FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 53 27 Februari 2017
BAHAN AJAR
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 53 27 Februari 2017
Pada hari ini Selasa, 14 Februari 2017, Bahan Ajar Mata Kuliah Teknik Reaksi
Kimia Bagian 1 Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik telah diverifikasi oleh
Ketua Jurusan Teknik Kimia.
Dr. Wara Dyah Pita Rengga, S.T., M.T.Dr. Megawati, S.T., M.T.
NIP. 197405191999032001 NIP. 197211062006042001
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 53 27 Februari 2017
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan buku ajar untuk mata kuliah
Teknik Reaksi Kimia Bagian 1 yang berisi mengenai konsep kecepatan reaksi,
kecepatan reaksi Arrhenius,orde reaksi menggunakan cara integral, diferensial,
dan Runge-Kutta, dan mencari orde reaksi.
Kami telah berusaha menyajikan yang terbaik dalam penulisan buku ajar
ini. Namun demikian kami masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata, kami berharap penulisan buku ajar ini dapat bermanfaat
dan menjadi acuan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang dalam upaya mencapai pendidikan unggul dan
berkualitas.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 53 27 Februari 2017
DESKRIPSI MATAKULIAH
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 53 27 Februari 2017
DAFTAR ISI
Prakata i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar vii
Daftar Tabel viii
Bab I Kecepatan Reaksi 1
Deskripsi Singkat 1
Capaian pembelajaran pertemuan 1
A. Definisi Kecepatan Reaksi 1
B. Klasifikasi Reaksi Kimia 4
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi 4
D. Rangkuman
Pertanyaan 14
Bab II Perhitungan Dasar Reaksi Kimia: Konsep Mol dan Konversi Reaksi 15
Deskripsi Singkat 15
Capaian pembelajaran pertemuan 15
A. Konsep Mol 15
B. Konversi Reaksi 16
C. Rangkuman
Pertanyaan 23
Bab IIIKecepatan Reaksi Arrhenius 94
Deskripsi Singkat
Capaian pembelajaran pertemuan
A. Konstanta Reaksi Arrhenius
B. Pengaruh Katalis
C. Rangkuman
Pertanyaan
Bab IVOrder Reaksi
Deskripsi Singkat
Capaian pembelajaran pertemuan
A. Pengenalan Order Reaksi
B. Order Reaksi dengan Cara Integral
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 53 27 Februari 2017
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7dari 53 27 Februari 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap industri kimia selalu didesain untuk memproduksi suatu produk dari bahan
bakunya secara ekonomis. Bahan baku perlu dilakukan pretreatment sebelum direaksikan
untuk menjadi produk. Produk yang dihasilkan selanjutnya perlu dimurnikan, dipisahkan
untuk menjadi final product yang berkualitas ketika dipasarkan. Proses sederhana dan
singkat diatas memberikan gambaran bahwa reaksi kimia memegang peranan yang cukup
penting, karena merupakan faktor utama untuk mendesain sebuah reaktor kimia, sebagai
tempat untuk mengubah bahan baku menjadi produk.
Kinetika reaksi kimia merupakan bagian yang sangat penting dipelajari dengan
tujuan untuk mengetahui kecepatan reaksi, mekanisme kontak yang tepat antara reaktan,
dan persamaan-persamaan performance yang sesuai untuk suatu melakukan optimasi
kondisi suatu reaksi kimia. Beberapa hal sangat penting untuk disiapkan sebelum
mempelajari tentang kinetika reaksi kimia, diantaranya: menyusun persamaan reaksi,
menyelesaikan persamaan diferensial secara analitis dan numeris, melinearisasi sejumlah
data dan menentukan slope dan intersep, dan dapat melakukan perhitungan interpolasi
dan ekstrapolasi data.
Adapun tinjauan mata kuliah dapat dituliskan sebagai berikut.
B. Kegunaan Matakuliah
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8dari 53 27 Februari 2017
Buju ajar ini berguna sebagai buku panduan mahasiswa dalam mata kuliah Teknik Reaksi
Kimia. Melalui buku ajar ini mahasiswa diharapkan dapat menghitung kecepatan reaksi
dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kimia, khususnya pada reaksi
homogen.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9dari 53 27 Februari 2017
BAB II
KONSEP KECEPATAN REAKSI
ri
(1.1)
aA + bB rR + sS (1.2)
- rA
(1.3)
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10dari 53 27 Februari 2017
(1.4)
Contoh soal:
Bagaimanakah hubungan kecepatan reaksi antara komponen reaktan dan produk
pada reaksi pembakaran gula? Hal ini dapat diselesaikan dengan menyusun persamaan
reaksi pembakaran gula, sebagai berikut:
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11dari 53 27 Februari 2017
Jadi meskipun reaktan dan produk tidak berfase liquid atau padatan, tetapi berfase gel,
hubungan kecepatan reaksi antara reaktan dan produk dipengaruhi oleh angka koefisien
reaksi.
Secara umum, kecepatan reaksi juga dinyatakan dalam ukuran berkurangnya
konsentrasi reaktan. Dalam hal ini perlu untuk menurunkan bentuk pers. (1.1) dalam
bentuk konsentrasi sebagai berikut. Bentuk ini hanya berlaku untuk nilai volume (V)
konstan.
ri
(1.10)
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12dari 53 27 Februari 2017
tejadi dengan katalisator padat. Contoh reaksi pada sintesis ammonia dan oksidasi SO 2
menjadi SO3.
nilai a bervariasi, tergantung pada jenis reaksi. Hal ini berarti satuan dari k juga tergantung
pada nilai dari a. Untuk lebih jelasnya, hubungan antara satuan k dengan a dapat
diformulasikan secara matematis sebagai berikut:
2A R+S (1.14)
2
-rA = k (1.15)
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 13dari 53 27 Februari 2017
2
rR = 2 rA = 2 k1 (1.16)
2
rS = 2 rA = 2 k1 (1.17)
Bagaimana satuan k untuk reaksi yang memiliki persamaan kecepatan reaksi seperti
(1.14)? Hal ini dapat diselesaikan mengacu pada (1.11) dan (1.12).
mol L2 mol 1 L
. 2
1
Satuan k = L.waktu mol L .waktu mol.waktu (1.19)
Bagaimana jika fase reaktan yang bereaksi adalah gas, seperti contoh berikut:
Jumlah gas yang bereaksi dan terbentuk diukur tekanannya dan persamaan
kecepatan reaksinya sebagai berikut:
-rA = k pA (1.21)
Dengan cara yang sama untuk pers (1.11) dan (1.12), satuan k dapat dicari.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 14dari 53 27 Februari 2017
Berarti, satuan konstanta kecepatan reaksi sangat tergantung pada jenis reaksi. Reaksi
yang berlangsung menggunakan katalis padat sering kali kecepatan reaksinya dinyatakan
per massa katalis juga per satuan luas katalis. Cara mencari konstanta kecepatan
reaksinya sama dengan langkah-langkah di atas.
Contoh soal:
1. Amonia dibakar menurut reaksi:
RINGKASAN
Kecepatan reaksi didefiniskan sebagai nilai berkurangnya reaktan yang bereaksi selama
waktu tertentu.Perhitungan banyaknya reaktan yang berkurang dan produk yang terbentuk
pada suatu reaksi mengacu pada prinsip kesetaraan koefisien reaksi, sebagai contoh pada
reaksi berikut: aA + bB rR + sS
Kecepatan reaksi untuk reaktan A dituliskan seperti persamaan:
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 15dari 53 27 Februari 2017
- rA
Latihan soal:
Bagaimanakah hubungan antara pengurangan masing-masing reaktan dan produk dan
satuan konstanta kecepatan reaksi dari reaksi kimia berikut:
1. A + B 2 R, dengan rumus kecepatan reaksi r A = k CA CB
2. 2 NO2 + O2 N2O5, dengan rumus kecepatan reaksi r NO2 = k CNO2 CO2
3. Reaksi oksidasi dengan katalitis padat terhadap CO menghasilkan CO 2
menurut reaksi berikut:
CO + O2 CO2
katalis padat
mol CO teroksidasi
Dan persamaan kecepatan reaksinya: r CO = det .g katalis
BAB III
PERHITUNGAN DASAR REAKSI KIMIA
KONSEP MOL
Pada suatu reaksi kimia terjadi, jumlah masing-masing reaktan yang bereaksi menjadi
produk mengikuti hukum neraca mol, yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 16dari 53 27 Februari 2017
merupakan reaksi yang belum setara, setelah disetarakan menjadi sebagai berikut:
Setelah suatu reaksi diketahui dan disetarakan, maka dapat dihitung neraca molnya. Misal
pada reaksi berikut:
massa NaOH = 30 g
BM NaOH = 40
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 17dari 53 27 Februari 2017
Pada reaksi ini, HCl mempunyai jumlah mol lebih sedikit dibanding NaOH, sehingga HCl
bertindak sebagai Limitting Rectant, jadi jumlah mol HCl akan mengontrol jalannya reaksi
diatas. Bila HCl hasil bereaksi, maka mol masing-masing produk adalah sebagai berikut:
NaOH + HCl NaCl + H20
Mula-mula: 0,75 mol 0,2740 mol
bereaksi: 0,2740 mol 0,2740 mol 0,2740 0,2740
akhir: 0,476 mol - 0,2740 mol 0,2740 mol
Di dalam menyelesaikan neraca massa sekali lagi perlu ditekankan penyetaraan
koefisiennya. Berikut merupakan reaksi yang lebih kompleks.
massa KOH = 84 g
BM KOH = 56
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 18dari 53 27 Februari 2017
Bagaimana jika fase reaktan yang bereaksi adalah gas, seperti contoh berikut:
Jumlah gas yang bereaksi dan terbentuk diukur volumenya (tekanannya), jarang
sekali yang diukur massanya, sehingga perlu dilakukan konversi untuk mengetahui
molnya.
Gas sering diasumsi sebagai gas ideal sehingga hubungan antara volume dengan
mol dapat dituliskan sebagai berikut.
PV = n RT (2.8)
dimana:P = tekanan (atm)
V = volume (liter)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas ideal (0.082 )
T = suhu (kelvin)
Pada suhu reaktor tertentu, masing-masing reaktan tentunya memiliki tekanan (P), volume
(V), dan suhu (T) yang sama, untuk menghitung masing-masing mol perlu dicari dulu
besarnya tekanan parsial masing-masing reaktan. Tekanan parsial dihitung berdasarkan
rasio berat molekul dikalikan tekanan total.
RINGKASAN
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 19dari 53 27 Februari 2017
Latihan Soal
NO2 + O2 N2O5
N2O N2 +O2
Hitunglah neraca molnya jika mula-mula N 2O = 66 g.
3. Reaksi irreversible sebagai berikut:
H2 + NO N2 + H2O
Susunlah neraca molnya jika H2 mula-mula 6 mol dan NO = 4 mol.
4. Asam sulfat direaksikan dengan dietil sulfat berdasar reaksi berikut:
Konversi Reaksi
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 20dari 53 27 Februari 2017
(3.2)
Pada reaksi yang berlangsung tanpa ada perubahan volume, maka X A dapat dinyatakan
sebagai berikut:
XA= =
(3.3)
=1-
dan perubahan konversi terhadap konsentrasi mula-mula dapat dinyatakan sebagi berikut:
dXA = d .
(3.4)
RINGKASAN
Konversi reaksi didefinisikan sebagai perbandingan banyaknya mol suatu reaktan A yang
bereaksi dengan mol reaktan A mula-mula.
XA= =
Latihan soal: Hitunglah konversi reaksi untuk masing-masing pada reaksi berikut:
1. Diketahui reaksi kimia berikut :
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 21dari 53 27 Februari 2017
NO2 + O2 N2O5
Jika mula-mula massa NO2 = 69 g dan O2 = 48 g.
2. Nitrogen oksida dapat terdekomposisi menjadi nitrogen dan oksigen berdasarkan
reaksi berikut :
N2O N2 +O2
Jika mula-mula N2O = 66 g.
3. Reaksi irreversible sebagai berikut :
H2 + NO N2 + H2O
Jika H2 mula-mula 6 mol dan NO = 4 mol.
4. Asam sulfat direaksikan dengan dietil sulfat berdasar reaksi berikut :
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 22dari 53 27 Februari 2017
BAB IV
Reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi. Hubungan antara
kecepatan reaksi dengan suhu dan kecepatan dituliskan sebagai berikut:
r = f1 (suhu). f2 (konsentrasi) (4.1)
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi diekspresikan oleh persamaan
Arrhenius sebagai berikut:
k= (4.2)
A = faktor frekuensi,
R = konstanta gas ideal, 8,314
A+BC+D (4.3)
fungsi suhu
Bagaimanakah hubungan konstanta kecepatan reaksi dengan suhu dapat dilihat pada
Gambar 4.1. Sementara itu, tabel hubungan kenaikan kecepatan reaksi karena perubahan
suhu dapat dipelajari dari Tabel 4.1.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 23dari 53 27 Februari 2017
Tabel 4.1. Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Konstanta Kecepatan Reaksi Pada
Berbagai Energy Aktivasi
Contoh soal:
Pasteurisasi susu dapat dilakukan pada suhu 63 oC selama 30 menit, jika
dilakukan pada suhu 74 oC, waktu yang dibutuhkan selama 15 detik. Hitunglah energi
aktivasi yang dibutuhkan untuk sterilisasi susu tersebut!
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 24dari 53 27 Februari 2017
Pada sterilisasai susu ini, asumsi yang diambil adalah kecepatan reaksi hanya dipengaruhi
oleh suhu dan hubungan antara suhu dengan kecepatan reaksi dapat dituliskan sebagai
berikut.
Pada suhu = 63 oC = 63 + 273 = 336 K, kecepatan reaksi = 30 menit = 30 x 60 = 1800
detik
Pada suhu = 74 oC = 74 + 273 = 347 K, kecepatan reaksi = 15 detik
Persamaan Arrhenius dapat disusun sebagai berikut:
(4.5)
Bila masing-masing nilai kecepatan dan suhu dimasukkan ke dalam persamaan di atas,
maka:
Pengaruh katalis
Apakah peranan katalis dalam suatu reaksi kimia. Perhatikanlah gambar berikut.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 25dari 53 27 Februari 2017
Jadi katalis dapat menurunan nilai energi aktivasi, akibatnya reaksi dapat berlangsung
lebih cepat. Mekanisme reaksi dengan katalis dapat ditempuh dengan banyak cara, ada
yang auto-catalitic, juga ada yang katalis homogeny atau heterogen.
RINGKASAN
Reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi. Hubungan antara kecepatan
reaksi dengan suhu dan kecepatan dituliskan sebagai berikut:
r = f1 (suhu). f2 (konsentrasi)
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi diekspresikan oleh persamaan Arrhenius
sebagai berikut:
k=
Nilai energy aktivasi dapat diturunkan dengan memakai katalis di dalam reaksinya,
sehingga reaksi berjalan lebih cepat.
Latihan soal:
1. Energy aktivasi yang dibutuhkan untuk pirolisis etana sebesar 300 kJ/mol. Berapa
kali lebih cepatkah pirolisis tersebut jika dilakukan pada suhu 650 oC dibandingkan
500 oC?
2. Cracking nonana secara termal pada suhu 1100 K lebih cepat 20 kali daripada
pada suhu 1000 K. Berapakah energi aktivasi pada reaksi tersebut?
3. Kecepatan reaksi peruraian HI menjadi I 2 dan H2 pada masing-masing suhu 356
dan 443 C sebesar 3,02.10 -5 dan 2,53.10-5 dm3/mol.det. Hitunglah faktor frekuensi,
energy aktivasi, dan konstanta Arrhenius untuk reaksi tersebut! Berapakah
kenaikkan kecepatan reaksinya pada suhu tersebut?
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 26dari 53 27 Februari 2017
BAB V
ORDER REAKSI
Latihan soal
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 27dari 53 27 Februari 2017
Order dari reaksi ditentukan dari percobaan. Data yang diperoleh diolah untuk mencari
hubungan penurunan berkurangnya konsentrasi reaktan setiap satu satuan waktu.
Formula penurunan berkurangnya konsentrasi reaktan dapat diturunkan secara integrasi
ataupun juga dengan cara diferensial. Formula ini dicoba untuk order reaksi yang paling
mudah terlebih dahulu, yaitu yang paling kecil. Jadi, pertama kali dicoba apakah order nol
cocok, jika tidak dicoba order 1 dan seterusnya. Berarti, penguasaan bagaimana
menurunkan formula hubungan konsentrasi reaktan setiap waktu reaksi sangatlah penting
untuk dipahami.
Reaksi Order Nol
Reaksi order nol terjadi pada suatu reaksi yang kecepatannya tidak dipengaruhi
oleh konsentrasi. Bentuk persamaan reaksi order nol, adalah:
-rA = (5.4)
(5.5)
(5.6)
CA0 CA = CA0XA = kt for t
CA = 0 for t (5.7)
Persamaan (5.7) menghasilkan indikasi bahwa konsentrasi berbanding lurus waktu (lihat
Gambar 5.1.).
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 28dari 53 27 Februari 2017
Gambar 5.1. Tes Order Reaksi Nol Dari Persamaan Reaksi A Produk
Reaksi Order 1
A produk
Bentuk persamaan kecepatan reaksinya dituliskan:
-r A =
(5.8)
Setelah diintegrasi menjadi:
-
(5.9)
menghasilkan:
ln (5.10)
(5.11)
Hasil integrasinya:
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 29dari 53 27 Februari 2017
(5.12)
menjadi:
-ln (1- XA) = k t (5.13)
Nilai ln diplot versus t pada persamaan (5.10) dan nilai ln (1 - X A) versus t pada
persamaan (5.13) seperti Gambar 5.2. Masing-masing akan memberikan garis lurus yang
melewati (0,0) dengan slope sebesar k (yaitu konstanta kecepatan reaksi).
Gambar 5.2. Tes Orde Reaksi 1 Untuk Persamaan Reaksi Berbentuk A Produk
Persamaan order satu di atas tidak berlaku jika bentuk persamaan reaksinya
berbeda, sebagai contoh pada reaksi order satu berikut:
=k
(5.14)
Reaksi Orde 2
Ditinjau reaksi:
A + B produk (5.15)
Bentuk prsamaan reaksinya dituliskan:
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 30dari 53 27 Februari 2017
-rA = kCACB
(5.16)
Persamaan reaksi (5.16) akan diturunkan dalam bentuk konversi reaksi, XA, yaitu:
-rA = CA0 = k(CA0 CA0XA) (CB0 CA0XA) (5.17)
dengan
(5.19)
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 31dari 53 27 Februari 2017
Bentuk lain dari order reaksi 2 dapat dilihat untuk reaksi berikut:
2A produk (5.21)
Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai persamaan:
-rA = k =k (1 - XA)2
(5.22)
dengan cara integrasi yang sama di atas akan didapatkan persamaan:
(5.23)
Sedangkan gambar plotnya ditunjukkan pada Gambar 5.4.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 32dari 53 27 Februari 2017
Reaksi Order 3
Bentuk reaksi order 3 dituliskan sebagai berikut:
A + 2B produk (5.24)
Memiliki persamaan kecepatan reaksi:
-rA = = kCACB = k (1 - XA) (M -2XA) (5.25)
(5.26)
(5.27)
Dengan cara yang sama masing-masing persamaan (5.26) dan (5.27) diplot sebagai garis
lurus dengan slope sama dengan k. Dapatkah kalian menentukan bentuk persamaan
sebagai sumbu X dan Y?
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 33dari 53 27 Februari 2017
(5.30)
(5.31)
Jika CD0>>> CA0 dan CB0, maka bentuk reaksi di atas menjadi reaksi order 2.
Reaksi order n
Untuk bentuk reaksi:
A produk
Bentuk persamaan reaksi dapat dinyatakan sebagai:
-rA = =k (5.32)
melalui proses integrasi akan diperoleh persamaan (5.33) dan hubungan masing-masing
nilai parameter hitung terhadap t dapat dilihat pada Gambar 5.4.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 34dari 53 27 Februari 2017
= (n - 1) kt, n
(5.33)
Contoh soal:
Tentukan berapa order reaksi yang sesuai untuk data reaksi berikut:
Suatu reaktan A terdekomposisi menjadi produk seperti reaksi berikut:
A produk
Komposisi A dalam reaktor diukur pada variasi waktu tertentu seperti pada tabel berikut.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 35dari 53 27 Februari 2017
Pertama-tama, langkah yang ditempuh untuk evaluasi order reaksi dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Analisis order reaksi nol
Reaksi order nol dituliskan sebagai berikut:
dC A
k
dt
Analisis data:
Pada t = 40 detik, konsentrasi = 6 mol/L (= 8 2, berarti cocok)
Pada t = 60 detik, konsentrasi = 5 mol/L (# 6 2, berarti tidak cocok)
Pada t = 120 detik (selisih waktu 4 x 20 detik), konsentrasi = 3 mol/L (# 8 4 x 2, berarti
tidak cocok)
Berarti order 0 tidak cocok.
2. Analisis order reaksi satu
Pada reaksi order 1, hubungan antara konsentrasi dengan waktu dapat
CA
ln
diekspresikan dengan grafik hubungan C Ao versus t merupakan garis lurus, oleh
karena itu harus dihitung dulu nilai-nilai seperti contoh tabel berikut.
Tabel 5.4. Pengolahan data untuk contoh soal integrasi (tes order 1)
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 36dari 53 27 Februari 2017
Gambar 5.5. Hasil plot untuk contoh soal cara integrasi (tes order 1)
Berarti order 1 tidak cocok karena garis linear yang terbentuk tidak dapat mewakili
titik-titik hasil perhitungan dengan benar.
0 10 0.1
20 8 0.125
40 6 0.166667
60 5 0.2
120 3 0.333333
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 37dari 53 27 Februari 2017
180 2 0.5
300 1 1
Gambar 5.6. Hasil plot untuk contoh soal cara integrasi (tes order 2)
Terlihat bahwa order 0, 1, dan 2 tidak cocok. Selanjutnya perlu dicari berapa order
reaksinya.
(5.34)
y x
intercept slope
Bila diplot akan merupakan garis lurus, sehingga dapat dihitung nilai n (order reaksi)
seperti tampak pada gambar berikut:
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 38dari 53 27 Februari 2017
Gambar 5.7. Hasil plot untuk contoh soal cara integrasi (menghitung order
reaksi)
-rA = - =
Berarti order reaksi yang sesuai ialah 1,43, berarti reaksi A menjadi produk bukan
merupakan reaksi elementer.
Kesimpulan: order reaksi dapat dicari dengan trial-error dari semua bentuk plot
garis lurus yang diturunkan dari masing-masing order reaksi. Yang paling mudah dipilih
terlebih dahulu, jika tidak cocok, maka dipilih bentuk persamaan order reaksi yang
tingkatannya lebih tinggi. Cara di atas dikenal dengan cara intgrasi, sementara itu dikenal
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 39dari 53 27 Februari 2017
cara lain yang lebih mudah sebagai tahap awal di dalam menentukan order reaksi yaitu
cara diferensial.
V = - k CAn V (5.35)
= -k CAn
= k CAn
(5.36)
Jadi, data percobaan yang diperoleh dilakukan perhitungan seperti pada pers. (5.36) untuk
memperoleh nilai dCA/dt, kemudian nilai itu diplot terhadap t dan dievaluasi dengan
tahapan sebagai berikut.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 40dari 53 27 Februari 2017
Dibuat garfik ( ) vs CA, jika membentuk garis lurus, order satu betul dan
CA
Dibuat garfik ( ) vs CA, jika membentuk kurva atau garisnya tidak lurus,
CA
Akan dicoba orde reaksi (n) yang lain, misal n = 2 (orde 2), maka = k.CA2
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 41dari 53 27 Februari 2017
Dibuat garfik ( ) vs CA2, jika membentuk garis lurus, order 2 betul dan
k slope
(CA)2
Dibuat garfik ( ) vs CA2, membentuk kurva atau tidak lurus, order 2 tidak
cocok
(CA)2
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 42dari 53 27 Februari 2017
y = ax + b atau y = ax
Jika lurus, n cocok, jika tidak, n kurang cocok. Nilai bisa juga dicari garis
singgung kurva CA vs t.
CA
t
negatif
Contoh soal:
1. Reaksi fasa cair: A produk
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 43dari 53 27 Februari 2017
Pembahasan
Dibuat tabel untuk menyelesaikan nilai-nilai penyelesaian secara numeris (lihat tabel 5.7).
maka = k.CA
Dibuat garfik ( ) vs CA, jika membentuk garis lurus, order satu betul dan
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 44dari 53 27 Februari 2017
Bagaimana jika yang diketahui adalah konversi reaksi bukan konsentrasi. Dalam hal ini,
neraca massa perlu disusun dalam bentuk konversi. Persamaan dasar (dari neraca
massa):
= k.CAn
CA = CA0 (1-x)
dCA = -CA0 dx
CA0. =k
= k CA0n-1 (1-x)n
(1-x)
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 45dari 53 27 Februari 2017
Jika hasilnya garisnya lurus, maka n = 1 dan k= slope. Jika membentuk kura/tidak lurus
maka bukan order 1.
(1-x)
dicoba n = 2:
= k CA0 (1-x)2
(1-x)2
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 46dari 53 27 Februari 2017
k=
Jika tidak lurus maka order 2 tidak cocok, maka perlu dicari berapa order reaksinya.
(1-x)2
RINGKASAN
Menentukan order reaksi suatu reaksi kimia dapat dilakukan cara integrasi dan diferensial.
1. Cara integral
Persamaan kecepatan reaksi:
= -k CAn
= -k CAn
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 47dari 53 27 Februari 2017
= k CAn
maka = k.CAn , maka plot (dCA/dt) versus CAn akan membentuk garis
Latihan soal:
Carilah order reaksi yang sesuai untuk data percobaan di bawah ini:
1. Reaksi peruraian ClO:
2 ClO Cl2 + O2
t(menit) X (konversi)
0 0
5
Dilarang memperbanyak 0,16 atau seluruh isi dokumen
sebagian
Dibuat oleh : 10 tanpa ijin tertulis
0,28 Diperiksa oleh :
dari BPM UNNES
15 0,36
20 0,42
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 48dari 53 27 Februari 2017
DAFTAR PUSTAKA
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 49dari 53 27 Februari 2017
Fromment, G. F., and Bischoff, K. B., 1979, Chemical Reactor Analysis and Design, John
Wiley & Sons, Inc.,Toronto.
Schmidt, L. D., 1998, The Engineering of Chemical Reactions, Oxford University Press,
Inc., Oxford.
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 50dari 53 27 Februari 2017
GLOSARIUM
A
Aldehida: Senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikatpada
sebuah atau dua buah unsur hidrogen
Amonia(k): Gas tak berwarna, baunya menusuk, terdiri atas unsur nitrogendan
hidrogen(NH3), mudah sekali larut dalam air; senyawaannyabanyak dipakai
dalam pupuk, obat-obatan dan sebagainya
Asam: Zat yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan menerima
sepasangan elektron
Asam Asetat: Asam berupa zat cair yang jernih berbau sengit (sangat
pentingdalam teknik industri, antara lain sebagai bahan untuk pembuatanaseton
dan selulosa asetat); H3COOH
B
Basa: Senyawa yang menghasilkan ion OH- jika dilarutkan dalam air
Bobot molekul: Jumlah bobot dari atom-atom yang ditunjukkan dalam rumusnya
E
Elektron: Satuan muatan listrik negatif
Enzim: Protein yang kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dandapat
menimbulkan biokimia dalam suhu badan
Etanol: Senyawa organik golongan alkohol primer yang berwujud cairdalam suhu
kamar, tidak berwarna, mudah menguap, mudahterbakar, mudah larut dalam air
dan tembus cahaya
G
Galaktosa: Gula sederhana, karbohidrat yang kadangkala terdapat
secaraalamiah, ditemukan dalam susu, otak dan dalam tumbuhan
Glukan: Polisakarida yang tersusun dari monomer glukosa
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 51dari 53 27 Februari 2017
H
Hidrogenasi: Penggabungan hidrogen dengan zat lain, digunakan untuk
mengubah
minyak (lemak cair) menjadi padat
Hidrokarbon: Senyawa yang terbentuk dari karbon dan hidrogen saja
Hidrolisis: Penguraian senyawa kimia yang disebabkan oleh reaksi denganair
I
Ikatan kimia: Gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu
bergabung
membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehinggakeadaannya menjadi lebih
stabil
Indikator: Sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan
K
Kadar: Ukuran isi suatu zat
Karbon dioksida: Unsur gas rumah kaca utama yang merupakan salah
satukomposisi alami dalam atmosfer; CO2
Katalis: Suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhutertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksiitu sendiri
Kaustik: Dapat terbakar, berkarat, hancur, atau rusak akibat peristiwa kimia
Keasaman: Konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam pelarut air
Kinetika: Studi tentang laju reaksi, perubahan konsentrasi reaktan (atauproduk)
sebagai fungsi dari waktu
Kinetika reaksi: Cabang ilmu kimia yang mempelajari berlangsungnya
suatureaksi
Koefisien stoikiometri: Koefisien yang ditulis di sebelah kiri rumus kimia sebuah
zat
dalam persamaan reaksi
Konsentrasi: Persentase kandungan bahan di dalam suatu larutan
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 52dari 53 27 Februari 2017
M
Metana: Gas yang terbentuk pada pelapukan zat organik dalam rawa danpaya
yang merupakan komponen utama gas alam dan gastambang
Molekul: Bagian terkecil suatu senyawa yang terbentuk dari kumpulanatom yang
terikat secara kimia
Monomer: Senyawa kimia yang molekulnya dapat digabungkan untuk
membentukmolekul lebih besar yang dinamakan polimer
Monosakarida: Gula yang paling sederhana yang apabila mengalami
perubahanakan kehilangan sifatnya sebagai gula
N
Neraca massa: Ilmu yang mempelajari kesetimbangan massa dalam
sebuahsistem
Nitrogen: Gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan tidak
beracun,bebas di udara (dilambangkan dengan N)
O
Orde reaksi: Jumlah eksponen faktor konsentrasi yang terdapat dalam
hukumlaju reaksi
P
Persamaan Arrhenius: Persamaan yang memberikan nilai dasar dari hubungan
antara
energi aktivasi dengan rate proses reaksi
Polimer: Makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari satuan-satuankimia
sederhana yang disebut monomer
Polimerisasi: Proses bereaksi molekul monomer bersama dalam reaksi
kimiauntuk membentuk tiga dimensi jaringan atau rantai polimer
R
Reaksi: Perubahan dan sebagainya yang terjadi karena bekerjanya suatuunsur
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 53dari 53 27 Februari 2017
S
Senyawa: Gabungan dari beberapa unsur yang terbentuk melalui reaksiKimia