Wassalamualaikum Wr. Wb
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan adalah hal pokok dalam proses pelayanan keperawatan dan wajib
dikuasai oleh perawat di indonesia.
Asuhan keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses dalam praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien untuk memenuhikebutuhan objektif
klien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, dan asuhan keperawatan
dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu keperawatan.
Menurut ali (1997) Proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang
ilmiah,sistematis, dinamis dan terus menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan
masalah kesehatan pasien, dimulai dari pengkajian (pengumpulan data, analisis data dan
penentuan masalah)diagnosis keperawatan, pelaksanaan dan penilaian tindakan keperawatan
(evaluasi).
Adapun masalah keperawatan yang di hadapi begitu banyak salah satunya keperawatan
pada pasien stroke.stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena
berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba (depkes Ri, 1996).
Sehubungan dengan permasalahandiatas kami kelompok 6 mengambil masalah kasus
asuhan keperawatan pada pasien stroke.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
stase kegawat daruratan
2. Tujuan Khusus
a.Untuk mengetahui apa itu arti dari stroke
b. Untuk mengetahui patofisiologi stroke
c.Untuk mengetahui bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien stroke.
C. MANFAAT
1. Manfaat Bagi RS SMC Tasikmalaya
Meningkatkan mutu pelayanan dan mempertahankan standar pelayanan Rumah Sakit.
2. Manfaat bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan dalam penerapan asuhan keperawatan
b. Mencoba menyelesaikan masalah pada pasien stroke
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna dan meminimalkan
terjadinya kesalahan tindakan.
3. Manfaat bagi Pasien
a. Pasien dan keluarga menjadi lebih nyaman.
b. Pasien dan keluarga mendapatkan asuhan keperawatan sesuai bio psiko sosial dengan
baik.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE PERDARAHAN (PIS)
1 Pengertian
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
(Hendro Susilo, 2000)
Perdarahan intracerebral adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan
oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan olek karena
trauma kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler.
(UPF, 1994)
3. Etiologi
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi
1. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya
pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh
darah. Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan
terjadi perdarahan
3. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk
abnormal, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah
arteri langsung masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan
perdarahan otak.
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan
degenerasi pembuluh darah.
4. Patofisiologi dan Patway
Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola yang berdiameter 100-400 mcmeter
mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis,
nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang
lentikulostriata, cabang tembus arteriotalamus dan cabang-cabang paramedian arteria vertebro-
basilar mengalami perubahan-perubahan degeneratif yang sama. Kenaikan darah yang abrupt
atau kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh
darah terutama pada pagi hari dan sore hari.
Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka perdarahan dapat berlanjut sampai dengan
6 jam dan jika volumenya besarakan merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan
gejala klinik.
Jika perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa darah hanya dapat merasuk dan
menyela di antara selaput akson massa putih tanpa merusaknya. Pada keadaan ini absorbsi darah
akan diikutioleh pulihnya fungsi-fungsi neurologi. Sedangkan pada perdarahan yang luas terjadi
destruksi massa otak, peninggian tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan
herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan
batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke ventrikel
otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons.
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak akan
mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan mentebabkan menurunnya tekanan
perfusi otak serta terganggunya drainase otak.
Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya
tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan sekitarnya
tertekan lagi. Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah lebih dari
60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan 71 % pada perdarahan
lobar. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan
kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah
berakibat fatal. (Jusuf Misbach, 1999)
Patway
5. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1). Airway :
Kaji Jalan nafas pasien
2). Breathing :
Kaji pola Nafas klien, frekuensi nafas, menggunakan otot bantu napas atau
tidak, pernafasan cuping hidung.
3). Circulation :
Kaji adanaya Sianosis, tekanan darah dan nadi
4). Disability :
Kaji tingkat Kesadaran
b. Pengkajian Sekunder
a. Riwayat kesehatan sekarang :
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
c. Riwayat kesehatan Keluarga
d. Head To Toe
Masalah Keperawatan yang mungkin muncul
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
a. Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis.
b. Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
a. Perubahan tingkat kesadaran
b. Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) ,
kelemahan umum.
c. Gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
a. Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung ,
endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
b. Hipertensi arterial
c. Disritmia, perubahan EKG
d. Pulsasi : kemungkinan bervariasi
e. Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego
Data Subyektif:
a. Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
b. Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
c. Kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi
Data Subyektif:
a. Inkontinensia, anuria
b. Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus
( ileus paralitik )
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
a. Nafsu makan hilang
b. Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
c. Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
d. Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
a. Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
b. Obesitas ( faktor resiko )
6. Sensori neural
Data Subyektif:
a. Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
b. Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
c. Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati
d. Penglihatan berkurang
e. Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada
muka ipsilateral ( sisi yang sama )
f. Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
a. Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan
tingkah laku (seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi
kognitif
b. Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke,
genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam
( kontralateral )
c. Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
d. Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/
kesulitan berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata-kata komprehensif, global /
kombinasi dari keduanya.
e. Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil
f. Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
g. Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi
lateral
7. Respirasi
Data Subyektif:
a. Perokok ( faktor resiko )
b. Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas
c. Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur
d. Suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
A. Analisa Data
- GCS >
16
- Pupil
RR
nyambung
lidah
Kontraktur
Imobilisasi
ri Pergeseran / penekanan
jaringan otak
PTIK
CES
Sekresi ADH
6. Gangguan pola nafas yang berhubungan dengan menurunnya suplay oksigen ke otak
1) Tujuan :
Pola nafas tetap efektif.
2) Kriteria hasil :
- Klien tidak sesak nafas
- Tidak terdapat ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan
- Tidak retraksi otot bantu pernafasan
- Pernafasan teratur, RR 16-20 x per menit
3) Rencana tindakan :
a) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang sebab dan akibat
ketidakefektifan jalan nafas
b) Rubah posisi tiap 2 jam sekali
c) Berikan intake yang adekuat (2000 cc per hari)
d) Observasi pola dan frekuensi nafas
e) Auskultasi suara nafas
f) Lakukan fisioterapi nafas sesuai dengan keadaan umum klien
4) Rasional :
a) Klien dan keluarga mau berpartisipasi dalam mencegah terjadinya
ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b) Perubahan posisi dapat melepaskan sekret darim saluran pernafasan
c) Air yang cukup dapat mengencerkan sekret
d) Untuk mengetahui ada tidaknya ketidakefektifan jalan nafas
e) Untuk mengetahui adanya kelainan suara nafas
f) Agar dapat melepaskan sekret dan mengembangkan paru-paru
7. Gangguan eliminasi BAK yang berhubungan dengan kehilangan tonus kandung kemih,
kehilangan kontrol sfingter, hilangnya isarat berkemih.
1) Tujuan : Klien mampu mengontrol eliminasi urinya
2) Kriteria hasil :
- Klien akan melaporkan penurunan atau hilangnya inkontinensia
- Tidak ada distensi bladder
3) Rencana tindakan :
a) Identifikasi pola berkemih dan kembangkan jadwal berkemih sering
b) Ajarkan untuk membatasi masukan cairan selama malam hari
c) Ajarkan teknik untuk mencetuskan refleks berkemih (rangsangan kutaneus
dengan penepukan suprapubik, manuver regangan anal)
d) Bila masih terjadi inkontinensia, kurangi waktu antara berkemih pada jadwal
yang telah direncanakan
e) Berikan penjelasan tentang pentingnya hidrasi optimal (sedikitnya 2000 cc per
hari bila tidak ada kontraindikasi)
4) Rasional :
a) Berkemih yang sering dapat mengurangi dorongan dari distensi kandung kemih
yang berlebih
b) Pembatasan cairan pada malam hari dapat membantu mencegah enuresis
c) Untuk melatih dan membantu pengosongan kandung kemih
d) Kapasitas kandung kemih mungkin tidak cukup untuk menampung volume urine
sehingga memerlukanuntuk lebih sering berkemih
e) Hidrasi optimal diperlukan untuk mencegah infeksi saluran perkemihan dan batu
ginjal.
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini merupakan realisasi dari rencana tindakan
keperawatan yang diberikan pada klien.
b. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan
yang di sengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan
strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang. (Lismidar, 1990)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. U DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERSYARAPAN AKIBAT STROKE PIS
DI RUANG IGD RS SMC TASIKMALAYA
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama Pasien : Ny. U
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Alamat : Cineam, Manonjaya, Tasikmalaya
Diagnosa : Stroke Hemoragik
Tanggal Masuk : Tgl 5-4-2017
Tgl Dirawat Mhs : Tgl 7-4-2017
No CM : 17006138
2. Data Penangguang Jawab
Nama Pasien : Ny. E
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Alamat : kp. Cinini, Cijulang, Kec. Cineam, Tasikmalaya
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan : Anak
2. Primery Survey
a. Airway :
Jalan nafas ada sumbatan, napas ngorok
b. Breathing :
Nafas klien sesak, frekuensi nafas 30 x/mnt, klien menggunakan otot bantu pernafasan cuping
hidung (+)
c. Circulation :
Sianosis (+), Td : 137/71 mmhg, N: 75 x/mnt, S : 37oC
d. Disability :
Kesadaran : somnolen
Kekuaatan Otot :
2 0
2 0
3. Sekundery Survey
a. Drug/ disability
Kesadaran Somnolen, GCS 9
Therafi yang diberikan :
Mecobalamin 3 x 1
Citicolin 2 x 1
Kalmethasone 4 x 1
Pantoprazol 1 x 40 ml
Ceptriaxon 1 x 2 gr
Metrinidazol 3 x 500
b. Exposure
Kondisi klien tampak sakit berat, gelisah, kesadaran somnolen
c. Folley Catheter
Folley Cateter terpasang Infus terpasang di tangan kiri.
d. Get Vital Sign/ gastric tube
Pemeriksaan tanda vital :
Td : 137/71 mmhg
P : 30x/mnt
N : 75 x/i
S : 37oC
NGT terpasang
d. Head to toe examination/heart monitor
a. Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
b. Riwayat kesehatan sekarang :
Keluarga klien mengatakan Ny. U jatuh di kamar mandi pada pukul 04.00. klien langsung
tidak sadarkan diri. Sebelumnya klien mengeluh nyeri kepala yang terus menerus.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan, klien pernah mengalami hal yang sama 6 yang lalu dan klien
memiliki riwayat hipertensi.
c. Riwayat kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama
dengan klien,
d. Head To Toe
Kepala :
Rambut : Rambut klien hitam beruban, kulit kepala bersih.
Mata : Mata simetris kiri dan kanan, kunjungtiva tidak anemis & tidak ada ikterik.
Telinga : Daun telinga bersih, simetris kiri & kanan.
Hidung : Septum berada di tengah, ada sekret.
Mulut : Mulut pencong, air liur keluar,gigi lengkap, mukosa bibir lembab.
Leher : Tidak ada pembesaran Kelenjar Getah Bening.
Dada/thorax :
- Paru paru :
I : Simetris kiri & kanan, irama nafas teratur, ada penggunaan otot bantu pernafasan
P : Tidak terdapat nyeri tekan
P: Ronchi (+)
A: Tidak ada bunyi tambahan
- Kardiovaskuler :
I : Ictus kordis terlihat
P: Ictus cordis teraba pada intercostal V 2cm line mid clavicula sinistra
P: Pekak
A: Bunyi jantung teratur
- Abdomen
I : Perut tampak buncit
A: Bising usus normal ( 15x/mnt)
P: Tidak di temukan nyeri tekan
- Nervus NI s/d NXII :
- Nervus IX dan X ( Vagus ) Pelo
- Nervus XII ( Hipoglasus ) Lidah Pelo, Sukar menelan
Kekuatan Otot :
2 0
2 0
3. Laborathorium
N Nama Spesimen Hasil Normal (P) Normal Unit
O Periksa (depaul
t)
1 Hematologi
. - Hemoglobin - 11,8 - 12-16 Mg/dl
- Leukosit - 11600 - 4000-10000 Bayi: /mm3
B. Analisa Data
Nama : Ny U.
CM : 17006138
Tanggal : 7-4-2017
Data Penunjang Kemungkinan Penyebab Masalah
Data objektif : Pecahnya pembuluh darah otak Gangguan pola
lidah
jaringan otak
PTIK
CES
Sekresi ADH
Paralisis
kiri
Kelemehan pergerakan sendi
Kontraktur
Imobilisasi
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola nafas yang berhubungan dengan penurunansuplay oksigen ke otak.
2. Gangguan nutrisi berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan menelan
3. Gangguan eliminasi BAK yang berhubungan dengan lesi pada upper motor neuron
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak
5. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan imobilisasi
D. Asuhan Keperawatan
Nama : Ny U.
CM : 17006138
Tanggal : 7-4-2017
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
o Keperwata
n
1 Gangguan Pola nafas
pola nafas 1.Berikan 1. Klien dan Jam 08.00
tetap Jam 14.00
1.Memberikan
yang penjelasan keluarga
efektif S: -
penjelasan
berhubunga kepada klien mau
dengan O :-R
n dengan berpartisipas
kepada klien
dan keluarga
kriteria : 30x/mn
penurunan i dalam dan keluarga
tentang sebab
R 16-24 t
suplay mencegah tentang sebab
dan akibat
x/mnt -Cuping
oksigen ke terjadinya dan akibat
ketidakefektifa
otak.
Ronchi(-) ketidakefekti
hidung
ketidakefekti
n jalan nafas
Wheezin fan bersihan (+)
fan jalan
g (-) jalan nafas - Ronchi
nafas
Suara (+)
napas A:
tambahan Masala
(-) 2.Rubah posisi Perubahan posisi 2.Merubah h belum
tiap 2 jam sekali dapat posisi tiap 2
teratasi
melepaskan jam sekali
I
secret dari
:Lanjut
saluran
kan
pernafasan
interven
suprapubik, si
Maneuver 1,2,3,4,
4. Bila masih regangan anal) 5
terjadi
inkontinensia, 4.Menganjurka
kurangi waktu nmengurangi
Kapasitas kandung
antara berkemih waktu antara
pada jadwal yang kemih
berkemih
telah mungkin tidak
pada jadwal
direncanakan cukup untuk
yang telah
menampung
direncanakan
volume urine
sehingga
memerlukan
untuk lebih
sering
Berikan penjelasan pada berkemih
keluarga tentang 5.Memberikan
pentingnya hidrasi penjelasan pd
optimal Hidrasi optimal
keluarga
(sedikitnya 2000 diperlukan
tentang
cc per hari bila untuk pentingnya
tidak ada mencegah hidrasi optimal
kontraindikasi) infeksi saluran (sedikitnya
- perkemihan 2000 cc per
4.
Klien 1. Anjurkan pada dan batu ginjal. hari)
A. KESIMPULAN
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
(Hendro Susilo, 2000),
1. Klien yang terkena penyakit stroke akan mendapatkan beberapa masalah
keperawatan diantanya: Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan
perdarahan intracerebral. (Marilynn E. Doenges, 2000)
2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia (Donna D.
Ignativicius, 1995)
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah otak
(Donna D. Ignativicius, 1995)
4. Resiko gangguan nutrisi berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan menelan
( Barbara Engram, 1998)
5. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan imobilisasi (Barbara Engram, 1998)
6. Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan penurunansuplay oksigen ke otak.
(Lynda Juall Carpenito, 1998)
7. Gangguan eliminasi BAK yang berhubungan dengan lesi pada upper motor neuron
(Lynda Juall Carpenito, 1998)
Adapun dalam asuhan keperawatan pada pasien yang kami kerjakan hampir seluruh maslah
keperawatannya sama dengan materi.
Adapun dalam menyelesaikan maslah pada pasien kami kami menggunakan nic dan noc
dari nanda. Dan alhamdulillah kami sebagian maslah pasien dapat teratasi.
B. SARAN
Adapun saran yang bisa kami sampaikan adalah harus lebih intensnya seorang perawata
dalam melakukan komunikasi dalam melakukan asuhan keperawatan baik perawata kepada
pasien, perawata kepada perawata, ataupun perawata kepada tenaga kesehatan yang
lainnya.
Karena tanpa komunikasi peningkatan derajat kesehatan klien sulit untuk di capai.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Wendra, 1999, Petunjuk Praktis Rehabilitasi Penderita Stroke, Bagian Neurologi FKUI
/RSCM,UCB Pharma Indonesia, Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.
Depkes RI, 1996, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan, Diknakes,
Jakarta.
Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC,
Jakarta.
Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta.
Harsono, 1996, Buku Ajar Neurologi Klinis, Edisi 1, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Harsono, 2000, Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hudak C.M.,Gallo B.M.,1996, Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI, Volume II, EGC,
Jakarta.
Ignatavicius D.D., Bayne M.V., 1991, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process Approach, An HBJ
International Edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Ignatavicius D.D., Workman M.L., Mishler M.A., 1995, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process
Approach, 2nd edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke