Anda di halaman 1dari 4

1. Mengapa mesin tetap hidup saat kunci kontak sudah lepas (OFF)?

Gejala mesin tetap hidup saat kunci kontak di off atau sering disebut
"Dieseling", karena memang umum terjadi pada mesin diesel dimana proses
pembakarannya tidak menggunakan percikan bunga api busi, melainkan
mengandalkan tekanan kompresi yang tinggi. Namun gejala kerusakan tersebut
juga dapat terjadi pada mesin bensin yang sudah menggunakan teknologi injeksi.

Dieseling adalah masih berputarnya mesin secara berlebihan setelah kunci


kontak diposisikan off. Kasus ini terjadi pada mesin berbahan bakar bensin.
Gejala ini tergolong kondisi yang tidak normal. Secara teknis, mesin seharusnya
langsung mati ketika kunci kontak kita posisikan OFF. Sebab, pada saat itu supply
bensin terputus dan percikan api dari busi padam. Artinya, pembakaran di ruang
bakar terhenti dan mesin tak mendapat energi untuk berputar.

Selama ini banyak pengendara yang menganggap ringan bila mendapati


mesin bensin yang masih berputar meskipun telah dimatikan. Seolah, kasus
semacam ini tidak terlalu berpengaruh pada kenyamanan dan keselamatan
berkendara. Padahal, kalau kita perhatikan baik-baik, dampak-dampak dieseling
sebenarnya sangat banyak.

Memperpendek usia busi. Ini akan terjadi karena busi mobil yang
mengalami dieseling cenderung basah. Kondisi yang basah ini memudahkan
terjadinya hubungan singkat (korsleting) pada busi. Bila sudah seperti ini, busi
akan cepat panas yang kemudian akan mempercepat retaknya busi atau putusnya
resistant (tahanan) pada busi.

Dieseling juga menunjukkan bahwa pembakaran tidak sempurna. Ini


berarti dieseling akan dapat mempercepat timbulnya kerak karbon pada ruang
bakar. Efek berikutnya, mesin ngelitik dan mempercepat keausan pada mesin
(piston, silinder mesin, ring piston). Mesin yang mengalami dieseling pada
umumnya akan lebih susah dihidupkan. Sebab, pada ruang bakar biasanya
terdapat terlalu banyak bahan bakar. Lama kelamaan ini akan membuat aki soak.
Berikutnya adalah efek pada engine mounting. Dieseling indentik dengan
putaran mesin yang tidak stabil. Dengan ketidakstabilan putaran mesin maka
mounting akan meredam getaran mesin secara tidak stabil pula. Ini yang akan
mempercepat retak atau kerasnya mounting mesin.

Secara teknis, beberapa hal yang menjadi pemicu dieseling, diantaranya


adalah:

Pertama, sistem cut-off bahan bakar tidak berfungsi dengan baik;


Kedua, kerak karbon pada ruang bakar yang berlebihan sehingga
menimbulkan bara pada ruang mesin; dan
Ketiga, (yang berasal dari unsur perilaku pengendara) dieseling
muncul karena saat mematikan mesin pengendara terbiasa
menginjak pedal gas.

Dari tiga penyebab itu, kita dapat mengetahui apa-apa saja yang dapat kita
lakukan agar mesin mobil kita tidak mengalami dieseling. Hindari menginjak
pedal gas saat mematikan mesin. Periksa sistem cut-off bahan bakar. Perbaiki bila
masih terjadi kebocoran aliran bahan bakar. Bersihkan kerak ruang bakar mesin
secara periodik, alangkah baik setiap 80.000 km atau dengan menggunakan bahan
additive pembersih ruang bakar yang banyak dijual di bengkel-bengkel.

2. Mengapa desain manifold dibuat sejajar?


Saat musim hujan dan banjir seperti saat ini, pemilik dan pengendara
mobil perlu mengetahui posisi intake manifold. Komponen ini adalah saluran
yang digunakan udara untuk masuk ke dalam ruang pembakaran mesin.
Posisinya berada di dekat mesin, dan umumnya ujung saluran udara
dibuat sejajar atau lebih tinggi dari bagian mesin yang paling tinggi. Tujuannya,
selain mendapatkan udara yang dingin dan padat, juga agar saluran udara ini
tidak mudah kemasukan air saat melewati genangan.
Ketinggian intake manifold pada mobil berbeda-beda, tergantung dari
jenis mobilnya. Pada mobil jenis sport utility vehicle (SUV) dan multi purpose
vehicle (MPV), posisi intake manifold cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan mobil jenis sedan.
Pengemudi perlu mengetahui posisi terendah ujung saluran udara (intake
manifold), kemudian menarik garis lurus ketinggiannya hingga ke bagian roda
atau bemper bagian luar. Hal ini dilakukan, untuk memperkirakan batas
ketinggian yang aman, jika sewaktu-waktu harus menerobos genangan air.
Dengan mengetahui batas ketinggian tersebut, maka pengemudi dapat
mengambil langkah yang tepat.
Apabila ketinggian air sudah sejajar atau melewati ketinggian saluran
udara, sebaiknya segera matikan mesin. Memaksa menghidupkan mesin dan
menjalankan mobil saat air sudah masuk ke saluran udara dapat
mengakibatkan water hammer. Mesin akan macet, karena air yang terjebak dan
memenuhi ruang pembakaran.
Saat itu juga, putaran mesin akan tertahan secara mendadak, sehingga
mengakibatkan piston pecah ataupun kerusakan komponen-komponen mesin
lainnya. Saat melewati genangan air, cermati juga ketinggian ombak yang terjadi
karena gerakan kendaraan lain di sekitar atau dari arah berlawanan.
Ombak tersebut otomatis dapat menambah ketinggian genangan air
secara tiba-tiba, sehingga dapat melebihi ketinggian intake manifold dan
menyusup masuk ke dalam mesin. Antisipasi kondisi seperti ini dengan segera
mematikan mesin, agar air tidak langsung terhisap dan masuk ke dalam mesin.

SUMBER :

Anonim. 2010. Mesin Masih Hidup Walaupun Kunci Kontak OFF.


(http://unggulpribadi.blogspot.co.id/2010/02/mesin-masih-hidup-walaupun
-kunci-kontak.html, diakses 30 Agustus 2017)

Anonim, 2016. Intake Manifold, (http://www.viva.co.id/otomotif/tips-dan-


trik/736483-sebelum-terjang-banjir-ketahui-dulu-komponen-mobil-ini,
diakses 30 Agustus 2-17)

Anda mungkin juga menyukai