Anda di halaman 1dari 6

HASIL DISKUSI

Oleh:

Kelompok I

Filbert Liyadi N11115308

Taufiqurrahman Ishak N11115312

Ilham Sumarsono N11115315

Yunandar Putra Palilati N11115351

Mahmud Aldi Kurniawan N11115352

LABORATORIUM FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

T.A. 2017
1. Kenapa eluen yang digunakan yaitu campuran etil asetat dan heksan

pada perbandingan antara 1:8 dengan 8:1 ? Bukan kah eluen tersebut

memiliki rentang yang jauh ? Pertanyaan oleh Amraeni Rahmatullah,

Praktikan Fitokimia.

Jawaban : Pemilihan eluen atau fase gerak berupa campuran etil

asetat dan heksan berdasarkan hasil studi pustaka yang dilakukan

pada beberapa jurnal. Beberapa penelitian yang sesuai dengan sampel

yang akan di KLT dipilih yang eluennya tersedia di dalam lab. Adapun

pemilihan etil asetat dan heksan berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan oleh (Darmati, dkk, 2015) yang melakukan pemisahan pada

ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus) dengan menggunakan

eluen n-heksan:etilasetat:n-butanol dengan perbandingan (8:2:1);

KDtotal= 4,18, namun eluen telah dimodifikasi sesuai dengan reagen

yang tersedia di lab dan dipilih perbandingan yang mendekati KD total

dari jurnal yaitu heksan:etil (8:1) KD total= 5,55 dan heksan:etil (1:8) KD total=

2,47). Dipilih perbandingan eluen yang rentang KD totalnya jauh, guna

melihat pengaruhnya terhadap jarak noda yang dihasilkan oleh

lempeng

2. Kenapa pada uji pendahuluan sampel dikatakan positif mengandung

flavonoid ? Bisakah anda menunjukkan hasilnya ? Pertanyaan oleh

Aton, Nim N11115038, Praktikan Fitokimia Golongan Senin Siang

Jawaban : Pada uji pendahuluan digunakan reagen sitroborat. Reagen

ini digunakan untuk menguji kandungan flavonoid pada sampel.

Menurut (Irmayanti, dkk, 2015) untuk uji senyawa alkaloid hasil

fositifnya ditandai dengan terbentuk fluoresensi kuning intensif di UV


366 nm, hal ini sesuai dengan yang didapatkan dari praktikum yang

dilakukan didapatkan noda pada bagian larut air yang berpendar kuning

setelah dilakukan pengamatan pada sinar UV 366 nm . Namun, tidak

dapat diperlihatkan karena pada praktikum tidak sempat untuk

didokumentasikan.

3. Apakah lempeng RP yang anda gunakan diaktifkan terlebih dahulu

sebelum digunakan ? Apa tujuan pengaktifan lempeng tersebut ?

Kenapa eluen yang digunakan menggunakan air ? Pertanyaan oleh

Dian Sarawa, Asisten Fitokimia.

Jawaban : Ya. Lempeng diaktifkan terlebih dahulu sebelum digunakan.

Karena perlu diingat bahwa penjerap seperti aluminium oksida dan

silikagel mempunyai kadar air yang berpengaruh nyata terhadap daya

pemisahnya. Pengaktifan lempeng bertujuan untuk mengurangi kadar

air (gugus OH) silika gel, agar pada proses elusi lempeng silika gel

dapat menyerap dan berikatan dengan sampel namun tidak

membentuk ikatan hidrogen sehingga sulit di elusi oleh pelarut/eluen

(pengemban) yang digunakan. Untuk lempeng RP Reverse phase; RP18

atau RP-C18 menunjukkan gugus oktadesilsilan yang diikatkan secara

kimia ke dalam silika gel, sehingga secara struktur gugus OH dari

silika sudah berikatan dengan oktadesilsilan dan berkurang yang

otomatis potensinya berikatan membentuk ikatan hidrogen juga

berkurang, namun tetap harus dilakukan pemanasan guna mengurangi

air pada saat masa penyimpanan.

4. Perhitungan nilai KD dari eluen yang anda gunakan ? Bagaimana

penampakan noda yang seharusnya ? Apa yang dapat dilakukan jika


noda yang terdapat pada lempeng terlalu ke atas ? oleh Astria Asisten

Fitokimia.

Jawaban : Lempeng yang diharapkan seperti pada gambar di bawah

ini, dimana A merupakan ekstrak awal; B merupakan larut BJA; C

merupakan larut heksan dan D merupakan larut air.

Adapun jika terjadi penampakan noda yang tidak diharapkan, maka

dapat dilakukan modifikasi fase gerak yang dilakukan dengan

mengubah perbandingannya eluen yang digunakan dengan

mempertimbangkan nilai konstanta dielektrik totalnya.

Adapun perhitungan KDnya

KDtotal untuk etil asetat : heksan (1:8) = (8/9 x 2) + (1/9x 6)

= 1,8 + 0,67

= 2,47

KDtotal untuk etil asetat : heksan (8:1) = (1/9 x 2) + (8/9x 6)

= 0,22 + 5.33

= 5,55
DAFTAR PUSTAKA

Gholib, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Darmawati, A. A. S. K., I Gusti A. G. B. dan I Wayan, S. Isolasi dan


Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid pada Daun Nangka
(Artocarpus heterophyllus Lmk) dan Aktivitas Antibakteri terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Kimia 9 (2), Juli 2015: 203-
210.

Irmayanti, P.Y, dkk. 2015. Uji Pendahuluan Serbuk Simplisia Dan Skrining
Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana
L.) Yang Berasal Dari Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan,
Bali. Bali: Universitas Udayana.
Stahl, E. 1985. Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi.
Terjemahan oleh Kosasih Padmawinata, Iwang Soediro. ITB Press :
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai