Anda di halaman 1dari 11

ANGGUN ATRISIA 1110322035

REFERENSI :
www.masalah-masalah-pada-lanjut-usia.html-1
www.makalah-keperawatan-komunitas-asuhan.html

1. Pengertian dari lansia


Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut
Bernice Neugarten (1968) James C.Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa
dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.Badan kesehatan dunia
(WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan
yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia
banyak menghadapi berbagai masalahkesehatan yang perlu penanganan segera
dan terintegrasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkanlanjut usia menjadi 4
yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74
tahun,lanjut usia tua (old) 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap
orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun
ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk
keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat
bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai
tahap penisiun, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan
tubuh atau kesehatan danberbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan
timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia
merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam
proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organtubuh sejalan
dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai
meninggal.Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia
tua dipandang sebagai masakemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial
sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidakmemperhitungkan bahwa
kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua
dialamidengan cara yang berbeda-beda.

2. Ciri ciri lansia


Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang
lanjut usia, yaitu :
Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari factor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampakpada psikologis lansia. Motivasi
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran
pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah,
sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat makakemunduran itu akan
lama terjadi.
Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari
sikap sosial yang tidak menyenangkanterhadap orang lanjut usia dan
diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia.
Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan
pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.
Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia
cenderung mengembangkan konsep diri yangburuk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang
buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.

3. Perkembangan lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan.
Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
sehari-hari lagi.
Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan,
yang penurunanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia
baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk
tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada
manusia , penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang
jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya.
Dengan kemampuan regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan
terhadap berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang
dewasa lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai
perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih
banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel,
umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi
pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere
berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.

4. Masalah-masalah yang terjadi pada lansia


Pada lansia terjadi banyak perubahan dalam dirinya, hal ini bisa disebut
perkembangan atau perubahan yangterjadi pada lansia, diantaranya yaitu :
A. Penurunan Masalah Fisik Dan Fungsi Tubuh
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh,
diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,
sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria,
endokrin dan integumen.
Sistem pernafasan pada lansia.
Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume
udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk
sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.
Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga
jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan,
kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan
normal 50m), menyebabkan terganggunya prose difusi.
Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose
oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua
kejaringan.
CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri
juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus
alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya
obstruksi.

Sistem persyarafan.
Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
Mengecilnya syaraf panca indera.
Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu
dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.


Penglihatan
Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap
sinar.
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya
gelap.
Hilangnya daya akomodasi.
Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau
pada skala.

Pendengaran.
Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang
tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 %
terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena
meningkatnya kreatin.

Pengecap dan penciuman.


Menurunnya kemampuan pengecap.
Menurunnya kemampuan penciuman sehingga mengakibatkan
selera makan berkurang.

Peraba.
Kemunduran dalam merasakan sakit.
Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.


Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
Kemampuan jantung memompa darah menurun.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
( mengakibatkan pusing mendadak ).
Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer (normal 170/95 mmHg ).

Sistem genito urinaria.


Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50
%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya
+1).
Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi
BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut
usia sehingga meningkatnya retensi urin.
Pembesaran prostat 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga
permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya
lebih alkali terhadap perubahan warna.
Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi
kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

Sistem endokrin / metabolik pada lansia.


Produksi hampir semua hormon menurun.
Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada
di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH
dan LH.
Menurunnya aktivitas tiriod
Menurunnya produksi aldosteron.
Menurunnya sekresi hormon: progesteron, estrogen, testosteron.
Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari
sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa
(stess).

Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.


Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang
biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan
gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput
lendir, atropi indera pengecap ( 80 %), hilangnya sensitivitas dari
syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
Esofagus melebar.
Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam
lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).
Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.

Sistem muskuloskeletal.
Tulang rapuh.
Resiko terjadi fraktur.
Persendian besar & menjadi kaku.
Pada wanita lansia > resiko fraktur.
Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tinggi badan
berkurang).

Perubahan sistem kulit & jaringan ikat.


Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan
hilangnya jaringan adiposa
Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga
tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran
darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan
penyembuhan luka luka kurang baik.
Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna
rambut kelabu.
Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang
menurun.
Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang
menurun.
Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak rendahnya akitfitas otot.

Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.


Perubahan sistem reprduksi.
Selaput lendir vagina menurun/kering.
Menciutnya ovarium dan uterus.
Atropi payudara.
Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan
secara berangsur berangsur.
Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi
kesehatan baik.
Kegiatan sexual.
Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi
kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Sexualitas pada
lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain
dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat
berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tanpa harus
berhubungan badan, masih banyak cara lain untuk dapat bermesraan
dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan
rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan
sexualitas dalam pengalaman sex.

B. Penyakit Yang Diderita Lansia


Kencing manis (Diabetes Melitus)
Tipe I : IDDM (Insulin dependent Diabetes melitus)
Cirinya :
o Banyak menyerang orang muda
o Disebabkan penghacuran total sel-sel beta pankreas
o Sangat mutlak tergantung pada terapi insulin
Tipe II : NIDDM (Non insulin dependent diabetes melitus)
Cirinya:
o Paling banyak menyerang orang tua
o Sel beta pankreas tidak dirusak tidak cukup memproduksi
insulin
o Sehingga hati, otot serta sel lemak tidak beraksi secara wajar
Gejala DM adalah: polipagia, poliuria, polidipsia diikuti tubuh yang
cepat lelah, kurang tenaga,badan kurus, gatal-gatal, kesemutan dan luka
yang sukar sembuh.

Osteoporosis
Pada wanita, kekurangan hormon estrogen dapat menyebabkan kehilangan
masa tulang dampak terhadap metabolisme kalsium akhirnya membuat
tulang patah. Pada pria, karena defisiensi testosteron, alkohol, penggunaan
kortikosteroid, dan faktor penuaan.

Dementia type Alzheimer


Dipengaruhi oleh hormon juga, pada wanita estrogen dapat meningkatkan
produksi zat dan aktifitas neurotransmeter, penurunan testoteron pada laki-
laki akan berpengaruh penurunan fungsi memori dan fungsi kognitif.
Kondisi yang sangat berat akan menyebabkan terjadinya penimbunan
protein amiloid di darah otak sehingga terjadi sindroma alzeimer. Gejala-
gejala Demensia Alzheimer sendiri meliputi gejala yang ringan sampai
berat.
Sepuluh tanda-tanda adanya Demensia Alzheimer adalah :
Gangguan memori yang memengaruhi keterampilan pekerjaan,
seperti; lupa meletakkan kunci mobil, mengambil baki uang, lupa
nomor telepon atau kardus obat yang biasa dimakan, lupa
mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau
cara-cara mengaduk air.
Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan, seperti; tidak
mampu mengurus diri sendiri.
Kesulitan bicara dan berbahasa
Disorientasi waktu, tempat dan orang, seperti; keliru dengan keadaan
sekitar rumah, tidak tahu membeli barang ke kedai, tidak mengenali
rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat.
Kesulitan mengambil keputusan yang tepat
Kesulitan berpikir abstrak, seperti; orang yang sakit juga mendengar
suara atau bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan.
Salah meletakkan barang
Perubahan mood dan perilaku, seperti; menjadi agresif, cepat marah
dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah
diminatinya.
Perubahan kepribadian, seperti; seperti menjerit, terpekik dan
mengikut perawat ke mana saja walaupun ke WC.
Hilangnya minat dan inisiatif

Penyakit Jantung
Penyakit jantung yang dijumpai pada orang-orang lanjut usia ada beberapa
macam, yaitu:
Penyakit Jantung Koroner.
Akibat yang besar dari penyakit jantung koroner adalah kehilangan
oksigen dan makanan ke jantung karena aliran darah ke jantung
melalui arteri koroner berkurang. Penyakit jantung koroner lebih
banyak menyerang pria daripada wanita, orang kulit putih dan separoh
baya sampai dengan lanjut usia. Penyebab dari penyakit jantung
koroner ini adalah aterosklerosis, pada aterosklerosis terjadi plak
lemak dan jaringan serat sehingga menyempitkan bagian dalam arteri
jantung. Penyebab lainnya adalah faktor keturunan, hipertensi,
kegemukan, merokok, diabetes, stress, kurang olahraga dan kolesterol
tinggi. Gejala yang muncul pada penyakit jantung koroner ini adalah
angina, yaitu ketidakcukupan aliran oksigen ke jantung. Perasaan sakit
angina terjadi seperti: terbakar, tertekan, dan tekanan berat di dada kiri
yang dapat meluas ke lengan kiri, leher, dagu dan bahu. Tanda yang
khas saat penyerangan adalah timbulnya rasa mual, muntah, pusing,
keringat dingin dan tungkai serta lengan menjadi dingin.

Serangan Jantung.
Serangan jantung terjadi apabila salah satu arteri jantung tidak
sanggup lagi mensuplai darah ke bagian otot jantung yang dialirinya.
Apabila terjadi keterlambatan dalam pengobatan akan mengakibatkan
kematian. Hampir separoh dari kematian mendadak karena serangan
jantung terjadi sebelum pasein tiba di rumah sakit. Penyebab dari
serangan jantung ini adalah karena pembentukan arterisklerosis
(pengerasan arteri jantung) yang berakibat pada penurunan aliran
darah. Faktor resikonya meliputi: faktor keturunan, tekanan darah
tinggi, merokok, kolesterol tinggi, diabetes, kegemukan, kurang
olahraga, pemakaian obat-obatan (terutama kokain), umur dan stres.
Gejala utama serangan jantung ini adalah rasa sakit seperti menusuk-
nusuk dan bersifat persisten pada dada kiri, menyebar ke lengan,
rahang, leher, dan bahu sampai 12 jam lamanya atau bahkan lebih.
Tanda lain adalah perasaan seperti bingung (bodoh), lelah, mual,
muntah, sesak napas, dingin di lengan dan tungkai, keringat dingin,
cemas dan gelisah.

Penyakit jantung hipertensi.


Kebanyakan dengan bertambahnya usia seseorang, maka tensi atau
tekanan darahnya akan mengalami kenaikan. Berbagai penelitian telah
dilakukan dan disimpulkan bahwa di Indonesia rata-rata hipertensi
(kanaikan tekanan darah) berkisar 5 - 10% dan menjadi lebih dari 20%
jika sudah memasuki usia 50 tahun keatas. Hipertensi sistolik pada
mulanya dianggap suatu gangguan kecil, akan tetapi sekarang ini telah
diakui sebagai pemegang peranan yang besar sebagai faktor resiko
serangan jantung. Pada usia lanjut tekanan darah cenderung
mengalami labilitas dan mudah mengalami hipotensi (tekanan darah
rendah). Untuk itu dianjurkan selalu mengukur tekanan darah pada
waktu periksa maupun saat kontrol pengobatan. Apabila tidak
dilakukan kontrol rutin terhadap tekanan darah, akan memperbesar
terjadinya penyakit jantung hipertensi.

C. Masalah Sosial Pada Lansia


Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak
fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan
kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran
sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering
menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu
mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih
sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan. Karena jika
keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan
orang lain dan kadang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah
menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta
merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga
perilakunya seperti anak kecil.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya
lansia yang memiliki keluarga bagi orang-orang kita (budaya ketimuran)
masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit,
sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara (care)
dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Namun bagi mereka yang tidak
punya keluarga atau sanak saudara karena hidup membujang, atau punya
pasangan hidup namun tidak punya anak dan pasangannya sudah
meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali menjadi
terlantar.

D. Masalah Psikologi Pada Lansia


Depresi
Gangguan depresi merupakan hal yang terpenting dalam problem lansia.
Usia bukan merupakan faktor untuk menjadi depresi tetapi suatu keadaan
penyakit medis kronis dan masalah-masalah yang dihadapi lansia yang
membuat mereka depresi. Gejala depresi pada lansia dengan orang
dewasa muda berbeda dimana pada lansia terdapat keluhan somatik.
Gejala depresi pada lansia, yaitu :
Gejala utama :
o Afek depresi
o Kehilangan minat
o Berkurangnya energi (mudah lelah)
Gejala lain:
o Konsentrasi dan perhatian berkurang
o Kurang percaya diri
o Sering merasa bersalah
o Pesimis
o Ide bunuh diri
o Gangguan pada tidur
o Gangguan nafsu makan
Berdasarkan gejala di atas, depresi pada lansia dapat dibedakan beberapa
bentuk berdasarkan berat ringannya :
o Depresi ringan : 2 gejala utama + 2 gejala lain+ aktivitas tidak
terganggu.
o Depresi sedang : 2 gejala utama + 3 gejala lain+ aktivitas agak
terganggu.
o Depresi berat : 3 gejala utama + 4 gejala lain+ aktivitas sangat
terganggu.
Penyebab terjadinya depresi merupakan gabungan antara faktor-faktor
psikologik, sosial dan biologik.
o Biologik : sel saraf yang rusak, faktor genetik, penyakit kronis seperti
hipertensi, DM, stroke, keterbatasan gerak, gangguan pendengaran /
penglihatan.
o Sosial : kurang interaksi sosial, kemiskinan, kesedihan, kesepian,
isolasi sosial.
o Psikologis : kurang percaya diri, gaul, akrab, konflik yang tidak
terselesai.

Skizofrenia
Skizofrenia biasanya dimulai pada masa remaja akhir / dewasa muda dan
menetap
seumur hidup. Wanita lebih sering menderita skizofrenia lambat dibanding pria.
Perbedaan onset lambat dengan awal adalah adanya skizofrenia paranoid pada tipe
onset lambat. Paling sedikit 2 gejala berikut :
Halusinasi panca indera yang menetap
Arus pikir yang terputus

Gangguan Delusi
Onset usia pada gangguan delusi adalah 40 55 tahun, tetapi dapat terjadi
kapan saja.
Pencetus terjadinya gangguan delusi adalah :
Kematian pasangan
Isolasi sosial
Finansial yang tidak baik
Penyakit medis
Kecacatan
Gangguan pengelihatan / pendengaran
Pada gangguan delusi terdapat jenis lain yang onset lambat yang dikenal
sebagai
parafrenia yang timbul selama beberapa tahun dan tidak disertai demensia. Terapi
yang
dapat diberikan yaitu : psikoterapi yang dikombinasi dengan farmakoterapi.

Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah berupa gangguan panik, fobia, gangguan
obsesif konfulsif, gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut, gangguan
stres pasca traumatik. Tanda dan gejala fobia pada lansia kurang serius daripada
dewasa muda, tetapi efeknya sama, jika tidak lebih, menimbulkan debilitasi pada
pasien lanjut usia. Teori eksistensial menjelaskan kecemasan tidak terdapat
stimulus yang dapat diidentifikasi secara spesifik bagi perasaan yang cemas secara
kronis.
Kecemasan yang tersering pada lansia adalah tentang kematiannya. Orang
mungkin menghadapi pikiran kematian dengan rasa putus asa dan kecemasan,
bukan dengan ketenangan hati dan rasa integritas (Erik Erikson). Gangguan
stres lebih sering pada lansia terutama jenis stres pasca traumatik karena pada
lansia akan mudah terbentuk suatu cacat fisik. Terapi dapat disesuaikan secara
individu tergantung beratnya dan dapat diberikan obat anti anxietas seperti :
hydroxyzine, Buspirone.

Gangguan penggunaan Alkohol dan Zat lain


Riwayat minum / ketergantungan alkohol biasanya memberikan riwayat
minum berlebihan yang dimulai pada masa remaja / dewasa. Mereka biasanya
memiliki penyakit hati. Sejumlah besar lansia dengan riwayat penggunaan alkohol
terdapat penyakit demensia yang kronis. Presentasi klinis pada lansia termasuk
terjatuh, konfusi, higienis pribadi yang buruk, malnutrisi dan efek pemaparan. Zat
yang dijual bebas seperti kafein dan nikotin sering disalah gunakan. Di sini harus
diperhatikan adanya gangguan gastrointestiral kronis pada lansia pengguna
alkohol maupun tidak obat-obat sehingga tidak terjadi suatu
penyakit medik.

Gangguan Tidur
Usia lanjut adalah faktor tunggal yang paling sering berhubungan dengan
peningkatan prevalensi gangguan tidur. Fenomena yang sering dikeluhkan lansia
dari pada usia dewasa muda adalah :
Gangguan tidur
Ngantuk siang hari
Tidur sejenak di siang hari
Pemakaian obat hipnotik.
Secara klinis, lansia memiliki gangguan pernafasan yang berhubungan
dengan tidur dan gangguan pergerakan akibat medikasi yang lebih tinggi
dibanding dewasa muda. Disamping perubahan sistem regulasi dan fisiologis,
penyebab gangguan tidur primer pada lansia adalah insomnia. Selain itu gangguan
mental lain, kondisi medis umum, faktor sosial dan lingkungan. Ganguan
tersering pada lansia pria adalah gangguan rapid eye movement (REM). Hal yang
menyebabkan gangguan tidur juga termasuk adanya gejala nyeri, nokturia, sesak
napas, nyeri perut. Keluhan utama pada lansia sebenarnya adalah lebih banyak
terbangun pada dini hari dibandingkan dengan gangguan dalam tidur. Perburukan
yang terjadi adalah perubahan waktu dan konsolidasi yang menyebabkan
gangguan pada kualitas tidur pada lansia. Terapi dapat diberikan obat hipnotik
sedatif dengan dosis yang sesuai dengan kondisi masing-masing lansia dengan
tidak lupa untuk memantau adanya gejala fungsi kognitif, perilaku, psikomotor,
gangguan daya ingat, insomnia rebound dan gaya jalan.

5. Upaya Penanganan
Berkaitan dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia
lanjut, perawat komunitas dalam penanganan dapat menempuh cara-cara sebagai
berikut :
Berhubungan dengan Kesahatan Lansia (fisik) :
Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan
tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Perawat dapat
membantu lansia dalam mendapatkan obat yang akan diperlukan.
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan
lansia,misalnya pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung
serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan
beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap. Perawat
dalam hal ini dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga dalam memberikan asupan nutrisi yang baik dan cukup pada
lansia.
Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada lansia tentang
pentingnya minum air putih 1.5 2 liter, secara teratur
Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya
Istirahat, tidur yang cukup
Minum suplemen gizi yang diperlukan
Memeriksa kesehatan secara teratur

Berhubungan dengan masalah intelektual


Sulit untuk mengingat atau pikun dapat diatasi pada saat muda dengan
hidup sehat, yaitu dengan cara :
Jadikan Olahraga sebagai kebutuhan dan rutinitas harian Anda.
Hendaknya Anda membiasakan diri dengan tidur yang cukup.
Berhati-hatilah dengan Suplemen penambah daya ingat.
Kendalikan rasa stress yang menyelimuti pikiran Anda.
Segera obati depresi Anda.
Hendaknya Anda selalu mengawasi obat-obatan yang dikonsumsi.
Cobalah dengan melakukan permainan yang berhubungan dengan
daya ingat.
Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengasah kemampuan
otak
Hendaknya Anda berusaha meningkatkan konsentrasi dan
memfokuskan pikiran.
Tumbuhkan rasa optimis dalam diri Anda.

Berhubungan dengan Emosi :


Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita
sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran
menjadi tenang.
Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan,
merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga
dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke,
asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental
dan fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih
menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang
hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita
yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.
Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama
seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat
disesuaikan denga kondisi serta kemampuan.
Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik
dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya
sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya
hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat
membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong
seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan
orang-orang yang dicintai dan disayangi.

Berhubungan dengan Spiritual


Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan diri kita
sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran
menjadi tenang.
Intropeksi terhadap hal-hal yang telah kita lakukan, serta lebih banyak
beribadah
Belajar secara rutin dengan cara membaca kitab suci secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai