1.1.2 Etiologi
Appendicitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada
factor-faktor prediposisi yang menyertai. Factor tersering yang muncul adalah
obtruksi lumen.
1.1.3 Klasifikasi
1.1.4 Patofisiologi
Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah,
kemudian timbul gangguan aliran vena, sedangkan arteri belum terganggu,
peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritomium parietal setempat,
sehingga menimbulkan rasa sakit dikanan bawah, keadaan ini disebut dengan
appendisitis supuratif akut.
Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen dan ini disebut dengan
appendisitis gangrenosa. Bila dinding apendiks yang telah akut itu pecah,
dinamakan appendisitis perforasi.
Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah:
a) Pemeriksaan Laboratorium
b) Abdominal X-Ray
c) USG
d) Barium enema
f) Laparoscopi
g) Test rektal.
Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa
nyeri pada daerah prolitotomi.
1.1.7 Penatalaksanaan
1.1.8 Komplikasi
Infark dinding
apendiks
ganggre Apendiksitis
n ganggrenosa
Dinding apendiks
rapuh
infiltrat perforas
i
Infiltrat Apendiksitis
apendikularis perforasi
2.1 Manajemen Keperawatan
2.1.1 Pengkajian
1) Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, pendidikan, alamat,
diagnosa medis, tanggal MRS, tanggal pengkajian.
2) Keluhan Utama
Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan
bawah. Timbul keluhan Nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam
kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa
waktu lalu. Nyeri dirasakan terus-menerus. Keluhan yang menyertai antara
lain rasa mual dan muntah, panas.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi keadaan dan keluhan saat terjadi serangan, waktu dan frekuensi
timbulnya serangan, penjalaran dan kualitas serangan. Factor yang menjadi
penyebabnya.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya dan
biasanya berhubungan dengan masalah klien sekarang.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga terutama penyakit
menular atau keturunan.
6) Pengkajian Psikososial
Pengkajian psikososial meliputi apa yang dirasakan klien terhadap
penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya, serta bagaimana perilaku klien
terhadap tindakan yang dilakukan pada dirinya.
7) Pemeriksaan Fisik
a) B1 (Breathing)
Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan. Pengkajian terhadap
terjadinya takipnoe, pernapasan dangkal.
b) B2 (Blood)
Pengkajian terhadap sirkulasi klien seperti terjadinya takikardia dan
kelainan fungsi jantung.
c) B3 (Brain)
Mengkaji tingkat kesadaran pasien, setelah sebelumnya diperlukan
pemeriksaan GCS untuk menentukan apakah klien berada dalam keadaan
compos mentis, somnolen atau koma. Selain itu fungsi sensorik juga
perlu dikaji seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan dan
pengecapan.
d) B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urin dilakukan dalam hubungannya dengan
intake cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor ada tidaknya
ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.
e) B5 (Bowel)
Mengkaji distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan,
penurunan atau tidak ada bising usus. Nyeri abdomen sekitar epigastrium
dan umbilicus, yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc.
Burney. Berat badan sebagai indikator untuk menentukan pemberian
obat.
f) B6 (Bone)
Hal yang perlu diperhatikan adalahada tidaknya kesulitan dalam
bergerak, sakit pada tulang / sendi, feel pada kedua ekstremitas untuk
mengetahui tingkat perfusi perifer, serta dengan pemeriksaan Capillary
Refill Time.
2.1.3 Intervensi
DAFTAR PUSTAKA