BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Guru
1. Pengertian Guru
tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu melakukan
tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.3
mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu pendidik
Hal ini sesuai dalam kitab Ihya Ulum ad-Din yang menyatakan:
1
Burhani Ms dan Hasbi Lawrens, Kamus Ilmiah Populer, (Jombang: Lintas Media, tt), hlm. 78
2
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
hlm.142 15
3
Abdul Mujib, et al. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm.87
16
secara naluri orang yang berilmu itu dimuliakan dan dihormati oleh orang.
tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri
luar biasa. Hal itu mengandung arti akan keterkaitan antara ilmu dan amal
shaleh.
4
Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulum Ad-Din, Juz I, hlm.55
17
negara, dan pendidik sendiri. Antara tugas keguruan dan tugas lainnya
yang sangat penting dalam mendidik, untuk menuju pada satu titik optimal
dari pengembangan segala potensi yang dimiliki anak didik. Dalam rangka
dengan profesi lain, 4) guru yang memiliki etos kerja yang kuat, 5) guru
1) Bertanggung jawab
2) Sabar
3) Duduk tenang penuh wibawa
6
Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
2003), hlm. 84-85
7
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 180
8
Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007), hlm. 103
19
betapa berat tugas dan tanggung jawab guru. Disamping untuk dapat
9
Abu Ahmad Al-Ghazali, Bidayah al-Hidayah terj. Fadlil Said An-Nadwi, (Bandung: Al-Hidayah,
tt), hlm.182-183
10
Rostiyah Nk, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1982), hlm.86
20
berlangsung
pribadi.
a. Menyeleksi kurikulum.
c. Merancang program.
secara nyata di kelas, jadi tugas guru dalam perspektif baru bisa di
a. Tugas Personal
b. Tugas sosial
arti mengabdi kepada masyarakat. Oleh karena itu tugas guru adalah
c. Tugas profesional
11
Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran (Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional
Guru), (Jakarta: Bumi Aksara.1992), hlm.25.
22
12
Piet Sahertian, Profil, hlm. 12 13.
13
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994), hlm.23.
23
peserta didik itu belajar. Maka, apabila ada kegagalan peserta didik, guru
belajar dengan meluangkan waktu untuk menjadi guru. Seorang guru yang
tidak bersedia belajar, tidak mungkin kerasan dan bangga menjadi guru.
2. Kompetensi Guru
kekuatan mental dan fisik untuk melakukan tugas atau keterampilan yang
16
Ibid., hlm.49
17
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.62
18
Ibid., hlm.62
25
baiknya.20
menyebabkan sesuatu.
informasi.
tertentu.
19
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm.14
20
Kunandar, Guru Implementas Kurikulum, hlm.52
21
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, hlm.63
26
kognitif.
kepadanya.
tidak suka) atau reaksi terhadap suatu ragsangan yang datang dari luar.
kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor latar
22
Kunandar, Guru Implementas Kurikulum, hlm.53
23
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, hlm.64
27
harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat
spiritual.24
keguruan.
peserta didik.
24
Kunandar, Guru Implementas Kurikulum, hlm.53
28
yang luas dari subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta
mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Dalam hal ini berarti
25
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktik), (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997), hlm.192 193.
26
Soedijarto, Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 1993),
60-61
29
yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani.
(determination of strategy)
29
Zinal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendekia, 2002),
hlm. 103-110
31
oleh Langgulung :
30
Depag RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan, (Jakarta : Dirjen
Pendidikan Islam, 2006), hlm. 5.
31
Sukmadinata, Landasan...., hlm. 3.
32
Langgulung, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan Sains Sosial, (Jakarta : Gaya
Media Pratama, 2002), hlm. 256
32
macam cara agar dapat mempergunakan tenaga dan bakatnya dengan baik,
pada diri manusia dengan tujuan agar siswa dapat memahami ajaran Islam
sesama manusia bahkan lebih luas lagi yaitu hubungan dengan alam
sekitar.
33
Sidik Sisdiyanto, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, (Jakarta : Dirjen Pendidikan
Islam Depag RI, 2006), hlm. 9
34
Nur Uhbiyati, Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam I, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998),
hlm. 9
33
culture dan bermanfaat bagi manusia, maka perlu acuan pokok yang
fondamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat
tegak berdiri tidak mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa
ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang. 35 Dasar
pendidikan Islam secara garis besar ada 3 yaitu : Al-Quran, As-Sunah dan
sangat kuat. Adapun dasar pelaksanaan tersebut dapat ditinjau dari segi
yaitu:
a. Yuridis/Hukum.
b. Religius.
c. Sosial Psikologi36
35
Ibid., hlm. 19
36
Zuhairini, dkk, Metode Khusus Pendidikan agama Islam, (Solo : Ramadhani,1993), 18
34
1) Yuridis
Indonesia adalah :
a) Pancasila
b) UUD 1945
2) Dasar Religius
37
Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: PT Toha Putra, 1995), hlm. 38
36
sebab setiap usaha atau kegiatan yang tidak ada tujuan, hasilnya akan sia-
sia dan tidak terarah. Di samping itu, tujuan bisa membatasi ruang gerak
usaha agar kegiatan dapat berfokus pada apa yang tercita-citakan dan yang
Islam, maka berarti akan mengetahui lebih banyak tentang nilai-nilai ideal
38
Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Maarif, ,1989), hlm. 45 - 46
37
yang berasal dari jiwa manusia sebagai produk dari proses pendidikan. Jadi
manusia yang di dasari dan dijiwai oleh iman dan taqwa pada Allah SWT.
Islam, maka berikut ini akan penulis kemukakan pendapat beberapa ahli
rohani.
sehingga mereka terbiasa berpegang pada moral yang tinggi dan terhindar
dari hal-hal yang tercela dan berfikir secara rohaniah dan insaniyah serta
39
Ibid., hlm. 46
38
Islam.
Indonesia yang dipercaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
tercapainya tujuan pendidikan agama Islam, berarti telah tercipta salah satu
40
Zuhairini, dkk, Metode Khusus ....., hlm. 43
41
Zakiah Darajat, et.al., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm. 86
39
terbukti bukan saja mampu membekali peserta didik agar tidak dangkal
menjadi dasar pendidikan Islam itu kita temukan, maka bentuk pendidikan
Islam mungkin akan menjadi bulat. Yakni, pendidikan agama Islam tidak
parsial.42
yang lebih tua, guru dan orang tua. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai
berikut:
sesama murid
memusuhinya, perkara yang sulit akan menjadi mudah, dan hati yang
1) Saling menghormati
berasal dari suku yang berbeda bahkan dari Negara yang berbeda. Di
44
Madji Muhammad Asy-Syahawi, Pesan-pesan Bijak Luqmanul Hakim, (Jakarta: Gema Insani,
2005), hlm. 156.
45
Imam Abu Hamid Al-Ghozali, Bidayah al-Hidayah,diterj. M.Fadlil Said An-Nadwi, (Surabaya:
Al-Hidayah, 1418), hlm.197-198.
46
http://penanaman%20nilai%20akhlak/Ahlak%20terhadap%20teman.htm, diakses 18 Juli 2013
42
keharmonisan dalam bertemah, kita harus ingat bahwa saat nanti, kita
3) Saling Mengasihi
Ksasih sayang ini akan melahirkan kekuatan yang amat besar dalam
4) Saling melindungi
dari pihak lain misalnya, kita wajib memberikan perlindungan, asal dia
aberada di pihak yang benar. Tetapi bila dia yang aslah kita wajib
melindunginya
5) Saling menasehati
oleh orang lain. Siswa yang bagus akhlaknya akan disukai oleh teman-
temannya. Oleh karena itu, agar dicintai dan dihormati sesama teman,
mengajarkan umatnya adab dan tata krama kepada sesama manusia. Yang
diantara kami dan tidak menghormati orang yang tua" (HR. At-Tirmidzy,
tentang keutamaan menghormati orang tua atau orang yang lebih tua
masalah ini.
sendiri; dan orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua maka
tidak dihormati.
kedudukan yang sangat tinggi dalam proses pendidikan, karena murid itu
diperhatikan oleh pendidik. Dalam hal ini, para guru membuat aturan
47
Abdullah Roy, http:/penanamannilai-20akhlak-Adab-Terhadap-Orang-Yang-Lebih-.htm,
diakses 18 Juli 2013
45
maka tidak bisa mengetahui berbagai hakekat. Oleh karena itu, ilmu
3. Tidak bersikap sombong kepada orang yang berilmu dan tidan tidak
karena itu, penuntut ilmu tidak boleh bersikap sombong terhadap guru.
terkenal.
di antara mereka, baik yang ditekuni itu termasuk ilmu dunia ataupun
48
Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid: Studi Pemikiran
Tasawuf Al-Ghazali, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 80
46
mendalam.
maksudnya.
adalah ridha dan taqorrub kepada Allah. Untuk itu, murid harus
menyesuaikan diri dengan sifat-sifat bersih dan suci dari Allah. Penekanan
49
Ibid., 89-90
47
bahwa ilmu merupakan anugerah dari Allah yang maha Agung. Semakin
suci dan bersih hati manusia akan semakin baik dan kuat menerima ilmu
dan nur Allah. Dan juga perlu disadari, bahwa hormat dan patuh kepada
Jasa yang terbesar yang diterima dalam kehidupan ini adalah kedua
5) Mentaati perintahnya.51
Kedua orang tua adalah orang yang patut dipatuhi dan didambakan,
karena tanpa mereka, kita semua tidak akan ada didunia ini, oleh sebab itu
mengingat bahwa ridhp Allah adalah ridho orang tua dan murka Allah
Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi
asal keturunan anak. Jadi anak adalah keturunan dari orang tuanya dan
sehingga apa yang dirasakaan oleh anaknya juga dirasakan oleh orang
50
Hamdan Bakran, Psikologi, hlm. 670-671.
51
Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam, hlm.154.
49
satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah, anak
harus berbakti kepada orang tua, bukan saja saat keduanya masih
hidup, tetapi kebaktian anak itu harus lanjut sampai kedua orang
tuanya meninggal.
kecuali jika mereka memiliki tiga hal yang mensubsidi bekal berupa
dari dunia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diajarkan, dan anak yang
diterima Allah adalah doa seorang anak untuk orang tuanya dan doa
oaring fakir untuk orang kaya. Sebagai anak, meskipun orang tua
sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang wajib dihormati,
mereka wafat.
C. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
a. Menurut Bahasa
b. Menurut Istilah
yang tetap yang terdapat dalam diri manusia, yang dengan mudah dan
Dari definisi tersebut ada kesamaan dalam hal pemahaman makna agar
pemikiran.54
54
Aminuddin, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal.152
55
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), 81
52
kepribadiannya.
yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada
karena bersandiwara.
56
Hasyimsah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), hlm.88
57
Aminuddin, Pendidikan Agama Islam, hal.153
53
Akhlakul karimah siswa adalah segala budi pekerti baik, mulia atau
yang mana sifat itu menjadi budi pekerti yang utama dan dapat
SAW bahwa :
Artinya: Iman seorang mukmin yang paling sempurna adalah orang
Salah satu sarana untuk mendapatkan akhlak yang terpuji itu adalah
dengan cara bergaul bersama orang-orang yang bertaqwa, para ulama dan
58
Majdi Muhammad asy-Syahawi, Washaaya Luqmanul Hakim min al Kitab was-Sunnah, diterj.
Abdul Hayyie al-Kattani dan Machmudi Mukson, (Jakarta: Gema Insani, 2007), hal.150
59
Al-Jazari, Ensiklopedi Muslim, (Jakarta: Darul Falah, 2000), hlm.218.
60
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm.27.
54
keduanya, maka kita harus memilih yang baik dan meninggalkan yang
kegemaran.61
c. Pembagian Akhlak
Istilah akhlak memiliki pengertian yang sangat luas dan hal ini
Standar ukuran baik dan buruk akhlak adalah berdasarkan al-Quran dan
61
Ibid., hlm.31.
62
Ali Abdul Halim, Akhlak Mulia, hlm. 175.
55
mulia.64
Khalik.
63
Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam, hlm.153.
64
Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
hlm.36.
65
Ibid., hlm. 38.
56
setiap dosa.
pengarah manusia pada tingkah laku yang baik dan terpuji serta
66
Hamdan Bakran Adz-Dzakiey, Psikologi Kenabian, (Yogyakarta: Al-Manar, 2008), hlm. 618.
67
Ibid., hlm. 621.
57
tidak akan pernah hadir dalam diri, jika tidak ada rasa ikhlas,
dimurkai-Nya.
68
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, 200 dikutip dari Al-Qusairi, al-Naisabury, al-Risalah al-
Qusyairiyah Fi dalam al-Tasawuf, (Mesir: Dar al-Khair, t.t), hlm. 184.
69
Ibid., hlm. 201.
58
kesulitan baginya.70
lebih tinggi dari jasad.71 Lebih dalam lagi Syaikh Abu Ali Ad-
firmannya:
Artinya: Sesungguhnya Allah SWT beserta orang-orang yang
70
Hamdan Bakran, Psikologi, hlm. 624.
71
Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983), hlm.
183.
72
Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Toha Putra, 1995), hlm.
59
di yaumul qiyamah.
ikhtiyar, dan daya upaya yang telah, sedang dan yang akan
disisi-Nya.73
Allah.75
73
Hamdan Bakran, Psikologi, hlm. 630.
74
Abuddin Nata, Akhlak, hlm. 202.
75
Harun Nasution, Falsafah, hlm. 62.
60
sebagainya.
76
Hamdan Bakran, Psikologi, hlm. 631.
77
Zainudin Ali, Pendidikan , hlm. 33.
61
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
bersyukur. 80
berikut diantaranya:
82
Hamdan Bakran, Psikologi, hlm. 640.
83
Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, hlm. 40.
63
menyenangkan/menyakitkan.
84
Hamdan Bakran, Psikologi, hlm. 653.
85
Zainudin Ali, Pendidikan , hlm. 34.
64
kholifatu fil ard yang dibekali dengan akal pikiran dan hati
89
Hamdan Bakran, Psikologi, hlm. 670-671.
66
90
Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam, hlm.154.
91
Hamdan Bakran, Psikologi, hlm.675.
67
diantaranya:
(1) Menghormat
(2) Saling
92
Intruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Hak dan
Kewajiban Suami Istri pasal 77 ayat 1-4, hlm. 42-43.
93
Ali Abdul Halim Mahmud, AKhlak Mulia, hlm.106.
68
(3) Saling
94
Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam, hlm. 155.
95
Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, hlm. 42.
69
lingkungan diantaranya:
sekitarnya.97
Allah dengan yang lain. Manusia dengan diberkahi akal didunia ini
96
Abuddin Nata, Akhlak, hlm. 152.
97
Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam, hlm. 155.
70
atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam lingkaran syaitaniyah
98
Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam, hlm. 153.
99
Ibid., hlm. 155.
71
7) Berbuat zalim.
benar.100
akan berdampak negatif bagi diri sendiri maupun kepada orang lain.
100
Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, hlm. 177.
72
lain.
khususnya bagi kita sebagai umat Islam yang beriman, sebab dapat
itu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dengan kata lain dapat
disebutkan bahwa akhlak ada yang bersumber dari agama, dan ada pula
101
Zainudin, M. Jamhari, Al Islam 2, hlm.100.
73
Akan tetapi dari sejumlah agama yang ada di dunia ini dapat
tuntutan agama)
manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam Islam. Oleh karena
itu sumber ajaran Islam tidak luput memuat akhlak sebagai sisi penting
secara jelas bahwa akhlak pada hakiktnya bersumber pada Al-Quran dan
74
a) Al-Quran
manusia dengan Allah SWT. Tuhan Maha Pencipta, Maha Pengasih dan
Maha Penyayang.
ayat:
Artinya : Telah nyata kerusakan di darat dan di laut karena ulah tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). (QS. Ar-Ruum : 41)102
102
Depag RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: PT. Thoha Putra, 1995), hlm.647
103
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahan, hal 421
75
b) As-Sunnah
Sunnah Rasul yang meliputi perkataan dan tingkah laku beliau. Hadits
nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh manusia dalam QS. Al-
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagi-Mu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmad) dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.105
ialah:
( ) ..
104
Hamzah Yacub, Akhlak (Etika Islam), (Bandung: CV. Diponegoro, 1983), hlm.50
105
Ibid, hal 670
76
kepribadian Rasulullah.
berpengaruh. Akan tetapi dari berbagai sumber akhlak yang bukan pada
agama itu pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu insting
dan pengalaman.
a) Insting
b) Pengalaman
berasal dari agama. Perbuatan dapat dikatakan baik buruk, dinilai dari
106
Jalaludin Abdurrahman Ibnu Abu Bakar Suyuti, Jamius Shoghir, (Asa Sirkatur Nur), 103
77
1) Adat Istiadat
2) Mazhab Hedonisme
bahagia. Bahagia itu ialah tujuan akhir dari hidup manusia. Mereka
3) Mazhab Evolusi
108
Thoyib Sah Syaputra, Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiah Kelas Satu, (Semarang: Toha Putra,
1994), hlm.46-57
79
ekonomi. Guru memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau
hal ini guru yang dimaksudkan adalah guru yang memberi pelajaran atau
Peran guru ialah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri
khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus
atau tidaknya proses belajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip-
pengajar, guru harus memiliki tujuan yang jelas, memuat keputusan secara
109
http://nurernawatii..com, diakses tanggal 25 April 2015
80
pembelajaran.110
memecahkan masalah.
tidak sesuai dengan harapan, seperti cara bertindak, bahan belajar yang
paling sesuai, metode penyajian yang paling efektif, alat bantu yang paling
diragukan lagi. Salah satu bagian intergal dari produser belajar adalah
110
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rodaskarya, 2007), 38
81
dinamis yang sangat kuat. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi
bukan hanya dari dalam diri sendiri tetapi ada faktor daru luar yaitu
Dengan kata lain agar siswa merasa betah untu belajar mandiri, terutama
a. Memberi angka/nilai
111
Bawani, , hlm. 169
82
dalam belajar. Bila hal itu dianggap cepat memotivasi anak didik
akademis, hal ini akan menimbulkan dua hal yaitu anak-anak yang
b. Kompetisi (persaingan)
113
Wina. Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 46,
84
114
Zaini, 1984, hlm. 49
115
Ibid., hlm. 49.
85
kelompok.
yang diberikan.
c. Memberi hukuman
tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan
terjadi kesalahan.
wenang.
b) Hukuman itu sedpat-dapatnya bersifat memperbaiki, yang
berat.
e) Tiap-tiap hukuman harus diberikan dengan sadar dan sudah
sesama makhluk.
g) Hukuman tidak boleh merusak hubungan baik antara si guru
kebencian/kedengkian.
b) Karena hukuman,anak merasa harga dirinya terlangar. Anak
guru dan anak didik. Guru akan di patuhi oleh anak didik,
d. Memberi penghargaan.
e. Ego-Involvement
dan harga dri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa
usia sekolah biasanya masih relative rendah. Untuk itu tugas guru
untuk lebih giat belajar. Karena apabila tidak ada seseorang yang
semacamnya.
E. Penelitian Terdahulu
(Studi Kasus di SMK Telkom Sandhy Putra Malang) tahun 2009. Hasil
Quran (SBA), (b) Pembiasaan sikap senyum dan salam, (c) Pelaksanaan
(f) Peringatan hari-hari besar Islam (PHBI). (2) Strategi kepala sekolah
(b) Memberi teladan kepada warga sekolah, (c) Andil dan mendukung
komitmennya masing-masing.118
budaya shalat dhuha, budaya tadarus al-Quran, doa bersama dan lain-lain.
118
Siti Muawanatul Hasanah, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya
Agama di Komunitas Sekolah: Studi Kasus di SMK Telkom Sandhy Putra Malang, Tesis, (UIN
Maliki Malang, 2009).
92
agama, komitmen siswa, komitmen orang tua dan komitmen guru lain. (5)
Kalidawir adalah pembelajaran kitab kuning setiap hari Selasa dan Rabu,
tartil setiap hari Kamis, tilawatil Quran setiap hari sabtu, shalat dhuha,
dan shalat dhuhur berjamaah yang dilakukan setiap hari, hafalan asmaul
119
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah: Upaya Mengembangkan PAI dari
Teori ke Aksi, Disertasi, Tidak diterbitkan, (Surabaya: 2009).
93
dapat terlihat dari sikap siswa kepada guru, dengan sesama siswa, kepada
tamu dan kepada semua orang selalu menjaga sopan santun, ramah dan
menjaga persaudaraan.121
120
Nining Dwi Rohmawati, Pengembangan Budaya Beragama Islam pada RSBI: Studi Komparasi
di SMPN 1 Tulungagung dan MTsN Tunggangri Kalidawir, Tesis, (STAIN Tulungagung, 2010).
121
Miftahuddin, Manajemen Kegiatan Keagamaan dalam Penanaman Nilai Moral: Studi Multi
Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 1 Tulungagung dan Sekolah Menengah Atas Katholik Santo
Thomas Aquino, Tesis, (STAI Diponegoro Tulungagung, 2010).
94
sekolah harus bisa menjadi teladan bagi anak buahnya dan mempunyai
dalam kelas yang pada akhirnya berimbas pada penciptaan budaya religius
di lingkungan sekolah.122
penelitian ini fokus pada peran guru PAI dalam peningkatan akhlak siswa.
F. Paradigma Penelitian
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian.123
122
Imam Ashari, Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Religius: Studi Multi Kasus di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kauman dan Madrasah Tsanawiyah Negeri Karangrejo,
Tesis, (STAI Diponegoro Tulungagung, 2012).
123
Sugiono, Metode Penelitian Adminitrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2006), 43.
95
berikut:
guru PAI sebagai
pengajar
Peningkatan
akhlak
Guru sebagai siswa
Peran guru PAI motivator
agama Islam dalam peningkatan akhlak siswa khususnya tentang peran guru