Anda di halaman 1dari 6

VI.

PEMBAHASAN
A. Pembahasan Umum

Analisis Aliran Laminar pada pesawat

Ekor pada Pesawat digunakan sebagai penyeimbang, baik vertikal maupun


horizontal. Pada aplikasinya dalam dunia nyata, ekor pesawat juga akan
mengalami gaya yang diakibatkan oleh aliran fluida yang mengalir melewati ekor
pesawat. Aliran fluida yang melewati ekor pesawat akan menimbulkan gaya aksi
yang harus dilawan dengan gaya reaksi oleh ekor pesawat sehingga timbul
distribusi tekanan pada ekor pesawat yang besarnya tergantung dari jenis aliran,
kecepatan aliran dan lain-lain. Apabila tekanan yang timbul pada ekor pesawat
terlalu besar maka akan terjadi crack pada daerah dimana tekanan maksimal.

Aliran Fluida yang melewati ekor pesawat akan menimbulkan distribusi


tekanan yang berbeda pada kontur ekor pesawat akibat perbedaan kecepatan
udara saat melewati ekor pesawat. Pada kecepatan yang tinggi, tekanan udara
menjadi rendah, namun pada kecepatan yang rendah, tekanan udara menjadi
besar. Perbedaan tersebut terjadi saat udara melewati ekor pesawat, sehinggan
gaya yang diberikan aliran udara juga berbeda-beda untuk tiap daerah di ekor
pesawat, akibat profil dari ekor pesawat. Gaya ( akibat aliran udara ) yang
beragam menyebabkan gaya reaksi pada ekor pesawat beragam, hal tersebut bias
ditunjukkan dengan distribusi tekanan pada tiap daerah ekor pesawat. Daerah
yang mengalami tekanan yang plaing besar memiliki potensi fail yang besar pula.

Berdasarkan struktur alirannya, aliran fluida dibedakan menjadi aliran


laminar dan aliran turbulen. Untuk aliran laminar kecepatan pada suatu titik akan
tetap terhadap waktu. Sedangkan aliran turbulen kecepatannya akan
mengindikasikan suatu fluktuasi yang acak. Dalam aliran turbulen, profil
kecepatan pada suatu titik dihasilkan dari gerak acak partikel fluida berdasarkan
waktu dalam jarak dan arah.

Aliran yang dibatasi oleh suatu permukaan batas seperti pipa atau pembuluh
disebut aliran internal. Aliran mengalir pada benda yang terbenam di dalam fluida
yang tak berbatas diistilahkan aliran eksternal. Aliran internal dan eksternal
keduanya dapat berupa aliran laminer atau turbulen, kompresibel atau
inkompresibel. Contoh-contoh aliran eksternal mencakup aliran udara pada
pesawat terbang. Aliran eksternal yang melibatkan udara sering disebut sebagai
aerodinamika untuk menunjukkan arti penting dari aliran eksternal yang
dihasilkan ketika sebuah objek seperti sebuah pesawat terbang menjelajah
atmosfer.

Secara umum, ketika sebuah fluida mengalir melewati sebuah benda selain
palat datar, medan tekanan tidak seragam.jika bilangan Reynolds besar, lapisan-
lapisan batas yang relatif tipis akan berkembang di sepanjang permukaan. Di
dalam lapisa-lapisan ini komponen-komponen gradient tekanan dalam arah
aliran ( yaitu sepanjang permukaan benda ) tidak nol, meskipun gradien tekanan
tegak lurus terhadap permukaan kecil dan dapat diabaikan. Artinya, jika kita
akan mengukur tekanan sambil bergerak melintasi lapisan batas dari benda
menuju tepi lapisan batas, kita akan mendapati bahwa tekanan pada dasarnya
konstan. Namun demikian, tekanan bervariasi dalam arah sepanjan permukaan
benda jika benda melengkung. Variasi dari kecepatan fluida pada tepi lapisan
batas, adalah penyebab dari gradient tekanan.

Analisa aliran ini dapat menggunakan feature Flow Simulation ( Analisa


CFD ) pada software SolidWorks 2013,

Gambar 1. Desain Assembly dari Prototype Ekor pesawat.


Name Minimum Maximum
Pressure [Pa] 75064.67 167554.00
Temperature [K] 273.77 350.88
Density [kg/m^3] 0.80 1.84
Velocity [m/s] 0 397.033
Velocity (X) [m/s] -64.003 99.544
Velocity (Y) [m/s] -93.370 80.761
Velocity (Z) [m/s] -396.545 10.103
Temperature 273.77 350.88
(Fluid) [K]
Mach Number [ ] 0 1.20
Vorticity [1/s] 1.572 13641.623
Shear Stress [Pa] 0 403.76
Relative Pressure -26260.33 66229.00
[Pa]
Heat Transfer 0 0
Coefficient
[W/m^2/K]
Tabel 1. Full Report
Surface Heat Flux 0 0
Hasil Iterasi
[W/m^2]
Dari hasil iterasi
yang dilakukan komputer terhadap simulasi aliran pada ekor pesawat terbang,
dihasilkan bahwa tekanan yang paling besar ( 167.554 KPa ) terjadi pada daerah
ujung aerofoil yang menempel pada akhir ujung badan pesawat/awal ujung ekor
pesawat dan juga pada daerah stagnasi aerofoil. Serta tekanan yang paling rendah
( 75.064 KPa ) terjadi pada daerah rudder ( stabilizer horizontal ) serta pada
daerah elevator ( stabilizer vertikal ). ( screenshot hasil dilampirkan pada Bab
Lampiran )
Tekanan terendah ( yang terdapat pada daerah permukaan ekor pesawat )
akibat adanya aliran udara laminar ( Re =1500 ) yang melewati ekor pesawat
adalah 75.064 KPa yang terjadi pada daerah rudder ( stabilizer horizontal ) serta
pada daerah elevator ( stabilizer vertikal ).

Gambar 2. Hasil Visualisasi CFD


Berdasarkan analisa yang di lakukan dengan program CFD menunjukkan
fluktuasi (perubahan) nilai tekanan yang terjadi pada bagian sayap pesawat.salah
satu faktornya disebabkan oleh perubahan kecepatan.

B. Pembahasan Khusus

1. Grafik Perbandingan V vs Re
V vs Re

Gambar 3. Perbandingan Grafik V vs Re

Dari grafik diatas yaitu kecepatan rata-rata aliran fluida dalam pipa
vs bilangan reynolds terlihat bahwa nilai V terendah itu 1,3527 m/s dengan
bilangan reynold 42,62 dan nilai tertingginya yaitu 2,6466 m/s dengan
bilangan reynold 93,6. Artinya hubungan antara kecepatan rata-rata aliran
dalam pipa denbgan bilangan reynold itu berbanding lurus, semakin tinggi
kecepatan maka bilangan reynold akan semakin tinggi.
Bilangan reynold adalah bilangan yang tak berdimensi untuk menentukan
jenis aliran. Adapun persamaannya yaitu :
V . D
=
v
Dimana :
Re : bilangan reynold
V : kecepatan rata-rata aliran fluida (m/s)
D : diameter pipa (m)
v : viskositas kinematis fluida (m2/s)

2. Grafik Perbandingan Re vs Ff
Re vs Ff

Gambar 4. Grafik Perbandingan Re vs Ff

Dari grafik diatas, yaitu Re (reynolds) vs Ff (faktor gesek)


menunjukkan bahwa nilai tertinggi dari Ff bernilai 0,6853 pada bilangan
Re yang tinggi yaitu 93,64 dan nilai tertendah dari Ff bernilai 1,5016
dengan bilangan Re yang rendah yaitu 42,64. Hal ini menunjukkan
hubungan antara bilangan reynolds dengan faktor gesek itu berbanding
terbalik, semakin besar bilangan reynolds makan nilai faktor gesek bernilai
kecil dan sebaliknya. Adapun rumus untuk mencari faktor gesek yaitu
64/Re.

Anda mungkin juga menyukai