Anda di halaman 1dari 38

Jenis-Jenis Pondasi Terlengkap Serta

Kelebihan Dan Kekurangannya


Pondasi berperan penting dalam menopang suatu bangunan karena merupakan komponen
struktur bawah yang berfungsi untuk meneruskan gaya dari segala arah bangunan di atasnya ke
tanah.Pembangunan pondasi ini harus dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat
pondasi itu sendiri,beban-beban berguna,dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin,gempa
bumi,dan lain-lain.Adanya penurunan pondasi setempat atau secara merata yang melebihi batas
tertentu akan menyebabkan rusaknya bangunan.Oleh karena itu,penggalian tanah untuk pondasi
sebaiknya harus mencapai tanah keras.

Secara umum teradapat dua macam pondasi,yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.Pondasi
dangkal dipakai pada bangunan di tanah-tanah yang keras atau bangunan-bangunan
sederhana.Termasuk di dalam jenis pondasi ini antara lain pondasi batu kali setempat,pondasi
lajur batu kali,pondasi tapak/pelat setempat (beton),pondasi lajur (beton),pondasi strouspile,dan
pondasi tiang pancang kayu.

Sementara pondasi dalam dipakai dalam bangunan di tanah-tanah lembek,bangunan yang


berbentangan lebar (jarak antarkolom lebih dari 6 m ),dan bangunan betingkat.Termasuk jenis
pondasi ini antara lain pondasi tiang pancang (dari bahan beton,besi,pipa baja),pondasi
sumuran,pondasi borpile,dan lain-lain.

Untuk menghindari terjadinya penurunan setempat (Salah satu tempat kolom) pada pondasi
maka di atas pondasi perlu diikatkan dengan beton sloof yang berfungsi sebagai penahan
resapan atau rembesan air tanah ke dinding bangunan serta penahan bangunan.Adanya beton
sloof akan membuat penurunan terjadi bersama-sama (bukan penurunan setempat).Ini
disebabkan fungsi sloof juga sebagai beton pengikat.

Dalam artikel ini akan dibahas jenis pondasi dangkal seperti pondasi lajur batu kali,pondasi
tapak/pelat beton,dan pondasi strouspile serta jenis pondasi dalam seperti pondasi tiang
pancang,pondasi sumuran,pondasi borpile.
Jenis Pondasi

Telah disebutkan bahwa ada banyak jenis pondasi yang dapat dipilih.Agar dapat mempermudah
pemahamannya,secara terpisah akan dijelaskan masing-masing jenis pondasi tersebut,baik cara
menghitung volume maupun keuntungan dan kerugian pemanfaatannya.

Pondasi lajur pasangan batu

Pondasi ini digunakan untuk bangunan-bangunan sederhana pada tanah asli yang cukup
baik.Biasanya kedalaman pondasi antara 60-80 cm dengan lebar tapak sama dengan
tingginya.Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah batu belah (batu kali/gunung),pasir
pasang,dan semen PC(semen abu-abu)

Menghitung Volume Pondasi

Adapun cara menghitung volume pondasi lajur pasangan batu kali ini sebagai berikut:

Volume=Luas penampang x Panjang pondasi


Luas Penampang= a +c / 2 xb
Keterangan:A=Lebar bagian atas pondasi
B=Tinggi pondasi
C=Lebar bagian bawah pondasi

Menghitung kebutuhan material

Setelah diperoleh volume pondasi dalam satuan m3,selanjutnya dihitung jumlah kebutuhan
bahan atau materialnya untuk setiap m3.Diasumsikan bahwa adukan yang digunakan untuk
setiap m3 adalah 1 bagian semen PC : 3 bagian pasir sehingga diperoleh
Batu belah sebanyak 1,2 m3

Pasir pasang sebanyak 0,324 m3

Semen PC sebanyak 4,32 sak

Kelebihan Dan Kekurangan

Ada beberapa kelebihan yang dapat diperoleh bila menggunakan jenis pondasi lajur pasangan
batu kali,yaitu

Mudah pelaksanaanya

Cepat waktu pengerjaanya,dan

Mudah mendapatkan batu belah (umumnya untuk wilayah Pulau Jawa).

Selain kelebihannya,juga ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi bila menggunakan jenis
pondasi lajur pasangan batu,yaitu:

Sulit diperoleh batu belah terutama di daerah-daerah tertentu

Menjadi mahal untuk daerah tertentu

Lebih mahal bila digunakan untuk rumah bertingkat

Pondasi tapak atau pondasi pelat beton setempat


Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek
adalah pondasi tapak atau pondasi pelat beton bertulang yang dipasang tepat di bawah kolom
atau tiang dengan kedalaman sampai padah tanah keras.Pembuatan pondasi ini dapat
dikombinasikan dengan pondasi batu kali atau langsung dengan sloof beton berdimensi tertentu
untuk kepentingan pemasangan dinding.Pondasi ini juga dapat disiapkan untuk bangunan di
tanah sempit yang akan dilakukan pengembangan bangunan ke atas.Jenis bahan atau material
untuk pembuatan pondasi pelat beton adalah batu pecah (split 2/3),pasir beton,semen PC (semen
abu-abu),besi beton,dan papan kayu untuk bekisting atau cetakan.

Menghitung volume pondasi

Cara menghitung beton pondasi pelat beton setempat adalah sebagai berikut.

Volume pondasi =Volume I + Volume II


Volume I =Luas penampang x Tinggi
Volume II =a+c/2xb

Keterangan:a=Lebar bagian atas pondasi


b=Tinggi pondasi
c=Lebar bagian bawah pondasi

Menghitung Kebutuhan material

Bila pasir dan split berkualitas baik,minimal mutu betonnya dapat mencapai K175. K merupakan
simbol kekuatan karakteristik beton,Misalnya K125,K175,K225, dan seterusnya.Adapun
kebutuhan bahan per m3 pondasi pelat beton bertulang dengan adukan 1 semen : 2 pasir : 3 split
adalah

Batu pecah/split 2/3 sebanyak 0,83 m3.

Batu beton sebanyak 0,54 m3

Semen PC sebanyak 8,5 sak.

Setelah volume pondasi beton yang akan dibangun dihitung,kebutuhan masing-masing


komponen bahan bangunan dikalikan dengan faktor di atas sehingga akan diperoleh volume
kebutuhan masing-masing material.Sebagai contoh,pondasi yang akan dibuat adalah 100 m
sehingga dibutuhkan

Batu pecah/split 2/3 sebanyak 83 m3 (0,83 m3 x 100)

Pasir beton sebanyak 54 m3 (0,54 m3 x 100)


Semen PC sebanyak 850 sak (8,5 sak x 100)

Perhitungan kebutuhan besi dan kayu dapat dilakukan dengan cara berikut.

1.Kebutuhan besi untuk tulangan

Untuk menghitung kebutuhan besi,perlu disimak terlebih dahulu gambar detail potongan pondasi
pelat beton tipe 1.

Panjang besi pada masing-masing lajur identik dengan keliling penampang pondasi pada gambar
penampilan pondasi.Kemudian lebar tapak pondasi,dibagi dengan jarak besi (antara 15-20 cm)
lalu dihitung jumlahnya dan dikalikan dengan panjang besi dari masing-masing penampang.Bila
diameter besinya tidak dihitung maka perhitungan konstruksi sebaiknya mempergunakan besi 12
mm dengan jarak dari lajur satu ke lajur lainnya adalah 15 cm ke arah mendatar maupun
melintang.Untuk mencari jumlah kebutuhan besi dalam satuan buah,panjang satu lajur besi
dibagai dengan 12 karena panjang besi di pasaran adalah 12 m.Bila akan menghemat pembelian
besi,panjang besi perlu dikurangi dengan tebal selimut beton 2,5 - 5 cm untuk bagian kanan dan
kiri.Perlu diingat Pondasi tapak sangat cocok diterapkan untuk bangunan rumah bertingkat

2.Kebutuhan kayu untuk bekisting

Pada pondasi pelat bertulang setempat,kayu dibaut segi empat hanya untuk menahan coran atau
adukan semen saja.Ketinggian bidang segi empat ini sama dengan ketebalan pelat beton.Dengan
demikian,bila lebar pondasi tapaknya 1,2 m x 1,2 m kebutuhan kayunya adalah papan ukuran 2
cm x 20 cm sebanyak 4,9 m.Angka ini diperoleh dari (1,25 m x 2 bh) + (1,2 m x 2 bh)=4,9
m.Sementara angka 1,25 m diperoleh dari 1,2 m + 5 cm untuk bidang pemakuan.Dengan
demikian,ukuran dalam bidang tersebut tetap 1,2m.

Kelebihan dan kekurangan

Bila menggunakan jenis pondasi pelat beton setempat,ada beberapa kelebihan yang dapat
diperoleh,yaitu sebagai berikut:

Biayanya lebih murah

Galian tanah sedikit karena hanya dilakukan pada titik yang ada kolom strukturnya saja
untuk pemasangan pondasi.

Untuk bangunan bertingkat,penggunaan pondasi ini leibh andal dibanding pondasi batu
kali atau batu belah.

Selain kelebihannya,juga ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi bila menggunakan jenis
pondasi pelat beton setempat,yaitu sebagai berikut:

Harus disiapkan bekisting atau cetakan terlebih dahulu sehingga persiapanya lebih lama.
Diperlukan waktu lama saat pengecoran karena harus menunggu hingga kering sesuai
umur beton.

Tidak semua tukang dapat mengerjakan pembuatan pondasi ini.

Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur

Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal saat penggalian tanah sehingga diharapkan selesai
setelah penggalian tanah selesai.

Pondasi pelat beton jalur/lajur

Pondasi pelat beton jalur/lajur digunakan bila luas penampang untuk menggunakan pondasi pelat
setempat terlalu besar.Luas penampang dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu
melebar.Pondasi ini lebih kuat dari dua jenis pondasi dangkal lainnya.Ini disebabkan seluruhnya
terdiri dari beton bertulang.Walaupun dari beton bertulang,harga pembuatan pondasi ini lebih
murah dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat.Ukuran lebar
pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah dari pondasi batu kali,yaitu antara 70-120
cm.Penggunaan ukuran lebar tersebut disebabkan fungsi pondasi pelat lajur ini adalah
menggantikan pondasi batu belah,terlebih bila batu belah sangat sulit diperoleh atau memang ada
rencana untuk pengembangan rumah ke atas atau ditingkat.

Cara menghitung volume beton

Cara menghitung volume beton untuk pondasi jenis ini adalah sebagai berikut.

Volume pondasi =(Volume I + Volume II) x panjang pondasi pelat


Volume luas I=Luas penampang x Tinggi pondasi
Volume II= a + c /2 x b
Keterangan:a=Lebar bagian atas pondasi
b=Tinggi pondasi
c=Lebar bagian bawah pondasi

Menghitung kebutuhan material


Kebutuhan bahan atau material untuk volume 1 m pondasi beton pelat dengan adukan 1 semen :
2 pasir : 3 split adalah

Batu pecah/split 2/3 sebanyak 83 m (0,83 m x 100)

Pasir beton sebanyak 54 m (0,54 m x 100)

Semen PC sebanyak 850 sak (8,5 sak x 100)

1.Cara menghitung kebutuhan besi untuk tulangan

Panjang satu lajur pada gambar penampang pondasi dihitung jumlah besinya sebagai
berikut.Jumlah besi memanjang adalah keliling penampang pondasi dibagi dengan jarak (diambil
15 cm atau 20 cm).Hasilnya dikalikan dengan panjang pondasi lajur.Untuk jumlah kebutuhan
besi yang berfungsi sebagai cincin adalah dengan menghitung jumlah panjang besi per
cincin,identik dengan keliling penampang pondasi dikalikan jumlah cincin.Jumlah cincin
diperoleh dari pembagian panjang pondasi lajur dengan jarak cincin (15 cm atau 20 cm).Bila
diameter besinya tidak dihitung maka perhitungan konstruksi sebaiknya menggunakan besi 12
mm dengan jarak dari lajur satu ke lajur lainnya 15-20 cm ke arah mendatar maupun
vertikal.Untuk mencari jumlah kebutuhan besi dalam satuan buah maka panjang satu lajur besi
dibagi dengan 12.Penggunaan angka 12 disebabkan panjang besi full di pasaran adalah 12
m.Sementara untuk menghemat pembelian besi,keliling penampang pondasi dikurangi tebal
selimut beton 2,5 - 5 cm untuk bagian kanan dan kiri.

2.Cara menghitung kebutuhan kayu untuk bekisting

Untuk pondasi pelat,dibutuhkan juga kayu selain bes.Kayu ini dibuat berbentuk segi
empat.Penggunaanya untuk menahan coran semen saja.Ketinggian sama dengan tebalnya pelat
beton.Bila pondasi tapaknya berukuran 0,8 m x 12 m maka kebutuhan kayunya adalah papan
berukuran 2 cm x 20 cm.Jumlahnya sebanyak 25,8 m {diperoleh dari (0,9 m x 2 bh ) + (12m x 2
bh)}.Angka 0,9 m diperoleh dari 0,8 m + 10 cm untuk bidang pemakuan sehingga ukuran dalam
tetap sama,yaitu 0,8 m.

Kelebihan dan kekurangan

Bila menggunakan jenis pondasi beton jaluar atau lajur,ada beberapa kelebihan yang akan
diperoleh,yaitu sebagai berikut.

Biayanya lebih murah

Galian tanah lebih sedikit karena hanya dilakukan pada titik yang ada kolom strukturnya
saja.
Untuk bangunan betingkat,penggunaan pondasi ini lebih andal dibanding pondasi batu
belah,baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horisontal seperti
gempa,angin,ledakan,dan lain-lain.

Selain kelebihannya ,juga ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi bila menggunakan
jenis pondasi beton jalur/lajur,yaitu sebagai berikut.

Harus disiapkan bekisting atau cetakan terlebih dahulu sehingga persiapannya lebih lama.

Diperlukan waktu yang lama saat dilakukan pekerjaan selanjutnya karena harus
menunggu kering seseuai umur beton.

Tidak semua tukang dapat mengerjakannya

Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur

Pekerjaan pembesian harus sudah dimulai sejak awal penggalian tanah sehingga dapat
selesai bersamaan dengan selesainya penggalian tanah

Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran merupakan jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan
komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.Disebut sumuran karena pondasi ini dimulai
dengan penggalian tanah berdiameter 60-80 cm seperti menggali sumur.Kedalaman pondasi
sumuran dapat mencapai 8 m.Pada bagian atas pondasi yang mendekat sloof,digunakan sedikit
pembesian.Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunan cukup jauh dan tidak
memungkinkan untuk tansportasi pengangkutan tiang pancang.Hanya saja pondasi jenis ini
sangan jarang digunakan.Selain boros adukan beton, hasil coran beton di tempat yang dalam juga
sulit di kontrol.

Cara menghitung volume beton

Cara menghitung volume beton untuk pondasi jenis ini adalah dengan rumus lingkaran dikalikan
kedalamannya,yaitu

V=3,14 x r x t
Keterangan:r=jari-jari lingkaran sumur
t=Kedalaman pondasi
V=Volume

Menghitung kebutuhan material

Kebutuhan bahan atau material untuk volume 1 m pondasi sumuran dengan adukan 1 semen : 2
pasir : 3 split pada pondasi beton bertulang di bagian atasnya adalah.

Batu pecah/split 2/3 sebanyak 0,83 m

Pasir beon sebanyak 0,54 m

Semen PC sebanyak 8,5 sak

Untuk kebutuhan besi,dibuat sketsa atau gambar lingkaran lalu dicari kelilingnya (2 x 3,14 x
diameter lingkaran) dan dibagi dengan jarak besi (biasanya 15-20 cm) kemudian dikalikan
dengan dalamnya pondasi beton.Untuk keliling cincin,panjang besi yang diperlukan diperoleh
dari keliling lingkaran penampang pondasi dikalikan dengan jumlah cincin yang didapat dari
panjang pondasi beton sumuran,lalu dibagi dengan jarak cincin (antara 15-20 cm).Adapun
penghitungan kebutuhan atau material untuk pondasi sumuran dari batu belah dengan adukan 1
semen PC : 3 pasir adalah

Batu belah sebanyak 1,2m

Pasir pasang sabanyak 0,324 m

Semen PC sebanyak 4,32 sak

Kelebihan kekurangan
Bila menggunakan jenis pondasi sumuran,ada beberapa kelebihan yang diperoleh,yaitu sebagai
berikut.

Sebagai alternatif penggunaan pondasi dalam bila material batu dari alam cukup banyak
dan tidak memungkinkan pengangkutan tiang pancang

Tidak diperlukan alat berat

Biaya lebih murah untuk tempat tertentu.

Selain kelebihannya,juga ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi bila menggunakan jenis
pondasi sumuran,yaitu sebagai berikut.

Hasil pasangan pondasi di bagian dalamnya tidak dapat dikontrol karena batu dan adukan
dilempar dari atas dengan menggunakan perasaan.

Pemakaian bahan atau material boros

Tidak tahan terhadap gaya horisontal karena tidak ada tulangan

Sangat sulit digunakan untuk tanah lumpur karena sulit dalam penggaliannya.

Pondasi strouspile dan borpile

Pondasi strouspile termasuk kategori pondasi dangkal,tetapi digunakan untuk beban yang tidak
terlalu berat,misalnya untuk rumah tinggal atau bangunan dengan bentang antarkolom tidak
panjang.Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah pengeboran tanah dengan diameter sesuai
perhitungan struktur diameter pondasi,selanjutnya digunakang casing dari pipa PVC yang dicor
sambil diangkat casing-nya.Casing digunakan pada tanah lembek dan berair.Bila tidak
berair,pengecoran dapat langsung dilakukan tanpa penggunaan casing.Kedalaman pondasi ni
dapat mencapai 5 m.Pondasi ini menggunakan besi tulangan sepanjang dalamnya
pondasi.Biasanya ukuran diameter pondasi yang sering dipakai adalah 20 cm,30 cm,dan 40
cm,tergantung diameter mata bor.Seperti layaknya pondasi tiang pancang,pondasi strouspile ini
pun ditumpu pada dudukan beton (pile cap) yang mengikatkan tulangan pondasi pada kolom dan
sloof.Selain itu,fungsi lain pile cap ini adalah untuk mentransfer tekanan dari beban di atasnya.

Sistem kerja pondasi borpile hampiur sama dengan strouspile.Perbedaanya terletak hanya pada
peralatan bor,pelatan cor,sistem casing dengan teknologi yang lebih modern,serta penggunaanya
untuk jenis pondasi dalam dan di atas dua lantai.

Cara menghitung volume


Cara menghitung volume untuk pondasi jenis ini adalah dengan rumus lingkaran dikalikan
kedalamnya,yaitu

V=3,14 x r x t
Keterangan:r = Jari-jari lingkaran
t = Kedalamn pondasi
V = Volume

Menghitung kebutuhan material

Kebutuhan bahan atau material untuk volume 1 m beton bertulang pondasi strouspile dengan
adukan 1 semen : 2 pasir : 3 split adalah.

Batu pecah/split 2/3 sebanyak 0,83 m

Pasir beton sebanyak 0,54 m

Semen PC sebanyak 8,5 sak

Untuk kebutuhan basi,dibuat sketsa atau gambar lingkaran yang kemudian dicari nilai
kelilingnya (2 x 3,14 x diameter lingkaran).Selanjutnya nilai tersebut dibagi dengan jarak besi
(biasanya 10 cm)dan dikalikan dengan dalam pondasi betonnya.Untuk keliling cincin kebutuhan
panjang besi diperoleh dari keliling lingkaran penampang pondasi dikalikan dengan jumlah
cincin yang didapat dari panjang pondasi beton strous sumuran dibagi dengan jarak cincin
(antara 15-20 cm).Kemudian panjang keseluruhan besi dibagi dengan 12 m (panjang besi
full).Angka yang diperoleh merupakan jumlah besi dengan satuan batang.

Kelebihan dan kekurangan

Bila menggunakan jenis pondasi strouspile, ada beberapa kelebihan yang diperoleh,yaitu sebagai
berikut.

Volume betonnya sedikit

Biaya relatif murah.

Ujung pondasi dapat bertumpu pada tanah keras.

Selain kelebihannya, juga ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi bila menggunakan
jenis pondasi strouspile, yaitu sebagai berikut.

Diperlukan peralatan bor.


Pelaksanaan pemasangan relatif sulit.

Bila pelaksanaan pemasangan kurang bagus,pondasi dapat keropos karena unsur semen
di bagian bawa larut oleh air tanah.

Pondasi tiang pancang

Pondasi tiang pancang merupakan suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
ortogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan.Pondasi tiang pancang dibuat menjadi
satu kesatuan monolit yang menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah
konstruksi dengan tumpuan pondasi.

Pelaksanaan pekerjaan pemancangan tiang pancang ini dilakukan dengan alat diesel
hammer.Sistem kerja alat diesel hammer ini adalah dengan pemukulan sehingga dapat
menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah sekitar.Itulah sebabnya pemancanagan jenis
pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri terhadap lingkungannya,belum lagi dengan cara
membawa alat diesel hammer ke tempat pemancangan pondasi yang umumnya menggunakan
truk tronton ber-crane (untuk menaikan dan menurunkan tiang pancang).Namun,sekarang sudah
ada alat pemancangan yang menggunakan sistem pamancangan hydraulic hammer yang beratnya
3-7 ton.

Macam-macam tiang pancang

Umumnya ada ukuran tiang pancang,yaitu ukuran kecil (mini pile) dan ukuran besar (maxi pile).

1. Mini Pile (ukuran kecil)

Tiang pancang berukuran kecil digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah dan pada
tanah yang relatif baik.Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah sebagai berikut.

Bentuk penampang segi tiga:berukuran 28 yang mampu menopang tekanan beban 25-30
ton dan berukuran 32 yang mampu menopang tekanan beban 35-40 ton.

Bentuk penampang bujur sangkar:berukuran 20 x 20 yang mampu menopang tekanan


beban 30-35 ton dan berukuran 25 x 25 yang mampu menopang tekanan beban 40-50 ton.

2.Maxi pile (ukuran besar)

Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile).Penggunaanya untuk
beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi.Bahkan, untuk ukuran 50 x 50 dapat
menopang beban sampai 500 ton.

Menghitung kebutuhan pondasi

Cara sederhana menghitung kebutuhan pondasi tiang pancang dan penampang tiang pancang
adalah dimulai dengan perhitungan bobot bangunan secara kasar sebagai beriktu.Menurut
peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983,beban hidup pada bangunan rumah
tinggal sebesar 200 kg/m; beban hidup pada bangunan perkantoran,pertokoan,dan ruang kelas
sebesar 250 kg/m
; beban mati untuk beton bertulang sebesar 2.400 kg/m; beban mati pasangan bata 1.700
kg/m;beban mati kayu 1.0000 kg/m.Selanjutnya dihitung luas bangunan luas bangunan dan
dikalikan dengan beban hidup sesuai peruntukan bangunanya, lalu ditambah dengan volume
beton dan volume bata.Angka yang diperoleh angka 1.000 ton dengan jumlah kolom atau tiang
20 buah sehingga secara kasar masing-masing kolom dapat menahan beban 25 ton.Dengan
demikian,pondasi tiang pancang yang digunakan adalah tipe mini pile berukuran 28 sebanyak
satu buah.Bila beban yang dipukul 50 ton maka tiang pancang yang digunakan sebanyak dua
buah,demikian seterusnya.

Perlu diperhatikan bahwa pekerjaan pemukulan tiang pancang dapat dihentikan dan dianggap
sudah mencapai tanah keras bila pada sepuluh kali pukulan terakhir tiang pancangnya yang
masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.

Kelebihan dan kekurangan penggunaan tiang pancang

Ada beberapa kelebihan yang dapat diperoleh bila menggunakan jenis pondasi tiang pancang,
yaitu sebagai berikut.

Mutu beton terjamin karena dibuat pabrikasi

Pondasi dapat mencapai daya dukung tanah yang paling keras.

Daya dukung tidah hanya dari ujung tiang,tetapi juga letakan pada sekeliling tiang.

Daya dukung pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh
dua atau lebih tiang) sangat kuat.

Harga tiang pancang relatif murah bila dibandingkan dengan pondasi sumuran.

Selain Kelebihannya,ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi pada penggunaan pondasi
tiang pancang, yaitu sebagai berikut.

Untuk daerah yang berada di dalam gang kecil,pengerjaanya sulit dilakukan karena faktor
angkutan.

Penggunaanya baru pada daerah perkotaan sekitarnya.

Bila digunakan di luar daerah perkotaan, biasanya volume sedikit sehingga harganya
akan menjadi jauh lebih mahal.
Proses pemancangan akan menimbulkan getaran dan kebisingan sehingga sangat
mengganggu lingkungan sekitarnya.

Keuntungan dan kerugian menurut teknis pemasangan teknik

Pondasi tiang pancang ada dua macam, yaitu tiang pancang buatan pabrik dan tiang pancang
yang dicor di lokasi.

1.Pondasi tiang pancang pabrikan

Keuntungan:

Hasilnya dapat lebih diandalkan karena tiang pancang dibuat di pabrik dengan
pemeriksaan kualitas yang berat.

Pelaksanaan pemancangan relatif lebih cepat,terutama untuk tiang baja yang walaupun
lapisan antara cukup keras tetap masih dapat ditembus sehingga pemancangan ke lapisan
tanah keras masih dapat dilakukan

Persediaan tiang di pabrik cukup banyak sehingga mudah diperoleh, kecuali bila
diperlukan ukuran khusus.

Biaya pemancangan tetap rendah walaupun untuk pekerjaan pemancangan yang kecil.

Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang sehingga pengawasan
pekerjaan konstruksinya menjadi lebih mudah.

Dengan cara pemukulan,daya dukung tanah beban vertikal sangan cocok dipertahankan.

Kerugian:

Sering timbul masalah dengan lingkungan sekitar,terutama di daerah padat


penduduk,karena dalam pemancangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan.

Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan cara pengelasan
(tiang pancang beton bagian atas atau bawah yang perlu disambung sudah terdapat kepala
bajanya). Bila penyambungan tidak baik, akibatnya sangat merugikan, yaitu kepala tiang
cepat hancur (kepala tiang dilapisi kayu saat dipukul dengan palu besi).

Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang sudah ditentukan,
diperlukan perbaikan khusus.

Mutlak diperlukan tempat penampungan tiang pancang yang cukup luas.


Tiang-tiang pancang beton dengan diameter yang besar memiliki bobot yang berat
sehingga sulit dilakukan pengangkutan maupun pemasangan.

Diperlukan mesin pemancang yang besar bila diameter tiang-tiang pancang betonnya
cukup besar.

Bila menggunakan tiang pipa baja, tiang pipanya harus tahan korosi (karat).

2.Pondasi tiang pancang yang dicor di tempat

Keuntungan:

Cocok diaplikasikan di daerah yang padat penduduk karena getaran dan kegaduhan pada
saat pemancangan sangat kecil.

Dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter besar dan juga lebih panjang karena tanpa
sambungan.

Diameter tiang biasanya lebih besar daripada tiang pracetak dan daya dukung setiap tiang
pun lebih besar sehingga beton tumpuan (pile cap ) dapat dibuat lebih kecil.

Tanah galian dapat diamati secara langsung,terutama mengenai sifat-sifat tanah pada
berlawanan putaran jam.

Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.

Kerugian:

Dalam banyak hal,beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air sehingga kualitasnya
pada saat selesai dibuat lebih rendah dari tiang pracetak.

Pemeriksaan kualitas tiang hanya dapat dilakukan secara tidak langsung.

Dikhawatirkan adukan beton akan bercampur dengan runtuhan tanah saat dituangkan
sehingga perlu penuangan secara hati-hati dan saksama sesaat setelah penggalian tanah.

Terkadang terjadi tiang pendukung kurang sempurna karena adanya lumpur yang
tertimbun di dasar walaupun penetrasi hingga ke tanah pendukung pondasi dianggap
telah terpenuhi.

Biayanya tinggi walaupun untuk pekerjaan yang kecil karena diameter tiang cukup besar
sehingga diperlukan banyak adonan beton.
Lokasi pemancangan menjadi kotor karena pemasangan tiangnya dengan cara diputar
berlawanan tanah yang telah dibor atau digali

Semoga artikel ini dapat membantu anda dalam membangun rumah

Jenis-Jenis Pondasi

1. Pondasi Batu Kali


Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup
baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama
dengan tingginya.
Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :
- Batu belah (batu kali/guning)
- Pasir pasang
- Semen PC (abu-abu).

Kelebihan :

Pelaksanaan pondasi mudah

Waktu pengerjaan pondasi cepat

Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)

Kekurangan :

Batu belah di daerah tertentu sulit dicari

Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)

Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.

2. Pondasi Tapak (Foot Plate)

Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas
tanah lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di
bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras.
Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali.
Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi
tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat
dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas.
Kebutuhan Bahannya adalah:
- Batu pecah / split (2/3)
- Pasir beton
- Semen PC
- Besi beton
- Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)

Kelebihan :

Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya

Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)

Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal


daripada pondasi batu belah.

Kekurangan :

Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih


lama).

Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/


sesuai umur beton).

Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.

Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.

Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan
galian tanah.

3. Pondasi Pelat Beton Lajur


Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang
menggunakan pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang
tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar
Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini
disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah
dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat.
Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali,
yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan
pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana
pengembangan rumah ke atas.

Kelebihan :

Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.


Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom
strukturnya.

Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi


batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal
seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain

Kekurangan :

Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih


lama).

Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/


sesuai umur beton).

Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.

Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.

Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan
galian tanah.

4. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan
menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut
pondasi sumuran karena pondasi ini dimulai dengan menggali tanah berdiameter
60 - 80 cm seperti menggali sumur. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8
meter.
Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat
sloof. Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak
memungkinkan dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang.
Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan.
Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan
hasil cor beton di tempat yang dalam.

Kelebihan :

Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila
tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.

Tidak diperlukan alat berat.

Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.

Kekurangan :

Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena
batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)

Pemakaian bahan boros.

Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).

Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam
menggalinya.

5. Pondasi Strauss Pile atau Bored Pile

6. Pondasi Tiang Pancang


Jenis-Jenis Pondasi

Jenis-Jenis Pondasi

1. Pondasi Batu Kali

Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya
cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar
tapak sama dengan tingginya.
Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :

- Batu belah (batu kali/guning)


- Pasir pasang
- Semen PC (abu-abu).

Kelebihan :

Pelaksanaan pondasi mudah

Waktu pengerjaan pondasi cepat

Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)

Kekurangan :

Batu belah di daerah tertentu sulit dicari

Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)

Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.

2. Pondasi Tapak (Foot Plate)

Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di


atas tanah lembek. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di
bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras.
Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali.
Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi
tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat
dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas.
Kebutuhan Bahannya adalah:

- Batu pecah / split (2/3)


- Pasir beton
- Semen PC
- Besi beton
- Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)

Kelebihan :

Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya

Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)

Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal


daripada pondasi batu belah.

Kekurangan :

Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih


lama).

Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/


sesuai umur beton).

Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.

Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.

Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan
galian tanah.

3. Pondasi Pelat Beton Lajur


Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang
menggunakan pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang
tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar

Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini
disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah
dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat.
Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali,
yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan
pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana
pengembangan rumah ke atas.

Kelebihan :

Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.

Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat kolom
strukturnya.

Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi


batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal
seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain

Kekurangan :

Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih


lama).

Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/


sesuai umur beton).

Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.

Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.

Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan
galian tanah.

4. Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan
menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut
pondasi sumuran karena pondasi ini dimulai dengan menggali tanah berdiameter
60 - 80 cm seperti menggali sumur. Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 8
meter.
Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat
sloof.

Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak
memungkinkan dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang.
Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan.
Selain boros adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan
hasil cor beton di tempat yang dalam.
Kelebihan :

Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila
tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.

Tidak diperlukan alat berat.

Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.

Kekurangan :

Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena
batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)

Pemakaian bahan boros.

Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).

Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam
menggalinya.

5. Pondasi Strauss Pile atau Bored Pile

Pondasi strauss pile ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini
biasanya digunakan pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat, misalnya
untuk rumah tinggal atau bangunan lain yang memiliki bentang antar kolom tidak
panjang.

Strauss Pile

Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah


berdiameter sesuai perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu digunakan
cassing dari pipa PVC yang di cor sambil diangkat cassing-nya. Cassing digunakan
pada tanah lembek dan berair. Jika tanah keras dan tidak berair, pondasi dapat
langsung di cor tanpa cassing.

Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi


tulangan sepanjang dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering
dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40 cm, sesuai dengan tersedianya mata
bor. Seperti layaknya pondasi tiang, maka pondasi strauss ini ditumpu pada
dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan tulangan
pondasi pada kolom dan sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk transfer tekanan
beban di atasnya.
Untuk pondasi bored pile, system kerjanya hampir sama dengan pondasi
strauss pile. Perbedaannya hanya terletak pada peralatan bor, peralatan cor, dan
system cassing yang menggunakan teknologi lebih modern. Pondasi ini digunakan
untuk jenis pondasi dalam dan di atas 2 lantai.

Kelebihan :

Volume betonnya sedikit

Biayanya relative murah

Ujung pondasi bisa bertumpu pada tanah keras

Kekurangan :

Diperlukan peralatan bor

Pelaksanaan pemasangannya relative agak susah.

Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos,


karena unsur semen larut oleh air tanah.

6. Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu


menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan.
Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan
menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan
tumpuan pondasi.

Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem


kerja diesel Hammer adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara
keras dan getaran pada daerah sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan
pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada lingkungan sekitar.

Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi


pemancangan harus menggunakan truk tronton yang memiliki crane. Crane
berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat
pancang yang menggunakan system hidraulik hammer dengan berat 3 7 ton.

Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai


tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak
lebih dari 2 cm.
Berikut ini cara sederhana untuk menghitung kebutuhan pondasi tiang pancang dan
penampang tiang pancang yang akan digunakan :

Misalnya didapat brosure produk tiang pancang segitiga ukuran 25/25. Jika daya
dukung setiap tiangnya mencapai 2 ton maka berapakah jumlah tiang dalam setiap
kolomnya?

Adapun tahap perhitungannya adalah sebagai berikut:

Denah bangunan dibagi-bagi di antara kolom-kolom untuk mengetahui berat


yang harus dipikul setiap pondasi. Dapat juga semua luas denah bangunan
dijumlahkan kemudian dibagi ke dalam beberapa titik pondasi dalam setiap
kolomnya. Cara kedua ini memiliki kelemahan karena beban di pinggir kolom
tentu saja berbeda dengan beban di tengah.

Selanjutnya total volume beton dikalikan dengan berat jenis beton, volume
lantai dikalikan berat jenis lantai, demikian seterusnya untuk tembok, kayu,
genteng, dan sebagainya. Hasilnya dijumlahkan sehingga diperoleh berat = X
ton.

Selain itu juga dihitung jumlah beban hidup untuk jenis bangunan tersebut.
Misalnya beban rumah tinggal 200 Kg/m2. Sehingga diperoleh 200 kg
dikalikan dengan seluruh luas lantai, misalnya Y ton.

Jumlah semua beban tersebut yaitu : X ton + Y ton. Misalnya, hasil


penjumlahannya 48 ton. Dengan demikian kebutuhan tiang pancang adalah
48 ton : 25 ton atau sekitar dua buah tiang pancang pada satu titik kolom.
Jadi jumlah tiang pancang untuk bangunan tersebut adalah hasil perkalian
antara jumlah kolom dengan dua titik pancang.

Hasil tersebut hanya untuk sebuah tiang pancang yang ukurannya 6 meter
setiap batangnya. Bila kedalaman tanah keras adalah 9 meter, maka
diperlukan dua buah tiang pancang per titiknya.

Hitungan sederhana tersebut mengabaikan daya dukung tanah hasil


laboratorium dan daya lekat tanah si sepanjang tiang pancang. Bila hal
tersebut dihitung, jumlah tiang pancang tentu akan berkurang. Bahkan cara
perhitungannya tidak sesederhana hitungan di atas.

1. Ukuran Tiang Pancang

Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu :
MINIPILE dan MAXIPILE.

a. Minipile (Ukuran Kecil)

Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat


rendah dan tanah relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah:
Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.

Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25.

- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu menopang


beban 25 30 ton
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang
beban 35 40 ton.
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang
tekanan 30 35 ton
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang
tekanan 40 50 ton.
b. Maxipile (Ukuran Besar)

Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang
pancang ini digunkan untuk menopang beban yang besar pada bangunan
bertingkat tinggi. Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500
ton.

2. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan :
- Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
- Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
- Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling
tiang.
- Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua
atau lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
- Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan :
- Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor
angkutan.
- Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
- Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
- Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.

3. Keuntungan dan Kerugian menurut teknik pemasangan

a. Pondasi tiang pancang pabrikan.

Keuntungan:

Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat,


hasilnya lebih dapat diandalkan.
Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja.
Walaupun lapisan antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat ditembus
sehingga pemancangan ke lapisan tanah keras masih dapat dilakukan.

Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali jika


diperlukan tiang dengan ukuran khusus.

Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah.

Daya dukungnya dapat diperkirakan berdasar rumus tiang pancang sehingga


pekerjaankonstruksinya mudah diawasi.

Cara pemukulan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung beban


vertical.

Kerugian :

Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan


maka pada daerah yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah di
sekitarnya.

Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan


menggunakan pengelasan (untuk tiang pancang beton yang bagian atas atau
bawahnya berkepala baja). Bila pekerjaan penyambungan tidak baik,
akibatnya sangat merugikan.

Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala tiang


cepat hancur. Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi, kepala tiang
dilapisi denga kayu.

Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah


ditentukan, diperlukan perbaikan khusus.

Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak


diperlukan maka harus disediakan tempat yang cukup luas.

Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit diangkut


atau dipasang. Karena itu diperlukan mesinpemancang yang besar.

Untuk tiang-tiang pipa baja, diperlukan tiang yang tahan korosi.

b. Pondasi Tiang yang Dicor di Tempat

Keuntungan:

Karena pada saat melaksanakan pekerjaan hanya terjadi getaran dan


keriuhan yang sangat kecil maka pondasi ini cocok untuk pekerjaan pada
daerah yang padat penduduknya.
Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter
besar dan lebih panjang.

Diameter tiang ini biasanya lebih besar daripada tiang pracetak atau
pabrikan.

Daya dukung sstiap tiang lebih besar sehingga beton tumpuan (Pile cap)
dapat dibuat lebih kecil.

Selain cara pemboran di dalam arah berlawanan dengan putaran jam, tanah
galian dapat diamati secara langsung dan sifat-sifat tanah pada lapisan
antara atau pada tanah pendukung pondasi dapat langsung diketahui.

Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.

Kerugian :

Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air dn kualitas
tiang yang sudah selesai lebih rendah dari tiang-tiang pracetak atau
pabrikan. Disamping itu, pemeriksaan kualitas hanya dapat dilakukan secara
tidak langsung.

Ketika beton dituangkan, dikawatirkan adukan beton akan bercampur dengan


reruntuhan tanah. Oleh karena itu, beton harus segera dituangkan dengan
seksama setelah penggalian tanah dilakukan.

Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah


terpenuhi, terkadang tiang pendukung kurang sempurna karena ada lumpur
yang tertimbun di dasar.

Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton, maka
untuk pekerjaan yang kecil dapat mengakibatkan biaya tinggi.

Karena pada cara pemasangan tiang yang diputar berlawanan arah jarum
jam menggunakan air maka lapangan akan menjadi kotor. Untuk setiap cara
perlu dipikirkan cara menangani tanah yang telah dibor atau digali.
Pondasi batu kali setempat

Pondasi lajur batu kali

Pondasi tapak atau plat beton setempat

Pondasi beton lajur

Pondasi Strauss

Pondasi tiang pancang kayu


Pondasi tapak atau plat beton setempat
Jenis-jenis pondasi bangunan
JENIS PONDASI YANG UMUM DI GUNAKAN - Selamat malam pembaca sekalian dalam
kesempatan kali ini saya ingin berbagi ilmu tentang Jenis-jenis Pondasi.mungkin diantara kita
masih awam atau bahkan kurang paham jenis-jenis pondasi yang umum digunakan dalam
membuat suatu bangunan.
Mungkin kita awali dengan pengenalan pondasi.
Apa sih pondasi itu?
Pondasi merupakan salah satu elemen struktur yang paling vital dari suatu konstruksi bangunan,
karena pondasi bertugas paling akhir dalam memikul semua beban bangunan untuk diteruskan ke
tanah.seprti manusia , bangunan juga membutuhkan kaki untuk berdiri.disitulah fungsi dan
kegunaan pondasi dalam suatu bangunan. jika kita salah menggunakan pondasi pada bangunan
maka bangunan tidak akan berdiri kokoh. Agar struktur bangunan dapat diterima oleh tanah,
maka pondasi bertugas menyesuaikan jenis pendekatannya kepada tanah dengan melakukan
penyesuaian terhadap karakteristik tanah tersebut.
Berikut adalah jenis-jenis pondasi :

Pondasi telapak/umpak

Pondasi telapak adalah jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh masyarakat indonesia
sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari batuan padas atau keras yang digali oleh masyarakat
setempat di daerah-daerah tertentu, bahkan tak jarang yang menggunakanbatu padas bekas
reruntuhan candi.
Sistem kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini menahan kolom
yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah.

Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)


Pondasi batu kali ini yang umum digunakan untuk hunian rumah tinggal , terutama hunian yang
hanya berlantai satu.Tidak seperti pondasi telapak, Pondasi batu kali akan ditanam dalam tanah
untuk mendapatkan daya dukung tanah yg lebih baik dari permukaan dan menjadi satu set
dengan sloof sehingga menghasilkan suatu kekakuan struktur.
Pondasi batu kali terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa campuran pasir dan semen.
Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali ini menggunakan perbangingan 1 : 3
karena batu kali akan selalu menerima rembesan air yang berasal dari tanah. Sehingga
membutuhkan campuran yang lebih kuat menahan rembesan.

Pondasi Tapak/Setempat/foot plat


Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia ketika
mendirikan sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat serta bangunan yang berdiri di atas
tanah lembek. Untuk di Bali, biasanya diambil kedalaman dari 1,5 3 meter. Konsepnya adalah
menyebarkan seluruh beban ke tanah melalui kaki kolom yang berupa pelat beton dengan tebal
berkisar antara 15 25 cm dan luasan yang menyesuaikan dengan daya dukung tanah dan beban
yang diteruskan kolom.

PONDASI PELAT BETON LAJUR

Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan pondasi
pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut dibagi dengan cara
memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar.Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan
lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur
adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada
rencana pengembangan rumah ke atas.
Pondasi Tiang (Pile)

Pondasi tiang adalah pondasi dengan membenamkan tiang beton bertulang ke dalam tanah
dengan kedalaman 5-8 meter. Penampang tiang betonnya ada beberapa jenis penampang, mulai
dari segitiga, persegi, atau pun bulat. Berikut adalah jenis pondasi yang termasuk Pondasi tiang :
a. Pondasi sumuran
seperti namanya pondasi ini dikerjakan seperti menggali sumur berdiameter 60-80, lalu dicor
dengan material beton dan batu kali.
b.Pondasi bor pile dan straus pile
Pondasi ini membenamkan beton bertulang ke dalam tanah dengan cara melakukan pengeboran
ke tanah, lalu dpasangkan bekisting dengan penampang lingkaran, kemudian dicor. Diameter
tiang straus pile lebih kecil dan pengeborannya dengan alat sederhana, sedangkan bore pile
diameter tiangnya lebih besar dan pengeborannya menggunakan mesin bor
c. .Pondasi tiang pancang
Pondasi berikut ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk pembangunan gedung
berlantai banyak seperti Apartment, Kondominium, Rent Office dan sebagainya. Pondasi ini
hampir sama dengan pondasi bored pile. Namun pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang
lebih besar dibandingkan dengan pondasi bored pile.
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel Hammer
adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah
sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada
lingkungan sekitar.
Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika
pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.

Pondasi Foot Plat / Cakar Ayam


Pondasi foot plat / Pondasi cakar ayam adalah Pondasi yang terdiri dari plat beton bertulang yang
relatif tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan disatukan
secara monolit dengan plat beton pada jarak 200-250 cm. Tebal pelat beton berkisar antara 10-20
cm, sedang pipa-buis beton bertulang berdiameter 120 cm, tebal 8 cm dan panjang berkisar 150-
250 cm. Buis-buis beton ini gunanya untuk pengaku pelat. Dalam mendukung beban bangunan,
pelat buis beton dan tanah yang terkurung di dalam pondasi bekerjasama, sehingga menciptakan
suatu siatem komposit. Sistem pondasi cakar ayam ditemukan pleh Prof Dr Ir Sedijatmo tahun
1961 dan sudah menjadi hak paten. Jadi pembahasan dan penggunaannya tidak boleh
sembarangan.

Terimakasih sudah mengunjungi blog ini semoga artikel ini bermanfaat buat para pembaca
sekalian.
sampai bertemu dilain kesempatan

Anda mungkin juga menyukai