Makalah
Standar TPA
Oleh
Mauren Leonora
PO.71.3.221.11.1.068
II-B
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian sampah dan Pengelolaan Sampah
2. Metode pembuangan sampah di TPA
3. Standar TPA
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan dalam pengelolaan sampah
2. Untuk mengetahui metode pembuangan sampah di TPA
3. Untuk mengetahui standar TPA yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pewadahan (Storage)
Pada proses pewadahan harus berdasarkan karakteristik dan
jenis sampah. Misalnya pewadahan untuk sampah organik yang
merupakan sampah basah dan mudah membusuk tidak boleh di
campur dengan sampah anorganik yang sifatnya kering. Hal ini
dikarenakan pada tahap pengolahan selanjutnya kedua jenis
sampah tersebut berbeda-beda, sampah organik biasanya akan
dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, sedangkan sampah
anorganik dapat di daur ulang. Selain itu pada proses pewadahan
harus menggunakan wadah yang tepat, dimana wadah tersebut
konstruksinya harus kuat, mudah dibersihkan, mudah diangkat dan
khusus untuk sampah organik wadah yang digunakan haruslah
kedap air dan tertutup rapat agar cairan lindi tidak mencemari
tanah dan badan air.
C. Pengumpulan (Collecting)
Pengumpulan sampah adalah cara proses pengambilan
sampah mulai dari tempat penampungan sampah sampai ke tempat
pembuangan sementara. Pola pengumpulan sampah pada dasarnya
dikempokkan dalam 2 (dua) yaitu:
a) Pola Individual
Proses pengumpulan sampah dimulai dari sumber sampah
kemudian diangkut ke tempat pembuangan sementara/TPS
sebelum dibuang ke TPA.
b) Pola Komunal
Pengumpulan sampah dilakukan oleh penghasil sampah ke
tempat penampungan sampah komunal yang telah
disediakan/ke truk sampah yang menangani titik
pengumpulan kemudian diangkut ke TPA tanpa proses
pemindahan.
C. Standar TPA
Karena besarnya potensi TPA dalam menimbulkan pencemaran
lingkungan maka, harus dilakukan upaya dalam pengamanan lingkungan
disekitar TPA. Upaya pengamanan lingkungan TPA diperlukan dalam rangka
mengurangi terjadinya dampak potensial yang mungkin terjadi selama
kegiatan pembuangan akhir berlangsung, upaya tersebut meliputi :
c) Fasilitas Penerimaan
Fasilitas penerimaan ditujukan sebagai tempat pemeriksaan
sampah yang datang, pencatatan data, dan pengaturan kedatangan
truk pengangkut sampah (Kontainer), pada umumnya fasilitas ini
dibangun berupa pos pengendali di pintu masuk TPA. Pada TPA
skala besar dimana kapasitas pembuangan telah melampaui 50
ton/hari maka dianjurkan penggunaan jembatan timbang untuk
efisiensi dan ketepatan pendataan. Sementara untuk TPA skala
kecil bahkan dapat memanfaatkan pos tersebut sekaligus sebagai
kantor TPA sederhana dimana kegiatan administrasi ringan dapat
dijalankan.
d) Lapisan Kedap Air
Lapisan kedap air berfungsi untuk mencegah rembesan air
lindi yang terbentuk di dasar TPA ke dalam lapisan tanah di
bawahnya dan mencemari air tanah. Untuk itu lapisan ini harus
dibuat di seluruh permukaan dalam TPA baik di dasar maupun
dinding. Bila tersedia tempat yang mencukupi, dapat digunakan
tanah lempung setebal 30 cm dengan kepadatan serta
permeabilitas yang memadai (< 10 -6 cm/det), dan terdiri dari 2
lapis. Lapisan kedua tersebut berfungsi untuk mencegah
terjadinya keretakan akibat kerusakan lapisan pertama karena
terekspose cukup lama. Selain itu untuk menghindari terjadinya
keretakan lapisan dasar tanah lempung, maka sebelum dilakukan
peninmbunan dapat dilakukan penanaman rumput. Namun bila
tidak memungkinkan untuk penggunaan tanah lempung, maka
dapat diganti dengan penggunaan lapisan sintetis lainnya seperti
geomembrane/geotextile.
e) Fasilitas Pengamanan Lindi
Lindi (Leachate) merupakan cairan yang terbentuk dari
proses dekomposisi dalam timbunan sampah organik. Cairan ini
melarutkan banyak sekali senyawa yang ada sehingga memiliki
kandungan pencemar khususnya zat organik sangat tinggi. Lindi
sangat berpotensi menyebabkan pencemaran air baik air tanah
maupun permukaan sehingga perlu ditangani dengan baik. Tahap
pertama pengamanan yaitu dengan membuat fasilitas pengumpul
lindi yang dapat terbuat dari perpipaan berlubang-lubang, saluran
pengumpul, maupun pengaturan kemiringan dasar TPA sehingga
lindi secara otomatis begitu mencapai dasar TPA akan bergerak
sesuai kemiringan yang ada mengarah pada kolam pengumpulan
yang disediakan. Kolam pengumpulan lindi umumnya berupa
kolam penampung yang ukurannya dihitung berdasarkan debit
lindi dan kemampuan unit pengolahannya. Secara umum proses
pengolahan lindi secara sederhana terdiri dari beberapa tahap
sebagai berikut :
1
D. Perataan dan Pemadatan Sampah
Perataan dan pemadatan sampah dimaksudkan untuk
mendapatkan kondisi pemanfaatan lahan yang lebih efisien dan
stabilitas permukaan TPA yang baik untuk mendukung
penimbunan lapisan berikutnya.
E. Penutupan Tanah
Penutupan TPA dengan tanah mempunyai fungsi maksud
sebagai berikut:
Untuk memotong siklus hidup lalat, khususnya dari telur
menjadi lalat
Mencegah perkembangbiakan tikus
Mengurangi bau
Mengisolasi sampah dan gas yang ada
Menambah kestabilan permukaan
Meningkatkan estetika lingkungan
Penutupan sel sehari digunakan lapisan tanah padat setebal
20 cm. Sedangkan untuk penutup terakhir, yang dilakukan pada
saat suatu blok pembuangan telah terisi penuh, dapat dilapisi
dengan tanah padat setebal minimal 50 cm.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat dan sampah spesifik adalah
sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya
memerlukan pengelolaan khusus.
Metode pembuangan di TPA terdiri dari 3 metode yaitu Open
Dumping, Control Landfill, dan Sanitary Landfill.
Standar TPA menurut SNI SNI No. 03-3241-1997 tentang Tata
Cara Pemilihan Lokasi TPA yaitu :
Bukan daerah rawan geologi
Bukan daerah rawan hidrogeologis yaitu daerah dengan
kondisi kedalaman air tanah kurang dari 3 meter, jenis
tanah mudah meresapkan air, dekat dengan sumber air.
Bukan daerah rawan topografis (kemiringan lahan lebih
dari 20%).
Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di
Bandara (jarak minimal 1,5-3 km).
Bukan daerah/kawasan yang dilindungi
B. Saran
Disarankan agar pemilihan kawasan yang digunakan sebagai lahan
TPA harus berdasarkan standar yang berlaku, sehingga dapat
mengefektikan pengelolaan sampah di TPA.
Daftar Pustaka