REFERENSI :
www.masalah-masalah-pada-lanjut-usia.html-1
www.makalah-keperawatan-komunitas-asuhan.html
3. Perkembangan lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan.
Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
sehari-hari lagi.
Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan,
yang penurunanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia
baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk
tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada
manusia , penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang
jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya.
Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan
terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang
dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai
perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih
banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel,
umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi
pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere
berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.
Sistem persyarafan.
Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
Mengecilnya syaraf panca indera.
Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu
dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
Pendengaran.
Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang
tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 %
terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena
meningkatnya kreatin.
Peraba.
Kemunduran dalam merasakan sakit.
Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
Sistem muskuloskeletal.
Tulang rapuh.
Resiko terjadi fraktur.
Persendian besar & menjadi kaku.
Pada wanita lansia > resiko fraktur.
Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tinggi badan
berkurang).
Osteoporosis
Pada wanita, kekurangan hormon estrogen dapat menyebabkan kehilangan
masa tulang dampak terhadap metabolisme kalsium akhirnya membuat
tulang patah. Pada pria, karena defisiensi testosteron, alkohol, penggunaan
kortikosteroid, dan faktor penuaan.
Penyakit Jantung
Penyakit jantung yang dijumpai pada orang-orang lanjut usia ada beberapa
macam, yaitu:
Penyakit Jantung Koroner.
Akibat yang besar dari penyakit jantung koroner adalah kehilangan
oksigen dan makanan ke jantung karena aliran darah ke jantung
melalui arteri koroner berkurang. Penyakit jantung koroner lebih
banyak menyerang pria daripada wanita, orang kulit putih dan separoh
baya sampai dengan lanjut usia. Penyebab dari penyakit jantung
koroner ini adalah aterosklerosis, pada aterosklerosis terjadi plak
lemak dan jaringan serat sehingga menyempitkan bagian dalam arteri
jantung. Penyebab lainnya adalah faktor keturunan, hipertensi,
kegemukan, merokok, diabetes, stress, kurang olahraga dan kolesterol
tinggi. Gejala yang muncul pada penyakit jantung koroner ini adalah
angina, yaitu ketidakcukupan aliran oksigen ke jantung. Perasaan sakit
angina terjadi seperti: terbakar, tertekan, dan tekanan berat di dada kiri
yang dapat meluas ke lengan kiri, leher, dagu dan bahu. Tanda yang
khas saat penyerangan adalah timbulnya rasa mual, muntah, pusing,
keringat dingin dan tungkai serta lengan menjadi dingin.
Serangan Jantung.
Serangan jantung terjadi apabila salah satu arteri jantung tidak
sanggup lagi mensuplai darah ke bagian otot jantung yang dialirinya.
Apabila terjadi keterlambatan dalam pengobatan akan mengakibatkan
kematian. Hampir separoh dari kematian mendadak karena serangan
jantung terjadi sebelum pasein tiba di rumah sakit. Penyebab dari
serangan jantung ini adalah karena pembentukan arterisklerosis
(pengerasan arteri jantung) yang berakibat pada penurunan aliran
darah. Faktor resikonya meliputi: faktor keturunan, tekanan darah
tinggi, merokok, kolesterol tinggi, diabetes, kegemukan, kurang
olahraga, pemakaian obat-obatan (terutama kokain), umur dan stres.
Gejala utama serangan jantung ini adalah rasa sakit seperti menusuk-
nusuk dan bersifat persisten pada dada kiri, menyebar ke lengan,
rahang, leher, dan bahu sampai 12 jam lamanya atau bahkan lebih.
Tanda lain adalah perasaan seperti bingung (bodoh), lelah, mual,
muntah, sesak napas, dingin di lengan dan tungkai, keringat dingin,
cemas dan gelisah.
Skizofrenia
Skizofrenia biasanya dimulai pada masa remaja akhir / dewasa muda dan
menetap
seumur hidup. Wanita lebih sering menderita skizofrenia lambat dibanding pria.
Perbedaan onset lambat dengan awal adalah adanya skizofrenia paranoid pada tipe
onset lambat. Paling sedikit 2 gejala berikut :
Halusinasi panca indera yang menetap
Arus pikir yang terputus
Gangguan Delusi
Onset usia pada gangguan delusi adalah 40 55 tahun, tetapi dapat terjadi
kapan saja.
Pencetus terjadinya gangguan delusi adalah :
Kematian pasangan
Isolasi sosial
Finansial yang tidak baik
Penyakit medis
Kecacatan
Gangguan pengelihatan / pendengaran
Pada gangguan delusi terdapat jenis lain yang onset lambat yang dikenal
sebagai
parafrenia yang timbul selama beberapa tahun dan tidak disertai demensia. Terapi
yang
dapat diberikan yaitu : psikoterapi yang dikombinasi dengan farmakoterapi.
Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah berupa gangguan panik, fobia, gangguan
obsesif konfulsif, gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut, gangguan
stres pasca traumatik. Tanda dan gejala fobia pada lansia kurang serius daripada
dewasa muda, tetapi efeknya sama, jika tidak lebih, menimbulkan debilitasi pada
pasien lanjut usia. Teori eksistensial menjelaskan kecemasan tidak terdapat
stimulus yang dapat diidentifikasi secara spesifik bagi perasaan yang cemas secara
kronis.
Kecemasan yang tersering pada lansia adalah tentang kematiannya. Orang
mungkin menghadapi pikiran kematian dengan rasa putus asa dan kecemasan,
bukan dengan ketenangan hati dan rasa integritas (Erik Erikson). Gangguan
stres lebih sering pada lansia terutama jenis stres pasca traumatik karena pada
lansia akan mudah terbentuk suatu cacat fisik. Terapi dapat disesuaikan secara
individu tergantung beratnya dan dapat diberikan obat anti anxietas seperti :
hydroxyzine, Buspirone.
Gangguan Tidur
Usia lanjut adalah faktor tunggal yang paling sering berhubungan dengan
peningkatan prevalensi gangguan tidur. Fenomena yang sering dikeluhkan lansia
dari pada usia dewasa muda adalah :
Gangguan tidur
Ngantuk siang hari
Tidur sejenak di siang hari
Pemakaian obat hipnotik.
Secara klinis, lansia memiliki gangguan pernafasan yang berhubungan
dengan tidur dan gangguan pergerakan akibat medikasi yang lebih tinggi
dibanding dewasa muda. Disamping perubahan sistem regulasi dan fisiologis,
penyebab gangguan tidur primer pada lansia adalah insomnia. Selain itu gangguan
mental lain, kondisi medis umum, faktor sosial dan lingkungan. Ganguan
tersering pada lansia pria adalah gangguan rapid eye movement (REM). Hal yang
menyebabkan gangguan tidur juga termasuk adanya gejala nyeri, nokturia, sesak
napas, nyeri perut. Keluhan utama pada lansia sebenarnya adalah lebih banyak
terbangun pada dini hari dibandingkan dengan gangguan dalam tidur. Perburukan
yang terjadi adalah perubahan waktu dan konsolidasi yang menyebabkan
gangguan pada kualitas tidur pada lansia. Terapi dapat diberikan obat hipnotik
sedatif dengan dosis yang sesuai dengan kondisi masing-masing lansia dengan
tidak lupa untuk memantau adanya gejala fungsi kognitif, perilaku, psikomotor,
gangguan daya ingat, insomnia rebound dan gaya jalan.
5. Upaya Penanganan
Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia
lanjut, perawat komunitas dalam penanganan dapat menempuh cara-cara sebagai
berikut :
Berhubungan dengan Kesahatan Lansia (fisik) :
Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan
tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Perawat dapat
membantu lansia dalam mendapatkan obat yang akan diperlukan.
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan
lansia,misalnya pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung
serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan
beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap. Perawat
dalam hal ini dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga dalam memberikan asupan nutrisi yang baik dan cukup pada
lansia.
Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada lansia tentang
pentingnya minum air putih 1.5 2 liter, secara teratur
Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya
Istirahat, tidur yang cukup
Minum suplemen gizi yang diperlukan
Memeriksa kesehatan secara teratur