Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Penyakit morbili pada waktu yang lampau dianggap penyakit anak
biasa saja bahkan dikatakan lebih baik anak mendapatkannya ketika nasih
anak-anak dari pada jika sudah dewasa. Tetapi sekarang termasuk penyakit
yang harus dicegah karena tidak jarang menimbulkan kematian. Morbili
adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu:
1. Stadium katar
2. Stadium erupsi
3. Stadium konvalensi
(ilmu kesehatan anak bagian 2,edisi lv jakarta.1985)

B. ETIOLOGI
Penyebab morbili adalah virus morbili yang terdapat dalam secret
nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul
bercak-bercak. (Sumarno S Soedarmo, 1989)

C. PATOFISIOLOGI
Penularan penyakit terjadi secara infeksi tetes riak (dropletnuclei).
Virus melalui saluran pernapasan masuk kesistem retikuleonclot helial,
berkembang biak dan selanjutnya menyebar keseluruh tubuh. Fenomena
tersebut diatas akan menimbulkan gejala-gejala pada seluran napas, saluran
cerna, konjungtiva, disusul dengan gejala yang pathogmoni berupa bercak
koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam timbulnya
ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme immunologi
seluler diduga ikut berperan juga dalam eliminasi virus. (Sumarno S
Soedarmo, 1989)

D. GEJALA KLINIS
Masa tunas 10-20 hari
Penyakit ini terbagi dalam 3 stadium

1
1. Stadium kataral (prodromal)
Stadium ini berlangsung 4-5 hari disertai panas, malaise
(lemah), batuk, fotofobia (silau), konjungtivitis dan koriza (katar hidung).
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul eritema
(ruam pada selaput lender), timbul bercak koplik yang patogmonik bagi
morbili tetapi jarang dijumpai. Bercak koplik yang berwarna putih
kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi eritema. Lokalisasinya
dimukosa bukalis. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan
leucopenia. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influenza,
yaitu batuk, demam, nyeri tenggorok dan pembesaran kelenjar getah
bening. (Ilmu kesehatan anak FKUI,jakarta)
2. Stadium erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul eritema didaerah
palatum durum. Kadang-kadang terlihat bercak-bercak koplik, disertai
menaiknya suhu badan. Mula-mula eritema muncul dibelakang telinga,
dibagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang pipi.
Dalam 2 hari bercak-bercak menjalar ke muka, lengan atas dan
bagian dada, punggung, perut, tungkai bawah. Kadang-kadang terdapat
perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak, ruam mencapai
anggota bawah umumnya pada hari ketiga dan akan menghilang dengan
urutan seperti terjadinya.
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula
dan didaerah leher belakang. Terdapat juga sedikit spenomegali serta
sering pula disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini
adalah black measles, yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit,
mulut, hidung, dan traktus digetivus. (Ilmu kesehatan anak FKUI,jakarta)

3. Stadium konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas warna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Bahkan
disertai dengan kulit bersisik. Pada penyakit-penyakit lain dengan

2
eritema atau eksantema, ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi.
Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi. (Ilmu
kesehatan anak FKUI,jakarta)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis ditegakkan berdasarkan :


a. Gambaran klinis yang khas
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan leukopeni
d. Dalam spuntum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya
multinucleated giant cells yang khas
e. Pada pemeriksaan serologis dengan cara hemagglutination inhibition test
dan complemen fixation test akan ditemukan adanya antibody yang
spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya
pada 2-4 minggu kemudian. (Rampengan, 1997 : 94)
f. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test
dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang
spesifik dalam 1 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya
pada 2 4 minggu kemudian.

F. DIAGNOSA BANDING

1. German measles. Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi
ada pembesaran kelenjar didaerah suboksipital. Servikal bagian posterior,
belakang telinga.
2. Eksantema subitum. Ruam akan timbul bila suhu badan menjadi
normal.
G. KOMPLIKASI

Pada penyakit morbili terdapat resistensi umum yang menurun


sehingga dapat terjadi anergi (uji tuberculin yang semula positif berubah
menjadi negative). Keadaan ini memudahkan terjadinya komplikasi sekunder
seperti otitis media akut, ensefalitis, bronkopneumonia. Bronkopneumonia ini

3
dapat disebabkan oleh virus morbili atau pneumococcus, streptococcus,
staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi
yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein (KEP), pasien yang
berpenyakit menahun (misalnya tuberkolusis), leukemia dan lainnya. Oleh
karena itu, pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan.(Ilmu
kesehatan anak FKUI,jakarta)
a. Pneumoni
Oleh karena perluasan infeksi virus disertai dengan infeksi sekunder.
Bakteri yang menimbulkan pneumoni pada mobili adalah streptokok,
pneumokok, stafilokok, hemofilus influensae dan kadang-kadang dapat
disebabkan oleh pseudomonas dan klebsiela.
b. Gastroenteritis
Komplikasi yang cukup banyak ditemukan dengan insiden berkisar 19,1
30,4%
c. Ensefalitis
Akibat invasi langsung virus morbili ke otak, aktivasi virus yang laten,
atau ensefalomielitis tipe alergi.
d. Otitis media
Komplikasi yang sering ditemukan
e. Mastoiditis
Komplikasi dari otitis media
f. Gangguan gizi
Terjadi sebagai akibat intake yang kurang (Anorexia, muntah), menderita
komplikasi. (Rampengan, 1998 : 95)

H. PENCEGAHAN
1. Imunisasi aktif
Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili pada umur 5 bulan,
karena diperkirakan sebelum 5 bulan anak sudah memperoleh antibody
dari ibu. Pada daerah endemis morbili dan banyak terdapat tuberkolusis
dianjurkan pemberian vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi pada
umur 15 bulan. Bila terdapat penyakit alergi sebaiknya vaksinasi ditunda

4
sampai 2 minggu, sesudah sembuh. Vaksin morbili juga dapat diberikan
pada pasien tuberkolosis yang aktif yang sedang mendapat
tuberkulostatika. Vaksin ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil,
anak dengan TBC yang tidak diobati, pasien leukemia dan anak yang
sedang mendapat pengobatan imunoslupresif. Vaksin morbili dapat
diberikan dengan vaksin lain yang biasa disebut measles mumps-rubella
(MMR) atau hanya morbili saja.
Pemberian vaksin sebanyak 0,5 ml (cc) pada umur 9 bulan secara
subkutan. Akan tetapi energi terhadap tuberkuler selama 2 tahun setelah
vaksinasi. Bila anak telah mendapat immunoglobulin atau transfuse
darah, maka vaksinasi dengan morbili sekurang-kurangnya harus
ditangguhkan 3 bulan.
Vaksin morbili tidak boleh diberikan kepada anak dengan infeksi
saluran pernapasan akut atau infeksi lainnya yang disertai ancaman anak
dengan defisiensi immunologic. Anak yang sedang diberikan pengobatan
intensif dengan obat imunosupresif.
2. Imunisasi pasif
Dengan suntikan globulin gamma diberikan bila terdapat kontak,
sebelum manifestasi penyakit timbul. Bila diberikan terlambat serangan
morbili tetap timbul, tetapi dalam bentuk yang lebih ringan. Diberikan
dengan dosis pencegahan sebesar 0,25 ml/kg BB sekali saja.(Ilmu
kesehatan anak FKUI,jakarta)

I. PENATALAKSANAAN
1. Medik
Pengobatan simptomatik dengan antipiretika bila suhu tinggi,
sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan lain
adalah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul.

2. Keperawatan
a. Kebutuhan nutrisi
Anak sering mengeluh mulutnya pahit sehingga tidak mau
makan/ minum. Selama masih anorexia usahakan agar cairan dapat
masuk lebih banyak minum bias dengan sari buah atau dengan

5
memberikanbuah yang banyak mengandung air. Bias juga dengan
sirop. Berikan susu lebih banyak dengan agak encer dan jangan
terlalu manis. Berikan dalam keadaan hangat. Berikan makanan
lunak, misalnya bubur. Jika suhu badan turun. Nafsu makan mulai
timbul, anak berikan makanan TKTP.
b. Gangguan suhu tubuh
Morbili selalu didahului demam tinggi bahkan dapat terjadi
hiperpireksia walaupun telah diberikan obat penurun panas/antibiotic
tidak turun juga, sebelum enantem/eksantem (campaknya) keluar.
Demam yang disebabkan infeksi virus ini pada akhirnya
akan turun dengan sendiri setelah campaknya keluarbanyak, kecuali
jika terjadi komplikasi demam akan tetap berlangsung lebih lama.
Untuk menurunkan suhu tubuh biasanya diberikan antipiretikum dan
jika tinggi sekali juga diberikan sedative untuk mencegah terjadinya
kejang.
c. Gangguan rasa aman dan nyaman
Jika eksantema telah keluar, anak akan merasa gatal hal ini
juga akan menambah gangguan rasa aman dan kenyamanan anak.
Untuk mengurangi rasa gatal tubuh anak dibedaki dengan bedak
salicyl 1%. Selama demam masih tinggi jangan dimandikan tetapi
sering dibedaki saja. Boleh dilap muka, tangan, serta kaki saja. Jika
suhu tubuh turun, untuk mengurangi rasa gatal dapat dimandikan
dengan PK1/1000 atau air hangat saja dan jangan terlalu lama.
d. Resiko terjadinya komplikasi
Akibat kelemahan tubuh apalagi jika pasien menderita
malnutrisi, akan menyebabkan pasien menderita dan hanya berbaring
saja, sehingga sirkulasi udara dalam parukurang baik dan terjadi
pneumonia hipostatik atau pasien menderita bronkopneumonia.
Untuk menghindari atau megurangi kemungkinan tersebut pasien
perlu:
1) Diubah sikap baringnya beberapa kali sehari dan berikan bantal
untuk meninggikan kepalanya. Dudukan anak pada waktu
minum atau dipangku.

6
2) Jangan membaringkan pasien didepan jendela atau membawa
pasien keluar rumah selama masih demam.
e. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Adanya kenyataan bila penyakit morbili mengenai anak yang
menderita kekurangan gizi sering menyebabkan kematian karena
mendapat komplikasi (yang sering terjadi bronkopneumonia) maka
penyakit ini sekarang dinyatakan untuk diberantas dengan
memberikan vaksinasi campak. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyuluhan terutama daerah yang rawan gizi agar semua anak balita
diberikan vaksinasi campak.
Selain itu juga penyuluhan tentang pentingnya pemberian gizi
bagi anak balita agar mereka tidak mudah mendapatkan infeksi, jika
kebetulan anak mendapatkan morbili tidak akan mudah timbul
komplikasi yang berat.(SumarnoS Porwo soedarmo, penatalaksanaan
DBD: medika no 2 tahun ke 15 februari 1989)

DAFTAR PUSTAKA

Buku KUliah Ilmu Kesehatan Anak Bagian 2, Infeksi Virus, oleh Staf Pengajar
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi
IV Jakarta.1985

Sumarno S Poorwo Soedarmo, Dengue Hemorrhagic Fever, manifestasi

Klinik, diagnosis dan pengobatan, bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta

Sumarno S Poorwo Soedarmo, Penatalaksanaan DBD: medika No.2, tahun ke-15,


Februari 1989

(Rampengan, 1997 : 94)

7
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK DENGAN MORBILI
DI RUANG ALEXANDRI DR.H.MOCH.ANSARI SALEH BANJARMASIN

PENGKAJIAN
Hari/tanggal : 15 Juni 2014
Jam : 17:00 Wita.

I. Data Subjektif
A. Identitas
Identitas pasien:
a. Nama :H
b. Umur : 6 tahun
c. Jenis kelamin : laki-laki

8
Identitas Ibu:
a. Nama : Ny. R.M
b. Umur : 41 tahun
c. Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
g. Alamat : Rantauan Timur RT.25 Pekauman

Identitas ayah:
a. Nama : Tn. Y
b. Umur : 45 tahun
c. Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMP
f. Pekerjaan : Swasta
g. Alamat : Rantauan Timur RT.25 Pekauman
B. Keluhan Utama
Badan panas, muncul bintik- bintik merah seluruh tubuh , batuk,
pilek, BAB cair, muntah, rasa gatal dikaki, tangan dan muka. Ibu juga
mengatakan susah minum obat dan tidak mau makan.

C. Riwayat Penyakit
1. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 10 juni 2014 sebelum anak masuk Rumah sakit
badan anak panas, kemudian panas anak turun setelah anak diberi
obat paracetamol, kemudian badan anak panas lagi. Namun dalam 2
hari ini panas anak mulai turun.
Anak sering muntah, terutama setelah anak makan dan minum.
Nafsu makan anak turun. 2 hari sebelum masuk rumah sakit mata
anak mulai merah, 1 hari sebelum masuk masuk rumah sakit timbul

9
bercak-bercak merah yang mulai timbul dari belakang telinga, wajah,
badan, kaki dan tangan. Anak tambah lemah, cengeng, dan gelisah,
BAB 3 kali cair.
2. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya anak hanya sakit ringan dan sembuh jika diberi
obat. Anak tidak pernah masuk rumah sakit dan tidak menderita
penyakit berat atau keturunan.
3. Riwayat neonatal
Anak lahir jenis laki-laki segera menangis, anggota tubuh
lengkap, tidak ada kecacatan dengan berat 3000 gram dan panjang 49
cm.
4. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga dari pihak ayah maupun ibu tidak pernah mengalami
penyakit berat atau keturunan.
5. Riwayat imunisasi
1. BCG : 1 kali
2. DPT : Belum lengkap
3. CAMPAK : (-)
Anak belum mendapat imunisasi campak dan hepatitis.
6. Riwayat tumbuh kembang
a. Tiarap : 4 bulan
b. Merangkak : 6 bulan
c. Duduk : 7 bulan
d. Berjalan : 12 bulan

D. Data psikososial
a. Sebelum sakit
Anak merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, tinggal dengan orang
tuanya. Bermain lincah dan tidak cerewet.
b. Sekarang
Anak merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, tinggal dengan orang
tuanya. Bermain kurang, hanya rebahan di rumah dan cerewet.

10
E. Data Biologis
1. Pola nutrisi
a. Sebelum sakit
Jenis makan berupa sayur mayur, lauk pauk dan susu porsi
kecil. Makan 3 kali sehari.
b. sekarang
Jenis makan sayur mayur, bubur, lauk pauk sedikit, susu porsi
kecil, susah makan.
2. Pola Aktivitas
a. Sebelum sakit
Porsi yang dimakan hanya seperempat dari porsi yang
disajikan, kadang tidak mau makan dan hanya minum air putih
saja.
b. Sekarang
Porsi bubur yang di makan hanya seperempat dari porsi yang
di sajikan. Bahkan sekarang tidak mau makan, hanya minum susu
sedikit saja.
3. Pola istirahat dan tidur
a. Sebelum Sakit
- Tidur malam : 6-7 jam
- tidur siang : 1-2 jam
b. Sekarang
- tidur malam : 4-6 jam
- tidur siang : 1-2 jam
4. Pola eliminasi
a. sebelum sakit
1) BAB : frekuensi 1 kali sehari, warna kuning, konsistensi padat
2) BAK : frekuensi 3-4 kali sehari, warna kuning, bau amoniak
b. sekarang
1) BAB : frekuensi 2 kali sehari, warna kuning, konsistensi cair
2) BAK : frekuensi 2 kali sehari, warna kuning, bau amoniak

11
II. Data Objektif
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : tampak lemah
2. Kesadaran : compos mentis
3. Berat badan : 14 kg (sebelum sakit :16 kg)
4. Tanda-tanda vital :
a. Suhu : 38,5C
b. Nadi : 110 x/menit
c. Respirasi : 30 x/menit
B. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bentuk kepala normal, tidak tampak benjolan dan bekas
luka.
Muka : nampak pucat, tampak bercak merah.
Mata : tampak merah.
Hidung : tidak ada perdarahan dan ada secret.
Mulut : mokusa bibir kering dan merah , tampak sariawan.
Leher : Tidak tampak dan teraba bendungan vena jugularis serta
pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Bentuk simetris, dan retraksi dada negatif.
Perut : tidak kembung dan tidak tampak bekas opersi atau luka
parut.
Ekstremitas : tidak odem, teraba panas dan tampak bercak-bercak
merah.
Kulit : kelembaban cukup, turgor normal dan nampak bercak
merah.

III. Assesment
Anak dengan morbili stadium erupsi.

IV. Planning

12
A. IUFD D5 NS 20 tetes/menit
Paracetamol syr 3 x cth 1
Ceftriaxone 3 x 500 gram
Antraine 3 x 200 gram
Loveplont 3 x 1 cth
Kandistahn 4 x 1 ml
Gentamicin eye drop 3 x 1 gram
B. Melakukan observasi tanda vital setiap 2 jam sekali :
1. Suhu : 38,5C
2. Nadi : 110 x/menit
3. Respirasi : 30 x/menit
C. Mengatasi suhu tubuh anak yang oanas dengan cara:
1. Memberikan kompres hangat pada frontal
2. Meningkatkan masukan cairan (air hangat 1-2 gelas/jam)
3. Memberitahu keluarga untuk menggantikan pakaian anak dengan
pakaian yang tidak tebal dan nyaman.
D. Memberitahu keluarga agar anak jangan dimandikan dulu selama sakit,
cukup diseka.
E. Mengatasi gangguan rasa nyaman dengan cara:
1. Memberi bedak salicyl 1%
2. Mengganti pakaian yang basah dengan pakaian yang kering dan
mudah menyerap keringat
3. Mempertahankan dan menjaga sirkulasi udara dengan baik
4. Menghindari penggarukan dengan kuku
F. Memberikan makan dengan porsi kecil tapi sering
G. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

CATATAN PERKEMBANGAN

13
No. Hari / Tgl / Catatan Perkembangan
Jam

1 Selasa 5 S : Anak mengatakan panasnya sudah mulai turun (berkurang) dan


juni 2012 tidak ada mual ataupun muntah. Bibir masih merah, dan mata
Jam 12,00 mulai memerah,Tapi nafsu makan masih kurang serta belum ada
wita BAB sejak pagi tadi.
O:
1 Pemeriksaan umum
a Kesadaran : Compos Mentis.
b Keadaan umum : Anak tampak lemah.
c Tanda tanda vital
1 TD : 100/70 mmHg.
2 N : 110 x/menit.
3 R : 30 x/menit.
4 T : 36,2 0 C.
2 Pemeriksaan khusus
aMulut Mukosa bibir masih kering,
merah.
b Abdomen : Nyeri tekan pada perut mulai
berkurang.

A : Anak dengan morbili stadium erupsi


P : - observasi keadaan umum, tanda-tanda vital
- Menganjurkan anak makan-makanan yang bergizi (sesuai
anjuran petugas kesehatan anak di berikan bubur biasa) dan
minum air 4-5 gelas perhari
- Menganjurkan anak istirahat yang cukup.
- melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan :
IUFD D5 NS 20 tetes/menit.
Paracetamol syr 3 x cth 1 .
Ceftriaxone 3 x 500 gram.

14
Antraine 3 x 200 gram.
Lovopront 3 x 1 cth.
Kandistahn 4 x 1 ml.
Gentamicin eye drop 3 x 1 gram.

S : Anak mengatakan panasnya sudah mulai turun (berkurang) dan


tidak ada mual ataupun muntah. nafsu makan sudah baik dan
sudah bisa BAB.
2. Rabu 6 juni O :
2012 1 Pemeriksaan umum
Jam 14,00 a. Kesadaran : Compos Mentis
wita b. Keadaan umum : Baik
c. Tanda tanda vital
1) TD : 100/70 mmHg
2) N : 98 x/menit
3) R : 25 x/menit
4) T : 36,2 0 C

2 Pemeriksaan khusus
cMulut : Mukosa bibir tidak kering
d Abdomen : Nyeri tekan pada perut sudah
tidak ada
Pemeriksaan laboratorium setelah d beri pengobatan
A : Anak dengan morbili stadium erupsi
P : - observasi keadaan umum, tanda-tanda vital.
- Menganjurkan anak makan-makanan yang bergizi (sesuai
anjuran petugas kesehatan anak di berikan bubur biasa) dan
minum air 4-5 gelas perhari.
- Menganjurkan anak istirahat yang cukup.
- melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan.
Paracetamol syr 3 x cth 1
Ceftriaxone 3 x 500 gram
Antraine 3 x 200 gram

15
Loveplont 3 x 1 cth
Kandistahn 4 x 1 ml
Gentamicin eye drop 3 x 1 gram
Melakukan kolaborasi dengan dokter obat-obat injeksi di ganti dengan
obat oral (crorampenikol 2 x 1 tab, ranitidin 2 x 1 tab, amoksilin 2 x 1
tab).

S : Demam (-), Batuk (-), Sariawan (-), ma/mi (+), bak/bab(+), mata
merah (-)
O : KU : Baik
T : 36,30 C

A : Anak dengan morbili stadium erupsi


Kamis7 juni P : - pasien di perboleh kan pulang dan di anjurkan untuk kontrol
2012 ulang 1 minggu lagi ke rumah sakit.
Jam 14,00
wita

16

Anda mungkin juga menyukai