IMPACT TEST
Disusun Oleh:
K3-IIIA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
1.1.1. TujuanInstruksionalUmum
Mahasiswa mampu melakukan pengujian beban mendadak (Impact test)
terhadap suatu material.
1.1.2. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh takikan (notch) terhadap
kekuatan material.
Mahasiswa mampu menganalisa energi dan kekuatan impact dari hasil
pengujian suatu material.
Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh temperatur terhadap kekuatan
material.
Mahasiswa mampu menganalisa temperatur transisi suatu material.
Mahasiswa mampu menganalisa jenis patahan suatu material.
1.2. DasarTeori
Beberapa perangkat pada otomotif dan transmisi serta bagian-bagian
pada kereta api dan lain, akan mengalami suatu beban kejutan atau beban secara
mendadak dalam pengoperasianya. Maka dari itu ketahanan suatu material
terhadap beban mendadak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi sifat material
tersebut perlu diketahui dan diperhatikan.
Bandul
Starting Position
Scale
Pointer
Specimen
Anvile
E = Eo -E1
= W (ho- h1) .(3)
a) Metode Charpy
Pada metode sebagaimana ditunjukkan pada gambar1.5.a, spesimen
diletakkan mendatar dan kedua ujung material ditumpu pada suatu landasan.
Letak takikan (notch) tepat ditengah dengan arah pemukulan dari belakang
takikan. Biasanya metode ini digunakan di Amerika dan banyak negara yang
lain termasuk Indonesia.
b) Metode Izod
Pada metode ini sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.5.b,
spesimen dijepit pada salah satu ujungnya dan diletakkan tegak. Arah
pemukulan dari depan takikan. Biasanya metode ini digunakan di Negara
Inggris.
Gambar 1.5 Metoda Pengujian Charpy (a) dan Izod (b)
Kriteria ke dua adalah T2 yaitu temperatur transisi ada pada titik dimana
fracture appearance berada pada 50%ductile-50%brittle.
Kriteria ke tiga (T3) adalah kriteria yang umum dipakai. Temperatur
transisinya diperoleh dari rumus : Is Transisi = (Is tertinggi + Is terendah) / 2.
NDT FDT
100
Fracture appearance
Energy absorbeb, Cv
% cleavage fracture
T5m
Temperature
50
Cv
0
T4 T3 T2 T1
BAB II
METODOLOGI
2.1 Peralatan
1. Mesin Uji Impact
2. Thermos
3. Thermometer Infrared
4. Kompor Listrik
5. Panci
6. Jangka Sorong
7. Tang
8. Stamping
9. Palu
10. Mesin Poles Logam
2.2 Bahan
1. Spesimen uji impact untuk temperatur panas (1 buah)
2. Spesimen uji impact untuk temperature ruang (1 buah)
3. Spesimen uji impact untuk temperature dingin (1 Buah)
T = 2 ( / g)1/2 (8)
Dimana T = periode (detik)
= T50 / 50
= panjang lengan bandul (m)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
Temperatur Ruang
Untuk spesimen pada suhu kamar bisa langsung
melakukan pengujian impact.
Temperatur Dingin
a. Menyiapkantermos yang telah diberi es batu, masukkan
specimen kedalam termos tersebut.
b. Menunggu sekitar 5 menit dan mengukur temperature
spesimen.
c. Mencatat pada lembar kerja, temperatur sesaat sebelum
spesimen diambil untuk diuji impact.
Temperatur Panas
a. Meletakkan spesimen diatas kompor listrik yang telah
dinyalakan.
b. Menunggu sampai spesimen memanas dan tunggu 5 menit.
c. Mengukur temperatur material sebelum spesimen diambil
untuk diuji impact.
d. Mencatat pada lembar kerja.
Setelah melakukan pengujian impact test dengan spesimen baja karbon pada tiga
jenis temperatur yang berbeda yaitu pada temperatur panas, temperatur ruang dan
temperatur dingin didapatkan beberapa data sebagai berikut :
IMPACT TEST
: 160.43 BeratBandul = 96.5 N Panjanglengan = 0,78 m
Penandaan Panjang Lebar Lebar setelah Tebal Pada Takikan tn Luas An
No
Spesimen (mm) (mm) diuji (mm) (mm) (mm2)
1 1 55 10 10 8.38 83.8
2 2 55 10 10 8.00 80.0
3 3 55 10 10 7.40 74.0
= 0.78 m
Berat bandul (W) = 96.5 N
Sudut ( ) = 160.43o
b. Menghitung Nilai Impact Strength Berdasarkan Praktek
Spesimen 1 suhu panas 51 oC
Diket : E = 149 Joule
A = 83.8 mm2
Kekuatan impact ( Is) = E/A
= 149 J /83.8 mm2 = 1.78 J/mm2
Spesimen 2 suhu kamar 29oC
Diket : E =139 Joule
A = 80.0 mm2
Kekuatan impact ( Is) = E/A
= 139 J / 80.0 mm2
= 1. 74 J/mm2
Impact strength
Is = Eteori/A
= 145.27 J / 83.8 mm2
= 1.73 J/mm2
Impact strength
Is = Eteori/A
= 135.49 J/ 80.0 mm2
= 1.69 J/mm2
Impact strength
Is = Eteori/A
= 118.17 J / 74.0 mm2
= 1.60 J/mm2
Temperatur (oC)
1.75
f(x) = 0x + 1.59
1.7 R = 0.96 Impact Strength
Percobaan
1.65
Energi Impact (J) Impact StrengthTeoritis
1.6 Linear (Impact
StrengthTeoritis)
1.55
1.5
Temperatur (oC)
4.1 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan dan hasil perhitungan dapat di simpulkan bahwa:
Spesimen dengan temperatur panas yaitu 51 oC mempunyai kekuatan impact
percobaan sebesar 1.78 J/mm dan impact strength perhitungan sebesar
1.73 J/mm
Spesimen yang di uji pada temperatur ruang yaitu 29 oC mempunyai kekuatan
impact percobaan sebesar 1.74 J/mm dan impact strength perhitungan sebesar
1.69 J/mm
Spesimen dengan temperatur dingin 5C mempunyai kekuatan impact percobaan
sebesar 1.64 J/mm2 dan impact strength perhitungan sebesar 1.60 J/mm
Spesimen mempunyai kekuatan impact yang besar ketika pada temperatur panas.
Suhu kamar, dingin dan panas memiliki sifat ductile, dilihat dari tiga spesimen
tidak mengalami kepatahan melainkan ulet (ductile).
Dari teori diketahui bahwa kekuatan impact dipengaruhi oleh temperatur,
semakin tinggi temperatur maka ketangguhan suatu material akan semakin
tinggi, karena suhu yang tinggi akan meningkatkan kekuatan suatu benda. Dari
hasil percobaan yang telah kami sama seperti teori kekuatan impact yang
diterapkan yaitu pada temperatur panas memiliki nilai kekuatan impact yang
tertinggi.
2. Spesimen
Bentuk specimen yang tidak sesuai dengan standard karena dalam
pengerjaan specimen tidak sesuai dengan standard yang ada. Seperti
panjang,luas penampang dan tebal specimen tidak sama antara spesimen
yang satu dengan yang lain.
3. Holding time
Ketika material dipanaskan atau di dinginkan memerlukan waktu tahan
5 menit, supaya panas atau dingin dapat meresap kedalam spesimen.
Kenyataannya ketika melakukan praktikum praktikan tidak memberikan
holding time, sehingga panas atau dingin hanya ada dipermukaan
spesimen.
Daftar Pustaka