Anda di halaman 1dari 8

Bahkan cedera kepala ringan sekalipun dapat mengganggu fungsi otak untuk

sementara waktu. Gegar otak ringan dapat membuat seseorang mengalami nyeri
kepala, pusing, merasa amat asangat lelah, depresi, mudah marah, dan bahkan
mengalami gangguan daya ingat.

Pada sebagian besar orang, berbagai gejala tidak mengenakkan di atas biasanya
akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu. Akan tetapi, beberapa
orang lainnya justru mengalaminya hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-
tahun setelah cedera kepala ringan yang ia alami.

Semakin berat cedera kepala yang terjadi, maka semakin besar kemungkinan
terjadinya efek jangka panjang. Orang-orang yang berhasil bertahan hidup setelah
mengalami cedera kepala berat biasanya akan mengalami gangguan jangka
panjang yang kompleks, yang dapat mempengaruhi kepribadian, hubungannya
dengan orang lain, dan kemampuannya untuk hidup mandiri.

Hal lainnya yang juga ikut terpengaruh saat seseorang mengalami cedera kepala
adalah kemampuan kognitifnya. Cedera kepala dapat mempengaruhi bagaimana
cara seseorang berpikir, belajar, dan mengingat.

Karena setiap bagian otak memiliki fungsi yang berbeda-beda, maka cedera
kepala dapat mempengaruhi berbagai hal seperti kecepatan berpikir seseorang,
daya ingatnya, kemampuannya untuk menganalisa dan mengerti sesuatu hal,
kemampuan konsentrasi, menyelesaikan masalah, dan berbahasa.

Di bawah ini Anda dapat melihat apa saja dampak cedera kepala pada berbagai
kemampuan kognitif seseorang.

Daya Ingat

Gangguan daya ingat jangka pendek merupakan hal yang sering ditemukan
setelah seseorang mengalami cedera kepala. Beberapa orang tidak dapat
mengingat wajah atau nama atau apa yang telah mereka baca atau apa yang telah
mereka dengar. Selain itu, kemampuan untuk mempelajari suatu hal baru juga
dapat ikut terpengaruh, tetapi kemampuan yang telah dipelajari sebelumnya
mungkin tidak ikut terpengaruh. Otak yang mengalami kerusakan sekarang tidak
dapat mengatur dan mengingat informasi baru.
Perlu diingat bahwa gangguan daya ingat tidak dapat disembuhkan hanya dengan
latihan atau dengan menghafal. Bermain berbagai permainan yang melatih daya
ingat biasanya tidak berbahaya, akan tetapi jangan mengharapkan penderita segera
mengalami perbaikan daya ingat. Untuk mempelajari suatu hal atau kemampuan
baru penderita mungkin harus melakukan hal atau kemampuan baru tersebut
berulang kali dengan cukup sering.

Kemampuan Berbahasa

Gangguan kemampuan berbahasa yang dapat terjadi akibat cedera kepala


mungkin berupa gangguan reseptif (kesulitan untuk mengerti apa yang orang lain
bicarakan atau apa yang dibaca) atau ekspresif (kesulitan untuk menemukan kata-
kata yang tepat untuk dikatakan atau dituliskan) atau justru keduanya.

Keadaan ini munkin akan membuat penderita dan orang-orang di sekitarnya


merasa frustasi. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran untuk menghadapinya.
Ingatlah bahwa hanya karena seseorang tidak dapat mengungkapkan apa yang
mereka inginkan, bukan berarti mereka tidak perlu didengar.

Kemampuan Visual-Persepsi

Penderita mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengenali bentuk dan


gambar yang biasa, menemukan jalan pulang, atau menggambar atau membuat
suatu objek. Beberapa orang mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengenali
objek tertentu (agnosia), misalnya wajah seseorang (prosopagnosia).

Walaupun penglihatan dan gerakan tangan tampak baik-baik saja, penderita


mungkin tampak hanya dapat "melihat" sebagian dari segala sesuatu. Kadangkala,
penderita mungkin hanya memperhatikan salah satu sisinya saja, biasanya sisi
kanan, dari suatu benda. Walaupun demikian, penderita biasanya dapat melihat
sisi lainnya bila diberitahu. Keadaan ini disebut dengan "visual neglect". Hal ini
akan membuat penderita hanya memakan makanan yang terletak pada satu sisi
tertentu, hanya mencukur satu sisi wajahnya, atau bahkan hanya memakai pakaian
pada satu sisi tubuhnya.

Gangguan persepsi visual juga dapat membuat penderita tidak dapat


memperkirakan kecepatan kendaraan yang menuju ke arahnya dengan benar. Oleh
karena itu, pastikan penderita selalu diperhatikan atau didampingi setiap kali
menyebrangi jalan.

Baca juga: Jatuh Dapat Sebabkan Cedera Kepala Berat Pada Anak,
Benarkah?

Penurunan Inisiatif dan Motivasi

Gangguan ini biasanya terlihat saat penderita diminta untuk mengerjakan sesuatu,
penderita tampak kesulitan untuk memulai mengerjakan suatu tugas dan
seringkali salah diartikan sebagai sikap malas. Gejala ini juga dapat merupakan
gejala dari terjadinya depresi.

Berkurangnya Kemampuan Memusatkan Konsentrasi

Hal ini sangat sering terjadi dan dapat terjadi akibat gangguan pada daya ingat
penderita. Keadaan ini akan membuat penderita sulit menyelesaikan suatu tugas
dan seringkali mengabaikan tugas-tugasnya sebelum selesai. Penderita mungkin
tampak bersemangat saat baru mulai mengerjakan suatu tugas, tetapi kemudian
kehilangan minat dengan sangat cepat.

Berkurangnya Kemampuan Memproses Suatu Informasi

Penderita mungkin tampak kesulitan untuk memproses suatu fakta atau informasi
baru di dalam pikirannya, terutama bila penderita juga mengalami gangguan daya
ingat. Penderita dapat dengan cepat mengalami "overdosis informasi", yang akan
membuatnya merasa sangat frustasi dan marah.

Sering Mengulang-Ulang Suatu Topik

Penderita mungkin tampak tidak mampu mengganti topik pembicaraan atau selalu
mengulang topik yang sama berulang-ulang kali. Mereka mungkin juga
melakukan gerakan atau tindakan yang sama berulang kali dan tampak tidak
mampu keluar dari siklus tersebut.

Gangguan Menganalisa

Gangguan menganalisa akan mempengaruhi kemampuan penderita untuk berpikir


secara logis, mengerti suatu peraturan, atau mengikuti suatu diskusi. Penderita
mungkin dapat dengan mudah merasa tersinggung karena ia terlalu mengerti apa
yang sedang dibicarakan.

Gangguan Pengetahuan dan Berempati

Gangguan pengetahuan dan berempati dapat membuat penderita sulit mengerti


apa maksud perilaku dan perasaan dirinya sendiri atau orang lain. Penderita
mungkin tidak dapat menempatkan dirinya pada posisi orang lain. Penderita
mungkin juga memiliki cara pandang yang tidak realistis terhadap dirinya dan
orang lain, dan mungkin tidak melihat adanya suatu masalah. Hal ini mungkin
akan membuat penderita menetapkan suatu tujuan akhir yang tidak masuk akal,
yang akhirnya berujung pada kegagalan dan frustasi.

Perawatan Cedera Kepala Ringan


Tim Medkes 3 years ago Tips
Tengkorak dan tulang wajah akan melindungi otak, yang merupakan organ halus.
Jika tengkorak cedera, maka otak akan menjadi lebih rentan mengalami masalah.
Ketika seseorang mengalami benturan di kepala, otak dapat bergetar, dan
tengkorak dan tulang wajah dapat cedera. Jenis cedera seperti ini dapat
menyebabkan pembengkakan atau bahkan pendarahan pada otak.

Jenis cedera kepala yang paling umum adalah gegar otak. Gegar otak bisa disertai
atau tidak disertai dengan kehilangan kesadaran. Kehilangan kesadaran pada
gegar otak umumnya berlangsung singkat, seiring proses pemulihan yang cepat.

Pertolongan pertama pada gegar otak

Jika Anda mengira seseorang telah mengalami gegar otak, maka perhatikan hal-
hal berikut:

Periksa kesadarannya.

Jika penderita tidak sadar, periksa ABC (airway, breathing, circulation)


atau jalan napas, pernapasan dan sirkulasi.

Jangan memindahkan penderita kecuali memang diperlukan.

Periksa kesadaran mentalnya.

Periksa matanya.

Perhatikan bila terjadi muntah.

Biarkan penderita terjaga selama beberapa waktu untuk melihat apakah


kondisinya semakin memburuk.

Perlu diketahui bahwa keluhan yang telah hilang dapat muncul kembali di
kemudian hari bahkan dengan keluhan yang lebih parah.

Perlu diketahui bahwa gegar otak pada anak-anak bisa memburuk dengan
sangat cepat.

Perawatan untuk cedera kepala

Perawatan untuk cedera kepala di rumah sakit biasanya meliputi:

Observasi.
Obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi sakit kepala.

Tidak boleh makan dan minum sampai diizinkan dokter.

Obat anti muntah untuk setiap kali mual atau muntah.

Jika penderita mengalami sakit pada leher, pemeriksaan leher dengan X-


ray mungkin akan dilakukan.

CT-Scan mungkin juga diperlukan.

Untuk kasus cedera kepala ringan, biasanya penderita tidak memerlukan


rawat inap.

Perawatan cedera kepala di rumah

Tentunya dengan saran dan bimbingan dari dokter, perawatan cedera kepala yang
bisa Anda lakukan antara lain:

Jangan mengemudi sendiri ketika diperbolehkan dokter pulang.

Beristirahatlah total setidaknya untuk satu hari.

Kompres daerah yang bengkak dan sakit dengan batu es.

Minum obat penghilang rasa sakit, seperti parasetamol. Biasanya obat-obat


ini sudah diresepkan oleh dokter. Jangan lupa periksa aturan pakainya.

Jangan sendirian. Sebaiknya selama 24 jam kedepan Anda harus ditemani


seseorang. Hal ini berguna ketika Anda membutuhkan bantuan.

Jangan makan dan minum pada 6 jam atau 12 jam pertama, kecuali
memang telah diizinkan dokter.

Setelah dokter mengizinkan makan, makanlah makanan ringan.

Jangan mengonsumsi alkohol minimal 24 jam pertama (lebih baik


selamanya).

Jangan pernah mengonsumsi obat penenang atau obat tidur kecuali


memang diresepkan atau disarankan dokter.
Anak-anak diperbolehkan tidur, namun mereka harus dibangunkan setiap
empat jam untuk memeriksa kondisi mereka dan mengukur reaksi mereka
pada hal-hal yang sudah akrab dengan mereka.

Yang biasa terjadi pasca cedera kepala

Tidak ada pengobatan khusus untuk cedera kepala ringan, selain harus banyak
beristirahat dan tidak berlebihan dalam beraktivitas. Perlu diketahui bahwa:

Ketidakmampuan dalam mengingat kejadian seputar cedera kepala


merupakan hal yang biasa.

Merasa lemah atau lesu dari biasanya adalah hal yang normal.

Otak butuh waktu untuk pulih dari cedera kepala. Selama periode ini, sakit
kepala, pusing dan masalah pikiran kognitif umum terjadi.

Masalah pada fungsi otak bisa berupa perubahan mood dan kesulitan
dalam berkonsentrasi, mengingat sesuatu, kesulitan melakukan pekerjaan
yang rumit.

Umumnya, gejalanya akan hilang atau sembuh total dalam beberapa hari.

Sebagian orang mengalami gejala yang berlanjut. Jika ini terjadi, segera
hubungi dokter.

Bilakah butuh perawatan medis?

Segera minta pertolongan medis jika penderita cedera kepala mengalami:

Sakit kepala hebat

Muntah lebih dari dua kali

Kehilangan kesadaran

Kejang (pada lengan, kaki, wajah atau seluruh tubuh)

Kesulitan untuk tetap terjaga/terbangun

Darah atau cairan bening keluar dari telinga atau hidung


Kaku leher

Mati rasa pada lengan dan kaki

Kebingungan, bicara cadel atau perilaku lainnya yang tidak biasa

Penglihatan kabur atau ganda

Panas tinggi, menunjukkan adanya infeksi

Gejala serius lainnya.

Melanjutkan aktivitas pasca cedera kepala

Sebelum Anda kembali ke aktivitas normal, sebaiknya pastikan dulu Anda sudah
merasa jauh lebih baik. Jangan pergi bekerja atau ke sekolah hingga Anda pulih
sepenuhnya. Lamanya waktu pemulihan bisa bervariasi, karena akan tergantung
dari seberapa parah cedera kepala Anda.

Jangan berolahraga sampai semua gejala hilang, atau Anda merasa telah pulih
sepenuhnya. Hal ini akan berisiko cedera sebab cedera kepala yang belum pulih
masih membawa reaksi dan berpikir yang lambat. Jika Anda mengalami cedera
kepala lagi padahal cedera kepala yang lama belum sembuh, cedera kepala yang
kedua ini biasanya lebih parah.

Gegar otak kedua yang terjadi sebelum gegar otak pertama Anda pulih (biasanya
kurun waktu singkat, jam, hari atau bisa minggu) akan memperlambat proses
pemulihan dan meningkatkan risiko pengembangan masalah jangka panjang. Pada
kasus yang cukup jarang terjadi, gegar otak berulang dapat menyebabkan
pembengkakan otak (edema), kerusakan otak permanen hingga kematian.

Anda mungkin juga menyukai