Anda di halaman 1dari 81

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu

selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan

sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan,

kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan

penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk pelayanan prenatal dan

obstetri. Salah satu tujuan pembangunan millennium (Millennium Development

Goals / MDGs) adalah menurunkan AKI sebanyak tiga perempat dari angka

nasional pada tahun 2015. Selain itu, kesepakatan MDGs menargetkan AKI di

Indonesia dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2015, sedangkan untuk AKB adalah 23 per 100.000 (Kemenkes RI, 2014).
Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang

rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan

obstetri yang rendah pula. Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak

mempunyai akses kepelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama

pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatar belakangi oleh terlambat

mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas

kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain

itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri
dan merupakan salah satu dari kriteria 4 terlalu, yaitu terlalu tua pada saat

melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu

banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun)

(Kemenkes RI, 2014).


Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, angka kematian ibu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan

nifas sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi

apalagi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga seperti Malaysia dan

Thailand (Kemenkes RI, 2014).


AKI di Indonesia masih tetap tinggi walaupun sudah terjadi penurunan

dari 307 per 100.000 KH menjadi 263 per 100 KH, diharapkan pada tahun 2015

AKI ditekan hingga 125 per 100.000 KH. AKI di Indonesia bervariasi dari angka

paling rendah yaitu 103 per 100.000 KH di Yogyakarta, 409 per 100.000

kelahiran hidup di Jawa Barat, sampai paling tinggi 1.340 per 100.000 KH di

Nusa Tenggara Barat.


Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan

2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012

menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu

per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk

Antar Sensus (SUPAS) 2015. Program ini dilaksanakan di provinsi dan

kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera

Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Dasar pemilihan provinsi tersebut disebabkan 52,6% dari jumlah total kejadian

kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut.


Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) di Jawa Barat

tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 228 per 100.000 KH. AKI di

Indonesia merupakan tertinggi di ASEAN. Penyebab kematian ibu adalah

perdarahan (28%), infeksi (11%), komplikasi abortus (5%) dan partus macet

(5%). Perdarahan terutama yang terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan

menyebabkan lebih dari setengah jumlah kematian ibu.


Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Barat berdasarkan Resume

Tabel Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 sebesar 748.00 per

100.000 KH. Selain AKI, Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2014 sebesar

1.321 per 1.000 KH.

Hasil penelitian dari Prabamurti pada tahun 2008 penyebab kematian

neonatal adalah asfiksia, komplikasi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR),

tetanus neonatorum, dan trauma kelahiran, serta akibat kelainan kongenital yang

sebenarnya dapat dicegah melalui pemeliharaan ibu selama kehamilan, penolong

persalinan yang aman dan bersih, serta penanganan yang adekuat terhadap bayi

baru lahir terutama pada bayi yang beresiko tinggi. Sedangkan penelitian

menunjukkan bahwa 50 % kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu di

bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat

akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup,

bahkan kematian.
Penyebab utama kematian maternal adalah disebabkan oleh 3 hal yang

pokok yaitu perdarahan dalam kehamilan, preklampsi/eklamsi dan infeksi. Pada

masa sekarang oleh perkembangan pertambahan jumlah tenaga medis terutama

dokter kebidanan yang banyak maka kasus tersebut diatas telah menurun, tetapi

kematian ibu akibat perdarahan masih tetap sebagai faktor utama.


Sehubungan dengan penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari

kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 terlalu, yaitu

terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan

(<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas

(<2 tahun) (Kemenkes RI, 2014).

Perdarahan merupakan salah satu penyebab AKI, dimana perdarahan

sebenarnya dapat terjadi bukan saja pada masa kehamilan tetapi dapat juga pada

masa persalinan maupun pada masa nifas. Penatalaksanaan dan prognosa kasus

perdarahan selama kehamilan, sangat bergantung pada umur kehamilan,

banyaknya perdarahan, keadaan dari fetus dan sebab dari perdarahan. Setiap

perdarahan dalam kehamilan harus diaanggap sebagai keadaan akut berbahaya

dan serius dengan resiko tinggi karena dapat menimbulkan kematian ibu dan

janin.

Dalam mengurangi masalah tersebut maka diperlukannya perhatian

kepada ibu untuk mengurangi terjadinya 3 keterlambatan yaitu terlambat

mengambil keputusan merujuk, terlambat mengakses fasilitas pelayanan kesehatan

yang tepat, dan terlambat memperoleh pelayanan dari tenaga kesehatan yang tepat/

kompeten (KEMENKES RI, 2013).


Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan

khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan

ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang

pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi. Faktor

resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak, dan

beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung

menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah

keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu,

misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia, dan infeksi. (Sumber :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20037/Chapter

%20II.pdf?sequence=4 diunduh 19 april 2017)


Selain hal tersebut peran bidan sangat dibutuhkan juga sebagai upaya

peningkatan kesehatan ibu dan anak sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB

yang terjadi, maka diperlukan suatu pelayanan yang komperhensif sehingga

pemantauan kesehatan kepada ibu dan bayi dapat dilakukan mulai saat awal

masa kehamilan ibu hingga masa nifas selesai. Pelayanan yang dapat dilakukan

bidan diantaranya adalah pemberdayaan wanita dan keluarga selama melakukan

asuhan pemantauan kesehatan pada klien, dalam melaksanakan pemantauan ini

bidan tidak akan mungkin bekerja sendiri, namun membutuhkan bantuan pihak

lain, dalam hal ini adalah klien sendiri beserta keluarganya.

Mengingat pentingnya asuhan komperhensif yang bidan dapat lakukan

kepada ibu dan bayi, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan

komperhensif kepada Ny. H yang akan peneliti pantau mulai dari masa
kehamilan usia 34 minggu hingga usia nifas 40 hari. Alasan penulis mengambil

klien ini karena menurut penulis klien ini memiliki kriteria yang sesuai dengan

yang dicari oleh penulis, dimana Ny. H masih berusia 35 tahun sehingga Ny. H

tidak memiliki faktor resiko terhadap umur, serta ini adalah kehamilan kedua

Ny. H anak pertamanya sudah berusia 11 tahun yang berarti klien tidak

memiliki kehamilan dengan jarak yang dekat.

Setelah menikah, hamil dan melahirkan anak pertama dengan riwayat

gemeli pada tahun 2005, saat itu usia kehamilan klien 26 minggu, dan

melahirkan anak pertama dengan premature berjenis kelamin laki-laki, dengan

berat badan 2000 gr dan 1200 gr dengan panjang badan kedua anaknya 46 cm,

bersalin secara normal ditolong oleh Bidan Jojor di BPM. Setelah melahirkan

Ny. H ingin menggunakan KB suntik 3 bulan selama 4 tahun, Ny. H

memutuskan mengganti kontrasepsi dengan KB suntik 1 bulan selama 4 tahun

karena klien mengeluh dengan bertambah berat badannya, Ny. H memutuskan

kembali mengganti kontrasepsi dengan KB pil selama 6 bulan karena klien

tetap mengeluh dengan bertambah berat badannya, sudah 3 tahun 6 bulan Ny. H

tidak menggunakan KB karena klien mengeluh mual-mual setelah memakai KB

pil dan memutuskan berkeinginan memiliki momongan lagi. Saat ini Ny. H

sedang mengandung anak kedua.

Pada tanggal 31 maret 2017 Ny. H memeriksakan kehamilannya di

Klinik & RB Paramitra Medika 1 saat itu usia kehamilannya 34 minggu, HPHT

4 Agustus 2016, TP 11 Mei 2017, dengan keadaan umum baik dan tidak ada

keluhan. Pada pertemuan awal tersebut penulis melakukan informed consent,


anamnesa, lalu pemeriksaan untuk dilakukan pemantauan kehamilan mulai dari

usia 34 minggu, persalinan, sampai Ny. H nifas 40 hari.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka asuhan kepada Ny. H

dilakukan mulai dari usia kehamilan 34 minggu yang akan dilanjutkan hingga

nanti 40 masa nifas untuk pemantauan nifas, bayi, dan pemakaian alat

kontrasepsi.

B. Tujuan Umum

Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara komperhensif pada

Ny. H 35 tahun G2P1A0 di Klinik & RB Paramitra Medika 1 dari usia kehamilan

34 minggu hingga nifas 40 hari dengan metode SOAP.

C. Tujuan Khusus

1. Mampu mendokumentasikan Asuhan Kebidanan pada Ny. H 35 tahun

G2P1A0 di Klinik & RB Paramitra Medika selama masa kehamilan 34

minggu sampai dengan usia 40 minggu dengan metode SOAP.


2. Mampu mendokumentasikan Asuhan Kebidanan pada Ny. H 35 tahun

G2P1A0 di Klinik & RB Paramitra Medika 1 selama masa persalinan mulai

dari kala I sampai dengan kala IV dengan metode SOAP.


3. Mampu mendokumentasikan Asuhan Kebidanan pada Ny. H 35 tahun P2A0

di Klinik & RB Paramitra Medika 1 selama masa nifas mulai dari 2 jam

postpartum sampai dengan 40 hari postpartum dengan metode SOAP.


4. Mampu mendokumentasikan Asuhan Bayi Baru Lahir 0 Jam sampai dengan

2 Jam pertama lahir dengan metode SOAP.


5. Mampu mendokumentasikan Asuhan Neonatus 0 hari sampai dengan 28 hari

dengan metode SOAP.


6. Mampu mendokumentasikan Asuhan Bayi pada Bayi Ny. H selama 40 hari

dengan metode SOAP.

D. Manfaat

1. Manfaat Praktis
Dalam melakukan penelitian diharapkan dapat meningkatkan

tanggung jawab terhadap klien kelolaan maupun semua klien. Sehingga

dapat memberikan pelayanan yang maksimal secara komprehensif sesuai

dengan kebutuhan. Mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru

lahir. Serta dapat meningkatkan kualitas hidup khususnya pada klien dan

bayi.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan dan mengembangkan

ilmu pengetahuan serta wawasan yang dimiliki peneliti atau sebagai sumber

pengalaman penelitian khususnya tentang asuhan kebidanan pada

kehamilan, bersalin, nifas serta neonatus dan bayi baru lahir.

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Filosofi Kebidanan

1. Definisi Filosofi Kebidanan

Menurut Elisabeth (2016 : 7) mengatakan bahwa filosofi kebidanan

adalah menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan

sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan pada

ibu selama masa kehamilan.

2. Unsur-unsur dalam Filosofi Kebidanan

a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan


Menurut Elisabeth (2016 : 7) mengatakan bahwa bidan yakin

bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan menopause merupakan

proses alamiah/fisiologis, normal dan bukan penyakit.


Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu,

lingkungan dan pelayanan kesehatan.


b. Keyakinan tentang perempuan
Menurut Elisabeth (2016 : 7) mengatakan bahwa setiap

perempuan adalah pribadi yang memiliki hak, kebutuhan dan harapan,

oleh karena itu dia berpartisipasi secara aktif dalam asuhannya selama

kehamilan, persalinan, dan nifas.


Bidan yakin bahwa setiap perempuan merupakan pribadi yang

unik, tidak sama baik fisik, emosional, spiritual, dan budayanya. Wanita

memiliki kekuatan untuk mengetahui dan mengatur kesehatan dirinya

(pengambilan keputusan).
c. Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya
Menurut Elisabeth (2016 : 7) mengatakan bahwa fungsi utama

profesi kebidanan adalah untuk mengupayakan kesejahteraan ibu dan


bayinya. Bidan mempunyai power untuk mempengaruhi/memberikan

asuhan kebidanan (kepada ibu dan keluarganya).


d. Keyakina tentang pemberdayaan dan membuat keputusan
Menurut Elisabeth (2016 : 8) mengatakan bahwa bidan yakin

bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan terdapat perempuan patut

dihormati. Pengambilan keputusan merupakan kesepakatan bersama

antara ibu, keluarganya dan bidan. Ibu sebagai penentu utama dalam

proses pengambilan keputusan.


Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil

keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui KIE dan

konseling.
e. Keyakinan tentang asuhan
Menurut Elisabeth (2016 : 8) mengatakan bahwa bidan yakin

bahwa tujuan utama pelayanan kebidanan adalah untuk mengurangi

kematian dan kesakitan ibu dan bayi. Bidan yakin bahwa kesehatan

secara menyeluruh meliputi pemberian informasi yang relevan dan

obyektif, konseling serta mefasilitasi ibu yang menjadi tanggung

jawabnya. Asuhan kebidanan harus dilaksanakan secara kreatif,

fleksibel, mendukung, melayani, membimbing, memonitoring, dan

mendidik yang terpusat pada kebutuhan personal yang unik pada

perempuan selama masa kehamilan.


Oleh karena itu asuhan kebidanan harus aman, memuaskan

menghormati, dan memberdayakan perempuan dan keluarganya. Semua

perempuan berhak akan pelayanan kesehatan yang komprehensif yang

disediakan.
f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan
Menurut Elisabeth (2016 : 8-9) mengatakan bahwa bidan adalah

pemberi yalanan kesehatan yang mempunyai otonomi penuh dalam

prakteknya yang juga berkolaborasi dengan anggota tim kesehatan

lainnya.
Bidan yakin dalam memberikan asuhan tetap mempertahankan,

mendukung, dan menghargai profesi fisiologi, intervensi dan

penggunaan teknologi dalam asuhan hanya atas indikasi, rujukan yang

efektif dilakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan bayi.


Praktek kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan/

ibu sebagai partner dengan pemahaman kompetensi terhadap perempuan

baik aspek social, emosi, budaya, spiritual, psikologi, dan fisik serta

pengalaman reproduksinya.
Bidan adalah praktisi mandiri, bekerjasama mengembangkan

kemitraan dengan anggota tim kesehatan lainnya.


g. Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya
Menurut Elisabeth (2016 : 9) mengatakan bahwa bidan yakin

bahwa dalam mengembangkan kemandirian profesi, kemitraan, dan

pemberdayaan perempuan serta tim kesehatan lainnya selama

memberikan asuhan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Asuhan, dukungan, bimbingan serta kepedulian kepada ibu dalam

membantu mengatasi masalah kesehatan reproduksinya dilakukan

secara kesinambungan.
B. Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Menurut Saifuddin (2002) dalam buku Rukiyah, A.Y, dkk (2013 : 2)

mengatakan bahwa definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin, lamanya lahir normal adalah 280 hari (40 minggu atau

9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir.

Menurut Prawirohardjo (1999) dalam buku Rukiyah, A.Y,dkk (2013 : 2)

mengatakan bahwa kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus

lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).

Menurut Elisabeth (2016 : 1-2) mengatakan bahwa konsepsi adalah

hasil proses pembuahan sel sperma pada telur yang yang kita kenal dengan

istilah fertilasi. Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut

konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Periode ini adalah awal

terjadinya kehamilan pada seorang wanita. Proses konsepsi dapat

berlangsung sebagai berikut :


a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona

radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.


b. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase ditengah sitoplasma

yang disebut vitellus.


c. Dalam perjalanan korona radiata makin berlangsung pada zona pelusida.

Nutrisi dialirkan ke dalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida.


d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba
1) Tempat yang paling luas.
2) Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia.
3) Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba.
e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
1) Spermatozoa ditumpahkan masuk melalui kanalis servikalis dengan

kekuatan sendiri.
2) Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan

sebagian dari liproteinnya sehingga mampu mengadakan

fertilisasi.
3) Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
4) Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta

mengikiskorona radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatic

hialuronidase.
5) Melalui stomata spermatozoa memasuki ovum.
6) Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum ekornya lepas

dan tertinggal di luar.


7) Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dan membentuk

zigot.

Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai fertilisasi atau konsepsi.

2. Lingkup Asuhan Kehamilan

Menurut Saifuddin (2002) dalam buku Rukiyah, A. Y, dkk (2013 : 2)

mengatakan bahwa asuhan standar minimal 7 T antara lain : timbang berat

badan dan pengukuran tiggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus

uteri, pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap, pemberian tablet

besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular

seksual, temu wicara (konseling dan pemecahan masalah).


3. Tujuan Asuhan Kehamilan

Menurut Elisabeth (2016 : 11) mengatakan bahwa tujuan utama

ANC adalah menurunkan/mencegah kesakitan serta kematian maternal dan

perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut :


a. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan

perkembangan bayi yang normal.


b. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan

penatalaksanaan yang diperlukan.


c. Membina hubungan saling percaya antara klien dan bidan dalam

rangka mempesiapkan klien dan keluarga secara fisik, emosional serta

logis untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan adanya

komplikasi.

4. Standar Asuhan Kehamilan

a. Kebijakan program
Menurut Saifuddin (2002) dalam buku Rukiyah, A. Y, dkk

(2013 : 6) mengatakan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan

paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan :


1) Satu kali pada triwulan pertama (usia kehamilan 0-13 minggu).
2) Satu kali pada triwulan kedua (usia kehamilan 14-27 minggu).
3) Dua kali pada triwulan ketiga (usia kehamilan 28-40 minggu).

Menurut Elisabeth (2016 : 13) mengatakan bahwa sebagai

profesional, bidan dalam melaksanakan prakterknya harus sesuai dengan

standar pelayanan kebidanan yang berlaku. Standar mencerminkan

norma, pengetahuan dan tingkaat kinerja yang telah disepakati oleh

profesi.
Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti

berikut ini :

1) Standar 1 : Identifikasi ibu hamil


Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan

memotivsi klien hamil, suami dan anggota keluarganya agar

mendorong klien hamil untuk memeriksakan kehamilannya sejak

dini dan secara teratur.


2) Standar 2 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan klien dan janin

dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung

normal.
3) Standar 3 : Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama

dari melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta

bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah

janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk

mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.


4) Standar 4 : Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan, dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


5) Standar 5 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah

pada kehamilan dan mengenal tanda dan serta gejala pre-eklamsi

lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.


6) Standar 6 : Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada klien hamil,

suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan

bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana

yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping

persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi

gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah

untuk hal ini.


b. Pelayanan/Asuhan Standar Minimal 7T :
1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Menurut Prawirohardjo (2005) dalam buku Rukiyah, A. Y,

dkk (2013 : 6) mengatakan bahwa pertambahan berat badan yang

normal pada klien hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI :

Boddy Masa Indeks) dimana metode ini untuk menentukan

pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan,

karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil.

Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-

16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul klien,

ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain

yaitu <145 cm.


2) Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan

nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat

perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah

sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada saat awal

pemeriksaan dapat mengidentifikasi potensi hipertensi.


3) Ukur tinggi fundus uteri
Menurut Depkes RI (2001) dalam buku Rukiyah, A. Y, dkk

(2013 : 7) mengatakan bahwa apabila usia kehamilan di bawah 24

minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan

diatas 24 minggu memakai pengukuran mc donald yaitu dengan

cara mengukur tinggu fundus uteri memakai cm dari atas simfisis

ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.


4) Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan

umumnya diberika 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada

kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu

kemudian. Akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka

dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada klien hamil.

5) Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan


Menurut Depkes RI (2001) dalam buku Rukiyah, A. Y, dkk

(2013 : 7) mengatakan bahwa pemberian tablet zat besi pada klien

hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada klien hamil,

bukan menaikan kadar hemoblobin. Wanita hamil perlu menyerap

zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara

signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe

diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual

hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan. Tablet zat

besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan

mengganggu penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-


3 tablet zat besi per hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan

pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang

dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat kunjungan

awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada

tanda-tanda anemia.
6) Tes terhadap penyakit menular seksual
Menurut PPIBI (2008) dalam buku Rukiyah, A. Y, dkk

(2013 : 8) mengatakan bahwa menganjurkan untuk pemeriksaan

Infeksi Menular Seksual (IMS) lain pada kecurigaan adanya risiko

IMS.

7) Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)


Menurut Saifuddin (2002) dalam buku Rukiyah, A. Y, dkk

(2013 : 8) mengatakan bahwa anamnesa meliputi biodata, riwayat

menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan

nifas, biopsikososial dan pengetahuan klien.


c. Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan
1) Layanan kehamilan primer/mandiri
Menurut Elisabeth (2016 : 9) mengatakan bahwa

manajemen pengelolaan mandiri dan lengkap dari asuhan ibu dan

bayi, termasuk mengidentifikasi kebutuhan untuk konsultasi dan

atau rujukan untuk petugas kesehatan lainnya.


2) Layanan kolaborasi
Menurut Elisabeth (2016 : 9) mengatakan bahwa

mengidentifikasi masalah yang membutuhkan keterlibatan seorang

dokter atau peetugas kesehatan lainnya, melakukan konsultasi


perencanaan dan pelaksanaan asuhan yang melibatkan baik bidan,

dokter, maupun petugas kesehatan lainnya.


3) Layanan rujukan
Menurut Elisabeth (2016 : 9) mengatakan bahwa

mengidentifikasi kebutuhan untuk asuhan selanjutnya yang berada

diluar lingkup praktek kebidanan, menentukan sumber data yang

sesuai, bermitra dengan wanita yang bersangkutan dan mengalihkan

tanggung jawab asuhan klien kepada profesi kesehatan lainnya.

5. Hak hak Wanita Hamil

Menurut Elisabeth (2016 : 10) mengatakan bahwa klien berhak untuk

berpartisipasi dalam memutuskan hak-hak yang menyangkut kesehatan,

kehamilan kecuali jika ada kedaruratan medis yang jelas menghalangi

partisipasinya, yaitu antara lain :


a. Memperoleh informasi terlbih dahulu tentang pemberian beberapa obat

atau terapi.
b. Sebelum terapi ditawarkan untuk diberitahukan tentang manfaat, risiko,

bahaya dan terapi alternative.


c. Sebelum pemberian obat untuk diberitahu tentang beberapa obat yang

diterima selama kehamilan termasuk bagaimana dan kapan obat

diberikan, dan pengaruh terhadap janin baik, baik langsung maupun

tidak langsung.
d. Jika dianjurkan Sectio secaria, berhak untuk diberitahu tentang

pemberian obat.
e. Sebelum pemberian obat atau terapi untuk diberitahu jika ada

kebimbangan.
f. Info tentang macam-macam, nama-nama obat generic yang mungkin

merugikan ibu dan bayi.


g. Berhak untuk menentukan sendiri sebelum pemberian obat untuk

mendapat, tanpa tekanan dari yang mendampingi, apakah menerima

atau menolak terapi atau pengobatan yang akan diberikan.


h. Berhak untuk mengetahui nama dan kualifikasi yang memebikan obat

dan terapi kepadanya.


i. Berhak untuk diberitahu tentang pemberian terapi, apakah

menguntungkan diri dan janin (hemat waktu, tujuan pengajaran dan

penelitian).
j. Berhak untuk memperoleh catatan medis Rumah Sakit yang lengkap,

akurat dan dapat dibaca tentang dirinya dan bayinya.


k. Berhak untuk minta salinan pembayaran ats dirinya.

6. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan

Menurut Elisabeth (2016 : 17) mengatakan bahwa beberapa tanggung jawab

bidan adalah :
a. Membantu klien dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan

kedaruratan yang mungkin terjadi.


b. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama

kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric.


c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social klien

serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan imunisasi.


d. Membantu mempersiapkan klien untuk menyusui bayi, melalui masa

nifas yang normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis,

dan sosial.
e. Menrima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta

konsekuensi dari keputusan tersebut.


f. Berkomuikasi dengan pekerja kesehatan professional lainnya (Bidan,

Dokter, Perawat) dengan rasa hormat dan martabat.

7. Evidence Based Dalam Praktik Kehamilan

Praktek yang berdasarkan bukti penelitian menurut Elisabeth

(20116 : 19) adalah parktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti

ilmiah hasil penelitian dan pengalaman. Hasil penelitian/ Evidence Based

adalah :
a. Kunjungan ANC
Dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan. :

Tabel 1: Kunjungan ANC

Kunjungan Waktu Alasan


Trimester I Sebelum 14 Mendeteksi masalah yang dapat
minggu ditangani sebelum membahayakan jiwa.
Mencegah masalah misal : tetanus
neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya.
Membangun hubungan saling percaya.
Memulai persiapan kelahiran dan
kesiapan menghadapi komplikasi.
Mendorong perilaku sehat (nutrisi,
kebersihan, olahraga, istirahat, seks, dan
sebagainya).
Trimester II 14-28 minggu Sama dengan trimester I ditambah
kewaspadaan khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala preeklamsia,
pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28-36 minggu Sama dengan trimester I dan II ditambah
: deteksi kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu Sama dengan trimester I dan II ditambah
: deteksi kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan di RS.

b. Pemberian suplemen mikronutrien


Tablet yang mengandung FeSO4 320mg (= zat besi 60 mg) dan

asam folat 500 g sebanyak 1 tablet / hari setelah segera rasa mual

hilang. Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar

tidak meminumnya bersama teh/kopi agar tidak mengganggu

penyerapan.
c. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) 0,5 cc

Tabel 2 : Imunisasi TT

Antigen Interval (Selang Lama %


Waktu Minimal)
Perlindungan Perlindungan
TT1 Pada kunjungan - -
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80%
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99%
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99%

8. Adaptasi Perubahan Fisiologis dan Psikologis Dalam Masa Kehamilan

Menurut Elisabeth (2016 : 69) mengatakan bahwa trimester ketiga

sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Sejumlah

ketakutan muncuk pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas

dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti : apakah bayinya

nanti akan lahir abnormal, terkait persalinan dan pelarian (nyeri, kehilangan

kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa
ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah

luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat

tendanagan bayi.

Adapun menurut Rukiyah, A. Y, dkk (2013:70) mengatakan bahwa

trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan.

Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai

makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.

Perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun, membuatnya

berjaga-jaga dan memperhatikan serta menunggu tanda dan gejala persalinan

muncul. Pergerakan janin dan pembesaran uterus menjadi hal yang

mengingatkan keberadaan bayi. Wanita mungkin merasa cemas dengan

kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri seperti apakah bayinya akan lahir

normal.

Menurut Varneys (2007) dalam buku Rukiyah, A. Y, (2013 : 71)

mengatakan bahwa pada trimester ketiga ibu akan kembali merasakan

ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia

akan merasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang

sangat besar dan konsisten dari pasangannya.

Menurut Rukiyah, A. Y, dkk (2013 : 72-73) mengatakan bahwa

persiapan untuk melahirkan secara bertahap perasaan rentan akan menurun

sesuai dengan situasinya, janin bertumbuh terus dan pergerakannya tidak lagi
lembut : mendorong-menyodok-menendang-merupakan ekspresi gangguan

bayi terhadap kondisi sesak dan aktivitas meningkat. Rasa cemas dan takut

akan proses persalinan dan kelahiran meningkat, yang menjadi perhatian :

rasa sakit, luka saat melahirkan, kesehatan bayinya, kemampuan menjadi ibu

yang bertanggung jawab, dan bagaimana perubahan hubungan dengan

suami, ada gangguan tidur. Harus dijelaskan tentang proses persalinan dan

kelahiran sejelas-jelasnya agar timbul kepercayaan diri pada klien bahwa dia

dapat melalui proses persalinan dengan baik informed consent, komunikasi

yang baik dengan klien, memasuki trimester ketiga, wanita kembali akan

merasa takut berhubungan akan berakibat buruk terhadap janin.

9. Menentukan Usia Kehamilan

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guna menentukan usia

kehamilan, yaitu sebagai berikut :

a. Cara menentukan usia kehamilan


1) Kalender
Menurut Elisabeth (2016 : 56) mengatakan bahwa pada

suatu kehamilan, biasanya menghitung usia gestasi berdasarkan usia

menstruasi. Secara rata-rata, waktu yang berlalu antara hari pertama

menstruasi terakhir sampai lahirnya janin. Untuk secara cepat

memperkirakan tanggal berakhirnya suatu kehamilan yang

didasarkan pada siklus menstruasi dapat digunakan cara berikut :

tambahkan 7 hari ke hari pertama menstruasi terakhir dan kurangi 3

bulan.
Contoh : HPHT : 8-06-07

TTP : 8+7 (hari), 06-3 (bulan)

Jadi TTP nya : 15-03-08 (tahun berikutnya)

Menurut Rukiah, A. Y, dkk (2013 : 31) mengatakan bahwa

metode kalender adalah metode yang seringkali dipergunakan oleh

tenaga kesehatan di lapangan perhitungannya sesuai dengan rumus

yang rekomendasikan dari Neagle yaitu dihitung dari tanggal haid

terakhir hari ditambah 7 (tujuh), bulan ditambah 9 (sembilan)/

dikurangi 3 (tiga) tahun ditambah 1 (satu)/tidak.

Menurut Farrer (2001) dalam buku Rukiyah, A. Y, dkk

(2013 : 31) mengatakan bahwa hari pertama haid normal terakhir, 27

September (9 bulan), tambahkan angka 7 pada hari dan 9 pada bulan

untuk menentukan perkiraan tanggal persalinan, yaitu 4 Juli (7 bulan)

(pada tahun berikutnya).

2) Goyang anak (Quickening)


Menurut Farrer (2001) dalam buku Rukiah, A. Y, dkk (2013 :

32) mengatakan bahwa kadang-kadang riwayat haid tidak pasti,

terutama kalau wanita hamil itu tidak ingat tanggalnya, baru saja

menghentikan pemakaian kontrasepsi oral atau kehamilan terjadi

sebelumnya haidnya kembali setelah kehamilan sebelumnya. Pada

kasus-kasus semacam ini, kita harus menanyakan saat ia merasakan

quickening (gerakan anak yang terasa pertama kali) dan kemudian

mencatat tanggalnya. Tanggal atau quickening kemudan ditambah 5


bulan kalender agar kita dapat memperoleh tanggal perkiraan

persalinan. Adapun menurut Prawirohadjo (1999) dalam buku

Rukiah, A. Y, dkk (2013:32) mengataan bahwa ditambahkan 4,5

bulan dari waktu ibu merasakan gerakan janin hidup feeling life.
3) Tinggi fundus
Menurut Farrer (2001) dalam buku Rukiah, A. Y, dkk (2013 :

32) mengatakan bahwa tiggi fundus uteri dengan dibandingkan

terhadap berbagai titik patokan, diukur pada setiap kali kunjungan.

Pertumbuhan uterus akan terus terjadi dan dapat diperkirakan

sehingga tinggi fundus uteri merupakan pedoman yang baik untuk

menentukan usia kehamilan.


Menurut Prawirohardjo (1999) dalam buku Rukiah, A. Y, dkk

(2013:33) mengatakan bahwa tinggi fundus uteri berdasarkan usia

kehamilan :
22-28 minggu : 24-25 cm di atas simfisis
28 minggu : 26,7 cm di atas simfisis
30 minggu : 29,5-30 cm di atas simfisi
32 minggu : 29,5-30 cm di atas simfisi
34 minggu : 31 cm di atas simfisis
36 minggu : 32 cm di atas simfisis
38 minggu : 33 cm di atas simfisis
40 minggu : 37,7 cm di atas simfisi
Menurut Saifuddin (2006) dalam buku Rukiah, A. Y, dkk (2013 :

33) mengatakan bahwa tinggi fundus uteri berdasarkan usia

kehamilan.

Tabel 3 : Tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan

Usia Kehamilan Tinggi Fundus


Dalam cm Menggunakan

penunjuk-penunjuk
badan
Teraba di atas simpisis
12 minggu -
pubis
Di tengah antara

16 minggu - simpisis pusbis dan

umbilikus
20 minggu 20 cm (2 cm) Pada umbilikus
Usia kehamilan

22-27 minggu dalam minggu = cm -

(2 cm)
Di tengah antara

28 minggu 28 cm (2 cm) umbilikus dan prosesus

sifoideus
Usia kehamilan
-
29-35 minggu dalam minggu = cm

(2 cm)
36 minggu 36 cm (2 cm) Pada prosesus sifoideus
4) Pemeriksaan Radiologi
Menurut Farrer (2001) dalam buku Rukiah, A. Y, dkk (2013 :

34) mengatakan bahwa pemeriksaan sinar X akan memperlihatkan

osifikasi berbagai bagian skeleton janin dari sejak usia kehamilan 16

minggu. Namun demikian, pemeriksaan ini hamper tidak pernah

dilakukan untuk menilai usia kehamilan mengingat bahaya yang

dapat ditimbulkannya.
5) Pemeriksaan USG
Menurut Farrer (2001) dalam buku Rukiah, A. Y, dkk (2013 :

34) mengatakan bahwa kantong janin dapat dilihat pada usia

kehamilan 6-7 minggu dan kepala janin dapat diukur pada usia 13
minggu dengan menggunakan USG (ultrasonografi). USG

(ultrasonografi) merupakan cara pemeriksaan non invasif. Pada

hakekatnya pemeriksaan USG (ultrasonografi) kini sudah

menggantikan peranan sinar X dalam menilai maturitas janin.

10. Menentukan Hari Perkiraan Persalinan

Menurut Sulistyawati (2012 : 52-53) mengatakan bahwa untuk HPL

biasanya digunakan rumus Neagle, yaitu sebagai berikut :

HPL = HPHT + 7 hari 3 bulan

Namun, rumus ini tidak bisa di gunakan pada :

a. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum haid sesudah melahirkan.
b. Ibu hamil karena berhenti mengonsumsi pil KB dan belum haid.

Penentuan hari lahir pada pasien dengan keadaan diatas dapat

dilakukan dengan pemeriksaan USG (ultrasonografi).

11. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan di Trimester III

Menurut Rukiah, A. Y, dkk (2013 : 134) mengatakan bahwa selama

kehamilan mungkin klien mengeluh bahwa ia mengalami berbagai

ketidaknyamanan, yang walaupun bersifat umum dan tidak mengancam

keselamatan jiwa, tapi itu dapat saja menjemukan dan menyulitkan bagi

klien.
Beberapa ketidaknyamanan dan cara mengatasinya adalah sebagi

berikut :
Tabel 4 : Ketidanyamanan selama kehamilan di trimester III

NO
Ketidaknyamanan Cara Mengatasi
.
1. Sembelit/Konstipasi Tingkatkan diet asupan cairan.
a. Minum cairan dingin atau hangat.
b. Istirahat cukup.
c. Senam hamil.
d. Membiasakan BAB secara teratur.
BAB setelah ada dorongan.
2. Napas sesak a. Jelaskan penyebab fisiologisnya.
Atur pernapasan sehingga tetap dalam
keadaan normal, berdiri dengan tangan
direntangkan diatas kepala kemudian ambil
napas panjang, berusaha untuk napas
diantara rusuk.
3. Sering buang air
a. Berikan penjelasan mengenai penyabab
kecil sering buang air kecil, karena kepala bayi
yang sudah mulai memasuki rongga
panggul.
Memberi tahukan ibu ini merupakan hal
yang fisiologis dan cara mengatasinya yaitu
dengan cara mengurangi minum sebelum
tidur.
4. Hemoroid a. Hindari konstipasi.
b. Makan makanan yang berserat dan banyak
minum.
c. Gunakan kompres panas dan dingin.
d. Mandi sitz.
Dengan perlahan masukkan kembali ke
dalam rectum seperlunya.
5. Keputihan a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap
hari.
b. Sering mengganti celana dalam dan gunakan
bahan katun yang menyerap keringat.
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan
buah dan sayur.
6. Perut kembung a. Hindari makan yang mengandung gas.
b. Mengunyah makanan secara sempurna.
c. Senam secara teratur.
Pertahankan kebiasaan BAB.
7. Pusing Disebabkan karena ketika rahim membesar
akan menekan pembuluh darah besar
sehingga menyebabkan tekanan darah
menurun.
a. Bangun secara perlahan dan posisi istirahat.
b. Hindari berdiri terlalu lama dalam
lingkungan yang hangat dan sesak.
Hindari berbaring dalam posisi terlentang.
8. Sakit punggung atas
a. Gunakan posisi tubuh yang baik.
dan bawah b. Gunakan bra yang pas dan menopang.
c. Berlatih dengan mengangkat panggul.
d. Hindari menggunakan sepatu berhak tinggi.
e. Gunakan kasur keras untuk tidur.
Gunakan bantal untuk meluruskan
punggung.
9. Varises pada kaki a. Meninggikan kaki sewaktu berbaring.
b. Berbaring pada posisi tegak lurus.
c. Kaki tidak bersilangan.
d. Hindari duduk atau berdiri terlalu lama.
e. Istirahat dalam posisi berbaring miring ke
kiri.
f. Senam untuk melancarkan peredaran darah.
Hindari pakaian ketat.
10. Keringat bertambahg. Sering mandi dan menggunakan pakaian
yang menyerap keringat.
11. Mati rasa dan geli h. Perhatikan postur tubuh yang benar.
i. Rebahkan diri.
pada jari tangan dan
kaki
12. Nyeri ligamentumj. Tekuk lutut ke arah abdomen.
bundar k. Mandi air hangat.
l. Pakai bantalan pemanas pada daerah yang
sakit.
m. Topang uterus dengan bantal di bawahnya.
13. Panas dalam n. Makan sedikit tapi sering.
o. Hindari makanan berlemak.
p. Kunyah permen karet.
14. Edema dependen q. Hindari posisi berbaring.
r. Hindari posisi tegak untuk waktu lama.
s. Masa istirahat dalam posisi terlentang
samping kiri dengan kaki agak diangkat.
t. Angkat kaki ketika duduk atau istirahat.
u. Latihan kaki ditekuk.
v. Hindari kaos kaki ketat.
15. Tekanan pada vagina Disebabkan posisi janin yang menekan ke bawah
secara berlebihan biasanya menyebabkan nyeri
pada vagina.
Relaksasi dan beristirahat.
Sumber : Rukiah, A. Y, dkk (2013 : 137-139)

12. Kebutuhan Ibu Hamil

a. Kebutuhan Oksigen
Menurut Rukiyah, A. Y, dkk (2013 : 102) mengatakan kebutuhan

oksigen selama kehamilan meningkat sebagai respon tubuh terhadap

akselerasi metabolisme rate perlu untuk menambah masa jaringan pada

payudara.
b. Kebutuhan Nutrisi
Menurut Elisabeth (2016 : 92) mengatakan bahwa secara

keseluruhan kebutuhan kalori wanita hamil setidaknya harus ditambah

300 kali dari 2200 kalori yang dianjurkan. Jumlah lebih besar lagi bagi

kelompok remaja putri yang hamil guna memenuhi kebutuhan

perkembangan maternal yang berjalan beriringan.


c. Kebutuhan Personal Hygiene
Menurut Wiknjosastro dalam Prawirohardjo (2005) dalam buku

Rukiyah, A. Y, dkk (2013 : 105) mengatakan bahwa selama kehamilan

PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-6,5 akibat vagina
mudah terkena infeksi; stimulus Oestrogen menyebabkan adanya Flour

Albus (keputihan); peningkatan vaskularisasi di perifer mengakibatkan

wanita hamil sering berket, uterus yang membesar menekan kandung

kemih, mengakibatkan keinginan wanita hamil untuk sering berkemih;

mandi teratur mencegah iritasi vagina, teknik pencucian perianal dari

depan kebelakang.
d. Kebutuhan akan pakaian
Menurut Rukiyah, A. Y, dkk (2013 : 105) mengatakan bahwa baju

ibu hamil yang praktis selama 6 bulan kehamilan menggunakan baju

biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah

menyerap keringat, bagian dada harus longgar karena payudara akan

membesar, bagian pinggang harus longgar kalau perlu terdapat tali

untuk menyesuaikan perut yang harus meembesar, sepatu kenakan yang

bertumit jangan yang rata.


e. Kebutuhan eliminasi
Menurut Rukiyah, A. Y, dkk (2013 : 105) mengatakan bahwa

penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon Oestrogen dan

Progesteron sehingga menyebabkan sering buag air kecil, terjadi

pengeluaran keringet.
f. Kebutuhan seksual
Menurut Elisabeth (2016 : 90) mengatakan bahwa selama

trimester penambahan berat badan, pembesaran perut, payudara yang

terasa sakit dan masalah-masalah lain dapat membuat keinginan seks

menurun.

g. Kebutuhan istirahat/tidur
Menurut Elisabeth (2016 : 87) mengatakan bahwa selama

kehamilan penting untuk mendapatkan tidur yang cukup, dan harus

selalu tudur paling sedikit 8 jam semalam. Beberapa upaya agar ibu

hamil dapat tidur yaitu dengan minum susu panas sebelum tidur, mandi

dengan air hangat sebelum tidur agar otot-otot menjadi rileks, biasakan

tidur dalam posisi miring dan atur senyaman mungkin, dengarkan music

sebelum tidur.Tidur siang hanya memerlukan waktu 30 menit sampai 1

jam dengan intensitas yang baik.


Menurut Rukiyah, A. Y, dkk (2013 : 107) mengatakan bahwa

berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan, mandi air

hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakan beberapa

bantal untuk menyangga, pada ibu hamil sebaiknya banyak

menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur walau

bukan tidur betulan hanya baringan badan untuk memperbaiki sirkulasi

darah, jangan bekerja terlalu capek dan berlebihan.


h. Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan
1) Zat besi (Fe)
Menurut Elisabeth (2016 : 93) mengatakan bahwa suplemen

ini bertujuan untuk sintesis hemoglobin selama kehamilan baik

pada ibu maupun pada janin, untuk mengganti kehilangan darah

pada saat persalinan.


Menurut Manuaba (2005) dalam buku Rukiyah, A. Y, dkk

(2013 : 104) mengatakan bahwa pada ibu hamil diupayakan agar

tidak mengalami defisiensi Fe yang dapat menyebabkan anemia,

karena anemia ini dapat berakibat buruk dalam kehamilan,


persalinan ataupun nifas. Sehingga ibu hamil diharuskan

mengkonsumsi tablet Fe setiap hari selama kehamilan berjumlah 90

tablet hal ini dilakukan untuk mencegah anemia pada ibu hamil.
2) Asam folat
Menurut Elisabeth (2016 : 93) mengatakan bahwa

kebutuhan asam folat adalah sebanyak 200-400 mikrogram atau

total 0,4 hingga 0,8 miligram setiap hari.

13. Tanda-tanda bahaya atau komplikasi selama masa kehamilan

Menurut Rukiyah, A. Y, dkk (2013 : 126-127) mengatakan bahwa ada

6 tanda-tanda bahaya selama periode antenatal :

a. Perdarahan vagina.
b. Sakit kepala yang hebat.
c. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja).
d. Nyeri abdomen yang hebat.
e. Bengkak pada muka atau tangan.
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa.

14. Asuhan Kehamilan Pada Kunjungan Ulang

a. Pengertian
Menurut Elisabeth (2016 : 110) mengatakan bahwa kunjungan

ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah

kunjungan antenatal pertama. Sedangkan menurut Rukiah, A. Y, dkk

(2013 : 176) mengatakan bahwa kunjungan ulang adalah kontak ibu

hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya untuk


mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar antenatal

selama 1 periode kehamilan berlangsung (PWS-KIA).


b. Tujuan
1) Mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi.
2) Mengevaluasi data dasar dan keefektifan manajemen/asuhan.
3) Mengkaji data fokus berupa pemeriksaan fisik.
c. Kegiatan dalam kunjungan ulang
1) Riwayat kehamilan sekarang
a) Melakukan pemeriksaan gerak janin.
b) Mendapatkan setiap informasi masalah atau tanda-tanda

bahaya.
c) Mendapatkan informasi tentang keluhan-keluhan dalam

kehamilan.
d) Menanyakan apakah klien mempunyai kekhawatira-

kekhawatiran lain.
e) Selama pengambilan riwayat, bidan tetap membina hubungan

saling percaya dengan ibu dan keluarga.


2) Pemeriksaan Fisik
a) Berat badan
b) Tekanan darah
c) Pengukuran tinggi fundus
d) Palpasi abdomen untuk mendeteksi gestasi ganda (setelah 28

minggu)
e) Manuver leopod untuk mendeteksi kedudukan abnormal

setelah 36 minggu
f) DJJ (setelah 18 minggu)
Menurut Elisabeth (2016 : 111) mengatakan bahwa penelitian

membuktikan bahwa pemeriksaan tekanan darah secara rutin

merupakan sebuah cara yang efektif untuk mendeteksi pre-

eklamsia, suatu kondisi yang membahayakan jiwa. Bukti juga

menunjukkan bahwa perkembangan bayi dapat dimonitor dengan

menggunakan pengukuran tinggi fundus. Bukti juga menunjukkan


bahwa palpasi abdomen dan manuver Leopod hanya efektif

setelah 28 minggu dan 36 minggu usia kehamilan.


3) Pemeriksaan Laboratorium
a) Protein urin : metode asam asetat
b) Glukosa dalam urin
c) Hb : metode sahli
4) Pemberian suplemen, imunisasi dan konseling
a) Memberikan zat besi 90 tablet mulai minggu ke-20.
b) Memberikan imunisasti TT 0,5 cc jika sebelumnya telah

mendapatkannya.
c) Gizi : peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per

hari, mengonsumsi bahan makanan yang mengandung

protein, zat besi, minuman cukup cairan (menu seimbang).


d) Perubahan fisiologis : tambah berat badan perubahan pada

payudara, tingkat tenaga yang menurun rasa panas, varises,

hubungan suami istri boleh dilanjutkan selama kehamilan

(dianjurkan memakai kondom).


e) Menjelaskan pada klien mengenai ketidaknyamanan normal

yang dialaminya.
f) Menjelaskan pada klien mengenai status nutrisi, suplemen zat

besi, dan tetanus toksoid.


g) Sesuai dengan usia kehamilan, ajarkanlah iklien mengenai

pemberian ASI termasuk didalamnya menjelaskan cara

perawatan payudara terutama bagi klien yang mempunyai

puting susu yang rata/masuk kedalam dilakukan dua kali

sehari selama 5 menit, latihan (exercise) olahraga ringan,

istirahat dan pertumbuhan janin.


h) Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak bawah

buah dada, daerah genitalia) dengan cara dibersihkan dengan

air dan dikeringkan.


i) Mendiskusikanrencana persiapan kelahiran/kegawatdaruratan.
j) Mengajari klien mengenai tanda bahaya pastikan klien

memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya

diantaranya seperti :
(1) Perdarahan pervaginam
(2) Sakit kepala lebih dari biasanya
(3) Gangguan penglihatan
(4) Pembengkakan pada wajah/tangan
(5) Nyeri abdomen (epigastrik)
(6) Janin tidak bergerak sebayak biasanya
k) Petunjuk dini untuk mencegah keterlambatan dalam

mengambil keputusan dan upaya rujukan saat terjadi

komplikasi. Nasihat ibu hamil, suaminya, klien atau anggota

keluarga yang lainnya untuk mengidentifikasi sumber

transportasi, serta menyisihkan cukup dana untuk menutup

biaya perawatan kegawatdaruratan.


l) Jadwalkan kunjungan ulang berikutnya.
(1) Pendokumentasia
Menurut Vivian dan Tri Sunarsih (2012:158)

mengatakan bahwa mendokumentasikan hasil kunjungan pada

catatan SOAP dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan

dalam kartu/buku ibu hamil.

C. Kehamilan Ganda

Menurut Fadlun dan Feryanto, A (2013 : 97-98) mengatakan bahwa

kehamilan ganda ialah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. Pada kehamilan
ganda karena pengurangan janin (reduced twin), secara bermakna mempunyai

resiko yang lebih tinggi terjadinya kelahiran preterm, berat badan lahir rendah,

dan sondrom gawat napas dibandingkan dengan hamil kembar biasa. Sebesar

80% zigositas dapat ditentukan pada saat lahir atau segera setelah lahir, yaiut

sebagai berikut :

1. 23% hamil kembar 1 amnion, ini berarti monozigotik.


2. 30% hamil kembar dengan 2 korion karena mempunyai jenis kelamin

berbeda, ini berarti dizigotik.


3. 27% mempunyai jenis kelamin yang sama, tetapi dengan golongan darah

yang berbeda, ini berarti dizigotik.


4. 20% dengan jenis kelamin sama, tetapi golongan darahya sama yang berarti

kembar monnozigotik dengan 2 korion (plasenta terpisah atau berfusi) atau

kembar dizigotik dengan jenis kelamin sama (plasenta terpisah atau berfusi).
Untuk memastikan, maka diperlukan lebih lanjut yaitu dengan kultur

jaringan, analisi enzim, DNA mapping. Terminologi selanjutnya ialah quadruplet

= kembar 4, quintuplet = kembar 5, sextuplet = kembar 6, dan octuplet = kembar

7.
a. Kembar Dizigotik
Menurut Fadlun dan Feryanto, A (2013 : 98-99) mengatakan bahwa

Kembar dizigotik terjadi karena adanya ovulasi berulang akibat rangsangan

FSH dan LH surge. Gonadotropin eksogen, klomifen sitrat, dan obat-obatan

serupa yang dipakai untuk pengobatan infertilitas akan merangsang

pengeluaran FSH sehingga akan terjadi ovulasi berulang yang berakibat

terjadinya kehamilan ganda. Wanita dengan hamil kemabar mempunyai

kadar FSH dan LH yang lebih tinggi daripada wanita dengan hamil tungga.
Faktor keturunan dan lingkungan merupakan predisposisi kehamilan

ganda dizigotik. Ada kecenderungan terjadinya hamil dizigotik yang lebih

besar apabila diturunkan dari pihak ibu. Apabila ibunya sendiri kembar

dizigotik, maka kemungkinan melahirkan anak kembar adalah 1:58, tetapi

apabila bapaknya yang kembar, maka kemungkinan melahirkan anak kembar

ialah 1:116.
Faktor lain yang mempunyai pengaruhi terhadap terjadinya hamil

kembar dizigotik ialah nutrisi, umur ibu, fertilits, dan paritas. Wanita yang

tinggi besar, lebih besar kemungkinannya untuk hamil kembar daripada

wanita yang kurus dan kecil.


Plasenta hamil kembar dizigotik, paling sedikit harus mempunyai 2 korion

(manjadi satu atau terpisah) sehingga tidak terjadi hubungan pembuluh darah

kedua janin dan tidak akan terjadi sindrom transfusi janin. Oleh karena

proses menghasilkan bahan protoplasmic yang sama, maka pada hamil

kembar dizigotik mungkin akan kelihatan lebih identik pada saat lahir

daripada kembar monozigotik. Perbedaan pertumbuhan janin pada kembar

dizigotik mungkin disebabkan faktor genetic atau tempat implantasi yang

berbeda, sedangkan pada hamil kembar monozigotik perbedaan

pertumbuhan janin tersebut mungkin disebabkan sindrom transfuse janin.


b. Kembar Monozigotik
Menurut Fadlun dan Feryanto, A (2013 : 99-100) mengatakan bahwa

kembar monozigotik merupakan hasil dari pembelahan ovum yang telah

dibuahi pada bermaca-macam fase pertumbuhan. Penyebab yang pasti belum

diketahui, tetapi mungkin disebabkan karena kurangmya oksigen dan nutrisi

sehingga menyebabkan terlambatnya implantasi.


Kembar monozigotik dapat terjadi pada fase perkembangan yaitu pada

saat fase blastomer dini, pada saat pembentukan inner cell mass, dan pada

saat pembentukan embrionic disk. Apabila pembelahan ovum yang telah

dibuahi ini terjadi pada fase blastomer dini atau 72 jam pertama dimana

blastomer dalam fase 2-4 sel dan akan berkembang menjajdi morula,

blastokis, dan embrio, maka akan terjadi kembar monozigotik dengan 2

amnion, 2 korion, dan 2 embrio.


Apabila pembelahan ovum yang telah dibuahi ini terjadi pada hari ke

4-8 setelah konsepsi, yaitu pada waktu perkembangan inner cel mass, maka

akan terjadi kembar monozigotik dengan 2 amnion dan 1 korion. Pada saat

itu, lapisan trofoblas yang akan menjadi plasenta dan korion telah terbentuk

yaitu sebelum pemisahan inner cel mass. Amnion dan rongga amnion belum

terbentuk. Ada 2 janin yang masih-masing dipisahkan oleh sekat pemisah

dan 1 korion menutupi kedua kantong amnion tersebut. Kedua plasenta

menjadi satu dan sering didapatkan anastomosis pembuluh darah feto-fetal.

Anastomosis pembeluh darah ini lebih sering terdiri atas arteri dengan arteri

daripada vena dengan vena, sering terjadi gabungan keduanya. Anastomosis

pembukuh darah besar tersebut mempunyai arti klinis yang sangan penting

terutama pada saat antepartum dan intrapartum. Pada intrapartum janin

kembar kedua mungkin akan kehilangan darah yang banyak apabila

pembuluh darah janin kembarpertama pecah atau apabila tali pusat janin

kembar pertama tidak dijepit dengan baik.


BAB III

METODE PENULISAN

A. Desain

Desain adalah suatu perencanaan yang didasarkan pada suatu konsep

yang dibuat sebelum menerbitkan suatu jurnal (Siregar, 2009). Desain yang

digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini adalah Studi Kasus

dengan pendekatan manajemen kebidanan.


Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus

meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan
dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu

totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud

untuk memahami berbagai kaitan yang ada do antara variabel-variabelnya.


Menurut buku 50 tahun IBI, 2007 Manajemen Kebidanan adalah

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan

masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa

kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Manajemen Kebidanan

adalah suatu metode proses berfikir logis dan sistematis. Oleh karena itu

manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dan memberikan

arah/kerangka dalam mengenai kasus yang menjadi tanggung jawabnya.


Berdasarkan penjelasan diatas dipilihnya metode studi kasus dengan

pendekatan secara manajemen kebidanan sangat tepat untuk melakukan

pengkajian, dimana kita akan melakukan asuhan kepada klien atau pasien

kelolaan yang disebut dengan responden secara komprehensif, mulai dari

kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan bayi.

B. Subjek

Subjek yang dijadikan pasien kelolaan oleh penulis bernama Ny. H

seorang wanita berumur 35 tahun. Ny. H mempunyai suami bernama Tn. J yang

berusia 36 tahun. Ny. H bertempat tinggal di Kp. Jati Bulak RT 02 RW 01 No. 14

Kec. Tambun Selatan Kab. Bekasi. Ny. H rutin meriksakan kehamilannya di

Klinik Pramitra Medika 1. Ny. H juga berencana akan melakukan persalianan di

Klinik Paramitra Medika.


1. Riwayat Kesehatan Reproduksi

Ny. H lahir pada tahun 1981. Ibu mengatakan pertama haid/ Menarche

usia 14 tahun dan selalu mendapatkan haid secara teratur dengan siklus 28

hari dan lama haid 5-7 hari. Saat haid Ny. H biasa mengganti pembalut 2x

sehari, konsistensi darah yang keluar adalah encer dan bewarna merah segar

berbau khas. Ny. H mengatakan pada saat haid tidak mengalami nyeri pada

bagian perut bagian bawah. Ny. H menikah dengan Tn. J usia 23 tahun dan

mengandung anak pertama pada tahun 2005. Saat ini Ny. H sedang

mengandung anak kedua.

2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu

Setelah 2 minggu menikah Ny. H hamil anak pertamanya yaitu tahun

2005 hamil dengan riwayat gemeli usia kehamilan 26 minggu lahir

premature spontan pervaginam di bidan tanpa penyulit maupun komplikasi

dengan berat badan 2000 gr dan 1200 gr, panjang badan kedua anaknya 46

cm dan bayi tidak ada kelainan. Bayi Ny. H langsung mendapatkan tindakan

segera yaitu dimasukan dalam inkubator, dan dilakukan metode kanguru.

3. Riwayat Kontrasepsi

Ny. H mengatakan setelah kelahiran anak pertamanya menggunakan

KB suntik 3 bulan selama 4 tahun, namun ibu berhenti menggunakan kb

suntik 3 bulan karena mengeluh berat badannya bertambah. Ny. H

memutuskan memakai KB suntik 1 bulan selama 3 tahun, namun ibu

berhenti menggunakan kb suntik 1 bulan karena mengeluh berat badannya


tetap bertambah. Kemudian Ny. H mengganti pemakaian kontrasepsi dengan

KB Pil selama 6 bulan, lalu ibu berhenti menggunakan KB pil karena

selama memakai KB pil Ny. H seringkali mual-mual. Akhirnya Ny. H

memutuskan untuk berhenti menggunakan KB pil dan menggantinya dengan

metode KB alamiah. Setelah 3 tahun 6 bulan tidak menggunakan KB

akhirnya Ny. H hamil.

4. Riwayat Kehamilan saat ini

Setelah 11 tahun Ny. H mengalami tanda-tanda mungkin kehamilan

seperti mual-muntah dan terlambat haid. Saat ini usia Ny. H 35 tahun hal ini

tidak memiliki faktor resiko terhadap umur. Ny. H mengatakan haid terakhir

pada tanggal 4 Agustus 2016 berdasarkan HPHT kita dapat menentukan TP

yaitu pada tanggal 11 Mei 2017, kemudian penulis menyampaikan pada ibu

bahwa tafsiran persalinan yang di perkirakan bisa maju 2 minggu dan

mundur 1 minggu dari tafsiran.


Penulis bertemu dengan Ny. H pada tanggal 31 Maret 2017 pada saat

usia kehamilan Ny. H 34 minggu 1 hari, pada saat itu penulis melakukan

informend consent anamnesa, dan pemeriksaan kunjungan pertama, Ny. H

bersedia untuk menjadi pasien. Ny. H mengatakan kehamilan anak keduanya

sama sekali tidak direncanakan dan diketahuinya, dalam pikiran pribadi Ny.

H sudah cukup memiliki 2 anak, ibu tidak mengetahui sama sekali mengenai

kehamilannya saat ini. Pada saat memasuki kehamilan 8 minggu Ny. H

mengalami mual dan muntah namun tidak berlebihan dan hal itu bisa diatasi
dengan baik. Ny. H mulai merasakan pergerakan janinnya pada usia

kandungannya memasuki 20 minggu.


Setiap harinya Ny. H merasakan janinnya bergerak sangat aktif bisa

lebih dari 5x/hari gerakannya. Semenjak hamil tidak ada perubahan pola

makan sama saja, makan buah-buahan segar, sehari Ny. H makan 3x/hari.

Berat badan Ny. H sebelum hamil adalah 61 kg berat badan saat ini 74 kg.
Ny. H mengatakan istirahat pada siang hari 1 jam dan pada malam hari

yaitu 6 jam. Setiap harinya Ny. H melakukan pekerjaan rumah tangga biasa

yaitu menyapu, mengepel, dan mencuci piring serta mengurus suaminya.


Kemudian dilakukan pendekatan kepada ibu dan memberitahu kepada

Ny. H hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik begitupun janin, TD

120/80 mmHg, Nadi 80x/m, Suhu 36,5C, Pernapasan 22x/m, BB 74 kg, TB

157 cm, Lila 27 cm, TFU 32 cm, puki, kepala belum masuk PAP, pergerakan

janin >5 kali, DJJ 138 x/m, usia kehamilan 34 minggu 1 hari, keluhan yang

di rasakan adalah merasa ada tekanan didaerah vagina dan membuat ibu

susah untuk tidur. Penulis memberitahu bahwa keluhan yang dirasakan

adalah hal yang fisiologis sebab pada usia kehamilan trimester III posisi

janin yang menekan ke bawah secara berlebihan biasanya menyebabkan

nyeri pada vagina. Hal ini dapat dikurangi atau dicegah dengan relaksasi dan

beristirahat.

Pada tanggal 4 April 2017 pukul 14.00 WIB dilakukan pemeriksaan

kunjungan kedua dengan hasil pemeriksaan TD 110/80 mmHg, Nadi 80x/m,

Suhu 36,5C, RR 22x/m, BB 74 kg, TB 157 cm, Lila 27 cm, TFU 32 cm,

puki, kepala belum masuk PAP, pergerakan janin >5 kali, DJJ 141 x/m, usia
kehamilan 34 minggu 4 hari, keluhan yang di rasakan pusing. Penulis

memberitahu bahwa keluhan yang dirasakan adalah hal yang fisiologis dari

ketidaknyamanan pada usia kehamilan trimester III karena ketika rahim

membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan

darah menurun hal ini dapat dikurangi atau dicegah dengan bangun perlahan,

hindari berdiri terlalu lama, hindari berbaring dalam posisi terlentang.

Dilakukan pemeriksaan cek Hb hasilnya 13 gr %.

Pada tanggal 16 April 2017 pukul 17.00 WIB dilakukan pemeriksaan

kunjungan ketiga dengan hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, Nadi 80x/m,

Suhu 36,5C, RR 22x/m, BB 74 kg, TB 157 cm, Lila 27 cm, TFU 33 cm,

puki, kepala sudah masuk PAP, pergerakan janin 10 kali, DJJ 140x/m, usia

kehamilan 36 minggu 1 hari, keluhan yang di rasakan pegal pada bagian

pinggang, merasa ada tekanan didaerah vagina dan membuat ibu susah untuk

tidur. Penulis memberitahu bahwa keluhan yang dirasakan adalah semua hal

yang fisiologis sebab pada usia kehamilan trimester III karena bentuk tulang

punggung kedepan (lordosis) karena pembesaran rahim hal ini dapat

dikurangi dengan berlatih mengangkat panggul dan gunakan bantal untuk

meluruskan punggung, dan posisi janin yang menekan ke bawah secara

berlebihan biasanya menyebabkan nyeri pada vagina hal ini dapat dikurangi

dengan relaksasi dan beristirahat.


Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu sudah

mendekati aterm penulis memberikan asuhan konseling pada ibu mengenai

tanda bahaya pada kehamilan trimester III dan mempersiapkan persalinan


seperti biaya, transportasi, pendamping, penolong persalinan, pakaian bayi,

dan pendonor darah. Mengingatkan tanda-tanda persalinan seperti keluarnya

lendir darah dari vagina, mulas yang semakin sering dan semakin lama,

keluar air-air bukan air pipis dari vagina (ketuban). Memberitahu pada ibu

untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau segera datang jika ada

keluhan atau tanda gejala persalinan.

5. Riwayat Sosial dan Psikologi

Ny. H tinggal bersama suaminya. Keadaan rumah Ny. H bersih dan

rapih. Kehamilan ini memang tidak direncanakan sebelumnya dikarenakan

menurut ibu 2 anak sudah cukup. Namun saat mengetahui kehamilannya

reaksi ibu, suami, dan keluarganya sangat senang atas kehamilannya saat ini.

Selama hamil Ny. H tidak memiliki kepercayaan atau tradisi apapun seperti

membawa peniti, gunting, dll. Ny. H juga tidak merasakan kecemasan dan

tidak ada beban pikiran yang dirasakan mengenai kehamilan dan

persalinannya nanti.

6. Riwayat Kesehatan

Ny. H mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok, meminum

jamu-jamuan, dan meminum alkohol, Ny. H juga mengatakan tidak pernah

menderita atau memiliki riwayat penyakit yang berbahaya atau penyakit

keturunan. Selama hamil juga Ny. H tidak pernah mengalami demam yang

lama maupun pusing yang berlebihan dan tidak pernah jatuh.


C. Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2012 : 112) mengatakan bahwa definisi operasional

adalah uraian tentang batasan variable yang dimaksud, atau tentang apa yang

diukur oleh variable yang bersangkutan.

Definisi operasional adalah perumusan dalam bentuk suatu tindakan yang

harus dilakukan untuk memunculkan fenomena atau keadaan seperti apa yang

dimaksud. Adapun definisi operasional dari asuhan yang diberikan sesuai dengan

manajemen kebidanan adalah sebagai berikut :

1. Asuhan Kehamilan (Antenatal Care)

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan

obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.


a Kunjungan ke rumah
b Pemeriksaan fisik (head to toe)
c Pemberian vitamin ( fe dan kalk)
d Pemberian penkes tentang tanda bahaya kehamilan TM III, tanda-tanda

persalinan, persiapan persalinan.

2. Asuhan Persalinan (Intranatal Care)

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan dengan presentasi

janin belakang kepala yang berlangsung secara spontan dengan lama

persalinan dalam batas normal, beresiko rendah sejak awal persalinan hingga

partus dengan masa gestasi 37-42 minggu.


a Penkes teknik relaksasi
b Penkes cara menghilangkan rasa nyeri
c Teknik meneran yang baik
d Pemberian nutrisi dan hidrasi
e Lama kala 1 : 31 jam
f Lama kala 2 : 30 menit
g Lama kala 3 : 10 menit
h Lama kala 4 : 2 jam

3. Asuhan pada Masa Nifas (Postnatal Care)

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan

pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini, dan

pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan

pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan

nutrisi bagi ibu.


a Pemantauan 2 jam post partum
b Pemantauan 6 jam post partum
c Penkes tanda bahaya nifas
d Penkes nutrisi dan hidrasi
e Penkes asi ekslusif
f Teknik menyusui
g Kunjungan rumah (home visite)

4. Asuhan pada Neonatus (Bayi baru lahir) dan Bayi

Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bagi yang baru mengalami proses

kelahiran berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa

maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke

kehidupan ekstrauterin) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan

baik.
a IMD selama 1 jam
b Pemantauan selama 2-24 jam
c Pemeriksaan fisik untuk bayi
d Memandikan bayi (6 jam)
e Kunjungan rumah

D. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Klinik Paramitra Medika

karena disesuaikan dengan lahan praktek dinas PKK III sekaligus penulis

menyelesaikan studi kasus dan laporan tugas akhir.

E. Waktu Penelitian

Waktu penulisan terdiri dari waktu persiapan pada tanggal 31 Maret 2017

menentukan subjek sampai dengan dilakukannya informend consent, waktu

pelaksanaan pada tangal 31 April 2017 sampai dengan 16 April 2017, yaitu

melakukan manajemen kebidanan sejak usia kehamilan 34 minggu. .

F. Ruang Lingkup

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis membatasi masalah pada

pengolahan data pengkajian dan asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny. H

usia 35 tahun G2P1A0 yang dimulai pada usia kehamilan 34 minggu, bersalin,

nifas 40 hari, bayi baru lahir di wilayah kerja Klinik & RB Paramitra Medika

Kab. Bekasi yang dimulai dari tanggal 31 Maret 2017.

G. Tahap-tahap

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini sudah dimulai sejak awal pengumuman tempat

dinas PKK III serta pada saat pertemuan yang membahas tentang bagaimana
alur dan proses dari Laporan Tugas Akhir (LTA) yaitu dimulai pada tanggal

31 Maret 2017.

Tahap demi tahap yang dilakukan kepada klien LTA sesuai dengan

manajemen kebidanan.

Tabel 5 : Skema Tahap Tahap

Menentukan Subyek

Konsul Sidang
LTA hasil

Inform Consent
Pengkajian

( wawancara
mendalam dan Sidang proposal
Pemantauan
observasi) hingga 40 hari

Pendokumentasia
n (Merumuskan Penyususnan dan
diagnose, konsul
masalah, dan
masalah
potensial,
Perencanaan
asuhan yang
2. diberikan
akan Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini dimulai dari awal pertama bertemu dengan
terkait dengan
klien dan klien bersedia untuk dijadikan klien kelolaan oleh penulis dan telah

menandatangani informed consent atau surat persetujuan mulai dari

kehamilan, persalinan, dan nifas, dimulai pada tanggal 31 Maret 2017.

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer
a. Wawancara (Interview)
Menurut Notoatmojo (2012 : 139) mengatakan bahwa

wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian ( responden),

atau bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang-orang

tersebut (face to face). Jadi data tersebut diperoleh secara langsung

dari responden melalui pertemuan ataupun percakapan.


Dalam pengumpulan dan pengkajian data ini memerlukan

informasi yang jelas dari klien dengan cara melakukan wawancara

mendalam, dalam proses ini penulis melakukan wawancara mendalam

dengan pendekatan manajemen kebidanan, dimana dalam menajemen

kebidanan terdapat beberapa hal yang dapat dikaji dengan teknin

wawancara mendalam
Pada langkah pertama dari manajemen kebidanan adalah

pengumpulan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk

memperoleh data dilakukan dengan cara:


1 Anamnesis : anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata,

riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,

persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan

klien.
2 Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan

tanda-tanda vital meliputi : pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi,


auskultasi dan perkusi, kemudian pemeriksaan penunjang

(laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada formulir pengumpulan

data kehamilan, persalinan dan masa nifas. Tahap pendekatan ini

merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya,

sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang akan dihadapi

akan menentukan benar tidaknya proses interpretasi pada tahap

selanjutnya. Oleh karena itu, pendekatan ini harus komprehensif,

mencakup data subjektif, data objektif dan hasil pemeriksaan sehingga

dapat menggambarkan kondisi klien yang sebenarnya serta valid.

b. Observasi

Menurut Notoatmodjo (2012 : 131) mengatakan bahwa

pengamatan atau observasi adalah prosedur yang berencana, yang antara

lain meliputi melihat, mendengar dan mencatat sejumlah dan taraf

aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan

masalah yang akan diteliti. Ahli lain mengatakan bahwa observasi

adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena social dan

gejala-gejala phychis dengan jalan mengamati dan mencatat.

Dalam pengumpulan dan pengkajian data ini diperlukan metode

observasi agar dapat mendukung data yang telah diperoleh dalam

wawancara. Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap

diagnosis atau masalah berdasarkan interprestasi yang benar atas data-


data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian

diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan maslah

yang spesifik. Baik rumusan masalah diagnosis maupun masalah,

keduanya harus ditangani. Meskipun masalah tidak dapat diartikan

sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan.


Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami

wanita yang diidentifikasikan oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.

Masalah juga sering menyertai diagnosis.


Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosis potensial besarkan diagnosis/masalah yang sudah

diidentifikasi. Bidan dituntut untuk mampu mengantisispasi masalah

potensial, tidak hnaya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi,

tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis

tersebut tidak terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi yang rasional/logis.


c. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan untuk mendukung data hasil wawancara

dan observasi. Pemeriksaan perlu dilakukan karena berhubungan dengan

diagnosis yang akan ditegakkan serta rencana asuhan dan asuhan apa

yang harus diberikan yang sesuai dengan kebutuhannya.


Pemeriksaan ini dilakukan mulai dari pengumpulan data hingga

evaluasi hasil asuhan. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan

pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi : pemeriksaan khusus (inspeksi,

palpasi, auskultasi dan perkusi, kemudian pemeriksaan penunjang

(laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya), setelah

semua data terkumpul bidan melakukan interpretasi dat dan menegakan


diagnosa apa yang sesuia dengan kasusnya. Setelah itu bidan kemudian

menetukan maslah dan masalah potensial yang kan terjadi bila masalah

tersebut tidak dapat tertangani dan bidan harus menetukan tindakan

selanjutnya.
Kemudian, bidan mengidentifikasi kebutuhan segera yang

dibutuhkan klien dan perlunya melakukan konsultasi atau penaganan

segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisis klien.

Setelah bidan merumuskan hal-hal yang perlu dilaukan untuk

mengantisipasi diagnosis/masalah potensial pada langkah sebelumnya,

bidan juga harus merumuskan tindakan emergensi/darurat yang harus

dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.Rumusan masalah ini

mencakup tindakan segera yaang bisa dilakukan secara mandiri,

kolaborasi atau bersifat rujukan.


Langkah kelima yang dilakukan adalah direncankaannya asuhan

secara menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah

sebelumnya.Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi

segala hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap

masalah yang terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi

untuk klien tersebut. Pedoman antisipasi ini mencakup perkiraan tentang

hal yang akan terjadi berikutnya : apakah dibutuhkan penyuluhan,

konseling dan apakah bidan perlu merujuk klien bila ada sejumlah

masalah terkait sosial, ekonomi, kultural dan psikologis. Dengan kata

lain, asuha terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang

berkaitan dengan semua aspek asuan kesehatan dan suda disetujui oleh
kedua belah pihak yaitu idan dan klien, agar dapat dilaksanakan secara

efektif.
Pada tahap keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan

efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan

atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

Bidan mempunyai tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaanya

dengan memastikan bahwa langkah tersebut benar-benar terlaksana.


Setelah rencana dan pelaksanaan asuhan telah dilakukan maka

langkah terkahir adalah evaluasi keefektifan asuhan mana yang sudah

diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan,

apakah benar-benar telah terpenuhi sebagaiman diidentifikasi didalam

diagnosis dan maslah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika

memang benar dalam pelaksanaanya.


2. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang mendukung hasil pemeriksaan seperti

pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan protein urine dan

pemeriksaan kadar hemoglobin, dan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu

pemeriksaan ultrasonografi.

I. Alat Bant

Alat bantu yang digunakan untuk memeriksa kondisi dari klien ataupun

responden. Dalam pemeriksaan kehamilan dan bayi tentu saja alat yang

digunakan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dari klien tersebut.


Alat yang digunakan dalam pemeriksaan kehamilan adalah :

spigmomanometer, stetoskop, termometer, jam tangan, timbangan berat badan,

penlight, pita meter, leanec, reflek hummer, slimut, Hbsahli.


Alat yang digunakan dalam persalinan adalah : partus set, heacting set,

spigmomanometer, stetoskop, doopler atau leanec, delee atau bola karet, dan alat

penunjang lainnya.
Selain itu pemeriksaan tersebut, untuk melengkapi data klien dapat dilakukan

pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan protein

urine, pemerikasaan HB, serta USG.


Alat yang digunakan sebagai bahan dokumentasi dapat menggunakan formulir

pengkajian sesuai dengan kebutuhan klien sekaligus kertas HVS untuk penulisan

SOAP, pulpen, kamera untuk pengambilan foto.


Alat yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini sebagai berikut :

21. jam tangan


1 Spigmometer
22. pulpen
2 Stetoskop

3 Timbangan 23. thermometer

24. penjepit tabung reaksi


4 Lingkar lengan
5 penlight 25. nierbeken

26. Gel
6 Doppler

7 Meteran 27. tabung reaksi

8Garputala 28. Bunsen


9 Reflek hamer 29. Korek Api

10 Handscone 30. Asam Asetat

11 Tabung reaksi 31. Pipet


12 Rak 32. Pen lanset

13 Selimut 33. Set HB sahli

14 Perlak 34. Jarum Penlanset

15 Celemek 35. HCL


16 bedongan 36. Kom Kapas

17 baju bayi 37. Kom Betadine


18 topi bayi 38. Infus set

19 lap tangan 39. Cairan Ringer Laktat

20 baskom 40. Klorin

41. Parrtus set 42. patograf


J. Keabsahan

Laporan Tugas Akhir ini dapat dianggap sah apabila penulis sudah

mendapatkan tanda tangan klien pada lembar persetujuan atau informed consent,

kemudian dengan pendokumentasian terhadap asuhan kebidanan yang telah

diberikan lengkap dengan tanda tangan dari penulis, klien, bidan lahan dan dosen

akademik. Serta sumber-sumber reverensi yang didapat penulis yang

dicantumkan di dalam daftar isi.


DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh Rukiah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : TIM


Elisabeth M. F. Lakta. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : IN MEDIA
Feryanto A dan Fadlun. 2013. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba
Medika

http://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article/view/7385 Diunduh 19 April 2007

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2012.pdf diunduh 25 April 2017

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf Diunduh 27 April 2017

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/48389/Chapter%20I.pdf?sequence=5
Diunduh 25 April 2017

http://eprints.ums.ac.id/26032/2/BAB_I.pdf Diunduh 25 April 2017 Pukul 13.07 WIB

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2062/anatomi djakobus3.pdf?
sequence=1 Diunduh 19 April 2017
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20037/Chapter%20II.pdf?
sequence=4 diunduh 19 april 2017)
A. PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

KUNJUNGAN PERTAMA

Hari / tanggal : 31 Maret 2017 Pukul : 16.00 WIB

I. DATA SUBJEKTIF

a. Identitas
Nama Ibu : Ny. H Nama Suami : Tn. J
Umur : 35 Tahun Umur : 36 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Kp. Jati Bulak RT 02/01 No. 14 Kec. Tambun Selatan Kab.

Bekasi

b. Yang dirasakan ibu


Merasa ada tekanan didaerah vagina membuat ibu susah untuk tidur
c. Riwayat menstruasi
1) Menarche : 14 Tahun
2) Teratur/Tidak : Teratur
3) Siklus : 28 Hari
4) Lamanya : 5-7 Hari
5) Banyaknya : 2x ganti pembalut/hari
6) Sifat darah : Encer bewarna merah segar berbau khas
7) HPHT : 04 08 -2016
8) TP : 11 05 - 2017
d. Riwayat kehamilan saat ini
1) Pergerakan Janin : > 5 kali/hari
2) Awal Pergerakan Janin : Usia kehamilan 5 bulan
e. Pola Makanan
1) Frekuensi Makan : 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan malam.
2) Frekuensi Minum : >8 gelas kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan

malam, ditambah susu 1 gelas.


a Makan Pagi
Pukul : 08.30 WIB
Frekuensi : 1 Kali
Komposisi : 1 piring nasi, 1 butir telur rebus,1 potong tempe, sayur
kangkung
Minum
Frekuensi : 3 kali
Komposisi : 1 gelas susu ibu hamil pukul 09.00 WIB (200ml), 1-2

gelas air mineral (500ml)


b Makan Siang
Pukul : 12.00 WIB
Frekuensi : 1 Kali

Komposisi : 1 piring nasi, 1 mangkok kecil sayur sop, 1 potong

ayam bakar, 1 buah pisang.

Minum
Frekuensi : 3-4 kali
Komposisi : 2 gelas mineral (500ml)
c Makan Malam
Pukul : 19.00 WIB
Frekuensi : 1 Kali

Komposisi : 1 piring nasi, 1 potong ayam goreng, 1 mangkuk sayur

bayam.

Minum
Frekuensi : 2 Kali
Komposisi : 1 gelas air mineral (250ml).
f. Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
a Frekuensi : 8-10 kali/hari
b Warna Urin : Jernih
c Yang dirasa saat berkemih : tidak ada
2) Buang Air Besar
a Frekuensi : 1 kali/hari
b Warna Feses : kecoklatan
c Yang dirasakan saat buang air besar : tidak sakit dan keluar lunak.
g. Perilaku Kesehatan
1) Pola Tidur
Tidur Siang : jam
Tidur Malam : 6 Jam, dari pukul 02.00 - 05.00 WIB
dilanjut tidur pukul 05.30 08.00 WIB
2) Pekerjaan rutin sehari hari
Menyapu, mengepel, mencuci pakaian, menggosok pakaian, dan

memasak
3) Penggunaan Alkohol
Tidak mengkonsumsi alkohol
4) Kebiasaan Merokok
Tidak merokok
5) Penggunaan jamu-jamuan
Tidak mengonsumsi jamu-jamuan
6) Keluhan saat berhubungan suami istri
Tidak berhubungan suami istri karena tidak mau
h. Pemeriksaan kehamilan
1) Frekuensi : 3x pemeriksaan
2) Tempat pemeriksaan : Klinik Paramitra Medika 1
3) Imunisasi TT : Sudah diberikan imunisasi TT2
4) Tablet Fe : Meminum tablet Fe sejak usia kehamilan awal
trimester 3 sampai sekarang. sebanyak 70

tablet
i. Riwayat kontrasepsi
1 Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB suntik 3 bulan, KB suntik 1
bulan, dan KB pil.
2 Keluhan terhadap alat kontrasepsi : Pada saat menggunakan KB suntik 3
bulan & 1 bulan berat badannya

bertambah lalu pada saat

menggunakan KB pil sering mual-

mual.
j. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Sesak Nafas : Tidak ada
2) Riwayat Penyakit Kuning : Tidak ada
3) Riwayat Penyakit TBC : Tidak ada
4) Riwayat Penyakit DM : Tidak ada
5) Riwayat Penyakit Malaria : Tidak ada
6) Riwayat Penyakit Jantung : Tidak ada
7) Riwayat Penyakit Ginjal : Tidak ada
8) Riwayat Penyakit Keturunan : Tidak ada
9) Riwayat Penyakit Menular Seksual : Tidak ada
k. Cidera Selama Hamil
1) Terjatuh : Tidak pernah
2) Terbakar : Tidak pernah

l. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu

Setelah 2 minggu menikah Ny. H hamil anak pertamanya yaitu tahun

2005 hamil dengan riwayat gemeli usia kehamilan 26 minggu lahir premature

spontan pervaginam di bidan tanpa penyulit maupun komplikasi dengan berat

badan 2000 gr dan 1200 gr, panjang badan kedua anaknya 46 cm dan bayi

tidak ada kelainan. Bayi Ny. H langsung mendapatkan tindakan segera yaitu

dimasukan dalam inkubator, dan dilakukan metode kanguru.

m. Riwayat Sosial
1) Perkawinan
a) Status Perkawinan : Sah
b) Jumlah Perkawinan : 1 Kali
c) Lama Menikah : 11 Tahun
d) Usia Menikah Pertama Kali : 23 Tahun
2) Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan
Tidak ada
3) Psikologis
a) Alasan Kehamilan ini
Kehamilan anak keduanya sama sekali tidak direncanakan dan

diketahuinya, dalam pikiran pribadi Ny. H dikarenakan menurut ibu

2 anak sudah cukup.


b) Kecemasan yang paling dirasakan saat ini

Tidak ada
c) Tuntutan terhadap jenis kelamin
Perempuan
d) Kondisi hubungan ibu dengan suami saat ini
Harmonis dan reaksi ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan ini

sangat senang dan sangat menunggu kelahiran bayi yang sedang

dikandungnya.

e) Riwayat pengetahuan

Tidak mengetahui mengenai tanda bahaya apapun yang akan terjadi

kepadanya dalam masa kehamilan.

II. DATA OBJEKTIF

1 Keadaan Umum : Baik


2 Kesadaran : Composmetis
3 Tanda tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Pernafasan : 22 x/menit
c. Nadi : 80 x/menit
d. Suhu : 36,5C
e. Lila : 27 cm
f. Tinggi Badan : 157 cm
4 BB Sebelum Hamil : 61 Kg
5 Usia Kehamilan saat ini : 34 minggu
6 Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Berwarna hitam, rambut panjang, kulit kepala bersih, tidak
ada oedema, tidak ada ketombe dan tidak rontok.
b. Telinga : Simetris antara telinga kanan kiri tidak ada pengeluaran
serumen dari lubang telinga, tidak ada nyeri tekan.
c. Muka : Bersih, kulit wajah tidak ada oedema dan closma gravidarum.
d. Mata : Simetris antara mata kanan dan kiri, sklera tidak kuning,
konjungtiva tidak pucat dan refleks pupil mata kanan dan kiri

(+).
e. Hidung : Simetris antara lubang hidung kanan dan kiri, tidak ada cairan
dari lubang hidung, tidak ada polip dan tidak ada nyeri tekan.
f. Mulut : Bibir lembab, lidah bersih, tidak ada caries gigi dan tidak ada
pembesaran tonsil.
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyrold, kelenjar limfe dan
vena jugu laris.
h. Aksila : Bersih, tidak ada benjolan dan tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening.
i. Dada
1) Inspeksi : Tidak ada pembesaran dinding dada, tidak ada oedema dan
tidak ada retraksi dinding dada.
2) Auskultasi
Jantung : Reguler
Paru paru : Tidak ada bunyi bising pernafasan saat inspirasi dan
ekspirasi.
j. Payudara
Pembesaran : Ada
Puting susu : Menonjol
Areola : Hiperpigmentasi
Pengeluaran kolostum : Belum ada
Rasa nyeri : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
k. Abdomen
Inspeksi
1). Hiperpigmentasi : Ada
2). Kulit Abdomen : Ada linea nigra dan striae
3). Bekas Luka Operasi : Tidak ada
4). Kontraksi Rahim : Belum ada
5). Konsistensi : Tegang
6). TFU : 32 cm
Palpasi
a) Leopold I : Teraba bagian bulat lunak dan tidak melenting

(bokong)
b) Leopold II : Kanan : Teraba bagian terkecil janin

(ekstermitas)

Kiri : Teraba panjang, keras seperti papan

(punggung)

c) Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala)


d) Leopold IV : Konvergent
e) TBJ : (32 11) x 155 = 3,255 gr
Auskultasi
a) Denyut Jantung Janin : Ada
b) Frekuensi : 138x/m
l. Punggung
Posisi tulang belakang : Lordosis, tidak ada benjolan
m. Keadaan Estermitas
1) Tangan : Tidak ada odema
2) Kaki : Tidak ada odema
3) Varises : Tidak ada Varises
4) Refleks Patella: (+) kanan dan kiri
n. Pemeriksaan dalam / Anogenital
Tidak dilakukan.
o. Pemeriksaan Penunjang
1 Hb : Tidak dilakukan
2 Golongan Darah : tidak dilakukan
3 Protein Urine : tidak di lakukan
4 Redaksi Urine : tidak dilakukan

III. ASSASMENT

Diagnosa : Ny. H usia 35 tahun G2P1A0 hamil 34 minggu janin hidup


tunggal intrauterine presentasi kepala
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Konseling pola istirahat
Konseling perubahan fisiologis pada Trimester III

Konseling mengenai tanda bahaya kehamilan pada TM III

Konseling tanda-tanda persalinan

Masalah Potensial : Tidak ada

IV. PLAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu saat ini baik dan

janin saat ini dalam kondisi baik dan sehat. TD : 110/80 mmHg, Rr : 22 x/m,

N : 80x/m, S : 36,5C, dan DJJ 138x/m UK 34 minggu. (Ibu sudah

mengetahuinya)
2. Memberitahu ibu akan dipantau dari kehamilan sekarang sampai 40 hari

masa nifas dan memberikan informed consent untuk ditanda tangani.

(Informed consen sudah ditanda tangani)


3. Memberitahu ibu bahwa selama dijadikan pasien komperhensif akan ada

kunjungan rumah. (Ibu bersedia dijadikan pasien komperhensif dan bersedia

untuk kunjungi ke rumah)


4. Memberikan semangat kepada ibu agar ibu tetap optimis dan berfikiran baik

terhadap kehamilannya. (Ibu selalu optimis dengan kehamilannya saat ini

dan ibu percaya proses kedepannya akan baik-baik saja)


5. Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan yang ibu rasakan seperti merasa

ada tekanan didaerah vagina dan membuat ibu susah untuk tidur adalah hal

wajar karena posisi janin yang menekan ke bawah secara berlebihan

biasanya menyebabkan nyeri pada vagina hal ini dapat dikurangi dengan

relaksasi dan beristirahat. (Ibu sudah mengerti dan akan mengikuti anjuran

bidan yang sudah diberikan untuk mengurangi rasa tekanan didaerah

vagina).
6. Menganjurkan pada ibu untuk tetap mempertahankan pola makannya seperti

selama ini yang ibu lakukan. (ibu sudah mengerti dan akan tetap

melakukannya)
7. Menganjurkan pada ibu untuk meningkan pola istirahatnya tidur siang 1-2

jam, tidur malam 7-8 jam. (Ibu mengerti dan akan melakukannya)
8. Menginformasikan pada ibu mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu

seperti keluar darah tiba-tiba dari vagina atau kemaluan, sakit kepala yang

hebat, penglihatan kabur, bengkak di muka atau tangan, janin kurang

bergerak seperti biasa, keluar cairan atau lendir dari vagina atau kemaluan

itu berarti ketubannya sudah pecah ( ketuban pecah dini ), kejang, selaput

kelopak mata pucat, demam tinggi, dan nyeri perut yang hebat. Maka jika

ibu mengalami tanda-tanda bahaya kehamilan seperti yang telah dijelaskan


agar segera datang ke bidan atau ke tenaga kesehatan terdekat. (Ibu dapat

mengulang tanda-tanda bahaya kehamilan TM III)


9. Memberikan konseling pada ibu mengenai tanda-tanda persalinan yaitu

keluarnya lendir darah dari vagina, mulas yang semakin sering dan semakin

lama, keluar air-air bukan air pipis dari vagina ( ketuban ). (Ibu sudah

mengerti dan dapat mengulang tanda-tanda persalinan)


10. Menganjurkan ibu mempersiapkan persalinan seperti biaya, transportasi,

pendamping, penolong persalinan, pakaian bayi dan pendonor darah. (ibu

sudah mempersiapkannya)
11. Menganjurkan ibu tetap teratur minum tablet Fe (zat besi) setiap hari 1x1

pada malam hari sesudah makan diminum dengan air putih dan hindari

minum tablet zat besi menggunakan air teh, susu dan kopi, karena akan

menghambat proses penyerapan absorpsi zat besi, dan minum tablet kalk

(kalsium) setiap hari 1x1 pada pagi hari diminum dengan air putih/susu agar

dapat membantu proses penyerapan tablet kalk. (ibu mengerti dan sudah

melakukannya)
12. Menganjurkan ibu untuk control ulang 1 minggu kemudian dan jika merasa

ada keluhan yang dapat mengganggu aktifitas untuk segera datang ketenaga

kesehatan. (ibu sudah mengerti)


KUNJUNGAN ANC KE -2

Hari / tanggal : 4 April 2016 Pukul : 14.00 WIB

I SUBJEKTIF

Yang dirasakan : ibu merasa pusing. Keluhan tekanan didaerah vagina yang ibu

rasakan pada kunjungan 1 sudah teratasi dan ibu tidak khawatir lagi.

II OBJEKTIF

1 Keadaan umum : Baik


2 Keasadaran : Composmentis
3 TTV
a. TD : 110/80 mmHg
b. Rr : 22x/ meni
c. N : 80x/ meni
d. S : 36,5oC
4 BB : 74 kg
5 Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Simetris antara mata kanan dan kiri, sklera tidak

ikterik, konjungtiva pucat, refleks pupil mata kanan dan kiri

(+)

b. Payudara : Puting susu menonjol, tidak ada benjolan pada puting susu

dan air susu belum keluar.

c. Abdomen
1) Palpasi
a) TFU : 32 cm
b) Leopold I : Bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
c) Leopold II : Kanan : teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstermitas)

Kiri : teraba panjang, keras seperti papan


(punggung)

d) Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting


(kepala).
e) Leopold IV : Konvergent
f) DJJ : 141x/m
g) TBJ : (32 11) x 155 = 3,255 gr
d. Keadaan Estermitas :
1) Tangan : Tidak ada odema
2) Kaki : Tidak ada odema
3) Varises : Tidak ada Varises
4) Refleks Patella : (+) kanan dan kiri
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb : 13 gr %
b. Golongan Darah : tidak dilakukan
c. Protein Urine : tidak di lakukan
d. Redaksi Urine : tidak dilakukan

IIIASSESMENT

Diagnosa : Ny. H usia 35 tahun G2P1A0 hamil 34 minggu janin

hidup tunggal intrauterin presentasi kepala

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Konseling pola istirahat

Konseling perubahan fisiologis pada Trimester III

Konseling tanda-tanda bahaya kehamilan TM III

Konseling tanda-tanda persalinan

Masalah Potensial : Tidak ada

IV PLANN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum

ibu saat ini baik dan janin saat ini dalam kondisi baik dan sehat, TD : 110/80
mmHg, Rr : 22 x/menit, N : 80 x/menit, S : 36,5C, DJJ 141/m UK 34 minggu

4 hari. (Ibu sudah mengetahui)


2. Menginformasikan pada ibu mengenai keluhan yang

ibu rasakan mengenai pusing adalah hal wajar karena ketika rahim membesar

akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah

menurun hal ini dapat dikurangi atau dicegah dengan bangun perlahan, hindari

berdiri terlalu lama, hindari berbaring dalam posisi terlentang. (Ibu sudah

mengerti dan akan mengikuti anjuran bidan yang sudah diberikan untuk

mengurangi rasa pusing).


3. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap

mempertahankan pola makannya seperti selama ini yang ibu lakukan. (ibu

sudah mengerti dan akan melakukannya)


4. Mengingatkan kembali pada ibu untuk meningkatkan

pola tidurnya seperti selama ini yang sudah diberikan. (ibu sudah mengerti)
5. Mengingatkan kembali pada ibu tanda bahaya

kehamilan Trimester III. (Ibu sudah mengerti)


6. Mengingatkan kembali pada ibu tanda-tanda persalinan

(Ibu sudah mengerti)


7. Mengingatkan kembali pada ibu untuk mempersiapkan

persalinannya. (Ibu sudah mempersiapkannya)


8. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap

mengkonsumsi tablet Fe (zat besi) & tablet kalk (kalsium) setiap hari. (ibu

sudah melakukannya)
9. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu

kemudian dan jika merasa ada keluhan yang dapat mengganggu aktifitas

untuk segera datang ketenaga kesehatan. (ibu sudah mengerti)


KUNJUNGAN ANC KE -3

Hari / tanggal : 16 April 2016 Pukul : 17.00 WIB

I. SUBJEKTIF

Yang dirasakan : ibu merasa pegal pada bagian pinggang, merasa ada tekanan

didaerah vagina dan membuat ibu susah untuk tidur. Keluhan pusing yang ibu

rasakan pada kunjungan 2 sudah teratasi dan ibu tidak khawatir lagi.

II. OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik


2. Keasadaran : Composmentis
3. TTV
1) TD : 120/80 mmHg
b. Rr : 22x/ meni
c. N : 80x/ meni
d. S : 36,5oC
4. BB : 74 kg
5. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Simetris antara mata kanan dan kiri, sklera tidak

ikterik, konjungtiva pucat, refleks pupil mata kanan dan kiri

(+)

b. Payudara : Puting susu menonjol, tidak ada benjolan pada puting susu
dan air susu belum keluar.
c. Abdomen
1) Palpasi
a) TFU : 33 cm
b) Leopold I : Bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
c) Leopold II : Kanan : teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstermitas)

Kiri : teraba panjang, keras seperti papan

(punggung)

d) Leopold III : Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting


(kepala).
e) Leopold IV : Konvergent
f) DJJ : 140 x/m
g) TBJ : (33 11) x 155 = 3410 gr
d. Keadaan Estermitas :
1) Tangan : Tidak ada odema
2) Kaki : Tidak ada odema
3) Varises : Tidak ada Varises
4) Refleks Patella : (+) kanan dan kiri

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb : tidak dilakukan
b. Golongan Darah: tidak dilakukan
c. Protein Urine : tidak di lakukan
d. Redaksi Urine : tidak dilakukan

III. ASSESMENT

Diagnosa : Ny. H usia 35 tahun G2P1A0 hamil 36 minggu janin

hidup tunggal intrauterin presentasi kepala

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Konseling perubahan fisiologis pada Trimester III


Konseling tanda-tanda bahaya kehamilan TM III

Konseling tanda-tanda persalinan

Masalah Potensial : tidak ada

IV. PLAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan

bahwa keadaan umum ibu saat ini baik dan janin saat ini dalam kondisi baik

dan sehat, TD : 110/80 mmHg, Rr : 22 x/menit, N : 80 x/menit, S:36,5C,

dan DJJ 140/m. (Ibu sudah menegetahui)


2. Menginformasikan pada ibu

mengenai keluhan yang ibu rasakan mengenai pegal pada bagian pinggang

adalah hal wajar karena bentuk tulang punggung kedepan (lordosis) karena

pembesaran rahim, ibu bisa mengatasinya dengan berlatih mengangkat

panggul dan dapat menggunakan bantal untuk meluruskan punggung. (Ibu

sudah mengerti dan akan mengikuti anjuran bidan yang sudah diberikan

untuk mengurangi rasa pegal).


3. Menginformasikan pada ibu

mengenai keluhan yang ibu rasakan mengenai merasa ada tekanan didaerah

vagina dan membuat ibu susah untuk tidur adalah hal wajar karena posisi

janin yang menekan ke bawah secara berlebihan biasanya menyebabkan

nyeri pada vagina hal ini dapat dikurangi dengan relaksasi dan beristirahat.

(Ibu sudah mengerti dan akan mengikuti anjuran bidan yang sudah diberikan

untuk mengurangi rasa tekanan didaerah vagina).


4. Mengingatkan pada ibu untuk

meningkatkan pola makannya seperti selama ini yang ibu lakukan. (ibu

sudah mengerti dan akan melakukannya)


5. Mengingatkan kembali pada ibu

untuk meningkatkan pola tidurnya seperti selama ini yang sudah diberikan.

(ibu sudah mengerti dan akan melakukannya)


6. Mengingatkan kembali pada ibu

tanda bahaya kehamilan trimester 3. (ibu sudah mengerti)


7. Mengingatkan kembali pada ibu

tanda-tanda persalinan. (Ibu sudah mengerti)


8. Mengingatkan kembali pada ibu

untuk mempersiapkan persalinannya. (Ibu sudah mempersiapkannya)


9. Mengingatkan kembali pada ibu

untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe (zat besi) & tablet kalk (kalsium) setiap

hari. (ibu sudah melakukannya)


10. Menganjurkan ibu untuk control

ulang 1 minggu kemudian dan jika merasa ada keluhan yang dapat

mengganggu aktifitas untuk segera datang ketenaga kesehatan. (ibu sudah

mengerti)

Anda mungkin juga menyukai