Anda di halaman 1dari 4

KONSEP WAWASAN KEBANGSAAN YANG IDEALIS

MENUJU CITA-CITA BANGSA [1]

Oleh :

AHMAD MUNAWIR, SPd.,SH.,MSi [2]

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, mengisyaratkan tentang hak dan

kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam upaya bela negara, hal itu j uga

diamanatkan oleh pasal 9 ayat (1 dan 2) Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002,

tentang Pertahanan Negara yang mengungkapkan keikutsertaan warga negara dalam

upaya bela negara.

Pendidikan Kesadaran Bela Negara, merupakan upaya pendidikan bela negara yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surakarta bekerja sama dengan Kodim 0735

Surakarta. Kemudian dijadikan sebagai program unggulan yang ingin dikembangkan

di tiap tiap sekolah baik SMA maupun SMK di Surakarta di masa mendatang

dalam upaya menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

dan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.


Pelaksanaannya memerlukan sumber daya manusia khususnya para Pendidik maupun

instruktur di setiap sekolah maupun di masyarakat perlu diberdayakan dan

dikembangkan secara terus menerus, sebagai potensi bangsa yang diharapkan mampu

melaksanakan pembangunan maupun mengatasi segala bentuk ancaman yang berasal

dari dalam maupun luar negeri.

Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional (fisik),

namun saat ini telah berkembang menjadi multidimensional (fisik dan non fisik).

Ancaman yang bersifat multidimensional tersebut bersumber baik dari permasalahan

ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, hukum dan

permasalahan keamanan yang terkait dengan kejahatan internasional, antara lain

terorisme, imigran gelap, bahaya narkotika, pencurian kekayaan alam, bajak laut dan

perusakan lingkungan.

Berdasarkan pemikiran di atas dan sejalan dengan konsep pemberdayaan masyarakat

khususnya dikalangan pemuda dan pelajar, maka penyelengaraan Pendidikan

Pendahuluan Bela Negara yang diadakan di MAKODIM 0735 Surakarta pada tanggal

08 10 Juli 2008 adalah sebagai salah satu upaya untuk menanamkan dan

menumbuhkembangkan kesadaran melalui proses pembelajaran kepada Guru Guru

SMK dan SMK di Kota Surakarta, tidak saja sebagai media proses penyadaran hak

dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi sekaligus untuk ikut menanamkan rasa

cinta para siswa (pemuda) sebagai pelaku utama pembangunan dalam melanjutkan
cita-cita perjuangan bangsa untuk mempertahan-kan kedaulatan negara dalam

kerangka keutuhan NKRI.

Sebagai bangsa yang majemuk dan yang telah berenegara, bangsa Indonesia dalam

membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada

aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan rakyat semestanya,

selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah. Untuk

itu pembinaan dan penyelenggaraan tata kehidupan bangsa dan negara Indonesia

disususn atas dasar hubungan timbal balik antara falsafah, cita-cita dan tujuan

nasional, serta kondisi social budaya dan pengalaman sejarah yang menumbuhkan

kesadaran tentang kemajemukan dan kebhinekaannya dengan mengutamakan

persatuan dan kesatuan nasional.

Untuk itulah, mengapa Wawasan Kebangsaan perlu ditanamkan sejak dini. Hal ini

dikarenakan Wawasan Kebangsaan mempunyai fungsi sebagai pedoman, motivasi,

dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,

tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah

maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Selain fungsi, Wawasan Kebangsaan bertujuan mewujudkan

nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih

mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok,

golongan, suku bangsa atau daerah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan
kepentingan-kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah.

Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui dan dipenuhi, selama tidak

bertentangan dengan kepentingan

Anda mungkin juga menyukai