpati

Simpati adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan kemampuan
untuk merasakan diri kita seolaholah berada dalam keadaan orang lain. Maka simpati timbul
tidak atas dasar yang logis dan rasional, melainkan atas dasar perasaan atau emosi. Simpati
bisa disampaikan kepada seseorang, kelompok, atau institusi. Dalam simpati seseorang ikut
larut merasakan apa yang dialami, dilakukan, dan diderita oleh orang lain. Misalnya kita
merasa sedih melihat penderitaan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah gempa dan
tsunami di daerah Pangandaran, Tasikmalaya, Jawa Barat.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai individu, ia mempunyai
kemauan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Dari apa yang diperbuatnya dan
dari sikap hidupnya, orang dapat mengetahui pribadi seseorang. Sebagai makhluk idividu, manusia
ingin hidup senang dan bahagia, dan menghindar dari segala yang menyusahkan. Untuk itu ia
berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani yang
dapat membawa kesenangan dan kebahagiaan kepada dirinya.

Akibat dari hal itu, timbullah hak seseorang atas sesuatu, seperti hak milik atas sesuatu
benda, hak menuntut ilmu, hak menikmati kesenangan dan lain-lainnya. Hak itu tidak boleh
diganggu oleh orang lain. Akibatnya, orangpun merasa bahwa dialah yang berkuasa atas haknya itu
dan menyadari pula bahwa ia mempunyai rasa aku. Kesadaran ini mendorongnya untuk bertindak
sendiri, terlepas dari pengaruh orang lain. Hidup sebagai makhluk individu semata-mata tidak
mungkin tanpa juga sebagai makhluk sosial. Manusia hanya dapat dengan sebaik-baiknya dan
manusia hanya akan mempunyai arti apabila ia hidup bersama-sama manusia lainnya di dalam
masyarakat.

Tidak dapat dibayangkan adanya manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dan
tanpa bergaul dengan sesama manusia lainnya. Hanya dalam hidup bersama manusia dapat
berkembang dengan wajar dan sempurna. Hal ini ternyata bahwa sejak lahir sampai meninggal,
manusia memerlukan bantuan orang lain untuk kesempurnaan hidupnya. Bantuan ini tidak hanya
bantuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga untuk kebutuhan rohani. Manusia sangat
memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan dan tanggapan-tanggapan emosional
yang sangat penting artinya bagi pergaulan dan kelangsungan hidup yang sehat. Inilah kodrat
manusia, sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial. Tak ada seorangpun yang dapat
mengingkari hal ini, karena ternyata bahwa manusia baru dapat disebut manusia dalam hubungannya
dengan orang lain, bukan dalam kesendiriannya.
Daftar Pustaka

Muhammad, Abdulkadir, 2011. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: Cira Adity Bakti.
Bimo Walgito, 2003. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Andy.
Ellya, M, Setiadi, 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
Dwu Affrimetty Timorea, 2011. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: UPT MKU,
Universitas Negeri Jakarta.
Kasmiran Wuryo, 1983. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
W.A Gerungan, 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
W. Poespoprodjo, 1986. Filsafat Moral, Kesusilaan Dalam Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Karya.

Sumber Website:

1. 9 Tipe Kepribadian Manusia Berdasarkan Enneagram


(http://mediaonlinenews.com/pengembangan-diri/9-tipe-kepribadian-manusia-berdasarkan-
enneagram)
2. 3 Jenis Kepribadian Manusia (Introvert, Ambievert, Extrovert) dan Ciri-cirinya
(http://agungadhyaksa.blogspot.com/2014/01/3-jenis-kepribadian-manusia-introvert.html)
3. 4 Macam Tipe Kepribadian (http://www.wivrit.com/2013/10/4-macam-tipe-kepribadian.html)
4. 4 Kepribadian Manusia (Sanguin, Koleris, Melankolis, Plegmatis)
(http://arie5758.blogspot.com/2011/10/4-kepribadian-manusia-sanguin-koleris.html)
5. http://gushaironfadli.com/pengertian-introvert-dan-extrovert/
6. http://belajarpsikologi.com/struktur-kepribadian-id-ego-dan-superego-sigmund-freud/
7. http://psikologikepribadian19.blogspot.co.id/2014/01/makalah-teori-sigmund-freud.html
8. http://www.psychoshare.com/file-149/psikologi-kepribadian/sigmund-freud-teori-kepribadian-
psikoanalisa.html

Anda mungkin juga menyukai