Anda di halaman 1dari 6

http://www.ebiologi.com/2016/02/bioteknologi-pangan.

html

Home Bioteknologi Bioteknologi Pangan : 15 Contoh Produk yang Dihasilkan

Bioteknologi Pangan : 15 Contoh Produk yang


Dihasilkan

Administrator

Add Comment

Bioteknologi

Tuesday, February 23, 2016

Penerapan bioteknologi dapat kita temukan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu
yang paling sering kita jumpai misalnya dalam produksi bahan pangan dan agroindustri.

Bioteknologi Pangan

Beberapa olahan makanan yang kita konsumsi selama ini ternyata memang merupakan
hasil karya dari penerapan bioteknologi. Jika kita menelisik lebih dalam bagaimana bahan
pangan itu diproduksi, kita akan menemukan peran beberapa mikroorganisme di
dalamnya. Berikut pemaparan lanjut mengenai contoh bioteknologi pangan dan peran
mikroorganisme yang berperan dalam proses produksinya tersebut.
1. Tempe

Tempe merupakan salah satu contoh produk bioteknologi konvensional yang sudah dikenal
luas di masyarakat kita. Tempe diproduksi dari proses fermentasi kedelai menggunakan
jamur-jamur dari genus Rhizoporus, misalnya R. oligosporus, R. stoloniferus, dan R.
oryzae.

Tempe adalah lauk dengan protein tinggi. Selain itu, ia juga sangat mudah dicerna oleh
tubuh. Mudahnya pencernaan tempe oleh tubuh disebabkan karena dalam produksi
tempe, jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease dan enzim lipase.

Enzim protease berfungsi untuk mendegradasi protein menjadi asam amino, sedangkan
enzim lipase menguraikan lemak menjadi asam lemak. Baik asam amino atau asam
lemak, keduanya merupakan senyawa sederhana yang mudah diserap tubuh.

2. Oncom
Selain tempe, oncom juga merupakan contoh produk bioteknologi pangan yang sudah
diterapkan nenek moyang kita sejak lama. Oncom terbuat dari ampas tahu yang
difermentasi menggunakan jamur Neurospora sitophila.

Jamur Neurospora sitophila menghasilkan zat warna merah dan bisa menjadi pewarna
alami dalam oncom. Selain itu, ia juga dapat menghasilkan enzim amilase, lipase, dan
enzim protease selama fermentasi. Karena produksi enzim-enzim tersebut, dinding sel dari
bahan yang difermentasi menjadi lebih lunak dan empuk.

3. Roti

Dalam proses produksi roti, teknik fermentasi juga diterapkan untuk membuat adonan
tepung jadi mengembang. Fermentasi umumnya dilakukan melalui penambahan ragi yang
mengandung jamur Saccharomyces cerevisiae pada adonan. Jamur tersebut akan
menggunakan glukosa dalam tepung roti sebagai tempatnya untuk memproduksi
karbondioksida. Karbondioksida yang terbentuk kemudian terperangkap dalam roti dan
membuat adonan roti mengembang dan bertekstur ringan.

4. Nata de Coco

Nata de coco adalah contoh produk bioteknologi pangan yang dihasilkan dari fermentasi
air kelapa. Fermentasi dalam pembuatan nata de coco umumnya dilakukan oleh
bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri tersebut mengubah glukosa dan fruktosa yang
terdapat dalam air kelapa menjadi polisakarida atau selulosa.

BONUS : Teknik Kultur Jaringan

5. Tapai

Tapai adalah produk penerapan bioteknologi yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan
yang mengandung karbohidrat, seperti beras ketan, singkong, atau pisang.

Fermentasi dalam produksi tape umumnya dilakukan oleh Saccharoyces cerevisiae, jamur
yang sama seperti dalam produksi roti. Jamur ini melakukan hidrolisis karbohidrat dalam
kondisi anaerob, kemudian mengubahnya menjadi alkohol dan karbondioksida.Rumus
reaksi dari proses fermentasi tapai adalah sebagai berikut:
C6H12O6 ---> 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

6. Bir

Sama seperti tapai dan roti, bir juga merupakan produk bioteknologi pangan yang
memanfaatkan jamur Saccharomyces cerevisiae dalam proses produksinya. Substrat yang
difermentasi dalam produksi bir berasal dari tumbuhan barley atau tumbuhan sejenis
gandum. Maltosa dalam biji barley diubah menjadi glukosa kemudian menjadi alkohol
selama 5-14 hari oleh jamur ini. Kandungan alkohol dalam bir umumnya berkisar antara 3-
5%.

7. Minuman Anggur

Anggur (wine) dibuat dari fermentasi sari buah anggur yang dilakukan oleh
jamur Saccharomyces cerevisiae. Produk anggur bisa dibedakan menjadi beberapa jenis.
Pengelompokan tersebut lazimnya dipengaruhi oleh jenis buah anggur yang diproses,
perubahan selama fermentasi, serta lama dan cara penyimpanannya. Faktor-faktor
tersebut akan mempengaruhi komposisi asam dan senyawa aromatik organik yang
terkandung dalam anggur. Produk bioteknologi pangan ini umumnya mengandung 10-15%
alkohol.

8. Yoghurt

Yogurt merupakan produk olahan susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri asam laktat.
Umumnya, bakteri asam laktat yang digunakan dalam pembuatan produk bioteknologi
satu ini adalah Lactobacillus bulgaris, Streptococcus lactis, atau Streptococcus
thermophilus. Fermentasi mengubah laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Kondisi
asam yang tercipta setelah fermentasi membuat susu mengalami pendadihan. Dadih
inilah yang kemudian dikumpulkan dan ditampung menjadi yogurt yang biasa kita
konsumsi sehari-hari.

BONUS : Dampak Negatif Bioteknologi

9. Keju
Sama seperti yogurt, keju juga merupakan produk olahan susu yang diproduksi melalui
penerapan bioteknologi pangan. Keju dibuat melalui fermentasi susu oleh bakteri asam
laktat seperti Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus.

Dalam produksi keju, bahan baku berupa susu diubah menjadi asam laktat melalui proses
pemanasan terlebih dahulu agar semua bakteri mati. Setelah itu, enzim renin yang
diperoleh dari usus hewan memamah biak ditambahkan untuk membuat susu
menggumpal. Gumpalan susu inilah yang kemudian diperas dan dipadatkan sehingga
membentuk keju.

10. Sauerkraut atau Acar

Bakteri asam laktat juga digunakan dalam produksi pengawetan sayur dan buah menjadi
sauerkraut atau acar. Lactobacillus casei, Lactobacillus brevis, dan Lactobacillus
cremoris mengubah susunan kimia dalam substrat sayur dan buah menjadi asam sehingga
lebih awet dan memiliki cita rasa yang khas.

11. Tauco

Tauco adalah produk bioteknologi pangan yang dibuat dari fermentasi biji kedelai.
Fermentasi dalam produksi tauco melalui 2 tahapan melibatkan 2 mikroorganisme yang
berbeda, yaitu jamur dan bakteri.

Fermentasi tahap pertama dilakukan oleh jamur Aspergillus oryzae dan Rhizopus
oligosporus sehingga berjalan seperti pada pembuatan tempe. Sedangkan fermentasi
tahap kedua dilakukan oleh bakteri-bakteri yang tahan terhadap kondisi salinitas tinggi
seperti Laktobacillus delbruckii, Hansenulla sp., dan Zygosaccharomyces soyae.

12. Kecap

Proses produksi kecap hampir sama dengan proses produksi tauco. Kecap diproduksi
dengan melibatkan kerja jamur Aspergillus oryzae dan Aspergillus soyae, serta bakteri
asam laktat. Peranan bakteri asam laktat sangan membantu dalam pembentukan aroma
dan rasa khas kecap. Dalam hal ini, enzim protease juga memegan peran penting dari
kualitas kecap yang nantinya dihasilkan
13. Terasi

Terasi ternyata juga merupakan produk bioteknologi pangan. Ia diproduksi melalui proses
fermentasi udang atau ikan. Mikroorganisme yang terlibat di fermentasi ini, antara
lain Bacillus, Lactobacillus, Pediococcus, Brevibacterium dan Corynebacterium. Fermentasi
mengubah udang dan ikan menjadi pasta merah kecoklatan beraroma khas yang siap
dicetak.

14. Cuka

Cuka dihasilkan dari oksidasi etanol yang dilakukan bakteri Acetobacter. Etanol yang
digunakan sebagai bahan baku cuka bisa diperoleh dari anggur, bir, sari tebu, atau sari
buah apel. Sifat cuka sangat asam sehingga harus diencerkan lebih dulu sebelum
digunakan. Reaksi kimia yang terjadi dalam proses oksidasi pembuatan cuka adalah
sebagai berikut:

C2H5OH + O2 ---> CH3COOH + H2O + Energi

15. Tempe Bongkrek

Tempe bongkrek merupakan produk bioteknologi pangan yang diperoleh melalui


fermentasi bungkil kelapa (limbah pengolahan minyak kelapa). Fermentasi bungkil kelapa
umumnya dilakukan oleh bakteri Pseudomonas cocovenenans. Tempe bongkrek akan
bersifat racun bila terjadi kontaminasi oleh bakteri Burkholderia cocovenenans dalam
proses pembuatannya. Efek racun bakteri ini akan membuat terganggunya sistem
pernafasan, bahkan hingga menyebabkan kematian. Efek inilah yang bisa menjadi contoh
dampak bioteknologi pangan yang harus diwaspadai.

Nah, demikianlah pemaparan yang dapat kami sampaikan mengenai contoh-contoh


produk yang dihasilkan dari penerapan bioteknologi pangan. Semoga dapat memberikan
gambaran bagi Anda dalam memahami pentingnya bioteknologi bagi kelangsungan hidup
umat manusia. Salam.

Anda mungkin juga menyukai