2. Shock : Pasang akses vena ( coba perifer dulu, bila gagal boleh vena central ).
Ambil pemeriksaan lab : AGD, DR, Elektrolit, ureum, creatinin, gula darah
dan analisa racun.
Bolus RL : Dewasa 1 2 liter
Anak anak 20 cc / kg /BB, bila belum memadai ulang lagi
20 cc / kg /BB.( lihat BAB penganggulangan shock, waspadai
kemungkinan overload ).
3. Cegah absorpsi racun lebih lanjut, dengan :
a. Pasang NGT dan bilas lambung, bila racun tertelan kurang dari 4 jam. Bila perlu
cairan lambung dikirim ke Lab. Untuk analisa kimia. Kontra indikasi : bahan-bahan
korosif.
b. Pemberian Norit sesudah selesai bilas lambung.
c. Pemberian Luxan untuk mempercepat exkresi.
4. Perbaikan terhadap gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
5. Mempercepat / meningkatkan eliminasi racun dari tubuh :
a. Diuresis paksa : diexkresi melalui ginjal, tidak ada shock dan payah jantung, serta
fungsi ginjal masih lumayan bisa dilakukan loading test, pada anak : 20 cc / kg
BB dalam 1 jam.
b. Dialisis peritoneal dikonsulkan tim ginjal dan pasien dirawat di ruang dialisis.
c. Hemodialisis.
lihat tabel I
1
TABEL II
GEJALA KERACUNAN DENGAN TINDAKAN TERAPINYA
Korosif
Asam dan basa Simtomatik : Beri susu.
kuat ( HCL, Bila tertelan dalam larutan
H2SO4, KOH, pekat, jangan melalukan
NaOH ) bilas lambung.
2
Asam borat 15 g Muntah, diare, sakit kepala, Simtomatik, diuresis
tidak tenang, rash erithemateus. paksa.
3
Insektisida Setiap dosis Keracunan lewat oral, muntah, Bersihkan jalan
Golongan berbahaya diare, hipersalivasi, nafas. Berikan segera
2 mg
organofosfat bronkokonstriksi, keringat atropin sulfat IV diulang
misalnya, DDVP, banyak, miosis, bradikardi tiap 10 15 menit sampai
diazinon, malation (kadang kadang takikardi ) ; terlihat muka merah,
dan paration tensi menurun, kejang atau
paralysis. hipersalivasi berhenti dan
Depresi nafas. bradikardi berubah
menjadi takikardi dan
kulit tidak berkeringat
lagi.
Observasi penderia terus
menerus dan bila gejala
kembali, ulangi
pemberian atropin..
Berikan juga pralidoksim
1000 mg IV perlahan
lahan , bila ada.
4
Karbon- Sakit kepala, koma, depresi Pernafasan buatan dengan
Monoksida nafas dan syok.. O2 murni dibawah tekanan
(oronasal mask )
Codein ( opiat Mual, muntah, pusing, kulit Bila ada depresi nafas
lain ) dingin, pupil kecil. Depresi berikan nalokson HCL 5
nafas, koma. 10 mg.
Bila tidak ada depresi
nafas simtomatik saja.
5
Natrium fluorida Kolik usus, muntah, diare, Berikan infus glukosa 5 %
( racun kecoa ) kejang tetaniform (chosteks dan CaCL210 % IV( bisa
sign) ; paralis pernafasan diulang )
Simtomatik, berikan AL-
hidroksida gel secara oral.
6
Tingtur yodium
Tingtur yodium 30 60 ml Bila pekat bersifat korosif, Berikan air tajin dan susu
pekat Hipotensi, takikardi, delirium, dengan segera. Bilas
stupor, nefritis lambung dengan larutan
Na tiosulfat 10 %.
Keracunan ( tambahan )
1. Terapi Simptomatik :
a. Airway : Membebaskan jalan nafas
b. Sirkulasi : IVFD atasi shock, kalau perlu digitalis dan diuertik jika ada payah
jantung. Hati-hati ada payah ginjal mendadak.
2. Terapi spesifik :
a. Menghilangkan racun : cuci dengan air dan sabun.
b. Mengeluarkan racun dari saluran pencernaan : bilasan lambung kecuali pada
keracunan bahan korosif, air keras asam/basa pekat.
( minyak tanah )
- Strihnin
- Bila ada kejang
3. Tindakan Detoksikasi :
a. Keracunan sianida : Amiliantrit, Sodium tiosulfat
b. Keracunan meramik/organofosfat : Atropin
c. Keracunan narkotik : Narcan
d. Keracunan garan barin : Sodium sulfat
e. Keracunan alkoloid belladonna : Fisostigmin
f. Keracunan logam berat : BAL
g. Keracunan methegobulinamine : Biru metilin
h. Keracunan Wartorin : Vitamin K
i. Keracunan methanol : Etmol
5. Dialisis :
Indikasi : Bila racun mencapai dosis lethal
a. Metabolit zat racun bersifat lebih toksik
b. Shock, kerusakan hati atau payah ginjal
c. Kedaruratan bayi ( neonatus )
d. Kedaruratan obsgyn
7
8