Anda di halaman 1dari 25

AD-ART

AD/ART KARANG TARUNA SENTANA SAKTI DESA PUNDENARUM

Posted on 20 Mei 2015 Updated on 21 Mei 2015

ANGGARAN DASAR
KARANG TARUNA SENTANA SAKTI

P E M B U K AAN

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami menyadari sepenuhnya tugas dan tanggung
jawab kami sebagai pemuda yang berada ditengah-tengah masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, kami bertekad untuk
tetap mewujudkan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu terciptanya suatu tatanan
masyarakat yang aman, gotong-royong dan bertoleransi kepada sesama.
Sebagai Pemuda Indonesia yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berjiwa sosial,
kami bertekad untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
didalamnya terselenggara masyarakat Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di
bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan, maka dengan ini kami menyusun
suatu organisasi KARANG TARUNA SENTANA SAKTI.
Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu organisasi sebagai alat pendidikan kader
bangsa dan alat perjuangan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur sesuai dengan
tujuan revolusi berdasarkan cita-cita proklamasi, maka dibentuklah susunan organisasi yang
berkedaulatan dan berkeadilan agar didalamnya terselenggara suatu tatanan organisasi yang
progresif revolusioner serta berkemampuan dalam menjalankan tugas-tugas
kemasyarakatannya.
Untuk itu disusunlah ANGGARAN DASAR KARANG TARUNA SENTANA SAKTI,
sebagai berikut :

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1

1. Organisasi ini bernama KARANG TARUNA SENTANA SAKTI PUNDENARUM

2. Organisasi ini didirikan pada tanggal 13 Mei 2015 untuk waktu 3 tahun.

3. Pelaksana organisasi tertinggi berkedudukan di Desa Pundenarum Kec Karangawen


Kab Demak.

BAB II
AZ AS
Pasal 2

1. KARANG TARUNA SENTANA SAKTI berazaskan kebersamaan dan Ketuhanan


Yang Maha Esa
2. Kebersamaan yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini sebagai azas perjuangan
KARANG TARUNA SENTANA SAKTI

BAB III
TUJUAN DAN SIFAT
Pasal 3

1. KARANG TARUNA SENTANA SAKTI adalah Organisasi Perjuangan yang


bertujuan untuk mendidik pemuda Desa Pundenarum dalam mewujudkan masyarakat
Agamis, Kritis, Kreatif dan Aktif berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945 dan UUD 1945

2. KARANG TARUNA SENTANA SAKTI adalah Organisasi yang bersifat


Independen, bebas aktif serta berjiwa sosial

BAB IV
MOTTO
Pasal 4

KARANG TARUNA SENTANA SAKTI mempunyai motto : MEWUJUDKAN PEMUDA


YANG BERIMAN, KREATIF, DAN INOVATIF

BAB V
U SAHA
Pasal 5

1. Melaksanakan tujuan organisasi dengan semangat gotong royong melalui usaha-usaha


yang tidak bertentangan dengan azas perjuangan KARANG TARUNA SENTANA
SAKTI

2. Dalam menyelenggarakan usaha-usaha organisasi senantiasa memperhatikan


kesatuan, persatuan ,kekompakan semua pemuda dan keutuhan organisasi

BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 6

1. Anggota KARANG TARUNA SENTANA SAKTI adalah pemuda Desa


Pundenarum Kec. Karangawen yang menerima dan menyetujui Azas, Tujuan, Sifat,
Motto dan Usaha organisasi serta memenuhi dan menerima syarat-syarat yang telah
ditetapkan bersama

2. Syarat-syarat yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) ditetapkan dalam Anggaran
Rumah Tangga

Pasal 7
HAK DAN KEWAJIBAN KEANGGOTAAN

1. Hak-hak anggota :
a. Hak bicara dan Hak suara
b. Hak memilih dan Hak dipilih
c. Hak membela diri.
d. Hak mendapat perlindungan dari organisasi
e. Hak mendapatkan fasilitas seragam dari organisasi

2. Kewajiban anggota:
a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Disiplin
Organisasi
b. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi
c. Aktif melaksanakan program dan kegiatan organisasi.
d. Wajib hadir di dalam rapat rutin organisasi 1 kali dalam seminggu
e. Wajib hadir dalam rapat pleno atau komisi organisasi
f. Wajib menggunakan pakaian (seragam kebesaran) yang rapi dan sopan
g. Wajib menghormati keputusan musyawarah
h. Wajib mentaati ketua organisasi
i. Wajib mengadakan PERSAMI setiap tahun

BAB VII
SUSUNAN ORGANISASI, PENGURUS DAN WEWENANG
Pasal 8
SUSUNAN ORGANISASI

1. KETUA pimpinan tertinggi dlm organisasi KARANG TARUNA SENTANA SAKTI

2. KEPALA DESA sebagi pelindung KARANG TARUNA SENTANA SAKTI

3. Pembina sebagai penasehat KARANG TARUNA SENTANA SAKTI

4. PEMUDA Ds Pundenarum sebagai Pengurus Harian dan anggota KARANG


TARUNA SENTANA SAKTI

Pasal 9
KETUA

1. Pimpinan tertinggi yang bersifat Kolektif-Kolegial dengan keanggotaan yang


ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga

2. Memimpin seluruh kegiatan organisasi Desa dan mewakili organisasi keluar serta
kedalam

3. Berkewajiban menjalankan segala ketetapan rapat dan mempertanggung jawabkan


seluruh kebijakannya kepada rapat berikutnya

4. Tugas dan wewenang ketua ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga

5. Pelaksana administratif kebijakan ketua adalah Sekretariat yang dipimpin oleh Ketua
Tugas dan wewenang Sekretariat ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga

6. Tata cara pengambilan keputusan dalam Rapat ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga
Pasal 10
KOORDINATOR WILAYAH

1. Badan Koordinatif tertinggi di tingkat wilayah yang bersifat kolektif dan bertugas
menjalankan kebijakan ketua di Wilayah masing-masing

2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan organisasi di tingkat Wilayah dan mewakili


organisasi keluar serta kedalam Wilayah yang bersangkutan.

3. Koordinator Wilayah adalah anggota organisasi dari setiap dusun

Pasal 11
PENGURUS HARIAN

1. Pengurus harian adalah ketua dan pengurusnya

2. Berkewajiban menjalankan segala ketetapan-ketetapan Rapat dan


mempertanggungjawabkan segala kebijakannya dalam Rapat Umum berikutnya

3. Tata cara pengambilan keputusan dalam organisasi ditetapkan dalam Anggaran


Rumah Tangga

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 12

Permusyawaratan organisasi terdiri dari :


a. Rapat Pleno
b. Rapat Koordinasi Desa
c. Rapat Pengurus Harian
d. Rapat Koordinasi Antar koordinasi wilayah
e. Rapat Koordinasi Antar seksi-seksi

Pasal 13
RAPAT PLENO

1. Badan musyawarah tertinggi yang melaksanakan kedaulatan dan memutuskan


kedaulatan serta memutuskan kebijakan Desa dalam organisasi

2. Diselenggarakan 1(satu) kali dalam 1(satu) tahun

3. Dapat mengadakan perubahan terhadap Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah
Tangga

4. Menyusun dan menetapkan Garis-Garis Besar Program Perjuangan (GBPP) organisasi


untuk 3 (tiga) tahun berikutnya

5. Memilih dan menetapkan Ketua, Sekretaris bendahara dan koordinasi wilayah

6. Menilai pertanggung jawaban ketua


7. Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan rapat berikutnya

Pasal 14
RAPAT KOORDINASI DESA

1. Jika dipandang perlu dapat diadakan Rapat dengan Kepala Desa, Perangkat Desa dan
BPD

2. Syarat-syarat mengenai penyelenggaraan rapat koordinasi desa ditetapkan dalam


Anggaran Rumah Tangga

Pasal 15
RAPAT PENGURUS HARIAN

1. Rapat koordinasi antar pengurus harian

2. Diselenggarakan minimal satu kali dalam 1(satu) minggu

3. Dapat membuat rekomendasi dan keputusan yang menyangkut program yang akan di
lakukan

4. Tata cara penyelenggaraan Rapat pengurus harian ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga

Pasal 16
RAPAT KOORDINASI ANTAR SEKSI-SEKSI

1. Diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) minggu

2. Dapat membuat rancangan terhadap program-program

3. Memberikan program kepada ketua tentang kebijakan yang sedang dan akan
ditempuhnya

4. Dapat memberikan program untuk menyelenggarakan rapat koordinasi desa

5. Apabila dipandang perlu dapat menetapkan perubahan waktu dan tempat


penyelenggaraan rapat

6. Tata cara penyelenggaraan Rapat Koordinasi antar seksi-seksi ditetapkan dalam


Anggaran Rumah Tangga

Pasal 17
RAPAT KOORDINASI ANTAR WILAYAH

1. Rapat koordinasi wilayah dengan pengurus harian bermusyawarah dalam suatu


penentuan program

2. Diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan


3. Memberikan pendapat kepada Desa tentang kebijakan yang sedang dan akan
ditempuhnya

4. Tata cara penyelenggaraan Rapat Koordinasi Antar wilayah diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 19

Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui rapat pleno dengan mendapat
persetujuan dari sekurang-kurangnya 2/3 dari peserta yang hadir

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20

1. Segala sesuatu yang dalam Anggaran Dasar menimbulkan perbedaan penafsiran


dikoordinasikan melalui hirarki organisasi dan dimusyawarahkan dalam Rapat
selanjutnya dipertanggungjawabkan dalam rapat pleno

2. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan dan Kebijakan Organisasi lainnya

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21

1. Anggaran Dasar ini disertai Anggaran Rumah Tangga dan lampiran penjelasannya
yang merupakan bagian tak terpisahkan

2. Anggaran Dasar ini disempurnakan dalam rapat pleno di Balai Desa Pundenarum Kec
Karangawen. pada tanggal 2 Mei 2015 jam 08.00-selesai

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN
Pasal 1

1. Keanggotaan KARANG TARUNA SENTANA SAKTI tidak membeda-bedakan


latar belakang suku, agama, latar belakang, etnis, golongan dan status sosial anggota

2. Anggota adalah berdomisili di desa Pundenarum dan tidak membeda-bedakan gender


dan menyatakan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila
1 Juni 1945, Undang-Undang Dasar 1945, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART) serta peraturan-peraturan organisasi lainnya

3. Umur minimum calon anggota 15 tahun sejak tanggal mendaftarkan diri


4. Tercatat sebagai pemuda/pemudi Ds Pundenarum dan aktif pada organisasi

5. Setiap anggota yang berpindah tempat diluar Ds Pundenarum bersangkutan, secara


otomatis sudah lepas dari keanggotoan KARANG TARUNA SENTANA SAKTI

6. Setiap anggota yang akan berhenti dari keorganisasian Wajib konfirmasi kepada
pengurus organisasi

Pasal 2
HAK-HAK ANGGOTA

1. Hak suara dan Hak bicara dalam rapat-rapat dan permusyawaratan organisasi

2. Anggota mempunyai hak-hak Memilih dan dipilih dalam segala jabatan organisasi

3. Anggota mempunyai hak-hak bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul


kepada pimpinan secara langsung, baik lisan maupun tertulis berkaitan dengan
kebijakan-kebijakan organisasi

4. Melakukan pembelaan diri didalam rapat terhadap pemecatan sementara

5. Mendapat perlindungan organisasi sepanjang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan


kebijakan organisasi

6. Hak mendapatkan fasilitas seragam dari organisasi

Pasal 3
KEWAJIBAN ANGGOTA

1. Mentaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan dan Keputusan serta
ketentuan lainnya dalam organisasi

2. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik organisasi

3. Aktif melaksanakan tujuan, usaha dan program-program organisasi tanpa terkecuali

4. Berpihak kepada masyarakat dan desa Pundenarum secara khusus

5. memenuhi setiap undangan KARANG TARUNA SENTANA SAKTI

Pasal 4
KEHILANGAN KEANGGOTAAN

1. Bukan penduduk Ds Pundenarum dan tidak melaporkan kepindahannya kepada


organisasi setempat dalam tenggang waktu 1 (satu) tahun

2. Bukan lagi Warga Negara Republik Indonesia

3. Atas permintaan sendiri yang diajukan secara tertulis kepada pengurus harian serta
mendapat persetujuan ketua KARANG TARUNA SENTANA SAKTI
4. Meninggal dunia

BAB II
PENGURUS
Pasal 5

Dewan Pembina ( DP )
1.Dewan Pembina beranggotakan mantan pengurus dan pembina Karang Taruna SENTANA
SAKTI Desa Pundenarum.
2.Tugas dan wewenang :
a. Memberikan pertimbangan tentang pelaksanaan program dan aktivitas lembaga.
b. Menampung aspirasi masyarakat dan anggota dan menyampaikan kepada pengurus.
c. Menjalankan fungsi litbang dan kontrol.

Pasal 6
KETUA

1. Kepengurusan Ketua bersifat Kolektif-Kolegial dan masing-masing anggota


mempunyai kedudukan yang sederajat

2. Pengurus ketua dipilih dan ditetapkan dalam rapat pleno

3. Dalam melaksanakan kegiatan organisasi, diantara Pengurus Haraian dilakukan


pembagian tugas secara fungsional melalui Tata Kerja organisasi yang ditetapkan
dalam Rapat

4. Kepengurusan ketua maksimal 1 (satu) kali masa kepengurusan dan setelah itu tidak
dapat dipilih kembali

5. Jika dalam melaksanakan tugasnya terjadi kevakuman kepengurusan seorang ketua


maka semua kegiatan diambil oleh Wakil Ketua

6. Pada masa akhir jabatannya, ketua menyampaikan laporan pertanggung jawaban


dalam anggota rapat pleno

7. Ketua berkoordinasi dengan Kepala Desa dan Pembina

Pasal 6
TUGAS DAN WEWENANG

1. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketetapan-ketetapan


rapat umum lainnya

2. Dalam melaksanakan ayat (1), ketua menetapkan peraturan-peraturan dan keputusan-


keputusan ketua

3. Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap AD/ART yang kemudian


dimusyawarahkan dalam RAKORMUS dan dipertanggung jawabkan di RAPAT
PLENO
4. Menetapkan Pengurus Harian berdasarkan ketetapan RAPAT PLENO

5. Bila dipandang perlu Ketua berwenang mengupayakan penyelesaian sengketa pada


tingkat organisasi dibawahnya

6. Menyelenggarakan RAPAT PLENO dan RAKORMUS sesuai waktu yang ditetapkan

7. Menegakkan disiplin organisasi

8. Menyampaikan Progres Report dalam RAKORMUS

Pasal 7
SEKRETARIAT

1. Dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dalam Rapat Pleno

2. Apabila Ketua berhalangan, fungsi Ketua dapat dilaksanakan Sekertaris yang


ditetapkan dalam Rapat Pleno

3. Ketua bertugas menggerakan fungsi administrasi organisasi

4. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua dapat membentuk Staf-staf, yang diangkat dan
diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pleno

5. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas seksi-seksi yang berada dibawahnya

6. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua bertanggung jawab kepada Rapat Pleno

7. Menetapkan Program-program Koordinator Wilayah berdasarkan hasil Koordinasi


Antar Wilayah pada wilayah Dusun yang bersangkutan

Pasal 8
RAPAT

1. Pengambilan kebijakan ketua dilakukan melalui Rapat

2. Setiap keputusan dalam Rapat pada dasarnya diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.

3. Apabila ayat (2) tidak dapat dilaksanakan dan keputusan yang diambil menyangkut
keselamatan/eksistensi organisasi, maka dapat dilakukan penetapan berdasarkan suara
terbanyak

4. Apabila diantara keputusan yang akan diambil berada diluar ketetapan Rapat terlebih
dahulu perlu mendapat permufakatan RAKORMUS

5. Rapat hanya sah jika dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah Pengurus Harian dan
Anggota
6. Untuk kepentingan keselamatan/eksisitensi organisasi yang mendesak dimana ayat (2)
diatas tidak terpenuhi, maka rapat ditunda 3 x 60 menit. Apabila penundaan tersebut
ternyata tidak memenuhi ayat (2), maka Rapat Pleno dianggap sah bila dihadiri +1
dari jumlah Pengurus harian dan Anggota dan hasil-hasil tersebut dilaporkan pada
Rapat Pleno berikutnya

7. Keputusan Rapat mengikat semua Pengurus Harian dan anggota

Pasal 9
KOORDINATOR WILAYAH

1. Pembagian wilayah Koordinator Desa ditetapkan oleh Keputusan Rapat Pleno

2. Calon-calon Pengurus Koordinator Wilayah diusulkan oleh Anggota pada Rapat


Koordinasi Antar Wilayah

3. Jumlah anggota dan susunan Pengurus Koordinator Wilayah ditetapkan sekurang-


kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 8 (delapan) orang yang terdiri dari
seorang Korwil dan seksi-seksi

4. Keanggotaan Koordinator wilayah maksimal 1 (satu) kali masa kepengurusan dan


setelah itu tidak dapat dipilih kembali

5. Masa kepengurusan Koordinator Wilayah 3 (tiga) tahun

6. Dalam menjalankan tugasnya Koordinator Wilayah bertanggungjawab kepada Ketua

Pasal 10
TUGAS DAN WEWENANG

1. Mengkoordinasikan program-program kerja Desa dan organisasi di tiap Dusun yang


diatur dalam Keputusan Ketua

2. Berwenang menjabarkan program-program kerja Desa dan organisasi yang diatur


dalam Keputusan Rapat Desa untuk disesuaikan dengan kondisi Desa

3. Membantu dan mengupayakan pertemuan-pertemuan antar cabang diwilayah dusun

4. Bersama-sama Ketua melaksanakan Sosialisasi Tingkat Wilayah

Pasal 11
PENGURUS HARIAN

1. Pengurus harian dapat dibentuk Rapat Pleno yang memiliki anggota minimal 10 orang

2. Pengurus Harian merupakan struktur organisasi yang bertugas melakukan koordinasi


pelaksanaan program operasional di Kesekertariatan

3. Pengurus Harian dipilih oleh Rapat Pleno dan di sahkan oleh Anggota
4. Susunan Pengurus harian terdiri dari seorang Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris,
seorang Bendahara, Koordinasi wilayah beberapa seksi-seksi

5. Tata Kerja Pengurus Harian ditetapkan dalam Rapat Kerja harian

6. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Pengurus Harian bertanggung jawab kepada


Ketua

Pasal 12
TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS HARIAN

1. Melakukan koordinasi pelaksanaan program operasional organisasi di tingkat Desa

2. Mengkoordinasikan anggota, Mengelola Uang dari Desa dan menarik uang iuran
arisan, Melaksanakan Program harian

3. Mengupayakan pertemuan-pertemuan antar Koordinator Wilayah


Dalam menjalankan tugas-tugas organisasi.

BAB III
PERMUSYAWARATAN

Pasal 13
RAPAT PLENO

1. Diselenggarakan Pengurus Harian dengan dibantu oleh kepanitiaan Rapat Pleno yang
dibentuk oleh ketua

2. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Rapat Pleno dipersiapkan oleh Ketua untuk
selanjutnya dibahas dan ditetapkan oleh sidang-sidang Rapat Pleno

3. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Ketua dan selanjutnya dipimpin
oleh pimpinan sidang terpilih

4. Rapat Umum sah jika dihadiri oleh 2/3 dari jumlah Anggota definitif

Pasal 14
PESERTA RAPAT PLENO

1. Peserta Rapat Pleno adalah utusan Koordinator Wilayah definitif yang jumlahnya
ditetapkan dalam keputusan Ketua

2. Peninjau Rapat Pleno adalah Ketua, Pengurus Lembaga Tingkat Desa, Sekretariat Dan
Koordinator Wilayah masing-masing

Pasal 15
PENGAMBILAN KETETAPAN-KETETAPAN RAPAT PLENO

1. Ketetapan-ketetapan pada dasarnya diambil dengan mengutamakan musyawarah


untuk mencapai mufakat.
2. Dalam keadaan dimana terdapat pendapat-pendapat yang tidak dapat dipertemukan,
Rapat Pleno dapat meminta Ketua untuk menjelaskan pokok persoalan.

3. Apabila ayat (1) dan (2) tidak dapat dipenuhi, ketetapan dapat diambil berdasarkan
suara terbanyak. Ketetapan sah jika disetujui oleh minimal 1/2+1 peserta yang
mempunyai hak suara.

Pasal 16
RAPAT LUAR BIASA

1. Kongres Luar Biasa hanya dapat diselenggarakan dalam keadaan darurat yang dinilai
dapat mengancam eksistensi dan keutuhan organisasi, setelah mendapat persetujuan
minimal 2/3 Pengurus Harian dan korwil Definitif

2. Rancangan Materi, Acara, dan Tata Tertib Rapat Luar Biasa, disiapkan oleh Ketua
untuk selanjutnya ditetapkan dalam Rapat Luar Biasa

3. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Ketua, dan selanjutnya dipimpin
oleh Pimpinan Sidang Terpilih

4. Pelaksanaan Rapat Luar Biasa ditetapkan melalui RAKORMUS melalui inisiatif


Ketua dan atau masing-masing koordinasi wilayah Definitif

Pasal 17
RAPAT KOORDINASI DESA

1. Diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun oleh Ketua,


dan dibantu oleh panitia yang dibentuk oleh ketua

2. Apabila ayat (1) tidak dapat diselenggarakan sesuai dengan Anggaran Dasar pasal 15
ayat 1, maka Pengurus harian dapat menyelenggarakan Rapat Koordinasi Musyawara
bila disetujui minimal 2/3 pengurus Harian Definitif

3. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib disiapkan oleh Panitia RAKORMUS

4. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Ketua, dan selanjutnya dipimpimpin
oleh Pimpinan Sidang Terpilih

5. Rapat Koordinasi Desa sah jika dihadiri oleh 2/3 Pengurus Harian Definitif

6. Ketetapan-ketetapan dalam Rapat Koordinasi Musyawara pada dasarnya diambil


dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat

7. Apabila ayat (7) tidak dapat dilakukan, maka ketetapan Rapat Koordinasi Desa sah
apabila disetujui oleh minimal +1 peserta yang hadir

Pasal 18
FORUM KOORDINASI ANTAR WILAYAH
1. Diselenggarakan oleh Koordinator Wilayah Desa, dengan membentuk Kepanitiaan
yang dibentuk dalam Rapat Antar Korwil

2. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib disiapkan oleh Panitia Forum Koordinasi
Antar Wilayah

3. Ketetapan-ketetapan dalam Forum Koordinasi Antar Wilayah pada prinsipnya diambil


dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat

Pasal 19
RAPAT KOORDINASI ANTAR KORWIL

1. Diselenggarakan 6 (enam) bulan sekali

2. Apabila ayat (1) tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar pasal (20)
ayat (1), maka Pengurus Korwil dapat menyelenggarakan Rapat Koordinasi Antar
pengurus Korwil bila disetujui oleh minimal +1 jumlah Korwil definitif diwilayah
yang bersangkutan.

3. Rapat Koordinasi Antar Korwil sah jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah
Korwil definitif

4. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Rapat Koordinasi Antar Korwil disiapkan
oleh Pengurus harian

5. Dapat memberikan rekomendasi tentang pelaksanaan rapat pleno

6. Ketetapan-ketetapan dalam Rapat Koordinasi Antar Korwil pada prinsipnya diambil


dengan mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat

7. Jika ayat (6) tidak dapat terpenuhi maka Ketetapan Rapat Koordinasi Antar Korwil
sah apabila disetujui oleh minimal +1 jumlah peserta yang hadir

Pasal 20
RAPAT ANGGOTA HARIAN

1. Diselenggarakan oleh Pengurus Harian

2. Rapat harian sah jika dihadiri oleh 2/3 jumlah anggota Pengurus Harian yang
bersangkutan

3. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Rapat Angoota harian, disiapkan oleh
Pengurus Harian, untuk selanjutnya ditetapkan dalam Rapat Harian

4. Ketetapan-ketetapan dalam rapat Harian, pada dasarnya diambil dengan musyawarah


untuk mufakat

5. Jika ayat (4) tidak dapat dilakukan, maka ketetapan Rapat Harian sah bila disetujui
oleh minimal +1 peserta yang hadir
6. Korwil hadir dalam Rapat Harian sebagai Peninjau, Pengurus Harian sebagai Peserta
Kehormatan, dan utusan Harian lainnya sebagai undangan

BAB IV
PENTAHAPAN KADERISASI
Pasal 21

1. Pentahapan Kaderisasi pada dasarnya adalah proses kaderisasi untuk menunjang


kesinambungan, kualitas kepemimpinan dan pengabdian organisasi

2. Setiap anggota adalah kader berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan oleh rapat
Pleno

BAB V
DISIPLIN ORGANISASI
Pasal 22

1. Dilarang melakukan kegiatan yang mencemarkan kehormatan dan nama baik


organisasi.

2. Dilarang melakukan tindakan yang dapat menimbulkan pertentangan dan perpecahan


dalam tubuh organisasi serta tindakan lainya yang menyimpang dari kebijakan
organisasi

3. Dilarang menyebar luaskan paham, isu serta fitnah yang dapat menimbulkan
permusuhan diantara anggota dan masyarakat pada umumnya.

4. Larangan sebagaiman dalam ayat (1), (2) dan (3) tersebut diatas berlaku bagi seluruh
anggota tanpa membeda-bedakan jenjang jabatan dalam organisasi.

Pasal 23
PENILAIAN PELANGGARAN DISIPLIN

1. Penilaian pelanggaran disiplin anggota dilakukan langsung oleh Pengurus Harian


bersangkutan dan secara tidak langsung oleh ketua.

2. Penilaian pelanggaran disiplin oleh Pengurus Harian dilakukan oleh Ketua dengan
memperhatikan pandangan anggota.

3. Penilaian pelanggaran disiplin oleh Ketua dengan memperhatikan pandangan


Pengurus Harian dan atau anggota.

4. Penilaian pelanggaran disiplin oleh ketua dilakukan oleh Rapat Umum, dibahas dan
disahkan dalam Rapat Koordinasi Musyawarah.

BAB VI
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 24
1. Yang dimaksud dengan sengketa dalam hal ini adalah perselisihan diantara anggota
yang membahayakan keutuhan organisasi.

2. Pedoman penyelesaian sengketa adalah kemurnian azas, keluhuran budi, Anggaran


Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi lainnya, persatuan dan
kesatuan serta keutuhan organisasi.

Pasal 25
PELAKSANAAN PENYELESAIAN SENGKETA

1. Penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan hirarki organisasi.

2. Apabila dipandang perlu, dapat dibentuk tim khusus yang disetujui oleh pihak-pihak
yang bersengketa.

3. Apabila sengketa tidak dapat diselesaikan dan sengketa tersebut dinilai


membahayakan keutuhan organisasi, maka pengurus organisasi pada hirarki diatasnya
berhak mengambil kebijaksanaan yang dianggap perlu.

B A B VII
KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 26

1. Yang dimaksud dengan kekayaan organisasi adalah seluruh harta benda yang dimiliki
oleh organisasi.

2. Organisasi berkewajiban memelihara harta benda dan diinventarisasikan secara baik.

B A B VIII
KEUANGAN
Pasal 27

1. Keuangan organisasi diperoleh dari Biaya operasional dari desa (ADD), Kas Arisan,
Parlo Project, Kelompok Usaha KARANG TARUNA SENTANA SAKTI
PUNDENARUM, sumbangan yang tidak mengikat dan usaha- usaha lain yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

B A B IX
HIRARKI PERATURAN ORGANISASI
Pasal 28

Tata urutan Peraturan Organisasi disusun secara hirarkis sebagai berikut :


a) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b) Rapat Pleno
c) Keputusan Rapat Koordinasi Musyawarah.
d) Keputusan Ketua.
e) Instruksi Ketua.
f) Keputusan Rapat Koordinasi Antar Wilayah
g) Ketetapan Konferensi Wilayah.
h) Ketetapan Rapat Pengurus Harian
i) Keputusan Pengurus Harian.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29

1. Segala sesuatu yang dalam Anggaran Rumah Tangga menimbulkan perbedaan


penafsiran, dimusyawarahkan dalam Rapat Pleno

2. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur
dalam Peraturan dan Kebijakan Organisasi lainnya

B A B XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30

1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Anggaran Desa

2. Anggaran Rumah Tangga ini, disempurnakan kembali dalam Rapat Pleno, sekaligus
sebagai Rapat Persatuan KARANG TARUNA SENTANA SAKTI pada tanggal 20
Mei 2015 dan berlaku sejak tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan Di : Pundenarum,
Tanggal : 20 Mei 2015

ANGGARAN DASAR
KARANG TARUNA AJI
DESA RAMAN AJI

BAB I

NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

NAMA

Organisasi ini bernama karang taruna aji yang selanjutnya disingkat KT Aji.

Pasal 2

WAKTU

KT Aji didirikan di desa raman aji pada tanggal untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Pasal 3
KEDUDUKAN

KT Aji adalah organisasi kepemudaan yang berkedudukan di desa raman aji.

BAB II

ASAS DAN PRINSIP

Pasal 4

ASAS

KT Aji berasaskan pancasila.

Pasal 5

PRINSIP

KT Aji adalah:

-organisasi yang bersifat independen.

Organisasi yang berorientasi pada pengembangan kepribadian sosial kemasyarakatan.

BAB III

VISI, MISI, TUJUAN DAN USAHA

Pasal 6

VISI

Mempererat tali persaudaraan antar pemuda untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam
kegiatan kegiatan yang bermanfaat di masyarakat guna meningkatkan peran organisasi
kepemudaan.

Pasal 7

MISI

1. Mengembangkan akhlak budi pekerti yang luhur.

2. Mempererat tali persaudaraan antar pemuda desa raman aji.

3. Mengembangkan kreativitas dan bakat pemuda melalui pendidikan dan pelatihan


kepemudaan.

4. Melestarikan nilai-nilai seni dan budaya masyarakat.

5. Membentuk kepribadian sosial kemasyarakatan.


Pasal 8

TUJUAN

KT Aji mempunyai tujuan:

1. Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air.

2. Menjalin komunitas efektif antar pemuda.

3. Membangun kreativitas dan bakat pemuda sesuai dengan perkembangan nya.

4. Membangun semangat persaudaraan, rasa memiliki, tanggung jawab, pengetahuan,


dan cinta tanah air.

Pasal 9

USAHA

1. Menghimpun dan membina anggota sesuai dengan asas dan tujuan KT Aji serta
peraturan perundang-undangan KT Aji yang berlaku.

2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sesuai divisi masing masing dalam


menjalankan visi dan misi KT Aji.

MUSYAWARAH TINGGI ANGGOTA (MUSTA)

KARANG TARUNA AJI

Ditetapkan pada tanggal 15 Juni 2014

Di Raman Aji pukul 11: 00 WIB

Presidium sidang

Pertama Kedua

(Dedi Suwarno) (M. Nasrudin)

Ketiga
(Nela Rantika Dewi)

ANGGARAN RUMAH TANGGA


KARANG TARUNA AJI
DESA RAMAN AJI

BAB I

KEANGGOTAAN

Pasal 1

ANGGOTA

Anggota KT Aji adalah seluruh pemuda-pemudi Desa Raman Aji yang bersedia
mendedikasikan diri untuk desa Ranman Aji.

Pasal 2

PENERIMAAN ANGGOTA

Penerimaan anggota baru dilakukan dengan cara:

1. Seluruh Pemuda dan pemudi desa raman aji yang sudah tergabung dalam karang
taruna dusun atau risma yang telah di ajukan oleh pengurus masing-masing.

2. Calon anggota KT Aji dinyatakan syah menjadi anggota setelah disetujui oleh
pengurus harian KT Aji.

3. Dalam hal-hal yang sangat diperlukan, pengurus dapat mengambil kebijakan lain
yang tidak menyimpang dari ayat 1 dan 2.

Pasal 3

MASA KEANGGOTAAN

1. Masa keanggotaan berakhir apabila:


Mengundurkan diri dengan alas an yang dapat diterima.

Diberhentikan sebagai anggota secara terhormat maupun tidak terhormat karena


melanggar AD/ART KT Aji.

Apabila sudah tidak menjadi warga desa Raman Aji.

2. Bentuk dan tata cara pemberhentian anggota diatur dalam ketentuan


musyawarah forum.

Pasal 4

HAK ANGGOTA

1. Menggunakan fasilitas KT Aji yang ada dengan izin pengurus.

2. Anggota berhak atas pendidikan, kebebasan, dan pembinaan.

3. Berhak memilih dan dipilih sebagai ketua KT Aji.

Pasal 5

KEWAJIBAN ANGGOTA

Kewajiban anggota:

1. Anggota berkewajiban menaati AD/ART dan peraturan peraturan KT Aji lainnya


serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan KT Aji.

2. Anggota berkewajiban menjunjung tinggi dan menjga serta mempertahankan nama


baik organisasi, desa, bangsa, dan Negara.

3. Anggota berkewajiban menjaga dan merawat fasilitas KT Aji.

BAB II

USAHA

Pasal 6

1. Melakukan dan meningkatkan nama baik Desa Raman Aji.

2. Memperdalam pengetahuan.
3. Meningkatkan kualitas pemuda melalui kegiatan kegiatan kemasyarakatan.

4. Membina pemuda desa Raman Aji menjadi pribadi yang kreatif, cerdas, terampil dan
bertanggung jawab terhadap desa Raman Aji.

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI, SUSUNAN PENGURUS, TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 7

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi KT Aji terdiri dari :

1. Pelindung

2. Penasihat

3. Badan pengurus harian

4. Badan pengurus bidang

5. Anggota

Pasal 8

SUSUNAN PENGURUS

1. Pengurus adalah badan eksekutif organisasi pengemban amanat Musyawarah Tinggi


Angota yang masa jabatannya 1 periode.

2. Badan pengurus harian terdiri dari:

1. Ketua umum

2. Wakil ketua

3. Sekretaris umum

4. Wakil sekretaris

5. Bendahara umum

3. Ketua dipilih dalam Musyawarah Tinggi Anggota


4. Ketua menjabat selama satu periode dan selanjutnya dapat dipilih kembali
untuk satu periode berikutnya.

Pasal 9

TUGAS DAN WEWENANG

Pengurus memiliki tugas dan wewenang:

1. Melaksanakan dan menaati AD/ART, keputusan Musyawarah Tiggi Anggota,


peraturan-peraturan organisasi dan memperhatikan nasehat-nasehat penasehat.

2. Pengurus berkewajiban melakukan dan mengembangkan kebijakan tentang berbagai


masalah organisasi.

3. Pengurus memiliki wewenang untuk melakukan musyawarah dan pemilihan sub


kepengurusan bila diperlukan.

BAB IV

PELINDUNG DAN PENASEHAT

Pasal 10

PELINDUNG

1. Pelindung adalah Kepala Desa Raman Aji.

2. Tugas dan wewenang pelindung adalah memberikan perlindungan dan pengawasan


terhadap organisasi KT Aji.

Pasal 11

PEMBINA

1. Pembina adalah mereka yang dipilih dalam Majelis Permusyawaratan Karang Taruna
(MPKT)

2. Tugas dan wewenang pembina adalah untuk memberikan gagasan pengembangan,


pengarahan, kritik, dan saran yang membangun untuk kemajuan KT Aji.

BAB V

BIDANG

1. Bidang adalah sub sub organisasi yang bekerja sesuai tugas dan fungsi nya.
2. Bidang ditentukan oleh pengurus.

3. Jumlah bidang disesuaikan dengan kebutuhan .

4. KT Aji memiliki 7 Bidang:

1. Bidang organisasi dan kaderisasi

2. Bidang pendidikan latihan

3. Bidang kerohanian

4. Bidang olahraga dan kesehatan

5. Bidang seni dan budaya

6. Bidang usaha ekonomi produktif

7. Bidang hubungan masyarakat

BAB VI

PERMUSYAWARATAN

Pasal 13

Permusyawaratan KT Aji terdiri dari:

1. Pertemuan mingguan

2. Musyawarah Tinggi Anggota (MUSTA)

3. Musyawarah Tiggi Anggota Keluarga (MUSTA-Ka)

Pasal 14

1. MUSTA adalah musyawarah tertinggi dalam organisasi KT Aji.

2. MUSTA diikuti oleh seluruh anggota yang aktif.

3. MUSTA diselenggarakan tiap dua tahun sekali.

4. MUSTA syah jika dihadiri 2/3 dari jumlah anggota yang aktif.

5. MUSTA memiliki tugas dan wewenang:


1. Menetapkan/mengubah AD/ART.

2. Mengevaluasi LPJ pengurus KT Aji. C

3. Memilih ketua umum yang baru.

Pasal 15

1. Musyawarah tinggi anggota keluarga (MUSTA-Ka) adalah forum musyawarah yang


setingkat MUSTA.

2. MUSTA-Ka diselenggarakan apabia pengurus melakukan pelanggaran AD/ART.

3. MUSTA-Ka diselenggarakan atas usulan 2/3 dari jumlah anggota yang aktif.

4. Apabila poin 2 dan 3 terpenuhi, kepengurusan KT Aji diambil alih oleh pembina dan
anggota KT Aji.

BAB VII

LAMBANG

Pasal 16

Lambang KT Aji sebagaimana terlampir dalam lampiran Anggaran Rumah Tangga ini.

BAB VIII

PENUTUP

Hal hal yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga ini akan diatur oleh pengurus
dalam peraturan lain sejauh tidak menyimpang dari AD/ART.

MUSYAWARAH TINGGI ANGGOTA (MUSTA)

KARANG TARUNA AJI

Ditetapkan pada tanggal 15 Juni 2014

Di Raman Aji pukul 11:00 WIB


Presidium sidang

Pertama Kedua

(Dedi Suwarno) (M. Nasrudin)

Ketiga

(Nela Rantika Dewi)

Anda mungkin juga menyukai