Anda di halaman 1dari 9

URETHRAE Vaskularisasi

Urethra secara umum mendapat vaskularisasi dari arteri pudenda interna. Urethra
------------------------------------------------------------------------------------------------------------ RD-Collection 2002 pars pendulosa mandapat vaskularisasi dari arteri penis komunis cabang dari arteri
pudenda interna dan arteri bulbaris, sedangkan pars bulbosa mendapat vaskularisasi
dari arteri bulbaris, arteri dorsalis penis maupun vasa sirkumflexa dan perforantes dari
Anatomi corpus cavernosum ke spongiosum.
Urethra merupakan suatu struktur tubuler fibroelastik yang menghubungkan vesica Inervasi somatic sensoris berasal dari S3 dan S4 melalui nervus ilioinguinal dan
urinaria dengan dunia luar. Panjang urethra laki-laki dewasa sekitar 10-15 cm. genito femoralis. Inervasi simpatis vasomotor dari pleksus hipogastrikus, sedangkan
Secara garis besar urethra pada laki-laki dibagi dua yaitu : parasimpatis berasal dari S2, S3 dan S4 melalui nervi erigentes. Drainase limphatik
Urethra posterior terdiri dari pars prostatica dan pars membranosa menuju lnn. inguinal yang superficial dan profunda dan kemudian menuju lnn. Iliaca
Urethra anterior meliputi pars bulbosa dan pars pendulosa eksterna dan lnn. Hipogastrika.

Pembagian ini dibatasi oleh diafragma urogenital.. Pada wanita, urethra panjangnya Anatomi lapisan fascia
4 cm dan diameter 32 mm dan disamakan sebagai urethra pars prostatika dan pars Anatomi lapisan fascia merupakan hal yang penting diketahui untuk memahami
membranosa pada lakillaki. Pada laki-laki urethra mempunyai dua fungsi yaitu trauma urethra. Trigonum urogenitalis yang merupkan bagian anterior perineum,
sebagai rute untuk urine dan semen. Pars pendulosa membentang dari fossa dibatasi oleh simphisis pubis, ramus os pubis dan garis yang ditarik dari kedua
navicularis sampai tepi distal m. bulbospongiosus, urethra pars bulbaris merupakan tuberositas ichiadicum.
segmen urethra yang ditutupi oleh m. bulbospongiosus dan m. ichiocavernosus. Lapisan trigonum urogenitalis terdiri dari:
Urethra pars membranacea terletak antara pars bulbosa dan prostatika, melalui 1. cutis
diafragma urogenital yang terdapat sphinter urethra eksterna. Urethra pars prostatika 2. subcutis
membentang dari apeks sampai basis prostat. Lumen urethra pars pendulosa terletak 3. fascia superfisialis
pad bagian tengah corpus spongiosum, sedangkan urethra pars bulbosa terletak pada fascia ini terdiri dari dua lapisan, pertama suatu lapisan lemak yang
bagian distal. Urethra pada laki-laki dibentuk oleh epitel transisional sama dengan mengandung vasa dan nervi cutanea dan m. dartos yang melanjutkan ke
epitel pada saluran kemih bagian bawah, tapi pada urethra pars membranosa dan scrotum. Lapisan kedua bersifat membranosa yang dikenal sebagai fascia colles,
pars penil epitel tersebut berubah menjadi epitel pseudokolumner dan perubahan merupakan kelanjutan dari fascia scarpa dinding anterior abdomen.
terakhir terdapat pada bagian distal dari urethra pars penil yang berubah lagi menjadi Perlengkatan fascia colles yaitu pada fascia lata, arcus pubicum dan basis dari
epitel squamosa. membrana perineum. Fascia ini melanjutkan ke lapisan penis dan scrotum dan
pada scrotum dikenal sebagai tunica dartos.
Kemudian dibagi lagi mejadi 5 subbagian yaitu : 4. Superfisial perineal pouch
1. Fossa navikularis; pada bagian ini, urethra terletak dalam jaringan sponge Struktur ini merupakan suatu kompartemen pada bagian perineum urogenital
erektil glans penis dan berakhir pada batas (junction) antara epitel urethra dan yang dibatasi oleh fascia colles sebagai lantai dan membrana perineum sebagai
kulit glans. Pada bagian ini, urethra dilapisi oleh epitel stratified squamosa atap. Kompartemen ini berhubungan dengan spatium diantara fascia colles dan
2. Penile atau pendulous urethra; urethra terletak distal dari muskulus fascia bucks di penis dan spatium diantara tunica dartos dan facia spermatika
ischicavernosus dan dibungkus oleh korpus spongiosum. Pada bagian ini, superfisialis di scrotum. Bila terjadi ruptur urethra bulbosa disertai ruptur fascia
urethra dilapisi oleh epitel simple squamosa. bucks maka akan terjadi ekstravasasi darah atau urine dan tertampung pada
3. Bulbous urethra; urethra terletak dilindungi oleh fusi muskulus ischicavernosus kompartemen maupun spatium tersebut
dan dibungkus oleh bulbospongiosus dan corpus spongiosum. Bulbous urethra, 5. Diafragma urogenitalis
pada bagian distalnya dilapisi oleh epitel squamosa dan secara bertahap berubah Bangunan ini merupakan sekat muskulomembranosa antara cavum pelvis dan
menjadi epitel transisional bila semakin bergerak ke arah proksimalnya. perineum. Diafragma ini terdiri atas empat lapisan yaitu fascia superior, m.
4. Membranous urethra; merupakan bagian yang menembus kantong perineal sphinter urethra membranosa, m. tranversus perinea profundus dan fascia inferior
(perineal pouch) dan dikelilingi oleh sphincter urethra eksterna. Segmen urethra yang dikenal dengan membrana perineum. Beberapa struktur yang melalui
ini tidak menempel pada bagian yang fiks. Bagian ini dilapisi oleh epitel diafragama ini yaitu urethra pars membranosa, arteri bulbaris, arteri pudenda
transisional. interna dan nervus dorsalis penis
5. Prostatic urethra; merupakan bagian dari urethra yang terletak proksimal dari
membranous urethra dan dikelilingi jaringan prosta. Bagian ini dilapisi oleh
epitel yang sesuai dengan bladder dan trigonum.
Urethra terletak eksentrik dalam hubungannya dengan korpus spongiosum di bulous
urethra dan terletak sangat berdekatan dengan struktur dorsum penis.
Posisi urethra dibandingkan dengan korpus spongiosum bermacam-macam yaitu:
1. Di daerah bulbous: urethra terletek eksenstrik dan berhadapan dengan
ligamentum triangulare. Korpora kavernosa membelah menjadi crura masing-
masing.
2. Di daerah shaft penis; urethra terletak lebih sentral. Korpora kavernosa menyatu
dan hanya dipisahkan oleh serabut septal (septal fibers)
3. Di daerah batas koronal: urethra terletak relatif di tengah. Korpora kavernosa
menyatu dan hanya dipisahkan oleh serabut septal.
4. Di daerah fossa navikularis: urethra melebar dan secara total dikelilingi oleh
jaringan sponge erektil glans penis.

Ada 2 macam sphincter yaitu;


a. Sphincter otot polos
b. Sphincter otot lurik

Sphincter otot polos terdiri dari leher buli dan urethra proksimal. Merupakan
sphincter yang bersifat fisiologis bukan anatomis. Tidak bisa dikontrol.
Sphincter otot lurik teridiri dari;
1. Dinding luar urethra proksimal baik pada pria maupun wanita (bagian ini
merupakan bagian sphincter otot lurik yang intrinsik atau intramural)
2. Dan sekelompok otot skeletal mengelilingi urethra di level membranous urethra
pada pria dan di segmen tengah pada wanita (bagian ini merupakan bagian
sphinter otot lurik yang ekstrinsik atau ekstramural dan lebih dikenal sebagai
sphincter urethra eksterna). Dan sphincter ini dapat dikendalikan sepenuhnya.

Urethra dan corpus spongiosum dilapisi oleh tunica albuginea, kemudian bagian
lebih luar beserta corpus cavernosus dilapisi fascia bucks, dan insersio pada
diaphragma urogenitalis. Bila terjadi trauma urethra, fascia bucks masih intak,
extravasasi urine atau darah masih di dalam penis , diantara tunica albuginea dan
fascia bucks sehingga timbul ekimosis penis atau sleeve-like penile ecchymosis .
Jika fascia bucks ruptur, extravasasi darah atau urine akan meluas ke scrotum,
perineum, paha, dinding anterior abdomen yang dilapisi oleh tunica dartos, fascia
colles, fascia scarpa. Lapisan fascia tersebut masing-masing berhubungan, perluasan
extravasasi urine atau darah dibatasi oleh tempat perlekatan fascia tersebut pada
clavicula, diaphragma urogenital, fascia lata sebelah medial regio femoralis. Pada
daerah perineum gambaran extravasasi tersebut dikenal sebagai butterfly sign karena
berbentuk seperti kupu-kupu, akibat perlekatan fascia colles pada fascia lata .
Trauma Urethrae ------------------------------ RD-Collection
Terjadinya trauma urethra disebabkan oleh kekuatan trauma yang mengenai :
2002
1. diantara prostat yang fixed dan vesica urinaria yang mobil, akan menimbulkan
cedera blader neck
Trauma pada urethra relatif jarang terjadi dan harus dicurigai jika terjadi trauma 2. diantara urethra membranosa yang fixed dan urethra bulbosa yang mobil akan
tumpul pada perineum, straddle injury (cedera pelana), fraktur ramus pubis ataupun terjadi cedera urehra membranosa
trauma langsung pada urethra. Trauma urethra 60% disebabkan oleh trauma tumpul 3. laserasi langsung karena fragmen dari fraktur pelvis
dan 40% oleh trauma tusuk atau trauma iatrogenik. Trauma urethra lebih sering pada 4. robekan karena fraktur pelvis antara simphisis dan rami os pubis
laki-laki dibanding wanita dan lebih sering pada usia 15-25 tahun. Pada laki-laki
trauma urethra selalu berhubungan dengan trauma berat pada pelvis sehingga Cedera urethra pada wanita jarang terjadi karena urethra wanita pendek, mobil,
menimbulkan problem manajemen yang kompleks. Problem ini meningkat jika kurang melekat pada simphisis pubis. Apabila terjadi trauma, paling sering ruptur
trauma pada urethra tidak diketahui dan urethra menjadi lebih rusak akibat parsial, bagian anterior dan laserasi longitudinal. Berbeda dengan laki-laki, pada
pemakaian kateterisasi. Manajemen ruptur urethra yang ideal sampai saat ini masih perempuan cedera urethra dan blader neck biasanya terjadi oleh karena tusukan dari
kontoversial terutama tentang waktu penanganan yang dipilih. fragmen fraktur, dan sering melibatkan cedera vagina. Pada anak laki-laki lebih
sering cedera pada bladder neck karena prostat masih kecil dan imatur.
Trauma urethra posterior
Trauma urethra posterior adalah Gambaran klinis
trauma yang mengenai urethra pars Penemuan klinis biasanya didapatkan lebih dari 1 jam dari kejadian trauma meliputi;
membranosa dan pars prostatica. 1. urethral bleding, perdarahan via meatus 98% sensitive, hal ini karena spaseme
Trauma urethra posterior biasanya dari m. bulbispongiosus, tanda ini mungkin berkolerasi dengan beratnya trauma
berhubungan dengan fraktur pelvis 2. gross hematuria
dimana 5-10% didapat pada kasus 3. ekimosis atau hematom perineum dapat terjadi jika difragma urogenital robek
fraktur pelvis. Cedera urethra posterior 4. hematom pada scrotum atau penis
sangat jarang ditemukan tanpa adanya 5. kesulitan pemasangan kateter
fraktur pelvis. Meskipun demikian, 6. Vesica urinaria penuh, tidak bisa kencing (retensi urine)
cedera urethra posterior ini dapat 7. prostat tidak teraba
disebabkan oleh trauma tumpul yang 8. trias klasik : terdapatnya darah pada meatus, ketidakmampuan untuk
mengenai perineum. Angka kejadian mengkosongkan kandung kemih dan distensi vesica urinaria
trauma urethra posterior adalah sekitar
1,6-9,9%. Ruptur urethra komplet Pemeriksaan radiologis
sekitar 73%, sedangkan ruptur parsial Selain pemeriksaan klinis, trauma urethra posterior dapat dilakukan pemeriksaan
sekitar 27%. Ruptur urethra posterior penunjang berupa :
biasanya lebih banyak ditemukan pada 1. foto BNO atau Ro pelvis , yang dinilai ada tidaknya terputusnya ring pelvis,
laki-laki dibanding wanita, dimana fraktur ramus pubis anterior dan bilateral, pelebaran sendi sakroiliaka, atau open
kurang lebih 2% dari seluruh pasien. book fracture dengan diastasis pubis.
2. Retrograde urethrography adalah pemeriksaan yang terpilih untuk evaluasi
Mekanisme trauma urethra posterior trauma urethra. Kontras sejumlah kecil sekitar 20 s/d 30 cc didorong dengan
Trauma pada urethra posterior disebabkan oleh trauma tumpul dan trauma tembus tekanan ringan. Hasil pembacaan pemeriksaan ini dapat menentukan grade
dimana trauma tumpul disebabkan oleh kekuatan yang mengenai prostat dan trauma urethra .
diafragma urogenital, biasanya berhubungan dengan kecelakaan lalulintas dan jatuh. Dasar dari penegakan diagnosis dari ruptur urethra adalah dengan pemeriksaan
Semuanya ini selalu berhubungan dengan fraktur pelvis dengan terputusnya radiologis dalam bentuk retrograde urethrografi. Pemeriksaan ini dapat menilai
prostatomembranous junction. Sedangkan trauma tembus disebabkan oleh peluru. bagian atau lokasi urethra yang ruptur dan ekstravasasi dari cairan kontras.
Urethra posterior terfiksasi pada dua tempat, urethra membranosa terfiksasi pada Pemeriksaan urethrogafi ini dngan cara memasukkan foley kateter ke urethra sampai
rami os ichiopubikum oleh diafragma urogenital dan pars prostatika difiksasi oleh fossa navicularis dan ballonnnya diisi 3 cc. Sekitar 20-30 ml kontras diinjeksi
ligamentum puboprostatikium pada simphisis pubis.
kedalam urethra. Gambarannya akan didapat saat mulai aliran kontras hingga kontras
mengisi pars bulbosa, membranosa dan urethra pars prostatika.
Manajemen Trauma urethra anterior
Manajemen umum, tindakan pertama yang dilakukan untuk life saving, mengatasi Berbeda dengan cedera urethra posterior, trauma urethra anterior disebabkan oleh
nyeri dan menangani cedera lain yang mengancam jiwa. Tindakan selanjutnya trauma langsung pada penis atau urethra, relatif jarang melibatkan cedera lain, dan
berupa diversi urine, drainase hematom dan rekontruksi urethra. Tujuan angka morbiditas relatif rendah. Dua puluh persen dari trauma urethra anterior
manajemen urethra adalah mempertahankan kontinensi dan patensi urethra dan berhubungan dengan fraktur penis. Penyebab terbanyak dari trauma urethra anterior
mencegah infeksi hematom pelvikal. Rekontruksi urethra masih kontroversial, yang meliputi trauma tumpul, trauma tembus, straddle injury dan akibat manipulasi
pertama mengenai pemilihan waktu tindakan apakah segera atau ditunda, kedua iatrogenik. Mekanisme yang klasik adalah staddle injury pada perineum , dimana
tentang terjadinya komplikasi seperti impotensi atau inkontinensi apakah karena urethra bulbosa membentur tulang pubis saat terjadi trauma tumpul diperineum dan
metode rekontruksi atau akibat cedera itu sendiri kebanyakan bermanifestasi lambat, pada beberapa tahun kemudian sebagai suatu
Tindakan pembedahan dan rekontruksi secara primer dikerjakan segera setelah striktur
trauma sering menimbulkan angka komplikasi yang tinggi, seperti perdarahan masif
dari hematom pelvikal, impotensi ataupun inkontinensia, debridemant yang Gambaran klinis
berlebihan pada urethra justru memperberat timbulnya striktur dan secara teknis Trauma urethra anterior perlu dicurigai jika ditemukan:
operasi lebih sulit. 1. riwayat staddle injury atau trauma pada perineum
2. perdarahan via meatus ( penemuan klinis paling penting)
Ruptur urethra posterior komplit 3. pembengkakan atau ekimosis atau hematom pada scrotum atau perineum
Metode rekontruksi urethra posterior yang ideal masih merupakan hal yang (butterfly sign)
kontroversial. Namun sebagian besar penulis merekomendasikan metode yang 4. hematom pada penis
konservatif, berupa diversi urine dengan open sistostomi diikuti dengan 5. retensi urine
urethroplasty atau urehrotomi yang ditunda. Katz (1997) mempunyai
pengalaman bahwa penanganan ruptur urethra posterior hanya dengan Manajemen
sistostomi memberi hasil yang baik. Penegakan diagnosis dari cedera urethra anterior dimulai dengan retrograd
Saat sekarang lebih populer dengan pilihan manajemen realigmen secara urethrografi dimana dapat mempertontonkan lokasi ekstravasasi sehingga dapat
primer, dengan menggunakan endoskopi yang fleksibel. Realigmen secara dikategorikan tipe dari cedera. Jika jenis trauma berupa kontusio urethra, tanpa ada
primer dipilih jika keadaan pasien stabil saat kejadian, tapi belum stabil bisa ekstravasasi urin atau darah (urethrografi normal), dan tidak ada retensi urine tidak
ditunda beberapa hari, kemudian dipasang foley kateter dan dipertahankan perlu dipasang kateter atau tindakan lain. Diversi urine dengan open sistostomi
selama 4-6 minggu. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa tindakan secara selama 2-3 minggu dipilih untuk cedera urehra anterior inkomplit.
primer memiliki angka komplikasi berupa impotensi, inkontinensia, striktur Ruptur anterior inkomplit biasanya cepat sembuh dan hanya menimbulkan striktur
urethra lebih rendah dibanding metode yang ditunda. Drain prevesikal tidak yang kecil. Pemasangan kateter tidak dianjurkan karena ada resiko memperberat
dianjurkan untuk dipasang karena dapat menyebabkan infeksi pada daerah ruptur inkomplit menjadi komplit ( total). Gambaran urethrografi pada kasus ruptur
hematom pelvikal. Sekitar 3-6 bulan hematom tersebut akan diserap secara inkomplit urethra anterior adalah didapatnya ekstravasasi kontras tanpa adanya
perlahan dan prostat akan kembali pada posisi semula. Metode rekontruksi diskontinuitas dari jaringan urethra. Sedangkan gambaran urethrografi pada ruptur
yang ditunda sama dengan manajemen stiktur urethra. komplit adalah adanya diskuntinuitas dari jaringan urethra dan tidak adanya kontras
dibagian proksimal dari urethra. Ruptur urethra komplit mempunyai angka yang
Ruptur urethra posterior parsial tinggi untuk menimbulkan striktur urethra. Biasanya dipilih tindakan rekontruksi
Ruptur urethra inkomplit biasanya sembuh spontan. Manajemen primer berupa urethra yang ditunda, namun beberapa peneliti menganjurkan tindakan rekontruksi
berupa tindakan diversi urine dengan open sistostomi, jika terdapat gross segera untuk memperkecil komplikasi. Kadang juga diperlukan pemasangan
hematuria perlu dilakukan eksplorasi vesica urinaria. Kemudian dievaluasi 2-3 drainase pada hematom di perineum, scrotum atau penis. Evaluasi ulang terhadap
minggu dengan voiding cystourethrografy, biasanya hanya terjadi scar urethra cedera urethra kadang kala dianjurkan 6 minggu setelah pemasangan kateter
yang minimal atau striktur yang pendek dan dapat dilakukan urethrotomi suprapubik
dengan hasil yang baik.
Klasifikasi Trauma Urethra
Urethral injury scale
Striktur Urethrae ----------------------------- RD-Collection 2002

Grade Description of injury


I Urethra stretched, no extravasation on retrograde urethrografi
Penyakit striktur uretra telah lama dikenal semenjak jaman yunani kuno, yang
II Partial/complete disruption prostomembranous junction, urogenital
melaporkan telah dilakukan drainase vesica urinaria dengan menggunakan berbagai
diafragma remains intact. This is uncommon injury
macam kateter. Sejarah terapi striktur uretra dimulai dengan dilatasi uretra dengan
III Both the prostomembranous junction and urogenital diafragma are
menggunakan sounds. Hamillton Russel adalah orang pertama yang
disrupted. This is the most common type injury (66-85%)
mendeskripsikan tentang tindakan pembedahan untuk memperbaiki striktur uretra
IV Urethral injury with extension into the bladder neck and the
pada tahun 1914.
prostatic urethra
Dulu, striktur uretra disebabkan oleh uretritis gonococcus tapi dalam masyarakat
modern, karena adanya peningkatan kesadaran dan penanganan yang dini, sehingga
AAST Urethral Injury Scale uretritis bukan penyebab utama. Pada negara maju, trauma merupakan penyebab
Grade Description utama striktur uretra. Dengan kemajuan teknologi, penatalaksanaan striktur urethra
I Contusion Blood at meatus with normal RUG menjadi semakin membaik dan diarapkan akan semakin meningkatkan kualitas
II Stretch injury Urethral elongation, no extravasation hidup penderita.
on RUG Istilah striktur uretra adalah penyakit yang mengenai uretra anterior atau merupakan
III Partial disruption Extravasation at injury site, contrast able to enter proses terjadinya jaringan parut (scarring process) pada jaringan sponge erektil
bladder on RUG dalam corpus spongiosum (spongiofibrosis). Pada jaringan sponge erektil pada
IV Complete disruption Extravasation at injury site no contrast enter corpus spongiosum berada didasar epitel urethra, dan pada beberapa kasus, jaringan
bladder, urethral separation < 2 cm parut meluas sampai jaringan korpus spongiosum dan jaringan sekitarnya .
V Complete disruption Urethral separation > 2 cm or extension into Sebaliknya, striktur pada urethra posterior tidak termasuk dalam definisi umum
prostate, bladder neck or vagina striktur urethra. Striktur urethra posterior merupakan proses obliteratif pada urethra
posterior yang menyebabkan fibrosis dan secara umum efek distraksi pada wilayah
Komplikasi tersebut disebabkan oleh trauma atau radikal prostatektomi.
Komplikasi trauma urethra dini meliputi perdarahan, hematom, urinoma
(ekstravasasi urine) maupun retensi urine. Sedangkan komplikasi lanjut berupa Etiologi
infeksi pada daerah hematom, fascitis. Fornier gangren, periurethral abses. Setiap proses yang melukai epitel urethra atau korpus spongiosum dibawahnya,
Komplikasi lambat yang sering terjadi berupa striktur urethra, diverticulum urethra, sehingga terjadi proses penyembuhan berupa jaringan parut, dapat menyebabkan
fistula urethrucutaneus, impotensi maupun inkontinensia. Striktur, impotensi dan striktur urethra anterior. Penyebab tersering striktur saat ini adalah trauma (terutama
inkontinensi merupakan komplikasi yang disebabkan oleh trauma terutama yang straddle injury),kemudian trauma iatrogenik, tapi dengan adanya alat endoskopi
mengenai bagian prostomembranosa. Namun, menurut Nourman (2001) komplikasi yang kecil, maka trauma ini dapat ditekan. Nampaknya terjadi peningkatan striktur
ini cenderung terjadi disebabkan oleh metode penanganan. yang berkaitan dengan BXO (Balanitis Xerotica Obliterans).
Angka impotensi post trauma yang pernah dilaporkan yaitu sekitar 80% dan ini Selain itu striktur dapat pula disebabkan oleh gonorrhea, yang banyak ditemukan
diduga karena kerusakan pada neuroerectile apparatus. Inkontinemsia antara 0-33% pada waktu lampau tapi sekarang jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena
pada avulsi urethra proksimal(11). Striktur merupakan komplikasi jangka panjang kemajuan antibiotik. Stirktur kongenital merupakan keadaan yang sulit dimengerti.
yang timbul lambat setelah trauma pada urethra dan dapat timbul dalam 2 tahun post Disarankan penggunaan istilah striktur kongenital dipakai bila bukan merupakan
trauma sehingga pasien dangan riwayat trauma urethra diharapkan follow up rutin striktur inflamasi, merupakan striktur berukuran pendek, dan tidak berhubungan
untuk menyingkirkan adanya striktur urethra(12). dengan riwayat trauma.

Diagnosis dan Evaluasi


Pasien dengan striktur urethra sering datang dengan gejala obstruktif atau infeksi
saluran kencing (seperti prostatis atau epididimitis). Beberapa pasien datang dengan
keluhan retensi urin.
dan insisi akan menyebabkan disfungsi ereksi. Insisi yang berlebihan pada
Bila kita melakukan anamnesis yang mendalam maka akan didapatkan adanya gejala jam 10 dan 2 juga akan memberikan masalah yang sama.
obstruktif yang berlangsung lama sebelum berkembang menjadi obstruksi yang Komplikasi paling sering dari urethrotomi interna adalah rekurensi striktur.
komplit. Tindakan memasukkan filiform secara membuta atau melakukan dilatasi Sedangkan komplikasi yang jarang adalah perdarahan (paling sering terjadi
tanpa mengetahui anatomi striktur merupakan tindakan yang sangat dilarang. akibat ereksi setelah tindakan) dan ekstravasasi cairan irigasi ke dalam jaringan
Disarankan dilakukan IVP atau renal ultrasonography pada striktur urethra yang perispongiosal.
berlansung lama Banyak data menunjukkan bahwa, striktur pada bulbous urethra yang
Retrograde urethrography merupakan tindakan yang perlu dilakukan untuk panjangnya kurang dari 15 cm dan tidak terdapat spongiofibrosis yang dalam dan
mengetahui anatomi striktur. Urethrogram tidak hanya mendeskripsikan striktur, tapi tebal (contohnya pada straddle injury) dapat diatasi dengan urethrotomi interna
juga dapat mengetahui keadaan urethra baik proksimal maupun distal dari striktur. dengan angka kesuksesan jangka panjang mencapai 74%. Penelitian Pansadoro
Pada striktur urethra yang obliteratif, sebaiknya perlu dilakukan suprapubik membuktikan bahwa tindakan urethrotomi interna pada striktur di luar bulbous
sistostomi untuk mengatasi retensio urin dan memudahkan kita untuk melakukan urethra tidak mempunyai angka kesuksesan jangka panjang.
voiding cystourethrogram. Kombinasi antara retrograde urethrogram dan voiding
cystourethrogram merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk diagnostik Tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya rekurensi striktur
striktur urethra obliteratif setelah trauma pelvis. Endoskopi masih mempunyai peran adalah;
untuk mengetahui keadaan anatomi striktur. 1. Mempertahankan indwelling Folley cathether setelah tindakan urethrotomi
interna selama 6 minggu.
Terapi 2. Kateterisasi yang dilakukan pasien di rumah. Setelah tindakan urethrotomi
interna, umumnya kateter dipertahankan selama 3-5 hari kemudian
1. Dilatasi
dilanjutkan pemasangan kateter oleh pasien secara berkala.
Dilatasi merupakan tindakan yang paling mudah dan paling tua yang pernah
3. Stent urethra
dilakukan. Merupakan tindakan kuratif untuk striktur urethra tanpa
spongiofibrosis. Tujuan terapi ini adalah meregangkan jaringan parut tanpa
3. Laser
menambah jaringan parut baru. Jika terjadi perdarahan berarti jaringan parut
Jenis laser yang digunakan adalah; karbon dioksida, argon,KTP, ND: YAG,
dirobek bukan diregangkan sehingga akan menimbulkan luka baru dan jaringan
holmium: YAG (Ho:YAG).
parut baru.
4. Rekonstruksi terbuka, terdiri
2. Urethrotomi Interna a. Eksisi dan Reanastomosis
Urethrotomi interna adalah setiap tindakan yang membuka striktur dengan
Rekonstruksi striktur urethra anterior dapat dilakukan dengan mengeksisi
insisi atau ablasi melalui urethra (transurethra). Tindakan urethrotomi interna
seluruh jaringan fibrosis diikuti dengan reanastomosis primer dari kedua
dengan cara insisi jaringan sehat sehingga jaringan parut meluas (membebaskan
ujung normal urethra anterior. Hasil yang memuaskan dapat dicapai bila
kontraktur jaringan parut) dan terjadi pelebaran lumen setelah proses
memenuhi 3 syarat yaitu;
penyembuhan. Tujuan terapi ini adalah mempertahankan pelebaran lumen
a. seluruh area fibrosis dieksisi secara total
setelah proses penyembuhan. Jika terdapat spongiofibrosis yang dalam,
b. anastomosis yang tension-free (bebas tekanan)
mustahil dapat dilakukan urethrotomi interna.
c. anastomosis yang paten
Sebagian besar ahli bedah melakukan urethrotomi interna dengan insisi pada
jam 12 saja, tindakan tersebut mengundang pertanyaan, berdasarkan anatomi
Teknik ini digunakan untuk striktur dengan panjang 1-2 cm. Pada striktur
urethra dalam korpus spongiosum. Pada pemeriksaan potongan melintang,
dengan panjang 3-4 cm, teknik ini masih dapat digunakan dengan mobilisasi
didapatkan bahwa bagian paling tipis pada bagian anterior adalah pada jam 10
luas pada korpus spongiosum. Lalu dipasang stent dengan menggunakan
dan jam 2. Pada bagian proksimal urethra (bulbous urethra); jarak antara
kateter silikon di urethra. Buli-buli didrain dengan suprapubik sistostomi
dinding anterior urethra dengan korpora kavernosa pendek, sehingga insisi
tunggal pada jam 12 dapat dengan cepat merobek korpus spongiosum dan
b. Eksisi dan transfer jaringan.
meluas sehingga ligamentum triangular. Pada bagian distal urethra; meskipun
a. Dengan menggunakan Free graft.
bagian anterior korpus spongiosum lebih tebal, tapi bila dilakukan insisi dalam
Hal-hal pokok yang harus diketahui mengenai Free graft
pada bagian distal urethra anterior akan segera memasuki korpora kavernosa
- Keberhasilan tergantung pada suplai darah di daerah yang akan di
graft.
- Ada 4 macam graft yang digunakan untuk rekonstruksi urethra yaitu: Striktur Urethra Posterior
Split thickness skin graft, Full thickness skin graft, graft mukosa Diakibatkan oleh:
bukkal dan graft epitel buli: a. Jejas distraksi pada urethra (Distraction Injury)
1. Full thickness skin graft: sebaiknya menggunakan kulit tanpa Jejas distraksi urethra merupakan akibat dari trauma pelvis tumpul dan
rambut. Paling berhasil digunakan didaerah urehtra bulbousa menyertai fraktur pelvis sebanyak 10%. Jejas sangat unik yaitu mengenai
2. Split thickness skin graft: Disarankan dilakukan operasi 2 tahap, urethra membranousa dimana paling sering jejas terjadi di apeks prostat. Jejas
karena sering kontraktur. Biasanya dijadikan tindakan terakhir dapat menyebabkan ruptur total maupun ruptur parsial. Untuk ruptur parsial
bagi pasien yang telah gagal dengan prosedur lainnya atau kulit dapat diterapi dengan hanya memasang sistostomi sampai urethra sembuh.
lokal tidak cukup untuk rekonstruksi. Sebab pemasangan kateter pada ruptur parsial hanya akan mengubah ruptur
3. Graft mukosa bukkal: jaringan ini resisten terhadap infeksi dan parsial menjadi ruptur total. Untuk ruptur total terapi pembedahan dapat
trauma. Epitelnya tebal dan mudah digunakan. Lamina segera dan dapat ditunda. Untuk sebagian kecil kasus, ruptur total dapat
proprianya tipis dan banyak vaskularisasinya sehingga segera dilakukan yaitu pada pasien dimana terdapat jejas pada rektum dimana
memudahkan untuk imbibisi dan inoskulasi. Pengambilannya perlu segera dilakukan evakuasi hematoma yang terkontaminasi dan
lebih mudah dilakukan dibandingkan graft lainnya atau dengan kolostomi, perlu dilakukan realingment urethra dan pemasangan stent kateter.
pedikel flap. Diambil graft sepanjang 15-20 mm dari mukosa Pada pasien dimana terdapat jejas baik pada urethra prostatomembranosa dan
oral. leher buli. Perlu dilakukan operasi segera untuk debridemen dan perbaikan
4. Graft mukosa buli: graft ini tidak populer digunakan karena sulit leher buli degan harapan mempertahankan kontinen
mengambil bahan graft. Operasi ruptur total selain hal tersebut, masih menjadi perdebatan, operasi
- Striktur urethra pendulous dioperasi dengan pasien dalam dapat dapat dilakukan segera, ditunda (1-2 minggu), atau lambat (setelah 3
posisi supine atau kedua kaki melebar (split-legged) bulan). Selama beberapa dekade ini, pemasangan kateter sistostomi dan
- Striktur urethra bulbous dapat dioperasi dengan pasien dalam tindakan pembedahan terbuka pada 3 atau 6 bulan merupakan standard emas
posisi exaggerated litotomi. (gold standard) dan dilaporkan memberikan angka keberhasilan mencapai
- Ada 2 macam teknik operasi: 95%.
1. 1 tahap; berupa ventral onlay dengan spongioplasty,
dorsal onlay, dan lateral onlay. b. Post prostatektomi
2. 2 tahap: Meshed graft urethroplasty. Striktur urethra posterior setelah open prostatektomi atau TURP tidak jarang
- Urethra dapat dipapar (eksposed) melalui penis atau perineal kita temukan. Mekanisme jejas yang terjadi selama TURP merupakan
- Pertama dilakukan urethrotomi untuk membuka daerah yang multifaktorial dan terdiri dari denudasi mukosa akibat dari penekanan
striktur. Graft jaringan diambil dari daerah yang tidak mukosa yang berat karena penggunaan sheath yang berukuran besar yang
berambut, epitel buli, atau mukosa bukkal. Graft dijahit pada kurang dilubrikasi, reseksi distal yang terlalu agresif, dan elektrokoagulasi
tepi urethrotomi. Graft ditutup dengan fasia dartos dari urethra mengenai urethra membranousa, dan iritasi Folley kateter.
bulbous atau pendulous. Insisi ditutup dengan benang Selama open prostatektomi, urethra membranousa dapat terluka akibat
absorbable. transeksi menggunakan jari atau benda tajam pada puncak prostat. Sebagian
striktur ini biasanya superfisial dan terapi terbaik dengan dilatasi urethra
b. Dengan menggunakan Flaps periodik.
Prosedur ini berdasarkan pada memobilisir pulau jaringan mengandung
epitel (island of epithelium-bearing tissue) dengan fasia sebagai
pedikelnya yang akan menjadi suplai darahnya. Kulit penis merupakan
jaringan pengganti ideal karena tipis, dan mudah dimobilisir serta
mempunyai suplai pembuluh darah yang baik. Untuk striktur urethra baik
daerah pendulous, bulbous maupun posterior dapat menggunakan metoda
Johansen 2 tahap.
Massa tumor

Catatan Terapi :
Konservatif
Bila cateter 6F gagal masukkan bougie filliform berhasil ganti
Striktura Urethrae dengan cateter Nellaton 14F/16F
Adalah penyempitan lumen urethra karena dindingnya mengalami fibrosis dan
kehilahan elastisitasnya. Operatif
Indikasi :
Etiologi : Panjang striktur 1 cm atau lebih
A. Congenital Jaringan fibrotik peri urethral hebat
Sering terdapat di daerah :
Fossa navicularis Metode :
A. Reseksi anatomose end to end ( panjang striktur - 1 cm )
Pars membranasea
B. Prosedur JOHNSON
B. Traumatik Johnson I
Terutama akibat Straddle injury ruptur urethra gross hematuri Ditempat striktur disayat longitudinal eksisi jaringan fibrotik
Straddle injury dibedakan stadium : mukosa urethra dijahitkan pada kuluit penis pendulans pasang
I. Dinding urethra robek cateter 5-7 hr cateter diangkat, urin keluar lewat artificial
Bila sampai 1 - 5 bulan tak diobati striktur urethrae hipospadia biarkan sampai 6 bln jaringan daerah striktur
Terapi : antibiotka & DC lunak Lakukan Johnson II
II. Dinding urethra & corpus spongiosum robek, fascia Buck intak
III. Dinding urethra, corpus spongiosum & fascia Buck rusak total Johnson II pembuatan uretra baru
Terjadi hubungan antara lumen urethra & jaringan subcutis darah &
urin mengalir ke subcutis perineum scrotum inguinal penis C. Urethroplasty bila striktur pada pars prostatika
meninggal akibat anemia & urosepsis.
Terapi operatif segera karena emergency. Cortison suntikan langsung pada striktur urethra

C. Infeksi
Biasanya disebabkan oleh V.D dan akan timbul setelah 6 12 bulan.

Gejala :
Pancaran kecil, lemah dan sering mengejan
Bisanya karena retensi urin cystitis

Diagnosa :
Anamnesa Riwayat VD, riwayat trauma
Uretthrocystogrfi Bipoler melihat :
Lokasi striktur ( proksimal / distal ) untuk tindakan operasi
Besar kecilnya striktur
Panjang striktur
Jenis striktur
Kateterisasi ukuran 18F - 6F bila gagal kemungkinan :
Retenssio urin total

Anda mungkin juga menyukai