Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis
barang yang dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.
Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan.
Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan
tercapainya standarisasi, mesin-mesin dan alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik
dan lebih efisien, sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.
Sekretariat kedua organisasi ini berada di Geneva, dan mereka bekerja sama dengan erat.
Di Indonesia hingga saat ini belum terbentuk suatu badan Standarisasi Nasional.
Namun demikian Indonesia telah menjadi anggota IEC maupun ISO.
Di Negeri Belanda standarisasi di bidang teknik listrik dan elektronika dikerjakan oleh yayasan
"Nederiands Electrotechnisch Comite" (NEC), yang menjadi anggota IEC maupun
CENELCOM.
Standarisasi bidang-bidang lainnya dikerjakan oleh yayasan "Nederlands
Normalisatie Instituut" (NN 0, yang menjadi anggota ISO.
Kedua yayasan tersebut bekerja sama dengan erat dan berkantor di satu gedung.
Semua norms dicetak dan diterbitkan oleh NNI. Norma-norma ini diberi kode NEN dengan
nomor urut, misainya NEN 1010.
1.2. Peraturan
Pemasangan instalasi listrik terikat pada peraturan-peraturan. Tujuan
peraturanperaturan ini ialah:
Dapat diperkirakan bahwa kebanyakan orang tidak ahli di bidang listrik. Supaya listrik
dapat digunakan dengan seaman mungkin, maka syarat-syarat yang ditentukan, d_atam
peraturan sangat ketat.
Peraturlan instalasi listrik terdapat dalam buku Peraturan Umum Instalasi Listrik t977,
disingkat PUIL 1977. Buku peraturan ini diterbitkan oleh Panitia Revisi PUIL, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
PUIL 1977 merupakan pembaharuan dari Peraturan Umum anstalasi Listrik yang
lama, yaitu PUIL NI 6. Sedangkan PUIL NI 6 ini adalah terjemahan dari "Algemeene
Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Installaties in Nederlandsch Indi'e "atau AVE
Norm 2004, terbitan tahun 1937.
Dengan surat keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi clan Koperasi nomor
Per-04/Men/1978 tertanggal 10 Maret 1978, PUIL 1977 dinyatakan berlaku di tempat
kerja. Kemudian dengan surat keputusan Menteri Pekerjaan Umum clan Tenaga Listrik
Nomor 71A/KPTS/1978 tertanggal 18 Maret 1978, PUIL 1977 dinyatakan berlaku dalarri
lingkungan Peru'sahaan Umum Listrik Negara.
Dengan berlakunya PUIL 1977, maka PUIL NI 6 tidak berlaku lagi. Demikian
pula dengan peraturan atau ketentuan lain di bidang instalasi listrik, kecuali yang tidak
bertentangan dengan PUIL 1977.
PUIL 1977 berlaku untuk semua instalasi listrik arus kuat (ayat 102 A1), kecuali
instalasi-instalasi atau bagian-bagian iristalasi yang disebut dalam ayat 102 A2.
Instalasi yang telah ada sebelum PUI L 1977 berlaku, dapat terus dipetrgunakan,
tetapi sedapat mungkin harus disesuaikan dengan PUIL 1977 dalam waktu . yang
sesingkat-singkatnya (ayat 106 Al).
Semua instalasi baru, clan semua perubahan, pembaharuan atau perluasan
instalasi, harus memenuhi PUI L 1977 (ayat 106 A2-A3).
Di samping PUIL 1977, haru's juga diperhatikan peraturan-peraturan lain yang
ada hubungannya dengan instalasi listrik, yaitu (ayat 103 Al):
Sebelum dipergunakan, semua instalasi yang selesai dipasang harus diperiksa clan
diuji lebih dahulu sesuai dengan ketentuan-ketentuan PUIL 1977 (ayat 202-131).
Menurut ayat 110 T16, tegangan dibagi sebagai berikut:
a.tegangan rendah : tegangan sampai setinggi-tingginya 1000 V;
b.tegangan menengah : tegangan di atas 1000 V sampai setinggi-tingginya 20.000
V;
C.tegangan tinggi : tegangan di atas 20.000 V.
Jilid ini membahas instalasi-instalasi arus kuat tegangan rendah, kecuali yang
disebut dalam ayat 102 A2.
Di negeri Belanda peraturan untuk instalasi listrik tegangan rendah terdapat dalam buku
"Veiligheidsvoorschriften voor laagspannings-installaties" NEN 1010. Buku
"Werkvoorschriften" NEN 3140 mengatur cara-cara melaksanakan pekerjaan dangen aman pada
instal asi-instal asi listrik tegangan rendah.
Yang dimaksud dengan tegangan rendah di negeri Belanda ialah tegengan sampai setinggi-
tingginya 500 V. Tegangan di atas 500 V disebut ".tegangan tinggi" 1hOpa spanning).
Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan dipergunakan untuk
instalasi, harus memenuhi ketentuan-ketentuan PUIL 1977.
Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari Perusahaan Umum
Listrik Negara, yaitu PusaiPenyelidikan Masalah Kelistrikan, disingkat LMK.
Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan telah disetujui, diizinkan
untuk memakai tanda persetujuan LMK -(gambar 1.1). Pada kabel yang berselubung
bahan termoplastik, misalnya berselubung PVC, tanda persetujuan ini dibuat timbul dan
diletakkan pada selubung luar kabel. Cara ini sulit dilaksanakan untuk kabel-kabel ukuran
kecil, misalnya NYA ukuran kecil. Untuk kabel-kabel demikian digunakan kartu sebagai
tanda persetujuan LMK (gambar 1.2)
Hingga saat ini baru kabel-kabel listrik produksi dalam negeri saja yang
mutunya telah diawasi oleh LMK, sehingga dapat menggunakan tanda persetujuan LMK
tersebut.
Di negeri Belanda peralatan listrik diuji oleh "N.V. tot Keuring van
Electrotechnische Materialen te Arnhem", disingkat KEMA. Badan ini suatu badan
swasta yang didirikan oleh persatuan direktur-direktur perusahaan listrik di negeri
Belanda (VDEN).
Barang-barang yang memenuhi persyaratan terberat diberi tanda persetujuan
"KEMA KEUR" (gambar 1.3).
1.4. Lambang-lambang
Selain menguasai peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan
instalasi, seorang ahli listrik harus juga mahir'membaca gambar instalasi. Denah ruangan
yang akan dilengkapi dengan instalasi, pada umumnya digambar dengan skala 1:100 atau
1:50. Pada denah ini digambar instalasi yang akan dipasang, dengan menggunakan
lambang-lambang yang berlaku.
Gambar-gambar 1.4a sampai dengan 1.4e memperlihatkan lambang-lambar.g
yang penting untuk instalasi listrik arus kuat. Ukuran-ukuran yang diberikan dalam
beberapa gambar tersebut dimaksudkan sebagai petunjuk untuk pembuatan gambar
insialasi.
Ukuran gambar ikut menentukan ukuran lambang yang sebaiknya digunakan.
Akan tetapi supaya hasilnya rapi, perbandingan antara ukuran masing-masing lambang
harus seragam. Jumlah lambang sebaiknya dibatasi'sedapat mungkin; hanya yang perlu
saja digambar. Bentuk lambang yang digunakan sedapat mungkin ben tuk yang paling
sederhana.
Lambang-lambang dapat juga digambar dalam bentuk gambar cerminnya atau
dalam kedudukan apa pun, asal tidak menimbulkan keragu-raguan.
Di dalam atau di samping lambang dapat ditambahkan penjelasan-penjelasan
khusus bila diperlukan.
Apabila ada alat yang lambangnya belum dibakukan, maka dipilih suatu
lambang dan artinya dijelaskan dalam gambar.
Lambang-lambang yang penting dapat digambar lebih tebal atau lebih besar
sehingga lebih menonjol.
Catatan
Lambang-lambang yang digunakan dalam buku ini berdasarkan NENI 5152.
Dibandingkan dengan lambang-lambang yang tercantum dalam PUIL 1977, terdapat
beberapa perbedaan kecil, misalnya lambang untuk hantaran netral berisolasi.
Lambang-lambang yang terdapat dalarn PUIL 1977 dimuat seluruhnya dalam
apendiks 1 sampai dengan apendiks 3 dari buku ini. Apendiks-apendiks ini disusun
berdasarkan IEC 117. Ada beberapa lambang yang tercantum dalam apendiks-apendiks
tersebut, tetapi tidak terdapat dalam gambar 1.4a sampai dengan gambar 1.4e, dan
sebaliknya.
Untuk gambar-gambar yang harus dibuat tentu saja harus digunakan lambang-
lambang yang tercantum dalam PUIL 1977.
Saat ini Komisi Bidang Listrik dari Proyek Pengembangan Sistem Standarisasi
Nasional yang dikerjakan oleh LIPI, sedang membakukan
1.5.1. Pengantar
Gambar elektroteknik memberi keterangan tentang pelaksanaan instalasi listrik
clan pembuatan peralatan listrik.
Gambar-gambar dapat dibagi berdasarkan:
a. tujuannya, dan
b. cara menggambarnya.
Nama yang diberikan pada gambar umumnya menyatakan tujuan gambar itu,
kadang-kadang juga cara menggambarnya.
Berturut-turut di bawah ini akan dibahas jenis-jenis gambar yang paling sering
digunakan dalam teknik arus kuat.
Sebuah gambar bagan atau diagram menjelaskan dengan bantuan
lambanglambang, bagaimana cara menghubungkan bagian-bagian instalasi, tanpa meng
hiraukan perbandingan ukuran-ukuran ruangnya.
Pembagian menurut a dan b tersebut di atas dapat dibagi lagi sebagai berikut:
a. Pembagian menurut tujuan
1.diagram-diagram yang bersifat menjelaskan: diagram daaar
diagram lingkaran arus diagram instalasi
2. diagram-diagram pelaksanaan:
- diagram pengawatan
- diagram saluran
3. gambar instalasi
4. gambar situasi.
b. Pembagian rnenurut cara menggambar
1. cara menggambar dengan garis ganda
2. cara menggambar dengan garis tunggal.
1.5.7.Gambar situasi
Gambar situasi harus rnenunjukkan dengan jelas letak gedung atau tempat, di
mana instalasinya akan dipasang, serta rencana penyambungannya dengan jaringan PLN.
Keterangan-ketenangan ini diperlukan PLN (atau perusahaan listrik lain) untuk dapat
menentukan keinungkinan penyambungannya clan biayanya.
1.5.8.Diagram garis ganda dan diagram garis tunggal
Pada cara menggambar dengan garis ganda setiap hantaran digambar dengan
garis tersendiri. Gambar 1.14 memperlihatkan diagram garis ganda untuk sebuah sakelar
kutub-satu dengan satu titik lampu.
Gambar 1.15 memperlihatkan rangkaian yang sama dalam bentuk diagram garis
tunggal. Dalam diagram garis tunggal hantaran-hantaran yang sejenis digambar dengan
satu garis dengan beberapa garis lintang kecil. Jumlah garis lintang ini menyatakan
jumlah hantaran_sejenis yang ada.
Sejumlah alat yang sejenis juga dapat dinyatakan dengan garis-garis lintang
kecil dalam lambang alat itu, seperti dalam gambar 1.16. Gambar ini memperlihatkan
diagram garis tunggal suatu kotak-bagi. Jumlah garis lintang kecil dalam lambang
pengaman ulir menyatakan jumlah pengaman ulir itu.
Dalam kotak-bagi gambar 1.16 terdapat sejumlah unsur yang bemilai sama,
yaitu pengaman-pengaman ulir dan sakelar-sakelar kutub-dua. Karena itu gambar 1.16 ini
masih dapat disederhanakan lagi (gambar 1.17). Gambar 1.17 ini mem perlihatkan
diagram dasar kotak-bagi tersebut.
Gambar 1.18 memperlihatkan diagram garis ganda kotak bagi yang sama.
Bentuknya dapat dilihat dalam gambar 1.19. Gambar 1.20 memperlihatkan gambar
ukurannya. Gambar-gambar ukuran ini dapat dijumpai dalam buku-buku katalog.
Ukuran-ukurannya biasanya disusun dalam bentuk tabel.