Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Demam tifoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi di negara yang
sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air bersih yang
dapat diminum. Diagnose dari pelubangan penyakit tipus dapat sangat berbahaya apabila
terjadi selama kehamilan atau pada periode setelah melahirkan. Kebanyakan penyebaran
penyakit demam tifoid ini tertular pada manusia pada daerah daerah berkembang, ini
dikarenakan pelayanan kesehatan yang belum baik, hygiene personal yang buruk. Salah satu
contoh yaitu di Negara Nigeria, dimana terdapat 467 kasus dari tahun 1996 sampai dengan
2000.
Pada beberapa dekade terakhir demam tifoid sudah jarang terjadi di negara-negara
industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di sebagian wilayah dunia,
seperti bekas negara Uni Soviet, anak benua India, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan
Afrika. Menurut WHO, diperkirakan terjadi 16 juta kasus per tahun dan 600 ribu diantaranya
berakhir dengan kematian. Sekitar 70 % dari seluruh kasus kematian itu menimpa penderita
demam tifoid di Asia.
Demam tifoid merupakan masalah global terutama di negara dengan higiene buruk.
Etiologi utama di Indonesia adalah Salmonella enterika subspesies enterika serovar Typhi
(S.Typhi) dan Salmonella enterika subspesies enterika serovar Paratyphi A (S. Paratyphi A).
CDC Indonesia melaporkan prevalensi demam tifoid mencapai 358-810/100.000 populasi
pada tahun 2007 dengan 64% penyakit ditemukan pada usia 3-19 tahun, dan angka mortalitas
bervariasiantara 3,1 10,4 % pada pasien rawat inap.
Dua dekade belakangan ini, dunia digemparkan dengan adanya laporan Multi Drug
Resistant (MDR) strains S.Typhi. strain ini resisten dengan kloramfenikol, trimetropim-
sulfametoksazol, dan ampicillin. Selain itu strain ressisten asam nalidixat juga menunjakan
penurunan pengaruh ciprofloksasin yang menjadi endemik di India. United State, United
Kingdom dan juga beberapa negara berkembang pada tahun 1997 menunjukan kedaruratan
masalah globat akibat MDR.
Morbiditas di seluruh dunia, setidaknya 17 juta kasus baru dan hingga 600.000
kematian dilaporkan tiap tahunnya. Di negara berkembang, diperkirakan sekitar 150 kasus/
juta populasi/ tahun di Amerika Latin. Hingga 1.000 kasus/ juta populasi/ tahun di beberapa
negara Asia. Penyakit ini jarang dijumpai di Amerika Utara, yaitu sekitar 400 kasus

1
dilaporkan tiap tahun di United State, 70% terjadi pada turis yang berkunjung ke negara
endemis. Di United Kingdom, insiden dilaporkan hanya 1 dalam 100.000 populasi.
Di Indonesia, demam tifoid masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat,
berbagai upaya yang dilakukan untuk memberantas penyakit ini tampaknya belum
memuaskan. Di seluruh dunia WHO memperkirakan pada tahun 2000 terdapat lebih dari
21,65 juta penderita demam tifoid dan lebih dari 216 ribu diantaranya meninggal . Di
Indonesia selama tahun 2006, demam tifoid dan demam paratifoid merupakan penyebab
morbiditas peringkat 3 setelah diare dan Demam Berdarah Dengue.
Kejadian demam tifoid meningkat terutama pada musim hujan.Usia penderita di
Indonesia (daerah endemis) antara 3-19 tahun (prevalensi 91% kasus). Dari presentase
tersebut, jelas bahwa anak-anak sangat rentan untuk mengalami demam tifoid. Demam tifoid
sebenarnya dapat menyerang semua golongan umur, tetapi biasanya menyerang anak usia
lebih dari 5 tahun. Itulah sebabnya demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang
memerlukan perhatian khusus. Penularan penyakit ini biasanya dihubungkan dengan faktor
kebiasaan makan, kebiasaan jajan, kebersihan lingkungan, keadaan fisik anak, daya tahan
tubuh dan derajat kekebalan anak.
Perlu penanganan yang tepat dan komprehensif agar dapat memberikan pelayanan
yang tepat terhadap pasien. Tidak hanya dengan pemberian antibiotika, namun perlu juga
asuhan keperawatan yang baik dan benar serta pengaturan diet yang tepat agar dapat
mempercepat proses penyembuhan pasien dengan demam tifoid.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi demam tifoid?
1.2.2 Apa etiologi demam tifoid?
1.2.3 jelaskan manifestasi pemeriksaan penunjang,penatalaksanaan dari demam tifoid !
1.2.4 jelaskan masalah yang lazim muncul pada demam tifoid !
1.2.5 Jelaskan diascharge planning demam tifoid?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi demam tifoid
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi dari demam tifoid
1.3.3Untuk mengetahui manifestasi pemeriksaan penunjang,penatalaksanaan dari demam
tifoid
1.3.4 Untuk mengetahui manifestasi klinis dari demam tifoid
1.3.5Untuk mengetahui komplikasi yang disebabkan oleh demam tifoid
1.3.6Untuk mengetahuipemeriksaan apa saja yang baik untuk penderita demam tifoid
1.3.7 Untuk mengetahui pencegahan atau penanganan demam tifoid

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1Demam tifoid

3
Merupakan suatu penyakit infeksi sitemik bersifat akut yang disebabkan oleh salmonella
typhi.penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, di topang dengan bacteremia tanpa

keterlibatan struktur endothelia atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi
kedalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan peyers patch dan
dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi
(sumarmo,2002).

2.2 Etiologi

Salmonella typhi sama dengan Salmonela yang lain adalah bakteri Gram-negatif, mempunyai
flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif anaerob.Mempunyai antigen
somatic (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein dan
envelope antigen (K) yang terdiri dari polisakarida.Mempunyai makromolekular
lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapis luar dinding sel dan dinamakan
endotoksin.salmonella typhi juga dapat memperoleh plasmid factor-R yang berkaitan dengan
resistensi terhadap multiple antibiotic.

2.3 Manifestasi Klinis

1. Gejala pada anak : Inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama.
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor dan koma.
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari.
5. Nyeri kepala,nyeri perut
6. Kembung, Mual, muntah, Diare, Konstipasi
7. Pusing,Bradikardi,Nyeri Otot
8. Batuk
9. Epistaksis
10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepid an ujung merah serta tremor)
11. Hepatomegali, Splenomegali, Meteroismus
12. Gangguan mental berupa samnolen
13. Delirium atau psikosis
14. Dapat timbul dengan gejala yang tidaktipikal terutama pada bayi muda sebagai
penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia.

(Sudoyo Aru,dkk 2009)

Periode infeksi demam tifoid, gejala dan tanda :

Keluhan Dan Gejala Demam Tifoid


Minggu Keluhan Gejala Patologi

4
Minggu pertama Panas berlangsung Gangguan saluran Bakteremia
insidious, tipe panas cerna
stepladder yang
mencapai 39-
40C,menggigil, nyeri
kepala
Minggu Kedua Komplikasi perdarahan Rose sport, Vaskulitis. Hiperplasi
saluran cerna,perforasi, Splenomegaly pada peyers
syok ,hepatomegali patches,nodul tifoid
pada limpa dan hati
Minggu ketiga Komplikasi,perdarahan Melena,ilius, Ulserasi pada payers
saluran cerna,perforasi, Ketegangan patches, nodul tifoid
syok Abdomen,koma pada limpa dan hati
Minggu Keluhan menurun, Tampak sakit Kolelitiasis, carrier
Keempat,dst Relaps, penurunan BB berat, kakeksia kronik
Sumber : Penyakit infeksi diindonesia

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan darah perifer lengkap

Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit


normal.Leukositosit dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.

2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT


SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah
sembuh.Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.
3. Pemeriksaan uji widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri Salmonella
typhi.Uji widal dimaksudkan untuk menetukan adanya aglutinin dalam serum
penderita demam tifoid.akibat adanya infeksi oleh Salmonella typhi maka penderita
membuat antibody (agglutinin)
4. Kultur
Kultur darah :bisa positif pada minggu pertama
Kultur urin :bisa positif pada akhir minggu kedua
Kultur feses :bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
5. Anti salmonella typhi IgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut Salmonella
typhi, karena antibody IgM muncul pada hari ke-3 dan 4 terjadinya demam.

Penatalaksanaan
1. Non Farmakologi
- Bed rest
- Diet; diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai
dengan tingkat kesembuhan pasien.Diet berupa makanan rendah serat.
2. Farmakologi
- Kloramfenikol, dosis 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral
atau IV selama 14 hari.
5
- Bila ada kontraindikasi kloramfenikol diberikn ampisilin dengan dosis 200
mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali.Pemberian, intravena saat belum dapat
minum obat, selama 21 hari, atau amoksilin dengan dosis 100 mg/kgBB/hari,
terbagi dalam 3-4 kali.Pemberian, oral/intravena selama 21 hari kotrimoksasol
dengan dosis (tmp) 8 mg/kbBB/hari terbagi dalam 2-3 kali pemberian, oral,
selama 14 hari.
- Pada kasus berat, dapat di beri seftiakson dengan dosis 50 m/kgBB/kali dan
diberikan 2 kai sehari atau 80 mg/kg BB/hari, sekali sehari,intravena selama 5-7
hari.
- Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan antibiotika adalah
meropenem, azitthromisin dan fluoroquinolon.

D. Masalah yang Lazim Muncul

1. Ketidakefektifan termoregulasi b.d fluktuasi suhu lingkungan,proses penyakit

N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


o
1 Ketidakefektifan NOC NIC
termoregulasi Hidrasi Temperature regulation
Definisi: Fruktuasi suhu Adherence (pengaturan suhu)
diantara hipotermi dan behavior - Monitor suhu
hipertermia Immune status minimal 2jam
Batasan karateristik Risk control - Rencanakan
Dasar kuku Risk detection monitoring suhu
sianostik Kriteria hasil : secara kontinyu
Fruktuasi suhu Keseimbangan - Monitor TD,nadi,
tubuh diatas dan antara produksi dan RR
panas, panas yang - Monitor warna dan
dibawah kisaran
diterima, dan suhu kulit
normal
- Monitor tanda-
Kulit kemerahan kehilangan panas
Seimbang antara tanda hipertermi
Hipertensi
produksi panas dan hipotermi
Peningkatan suhu
- Tingkatkan intake
tubuh dibawah yang diterima,
cairan dan nutrisi
kisaran normal dan kehilangan
- Selimuti pasien
Sedikit panas selama 28
untuk mencegah
menggigil,kejang hari pertama
hilangnya
Pucat sedang kehidupan
kehangatan tubuh
Piloereksi Keseimbangan
- Ajarkan pada
Penurunan suhu asam basah bayi
pasien cara
tubuh dibawah baru lahir
mencegah
kisaran normal Temperature
keletihan akibat
Kulit dingin,kulit stabil :36,5-37C
panas
Tidak ada kejang
hangat - Diskusikan tentang
Pengisian ulang Tidak ada
pentingnya

6
kapiler yang perubahan warna pengaturan suhu
lambat,takikardi kulit dan kemungkinan
Faktor yang Glukosa darah efek negative dari
berhubungan stabil kedinginan
Usia yang eksterm Pengendalian - Beritahu tentang
Fluktuasi suhu resiko: hipertemia indikasi terjadinya
lingkungan Pengendalian keletihan dan
Penyakit resiko: penanganan
trauma hyporthermia emergency yang
Pengendalian diperlukan
resiko: proses - Ajarkan indikasi
menular dari hipotermi dan
Pengendalian panangan yang
resiko: paparan diperlukan
sinar matahari - Berikan anti
piretik jika perlu

2. Nyeri akut b.d proses peradangan

2. DEFINISI : Pengalaman NOC NIC


sensori dan emosional Pain Level, Pain Management
yang tidak menyenangkan Pain control, - Lakukan
yang muncul akibat Comfort level pengkajian nyeri
kerusakan jaringan yang Kriteria hasil : secara
actual atau potensial atau Mampu komprehensif
digambarkan dalam hal mengontrol nyeri termasuk
kerusakan sedemikian rupa (tahu penyebab lokasi,karakteristi
(international Association nyeri, mampu k,durasi,frekuens,
for the study of Pain): menggunakan kualitas dan faktor
awitan yang tiba-tiba atau tehnik presipitasi
lambat dari intensitas nonfarmakologi - Observasi reaksi
ringan hingga berat dengan untuk mengurangi nonverbal dari
akhir yang dapat nyeri, mencari ketidaknyamanan
- Gunakan teknik
diantisipasi atau diprediksi bantuan)
Melaporkan bahwa komunikasi
dan berlangsung <6 bulan.
nyeri berkurang terapeutik untuk
dengan mengetahui
menggunakan pengalaman nyeri
manajemen nyeri pasien
Mampu mengenali - Kaji kultur yang
mempengaruhi
nyeri
respon nyeri
(skala,intensitas,fr
- Evaluasi

7
ekuensi dan tanda pengalaman nyeri
nyeri) masa lampau
Menyatakan rasa - Evaluasi bersama
nyaman setelah pasien dan tim
nyeri berkurang kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
control nyeri masa
lampau
- Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menentukan
dukungan
- Control
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisisngan.
- Kurangi faktor
presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
- Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
- Berikan anageltik
untuk mengurangi
nyeri
- Tingkatkan
istirahat
- Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri

8
tidak berhasil
- Monitor
penerimaan pasien
tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
- Tentukan
lokasi,karakteristi
k,kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemeberian obat
- Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesic
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesic
ketika pemberian
lebih dari satu
- Tentukn pilihan
analgesic
tergantung tipe
dan beratnya nyeri
- Tentukan
analgesic pilihan,
rute pemeberian,
dan dosis optimal
- Pilih rute
pemberian secara
IV,IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah
pemeberian
analgesic pertama
kali
- Berikan analgesic
tepat waktu

9
terutama saat
nyeri hebat
- Evaluasi
efektivitas
analgesic, tanda
dan gejala

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake yang tidak adekuat

3. Ketidakseimbangan NOC NIC


nutrisi kurang dari Nutritional Nutrition Management
kebutuhan tubuh status: - Kaji adanya alergi
Definisi : asupan nutrisi Nutritional makanan
tidak cukup untuk status : food and - Kolaborasi dengan
memenuhi kebutuhan fluid intake ahli gizi untuk
metaboik Nutritional menentukan jumlah
Batasan karakteristik: status : nutrient kalori dan nutrisi yang
Kram abdomen intake dibutuhakan pasien
Nyeri abdomen Weight control - Anjurkan pasien
Menghindari Kriteria hasil : untuk meningkatkan
makanan Adanya intake Fe
Berat badan 20% - Anjurkan pasien
peningkatan
untuk meningkatkan
atau lebih berat badan
protein dan vitamin C
sesuai dengan
dibawah berat - Berikan substansi
tujuan
badan ideal gula
Berat badan
Kerapuhan kapiler - Yakinkan diet yang
ideal sesuai
Diare dimakan mengandung
dengan tinggi
Kehilangan tinggi serat untuk
badan
mecegah konstipasi
rambut berlebihan Mampu
- Berikan makanan
Bising usus mengindentifika yang terpilih (sudah
si kebutuhan dikonsultasikan
hiperaktif
Kurang makanan nutrisi dengan ahli gizi)
Tidak ada tanda- - Ajarkan pasien
Kurang informasi
tanda malnutrisi bagaimana membuat
Kurang minat
Menunjukkan
catatan makanan
pada makanan peningkatan harian
Penurunan berat fungsi - Monitor jumlah
badan dengan pengecapan dari nutrisi dan kandungan
menelan kalori
asupan makanan
Tidak terjadi - Berikan informasi
adekuat penurunan berat tentang kebutuhan
Kesalahan badan yang nutrisi

10
konsepsi berarti - Kaji kemampuan
Kesalahan pasien untuk
informasi mendapatkan nutrisi
Mambran mukosa yang dibutuhkan
Nutrition monitoring
pucat
- BB pasien dalam
Ketidakmampuan
batas normal
memakan - Monitor adanya
makanan penurunan berat
Tonus otot badan
- Monitor tipe dan
menurun jumlah aktivitas yang
Mengeluh asupan
biasa dilakukan
makanan kurang - Monitor interaksi
anak atau orangtua
dari RDA
selama makan
(recommended - Monitor lingkungan
daily allowance) selama makan
Cepat kenyang - Jadwalkan
pengobatan dan
setelah makan
tindakan tidak selama
Sariawan rongga
jam makan
mulut - Monitor kulit kering
Steatorea dan
Kelemahan otot perubahannpigmentas
penggunyah i
Kelemahan otot - Monitor tugor kulit
- Monitor
untuk menelan kekeringan,rambut
Faktor-faktor yang kusam, dan mudah
berhubungan : patah
- Monitor mual dan
Faktor biologis muntah
Faktor ekonomi - Monitor kadar
Ketidakmampuan albumin, total protein,
untuk Hb, dan kadar Ht
- Monitor pertumbuhan
mengabsorbsi dan perkembangan
nutrient - Monitor pucat,
Ketidakmampuan kemerahan,dan
kekeringan jaringan
untuk mencerna
konjugtiva
makanan - Monitor kalori dan
Ketidakmampuan intake nutrisi
menelan makanan - Catat adanya edema,

11
Faktor psikologis hiperemik,hipertonik,
papilla lidah dan
cavitas oral.
- Catat jika lidah
berwarna magenta
scarlet

4. Resiko kekurangan volume cairan b.d intake yang tidak adekuat dan peningkatan
suhu tubuh

4. Resiko kekurangan NOC NIC


volume cairan Fluid balance Fluid Management
Definisi : berisiko Hydration - Timbang
mengalami dehidrasi Nutritional popok/pembalut jika
vaskuler,selular, atau status: food and diperlukan
intraselular. fluid intake - Pertahankan catatan
Faktor risiko Kriteria Hasil : intake dan output
Kehilangan Mempertahanka yang akurat
volume cairan - Monitor status
n urine output
aktif sesuai dengan dehidrasi
Penyimpanan yang usian dan BB,BJ (kelembaban
mempengaruhi urine normal, membrane mukosa,
absorbs cairan HT normal nadi adekuat, tekanan
Penyimpanan yang Tekanan darah ortostatik), jika
mempengaruhi darah,nadi,suhu diperlukan
asupan cairan - Monitor vital sign
tubuh dalam
Kehilangan - Monitor masukan
batas normal
makanan / cairan IV
berlebihan melalui Tidak ada tanda-
- Monitor status nutrisi
rute normal (mis., tanda - Berikan cairan IV
diare) dehidrasi,elastisi pada suhu ruangan
Usia lanjut tas turgor kulit - Dorong masukan oral
Berat badan baik,membran - Berikan penggantian
ekstrem mukosa lembab, nasogatrik sesuai
Faktor yang tidak ada rasa output
mempengaruhi haus yang - Dorong keluarga
kebutuhan cairan berlebihan untuk membantu
(mis.,status pasien makan
hipermetabolik) - Tawarkan snack (jus
Kegagalan fungsi buah,buah segar)
regulator - Kolaborasi dengan
Kehilangan cairan dokter
melalui rute - Atur kemungkinan
abnormal transfusi
(mis.,siang - Persiapan untuk

12
menetap) transfusi
Agens hypovolemia
fermasutikal management
(mis.,diuretic) - Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
- Pelihara IV line
- Monitor tingkat Hb
dan hematrokit
- Monitor tanda vital
- Monitor responpasien
terhadap penambahan
cairan
- Monitor berat badan
- Dorong pasien untuk
menambah intake
oral
- Pemberian cairan IV
monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan
volume cairan
- Monitor adanya
tanda gagal ginjal

5. Konstipasi b.d penurunan motilitas traktus, gastrointestinal (penurunsan motilitas


usus)

5. Konstipasi NOC NIC


Definisi : penurunan pada Bowel Constipation / Impaction
ferkwensi normal defakasi elimination Management
yang disertai oleh Hydration - Monitor tanda dan
kesulitan atau pengeluaran Kriteria hasil : gejala konstipasi
tidak lengkap feses/atau Mempertahanka - Monitor bising usus
pengeluaran feses yang - Monitor feses:
n bentuk feses
kering,keras, dan banyak frekuensi,konsistensi,
lunak setiap 1-3
Batasan karakteristik dan volume
hari
Nyeri abdomen - Konsultasi dengan
Bebas dari
Nyeri tekan dokter tentang
ketidaknyamana
abdomen dengan penurunan dan
n dan konstipasi
teraba resistensi Mengidentifikas peningkatan bising
otot usus
i indicator untuk
Nyeri tekan - Mitor tanda dan
mencegah
gejala ruptur
abdomen tanpa konstipasi
usus/peritonitis
teraba resitensi otot Feses lunak dan
- Jelaskan etiologi dan
Anoraksia berbentuk
rasionalisasi tindakan
Penampilan tidak

13
khas pada lansia terhadap pasien
(mis., perubahan - Identifikasi faktor
pada status mental, penyebab dan
inkontinensia kontribusi konstipasi
urunarius, jatuh - Dukung intake cairan
yang tidak - Kolaborasi
penyebabnya, pemberian laksatif
- Pantau tanda-tanda
peningkatan suhu
dan gejala konstipasi
tubuh)
- Pantau tanda-tanda
Borbogirigmi
dan gejala impaksi
Darah merah pada
- Memantau gerakan
feses usus, termasuk
Perubahan pada
konsistensi
pola defekasi frekuensi,bentuk,volu
Penurunan
me, dan warna
frekuensi - Memantau bising
Penurunan volume usus
feses - Konsultasikan
Distensi abdomen dengan dokter
Rasa rektal penuh tentang penurunan/
Rasa tekanan rectal kenaikan frekuensi
Keletihan umum bising usus
Feses keras dan - Pantau tanda-tanda
berbentuk dan gejala pecahnya
Sakit kepala usus dan / atau
Bising usus peritonitis
hiperaktif - Jelaskan etiologi
Bising usus masalah dan
hipoaktif pemikiran untuk
Peningkatan tindakan untuk
tekanan abdomen pasien
Tidak dapat makan, - Menyusun jadwal
mual ketoilet
Rembesan feses - Mendorong
cair meningkatkan asupan
Nyeri pada saat cairan,kecuali
defekasi dikontrsindikasikan
Massa abdomen - Evaluasi profil obat
yang dapat diraba untuk efek samping
Adanya feses gastrointestinal
lunak, seperti pasta - Anjurkan pasien /
didalam rectum keluarga untuk
Perkusi abdomen mecatat
pekak warna,volume,frekue

14
Sering flatus nsi,dan konsistensi
Mengejan pada tinja
saat defekasi - Anjurkan pasien /
Tidak dapat keuarga bagaimana
mengeluarkan untuk menjaga buku
feses harian makanan
Muntah - Anjurkan
Faktor yang pasien/keluarga
berhubungan untuk diet tinggi
o Fungsional serat
- Anjurkan
- Kelemahan
pasien/keluarga pada
otot
penggunaan yang
abdomen
- Kebiasaan tepat dari obat
mengabdika pencahar
- Anjurkan
n dorongan
pasien/keluarga pada
defekasi
- Ketidakade hubungan asupan
kuatan diet,olahraga,dan
toileting cairan
(mis., sembelit/impakasi
- Menyarankan pasien
batasan
untuk untuk
waktu,posis
berkonsultasi dengan
i untuk
dokter jika sembelit
defekasi,pri
atau impaksi terus
vasi)
- Kurang ada
- Menginformasikan
aktivitas
pasien prosedur
fisik
- Kebiasaan penghapusan manual
defekasi dari tinja, jika perlu
- Lepaskan impaksi
tidak teratur
- Perubahan tinja secara manua,
lingkungan jika perlu
- Timbang pasien
saat ini
o Psikologis secara teratur
- Depresi,stre - Ajarkan pasien atau
ss emosi keluarga tentang
- Konfusi proses pencernaan
mental yang normal
o Farmakologis - Ajarkan pasien /
- Antasida keluarga tentng
mengandun kerangka waktu
g untuk resolusi
aluminium sembelit

15
- Antikonvul
san
- Antidepresa
n
- Agens
antilipemik
- Garam
bismuth
- Kalsium
karbonat
- Penyekat
saluran
kalsium
- Diuretik,
garam besi
- Penyalah
gunaan
laksatif
- Agens
antiinflama
si non
steroid
- Opiate,feno
tiazid,sedati
ve
- Simpotomi
memik
o Mekanis
- Ketidaksei
mbangan
elektrolit
- Kemoroid
- Penyakit
Hischsprun
g
- Gangguan
neurologist
- Obesitas
- Opstruksi
pasca-
bedah
- Kehamilan
- Pembesaran
prostat
- Abses
rectal

16
- Fisura anak
rektal
- Striktur
anak rectal
- Prolaps
rectal,ulkus
rectal
- Rektokel,tu
mor
o Fisiologis
- Perubahan
pola makan
- Perubahan
makanan
- Penurunan
motilitas
traktus
- Gastrointen
stinal
- Dehidrasi
- Ketidakade
kuatan gigi
religi
- Ketidakade
kuatan
higine oral
- Asupan
serat tidak
cukup
- Asupan
cairan tidak
cukup
- Kebiasaan
makan
buruk

E. Diascharge Planning

1. Hindari tempat yang tidak sehat


2. Hindari daerah endemis demam tifoid
3. Cucilah tangan dengan sabun dan air bersih
4. Makanlah makanan bernutrisi lengkap dan seimbang dan masak/panaskan sampai
suhu 570C beberapa menit dan secara merata
5. Salmonellatyphio didalam air akan mati apabila dipanasi setinggi 570C untuk
beberapa menit atau dengan proses iodinasi/klorinasi.
6. Gunakan air yang sudah direbus untuk minum dan sikat gigi

17
7. Mintalah minuman tanpa es kecuali air es sudah dididihkan atau dari botol.
8. Lalat perlu dicegah menghinggapi maka
9. nan dan minuman
10. Istirahat cukup dan lakukan olah raga secara teratur
11. Jelaskan terapi yang diberikan: dosis, dan efek samping
12. Ketahui gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk
mengatasi gejala tersebut
13. Tekanan untuk melakukan control sesuai waktu yang ditentukan
14. Vaksin demam tifoid
15. Buang sampah pada tempatnya.

F. Patofisiologi

Kuman salmonella Lolos dari asam


Malaise, perasaan
typhi yang masuk lambung
tidak enak badan,
ke saluran nyeri abdomen
Bakteri masuk usus
gastrointestinal

Pembuluh limfe inflamasi Komplikasi


intestinal:Perdaraha
n usus,perforasi
Peredaran darah Masuk retikulo
usus (bag.distal
(bacteremia primer) endothelial (RES)
ileum),peritonituis
terutama hati dan

Inflamasi pada Empedu Masuk kealiran


hati dan limfa darah (bacteremia
sekunder)
Rongga usus pada
kel.Limfoid halus Endoktosin
18
Ketidakseimbangan
Mempengaruhi
Hepatomegali Pembesaran limfa Terjadi kerusakan
Resiko nutrisi kurang
pusat
Merangsang dari
melepas
Ketidakefektifan
Penurunan
Splenomegali Peningkatan
kebutuhan
Anoreksia asam
tubuh
thermoregular
mual
zattermoregulasi
epirogen oleh
Lase
Komplikasi
plak
erosipeyer
Perdarahan
Nyeri tekan perforasi
masif dankekurangan
Nyeri perdarahan
konstipasi
Penurunan
nyerimobiitas
peristaltic usus
lambung
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Demam tifoid adalah suatu infeksi akut pada usus kecil yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi. Di Indonesia penderita demam tifoid cukup banyak diperkirakan
800/100.000 penduduk per tahun, tersebar dimana-mana, dan ditemukan hamper sepanjang
tahun.

Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur, tetapi yang paling sering pada anak
besar, umur 5-9 tahun. Dengan keadaan seperti ini, adalah penting melakukan pengenalan
dini demam tifoid, yaitu adanya 3 komponen utama : Demam yang berkepanjangan (lebih
dari 7 hari), Gangguan susunan saraf pusat / kesadaran.

3.2Saran

19
Dari uraian makalah yang telah disajikan maka kami dapat memberikan saran untuk
selalu menjaga kebersih lingkungan , makanan yang dikonsumsi harus higiene dan perlunya
penyuluhan kepada masyarakat tentang demam tifoid.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Hueda.S.kep,dkk.2015, APLIKASI asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis


dan NANDA NIC-NOC,Jogjakarta.medication jogja.

http://www.infopenyakit.com/2008/08/penyakit-demam-tifoid.html

http://www.pediatrik.com/isi03.php?
page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-fkxu277.htm

http://www.infofisioterapi.com/penyakit-tifus-pada-anak.html#more-3671
http://www.arisclinic.com/2011/04/demam-tifoid-gejala-diagnosis-pengobatan/

20

Anda mungkin juga menyukai